LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan pustaka
2.1.1 Proses pengeringan
Pengeringan adalah proses pemindahan atau pengeluaran kandungan air dari
suatu bahan hingga mencapai kandungan air tertentu agar kecepatan kerusakan bahan
dapat diperlambat. Proses pengeringan ini dipengaruhi oleh suhu, tekanan,
kelembaban udara lingkungan, kecepatan aliran udara pengering, kandungan air yang
diinginkan, energi pengering, dan kapasitas pengering. Pengeringan yang terlampau
cepat dapat merusak bahan, oleh karena permukaan bahan terlalu cepat kering
sehingga kurang bisa diimbangi dengan kecepatan gerakan air di dalam bahan yang
menuju permukaan bahan tersebut. Adanya pengeringan cepat menyebabkan
pengerasan pada permukaan bahan, selanjutnya air di dalam bahan tersebut tidak
dapat lagi menguap karena terhambat.Di sisi lain, operasional pengeringan dengan
suhu yang terlalu tinggi dapat merusak bahan. Pengaturan suhu dan lamanya waktu
pengeringan dilakukan dengan memperhatikan kontak antara alat pengering dengan
alat pemanas (baik itu berupa udara panas yang dialirkan maupun alat pemanas
lainnya).
Pengeringan
adalah
suatu
metode
untuk
mengeluarkan
atau
dan
kondisi
udara
pengering.
Oleh
karenanya
mekanisme
sumber panas dari radiant energy, misalnya alat pengering yang menggunakan
energi microwave untuk mengeringkan produk.
pengeringan tetap akan terjadi pada sejumlah massa bahan yang mengandung
1.
3. Titik C adalah titik kadar air kritis (critical moisture content). Titik kadar
air terendah di mana laju pergerakan air bebas dari dalam bahan ke permukaan bahan
sama dengan laju penguapan air maksimum dari permukaan bahan.
4.
menurun (falling rate period), periode ini terdiri dari dua bagian yaitu periode laju
pengeringan menurun pertama (first falling rate period) dan periode laju pengeringan
menurun kedua (second falling rate period). Di dalam periode laju pengeringan
menurun terdapat dua proses yaitu pergerakan air dari dalam bahan ke permukaan bahan
dan penguapan air dari permukaan bahan.
Untuk menentukan laju pengeringan menggunakan persamaan berikut :
N =
- Ls dx
.....................................................(2.1)
A dq
Dimana :
Ls = Berat bahankering(gram)
A = Luas permukaan (cm2)
x = Moisture content dry basis
= Waktu pengeringan
Broker dkk (1992) mengemukakan bahwa tekanan statik aliran udara pengeing yang
melalui tumpukan biji-bijian tergantung pada :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prinsip pengeringan
panas harus diberikan pada bahan, dan (2) air harus dikeluarkan dari bahan. Dua
fenomena ini menyangkut pindah panas ke dalam dan pindah massa ke luar.
Yang dimaksudkan dengan pindah massa adalah pemindahan air keluar
dari bahan pangan. Dalam pengeringan pangan umumnya diinginkan kecepatan pengeringan
yang
maksimum,
oleh
karena
itu semua
usaha
dibuat
dalam proses
pengeringan
langsung
dan
bahan
yang
dikeringkan,
sedangkan
Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
Air
menguap
melalui
permukaan
pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa
air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari
bahan tersebut.
akan
ga
menjenuhkan
kemampuannya
udara
untuk
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut
"Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah.
uap air
tersebut
pangan,
dari
permukaan
bahan
yang
akan
memperlambat
penghilangan air.
