ANAVA 2 JALUR
A. DASAR TEORI
1. Analisis variansi 2 jalur
Analisis varian satu jalan dapat digunakan untuk membandingkan beberapa ratarata yang berasal dari beberapa kategori atau kelompok untuk satu variabel perlakuan.
Keuntungan teknik analisis varian adalah memungkinkan untuk memperluas analisis
pada situasi dimana hal-hal yang diukur dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel,
misalnya:
a. Kita membandingkan jumlah kilometer per satuan waktu dari bahan bakar yang
diberi tambahan dua jenis zat aditif pada tiga jenis mobil.
b. Kita membandingkan efek dua jenis program pelatihan dan frekuensi sesi-sesi
pelatihan terhadap produktivitas kerja.
c. Kita membandingkan perbedaan-perbedaan harga di antara tiga supermarket
menurut jenis-jenis produk.
Contoh di atas menggambarkan analisis varian dua jalur dimana perhatian
ditujukan kepada efek-efek interaksi (interaction effect) dari dua variabel perlakuan
maupun efek-efek utama (main effect) atau efek mandiri dari masing-masing
perlakuan. Dengan kata lain, yang menjadi perhatian adalah apakah variabel
perlakuan tersebut bekerja sendiri atau menghasilkan perbedaan pada ukuran yang
terikat. (Sarwoko, 2007: 138-139)
Anava faktorial atau sering juga disebut anava ganda adalah teknik statistika
parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara kelompok-kelompok data
yang berasal dari 2 variabel bebas atau lebih. Lebih lanjut Mario F.Triola menyatakan
key concept the methode of two-way analysis of variance which is used with data
partitioned into categories according to two factors. The methode of this section
requires that we begin by testing for an interraction between the two factors, then test
to determine whether the row factor has an effect and also test to determine whether
the column factor has effect. Atau dapat diartikan bahwa konsep kunci dari metode
analisis dua jalur adalah data ynag digunakan dibagi menjadi kategori berdasarkan
dua faktor. Metode ini mengahruskan kita memulai dengan pengujian untuk interaksi
dua faktor kemudian melakukan pengujian untk menentukan apakah faktor baris dan
faktor kolom saling berpengaruh. Mark L.Berenson, David M.Levine dan Thimothy
1
ANAVA 2 Jalur
C.Krehbiel juga berpendapat two way anova to analyze data from a two factor
factorial design yang dapat diartikan anova dua jalur digunakan untuk menganalisa
data dari dua faktor.
Keuntungan penggunaan anava faktorial adalah peneliti dpaat memanipulasi 2
variabel bebas atau lebih secara serempak. Dengan cara seperti ini peneliti dapat
melihat pengaruh dari bermacam-macam variabel bebas terhadap variabel terikat baik
secara terpisah (mandiri) maupun gabungan (interaksi). Keuntungan ynag lain adalah
anava faktorial memiliki taraf presisi (ketepatan) yang lebih tajam dibanding anava 1
jalur. Macam-macam anava faktorial:
a. Anava fakroial 2 jalur
b. Anava faktorial 3 jalur yang digunakan untuk menguji perbedaan kelompokkelompok data interval yang berasal dari 2 variabel bebas.
Prosedur perhitungan pada anava faktorial 2 jalur
1. Menghitung jumlah kuadrat total
, dan dalam kelompok
a.
b.
=[
] - SK
c.
=[
] - SK
d.
=[
e.
, antar A
] - SK
b.
c.
d.
, interaksi AB
a.
, antar B
antar A
, antar B
, interaksi
, antar B
, interaksi AB
ANAVA 2 Jalur
4. Menghitung rasio
a.
b.
c.
, dan
Keterangan :
: mean square error pada ANAVA
dan
| >
B. PERMASALAHAN
Data berjumlah 65 dikutip dari skripsi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro atas nama
Aji Anugrah Wijaya dengan judul Pengaruh Pembelajaran Aktif Dengan Strategi Who
ANAVA 2 Jalur
Wants To Be Smart Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika Kelas X Di SMK Negeri 1 Blitar.
85
63
80
60
68
63
60
68
45
75
50
65
58
38
40
73
78
55
60
80
68
98
50
53
73
73
73
40
75
55
73
80
33
63
78
60
95
23
55
68
68
73
23
55
60
78
53
38
68
78
80
78
50
68
90
88
78
60
70
93
78
58
60
75
78
Data tersebut akan digunakan untuk melakukan anava 2 jalur dan post hoc test.
C. PEMBAHASAN
1. Anava 2 jalur
Seorang guru melakukan penelitian untuk menguji hipotesis tentang model
pembelajaran dan pemberian motivasi terhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Sebuah sampel yang terdiri atas 65 siswa
diambil dan dimasukkan ke dalam masing-masing model pembelajaran. Model
pembelajaan digunakan sebagai variabel bebas A yang dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu kategori A1 disampaikan dengan menggunakan model MPL dan A2 disampaikan
dengan menggunakan metode MPK. Sedangkan pemberian motivasi merupakan
variabel bebas B yang juga dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori B1 dengan
pemberian motivasi yang tinggi dan B2 dengan pemberian motivasi yang rendah. Pada
akhir eksperimen siswa di uji dengan menggunakan instrumen yang sama. Hasil
belajar mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik yang merupakan variabel terikat
sebagai akibat dari 2 variabel bebas ditunjukkan oleh data berikut:
ANAVA 2 Jalur
Model
Pembelajaran
Pemberian Motivasi
Motivasi rendah
Motivasi tinggi
85
63
50
73
68
65
78
98
73
80
73
73
60
68
78
95
73
53
78
78
80
88
78
63
60
58
80
68
58
55
50
40
33
23
23
MPL
38
50
60
60
60
75
68
75
40
80
45
38
60
53
75
73
55
78
68
60
63
55
55
68
68
78
90
93
78
MPK
70
Dari data di atas dibuat tabel kerja anava 2 jalur sebagai berikut:
Total
85
7225
65
4225
150
11450
63
3969
78
6084
141
10053
50
2500
98
9604
148
12104
73
5329
73
5329
146
10658
68
4624
80
6400
148
11024
73
5329
95
9025
168
14354
73
5329
73
5329
146
10658
60
3600
53
2809
113
6409
68
4624
78
6084
146
10708
78
6084
78
6084
156
12168
80
6400
58
3364
138
9764
88
7744
80
6400
168
14144
78
6084
68
4624
146
10708
63
3969
58
3364
121
7333
ANAVA 2 Jalur
Total
60
Jumlah
3600
55
3025
115
6625
50
2500
50
2500
40
1600
40
1600
33
1089
33
1089
23
529
23
529
23
529
23
529
1060
76410
1259
87997
2319
164407
38
1444
75
5625
113
7069
50
2500
68
4624
118
7124
60
3600
75
5625
135
9225
60
3600
40
1600
100
5200
60
3600
80
6400
140
10000
45
2025
73
5329
118
7354
38
1444
55
3025
93
4469
60
3600
78
6084
138
9684
53
2809
68
4624
121
7433
75
5625
60
3600
135
9225
63
3969
78
6084
141
10053
55
3025
90
8100
145
11125
55
3025
93
8649
148
11674
68
4624
78
6084
146
10708
68
4624
68
4624
70
4900
70
4900
Jumlah
918
54414
1011
75453
1929
129867
Total
1978
130824
2270
163450
4248
294274
ANAVA 2 Jalur
6. Menghitung jumlah kuadrat total
, antar A
, antar B
, interaksi AB
= 18045504 -
= 18045504 277623,1
= 16650,86
g.
=[
=[
] - SK
] SK
=[
=[
] - SK
] SK
=[
=[
] - SK
(
] - 277623,1 (-80,029)
=
= 16650,86 (61,876 + 141,905 + 2012,69)
= 16650,86 2216,47
= 14434,39
ANAVA 2 Jalur
= 64 ( 1 + 1 + 1 )
= 61
8. Menghitung rata-rata kuadrat antar A
dan dalam kelompok
e.
antar A
, antar B
, antar B
, interaksi AB
, interaksi AB
=
=
=
f.
=
=
= 141,91
g.
=
=
= 2012,69
h.
=
=
= 236,63
ANAVA 2 Jalur
9. Menghitung rasio
d.
, dan
=
=
= 0,27
e.
=
=
= 0,6
f.
=
=
= 8,51
10. Melakukan uji signifikansi pada semua harga F
a. Berdasarkan hasil hitung dapat diperoleh harga = 0,27 dengan menggunakan
= 1 dan
= 61, harga teoritis yang diperoleh dari tabel daftar I yang
dikutip dari buku Metode Statistika yang ditulis oleh Sudjana adalah 7,08 pada
taraf kesalahan 1% dan 4 pada taraf kesalahan 5%. Harga = 0,27 lebih kecil dari
harga F tabel pada kesalahan 5% maupun F tabel pada kesalahan 1%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
dan Pengukuran Listrik dengan menggunakan MPL (
dan MPK
(
terdapat perbedaan yang non signifikan (tidak ada perbedaan).