Apabila aliran udara disekitar tempat
pengeringan berjalan dengan baik, proses
pengeringan
akan semakin
cepat,
yaitu
d.tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung
dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar
maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung
uap air terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
Bahan
Logam
Perak (murni)
Tembaga (murni)
Alumunium (murni)
Nikel (murni)
Besi (murni)
Baja carbon, 1% C
Timbal (murni)
Baja krom-nikel (18% Cr, 8% Ni)
Bukan Logam
Kuarsa (sejajar sumbu)
Magnesit
Marmar
Batu pasir
Kaca, jendela
Kayu maple atau ek
Serbuk gergaji
Wol kaca
Zat Cair
Air raksa
Air
Ammonia
Minyak pelumas, SAE 50
Freon 12, CCl 2 F2
Gas
Hidrogen
Helium
Udara
Uap air (jenuh)
Karbondioksida
410
385
202
93
73
43
35
16,3
41,6
4,15
2,08-2,94
1,83
0,78
0,17
0,059
0,038
8,21
0,556
0,540
0,147
0,073
0,175
0,141
0,024
0,0206
0,0146
Saponin
Zat yang terkadung dalam bawang merah ini bisa membantu untuk mengencerkan dahak
ketika Anda terkena penyakit batuk. Dahak harus diencerkan karena dahak yang padat
akan mengganggu pernafasan dan juga membuat tenggorokan sakit ketika batuk.
Zat bawang merah ini merupakan apotik hidup yang sangat mujarab sebagai obat batuk.
Flavonglikosida
Zat yang terkadung bawang merah merah ini sangat ampuh untuk membunuh bakteri,
sehingga orang sering mempergunakan zat yang terkadung dalam bawang merah untuk
pengobatan luka dan infeksi agar tidak meradang. Zat dari bawang merah ini sangat
ampuh sebagai obat luka.
Minyak Atsiri
Minyak atsiri terkandung dalam bawang merah, manfaatnya adalah:
1. Minyak atsiri bawang merah ini memiliki aroma yang khas, jika dihirup bisa
menghilangkan pusing juga mengembalikan kesadaran ketika pingsan atau mabuk
perjalanan baik darat, laut,
maupun udara. Minyak atsiri bawang merah ini sangat cocok untuk dibawah dalam
perjalanan, karena minyak atsiri bawang merah ini berfungsi sebagai obat pencegah
mabuk darat, laut maupun udara.
2. Minyak atsiri bawang merah ini juga berguna untuk pemijatan saat mengeluarkan angin
dari perut dan melancarkan peredaran darah. Ketika anda masuk angin atau terkena
penyakit lain
akibat peredaran darah yang tidak lancar seperti haid yang tidak lancar pada wanita,
pemijatan dengan minyak atsiri bawang merah ini bisa dilakukan.
3. Selain itu minyak atsiri bawang merah juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka
lecet pada puting ibu menyusui dan minyak atsiri bawang merah ini juga busa untuk
mengobati wasir. Minyak atsiri bawang merah merupakan obat terbaik untuk mengobati
penyakit wasir.
Sikloaliin
Zat sikloaliin bawang merah ini sangat ampuh untuk menurunkan suhu tubuh. Zat
sikloaliin bawang merah ini memiliki kandungan yang sama dengan kandungan lainnya
pada bawang merah, yaitu metialiin, kuersetin, kaemfreol, dan floroglusin. Kelima zat
bawang merah tersebut adalah obat penurun panas atau suhu tubuh yang sangat ampuh.
Sehingga zat sikloaliin bawang merah ini dapat digunakan untuk obat demam. Zat
sikloaliin bawang merah adalah sejenis obat yang terkenal sebagai obat penuh panas yang
luar biasa.
Floroglusin
Zat floroglusin pada umbi bawang merah selain dapat menurunkan suhu tubuh, zat
floroglisin bawang merah ini juga bisa mencegah munculnya sel kanker dalam tubuh. Zat
floroglusin pada umbi bawang merah merupakan salah satu obat pencegah kanker yang
baik.
Dihidroaliin
Zat dihidroaliin bawang merah ini membantu melancarkan pengeluaran air seni bagi
orang yang bermasalah dengan buang air kecil. Berdasarkan uji klinis, zat dihidroaliin
pada bawang merah bisa mengatasi masalah penyakit kandungan air seni. Zat dihidroaliin
bawang merah ini banyak digunakan oleh orang yang bermasalah dengan buang air kecil.