b. Berdasarkan hasil hitung dapat diperoleh harga = 0,6 dengan menggunakan
= 1 dan
= 61, harga
teoritis yang diperoleh dari tabel daftar I yang dikutip
dari buku Metode Statistika yang ditulis oleh Sudjana adalah 7,08 pada taraf
kesalahan 1% dan 4 pada taraf kesalahan 5%. Harga = 0,6 lebih kecil dari harga
F tabel pada kesalahan 5% maupun F tabel pada kesalahan 1%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar dan
Pengukuran Listrik dengan pemberian motivasi tinggi (
dan
pemberian motivasi rendah (
terdapat perbedaan yang non signifikan
(tidak ada perbedaan).
c. Berdasarkan hasil hitung dapat diperoleh harga
= 8,51 dengan menggunakan
= 1 dan
= 61. Harga
teoritis yang diperoleh dari tabel daftar I yang
dikutip dari buku Metode Statistika yang ditulis oleh Sudjana adalah 7,08 pada
taraf kesalahan 1% dan 4,00 pada taraf kesalahan 5%. Harga
= 8,51 lebih
besar dari harga F tabel pada kesalahan 5% maupun F tabel pada kesalahan 1%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik bila ditinjau secara bersama-sama
(berinteraksi) antara jenis model pembelajaran dan jenis pemberian motivasi
tinggi terdapat perbedaan yang sangat signifikan (tidak ada perbedaan).
ANAVA 2 Jalur
11. Harga yang sudah diperoleh dari perhitungan ANNAVA dua jalur dapat dibuat tabel
seperti berikut:
Sumber
Antar A
Antar B
Interpretasi
16650,86
141,91
3,99 (5%)
Non signifikan
7,01 (1%)
Non signifikan
3,99 (5%)
Non signifikan
7,01 (1%)
Non signifikan
0,27
141,91
0,6
3,99 (5%)
Antar AB
2012,69
2012,69
8,51
7,01 (1%)
Dalam
14434,39
61
236,63
Sangat
signifikan
Sangat
signifikan
Total
85
7225
65
4225
150
11450
63
3969
78
6084
141
10053
50
2500
98
9604
148
12104
73
5329
73
5329
146
10658
68
4624
80
6400
148
11024
73
5329
95
9025
168
14354
73
5329
73
5329
146
10658
60
3600
53
2809
113
6409
68
4624
78
6084
146
10708
78
6084
78
6084
156
12168
80
6400
58
3364
138
9764
10
ANAVA 2 Jalur
Total
Jumlah
Jumlah
88
7744
80
6400
168
14144
78
6084
68
4624
146
10708
63
3969
58
3364
121
7333
60
3600
55
3025
115
6625
50
2500
50
2500
40
1600
40
1600
33
1089
33
1089
23
529
23
529
23
529
23
529
1060
76410
1259
87997
2319
164407
38
1444
75
5625
113
7069
50
2500
68
4624
118
7124
60
3600
75
5625
135
9225
60
3600
40
1600
100
5200
60
3600
80
6400
140
10000
45
2025
73
5329
118
7354
38
1444
55
3025
93
4469
60
3600
78
6084
138
9684
53
2809
68
4624
121
7433
75
5625
60
3600
135
9225
63
3969
78
6084
141
10053
55
3025
90
8100
145
11125
55
3025
93
8649
148
11674
68
4624
78
6084
146
10708
68
4624
68
4624
70
4900
70
4900
918
54414
1929
129867
1011
75453
11
ANAVA 2 Jalur
Total
Total
1978
130824
2270
163450
4248
294274
12
ANAVA 2 Jalur
Hubungan
Df
MS
61,88
0,23
Error
63
263,32
Total
64
Antar a
SS
Interpretasi
Antar b
13
ANAVA 2 Jalur
Hubungan
SS
Df
MS
Antar b
141,91
141,91
0,54
Error
16508,98
63
262,05
Total
16650,86
64
Interpretasi
Antar a
a. Uji HSD
HSD0,05 digunakan untuk menguji perbedaan dari keempat perlakuan di atas. Harga
dengan jumlah perlakuan 3 dan
, dari tabel q dan interpolasi didapatkan
harga q sebesar 3,40.
1. Beda [MPL]] vs [MPK]
|
14
ANAVA 2 Jalur
Beda antar
Besar beda
interpretasi
MPL vs MPK
1,96
Non sig
MR vs MT
2,96
Non sig
b. Uji LSD
LSD0,05 digunakan untuk menguji perbedaan dari keempat perlakuan di atas. Harga
dengan jumlah perlakuan 3 dan
, dari tabel q dan interpolasi didapatkan
harga q sebesar 3,40.
1. Beda [MPL] vs [MPK]
|
15
ANAVA 2 Jalur
Beda antar
Besar beda
interpretasi
MPL vs MPK
7,72
8,08
Non sig
MR vs MT
13,29
10,5
Signifikan
Motivasi
1.00
MPL
35
2.00
MPK
30
1.00
motivasi
31
rendah
2.00
motivasi tinggi
34
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Hasil belajar Pengukuran Listrik
Model
Pembel
ajaran
Motivasi
Mean
MPL
motivasi rendah
70.6667
10.36248
15
motivasi tinggi
62.9500
21.45123
20
Total
66.2571
17.78688
35
motivasi rendah
57.3750
10.78193
16
motivasi tinggi
72.2143
13.71231
14
Total
64.3000
14.18146
30
motivasi rendah
63.8065
12.40274
31
motivasi tinggi
66.7647
18.98494
34
Total
65.3538
16.12978
65
MPK
Total
Std. Deviation
df1
df2
Sig.
16
ANAVA 2 Jalur
4.278
61
.008
Squares
df
Mean Square
Sig.
738.824
3.122
.032
276451.276
276451.276
1168.288
.000
Mdel
64.725
64.725
.274
.603
Mtvas
202.445
202.445
.856
.359
2030.250
2030.250
8.580
.005
Error
14434.390
61
236.629
Total
294274.000
65
16650.862
64
Corrected Model
Intercept
Mdel * Mtvas
Corrected Total
2216.471
Pembel
ajaran
Mean
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
MPL
66.808
2.627
61.555
72.062
MPK
64.795
2.815
59.166
70.423
2. Motivasi
Dependent Variable:Hasil belajar Pengukuran Listrik
95% Confidence Interval
Motivasi
Mean
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
motivasi rendah
64.021
2.764
58.493
69.548
motivasi tinggi
67.582
2.680
62.223
72.942
17
ANAVA 2 Jalur
Model
Pembel
ajaran
Motivasi
MPL
motivasi rendah
70.667
3.972
62.725
78.609
motivasi tinggi
62.950
3.440
56.072
69.828
motivasi rendah
57.375
3.846
49.685
65.065
motivasi tinggi
72.214
4.111
63.993
80.435
MPK
Mean
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
18
ANAVA 2 Jalur
E. KESIMPULAN
Dari perhitungan anava 2 jalur yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Jumlah kuadrat
a.
= 16650,86
b.
= 61,88
c.
= 141,91
d.
= 2012,69
e.
= 14434,39
2. Nilai derajat kebebasan
a.
= 64
b.
=1
c.
=1
d.
=1
e.
= 61
3. Nilai rata-rata kuadrat
a.
=
b.
= 141,91
c.
= 2012,69
d.
= 236,63
4. Nilai rasio
a.
b.
c.
= 0,27
= 0,6
= 8,51
19
ANAVA 2 Jalur
5. Uji HSD
[MPL] vs [MPK]
a. Beda
= 1,96
b.
= 17,86
[MR] vs [MT]
c. Beda
= 2,96
d.
= 13,29
6. Uji LSD
[MPL] vs [MPK]
a. Beda
= 7,72
b.
= 8,08
[MR] vs [MT]
c. Beda
= 13,29
d.
= 10,5
Tabel 1. Perbandingan nilai estimasi rata-rata () hasil perhitungan dan analisa program
SPSS 17
Nilai
Hasil
Perhitungan
SPSS
16650,86
61,88
141,91
2012,69
14434,39
61,88
64,73
141,91
202,45
2012,69
2030,25
236,63
14434
64
64
61
61
0,27
0,27
0,6
0,85
8,51
8,58
20
ANAVA 2 Jalur
Dari hasil perbandingan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan antara hasil perhitungan dan analisa program SPSS 17 pada nilai jumlah
kuadrat yakni hasil yang didapat dari pehitungan sedikit lebih besar dari hasil yang
didapat dari analisis SPSS. Untuk hasil post hoc tidak dapat ditampilkan karena
SPSS hanya bisa mengolah data dengan minimal 3 perlakuan. Sedangkan pada data
tugas 4b data yang digunakan hanya memiliki 2 perilaku beda.
21
ANAVA 2 Jalur
Daftar Pustaka
Basuki, Ismet. 2005. Handout 4 Mata Kuliah Statistika (Print Out Power Point).
Berenson, Mark L., Levine, David M., Krehbiel, Timothy C. 2012. Basic Business Statistic:
Concepts and Applications. New Jersey: Prentice Hall.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Triola, Mario. 2009. Elementary Statistics. New York: Addison Wesley.
Sarwoko : 2007 . Statistika Inferensi .
22