Peptida
Peptida pada bawang merah sangat berguna juga untuk mengurangi kadar gula dalam
darah, sehingga dengan bawang merah anda juga bisa mengobati kencing manis atau
diabetes. Peptida pada bawang merah oleh para ahli dibuat menjadi obat diabetis.
2.3 Teori
2.3.1 Perpindahan Massa
Peristiwa yang terjadi selama proses pengeringan adalah proses perpindahan
panas yang mengakibatkan menguapnya air dari dalam jahe dan proses perpindahan
massa dimana sejumlah uap air dari dalam jahe ke udara. Besarnya jahe kering dengan
kadar tertentu dapat dicari dengan rumus sebagai berikut (Ir. Suharto, 1991 : 12) :
(100 m1 )
m jb
100
Keterangan:
= Massa bawang merah kering (kg)
m bk
= Kadar air awal bawang merah (%)
m1
M bs = Massa bawang merah basah (kg)
m jk =
2.3.2
yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu
perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas
yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat didefinisikan
sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain
akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme
perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.1.1. Perpindahan Kalor secara Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana
kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur
rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang
berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan
momentum.
Tpanas
Tdingin
Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada dinding (J.P. Holman,hal: 33)
Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah
berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut
Persamaan Dasar Konduksi :
.......(2.1)
Keterangan :
q
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
dT/dx = gradient temperatur kearah perpindahan kalor.konstanta positif k disebut
konduktifitas atau kehantaran termal benda itu, sedangkan tanda minus disisipkan agar
memenuhi hokum kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ketempat yang
lebih rendah dalam skala temperatur. (J.P. Holman, hal: 2)
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara laju
aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat pada
permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik dalam
suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier.
Dalam penerapan hokum Fourier (persamaan 2.1) pada suatu dinding datar, jika
persamaan tersebut diintegrasikan maka akan didapatkan :
...(2.2)
(J.P. Holman, hal: 26)
berubah
menurut
hubungan
linear
dengan
temperatur,
seperti
termal.
Persamaan
(2.1)
merupakan
persamaan
dasar
tentang
Konduktivitas termal
K
Bahan
W/m.C
Btu/h . ft . F
perak ( murni )
410
237
tembaga ( murni )
385
223
aluminium ( murni )
202
117
nikel ( murni )
93
54
besi ( murni )
73
42
Baja karbon, 1% C
43
25
Timbal (murni)
35
20,3
baja karbon-nikel
16,3
9,4
logam
( 18% cr, 8% ni )
bukan logam
kuarsa ( sejajar sumbu )
41,6
24
magnesit
4,15
2,4
marmar
2,08-2,94
1,2-1,7
batu pasir
1,83
1,06
Kaca, jendela
0,78
0,45
0,17
0,096
Serbuk gergaji
0,059
0,034
Wol kaca
0,038
0,022
Air-raksa
8,21
4,74
Air
0,556
0,327
Amonia
0,540
0,312
0,147
0,085
0,073
0,042
Hidrogen
0,175
0,101
Helium
0,141
0,081
Udara
0,024
0,0139
0,0206
0,0119
Karbon dioksida
0,0146
0,00844
Zat cair
Gas
(J.P.Holman, hal: 7)
2.1.2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran/ pencampuran dari
bagian panas ke bagian yang dingin. Contohnya adalah kehilangan panas dari radiator
mobil, pendinginan dari secangkir kopi dll. Menurut cara menggerakkan alirannya,
perpindahan panas konveksi diklasifikasikan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free
convection) dan konveksi paksa (forced convection). Bila gerakan fluida disebabkan
karena adanya perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, maka perpindahan
fluida disebabkan oleh gaya pemaksa / eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau
kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka
perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi paksa (forced convection).
q
m,cp
aliran
Tb1
Tb2
L
Tw
= Temperature Dinding ( oC , K )
= Temperature Sekeliling ( oC , K )
Dimana
= / = viskositas kinematik
Pengelompokan khas diatas disebut angka Reynolds dan angka ini tak
berdimensi apabila untuk semua sifat-sifat diatas digunakan perangkat satuan yang
konsisten ;
....(2.5)
Pada konveksi pelat rata akan mendingin lebih cepat dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 2.4 : perpindahan kalor secara konveksi pada suatu pelat rata
Keterangan :
2.1.4
Tw
= Temperature Dinding ( oC , K )
= Temperature Sekeliling ( oC , K )
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di
dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut.
Radiasi datang
Refleksi
absorpsi
Transmisi
Gambar 2.5. Perpindahan panas radiasi (J.P.Holman, hal: 343).
Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang dipindahkan
melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik Bila energi radiasi
menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan , sebagian diserap dan
sebagian diteruskan seperti gambar 2.3. Sedangkan besarnya energi :
Q pancaran AT 4 .............................................................................(2.6)
dimana : Q pancaran = laju perpindahan panas ( W)
2.2.
memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki perbedaan
temperature yaitu fluida yang bertemperatur tinggi kefluida yang bertemperatur rendah.
Perpindahan panas teesebut baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada
kebanyakan sistem kedua fluida ini tidak mengalami kontak langsung. Kontak langsung
alat penukar kalor terjadi sebagai contoh pada gas kalor yang terfluidisasi dalam cairan
dingin untuk meningkatkan temperatur cairan atau mendinginkan gas.
Alat penukar panas banyak digunakan pada berbagai instalasi industri, antara lain pada :
boiler, kondensor, cooler, cooling tower. Sedangkan pada kendaraan kita dapat
menjumpai radiator yang fungsinya pada dasarnya adalah sebagai alat penukar panas.
efektivitas
pertukaran
energi,
biasanya
bahan
2.2.1
kelompok yaitu :
Berdsarkan konstruksinya
1) Tabung (tubular)
2) Plate-Type
3) Extended Surface
4) Regenerative
Berdasarkan pengaturan aliran
1) Single Pass
2) Multi Pass
Bedasarkan jenis aliran
1) Aliran Berlawanan Arah (Counter Flow)
2) Alira Sejajar (Parallel Flow)
3) Aliran Silang (Cross Flow)
4) Aliran Terpisah (Split Flow)
5) Aliran Bercabang (Divide Flow)
Berdasarkan banyaknya laluan
1) Seluruh Cross-counter flow
2) Seluruh cross-parallel flow
3) Parallel counter flow
Berdasarkan mekanisme perpindahan panas
1) Konveksi satu fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)
2) Konveksi dua fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)
3) Kombinasi perpindahan panas
Berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama:
1) Exchanger: Memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida proses
(steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida proses, tetapi
merupakan utilitas).
.....(2.7)
Dimana: q = laju perpindahan panas ( watt )
= laju alir massa fluida ( kg/s )
c = kapasitas kalor spesifik ( j/kg0C )
T = suhu fluida ( 0C )
Dengan assumsi nilai kapasitas kalor spesifik ( cp ) fluida dingin dan
panas konstan, tidak ada kehilangan panas ke lingkungan serta keadaan steady
state, maka kalor yang dipindahkan :
......(2.8)
Dimana :
U = koefisien perpindahan panas secara keseluruhan ( W / m2.oC )
A = luas perpindahan panas (m2)
= T2 T4
dimana :
= T1 T3
dimana :
= T1 T4
= T2 T3
c ) Pertukaran panas dengan aliran silang ( cross flow )
Artinya arah aliran kedua fluida saling bersilangan. Contoh yang sering kita
lihat adalah radiator mobil dimana arah aliran air pendingin mesin yang
memberikan energinya ke udara saling bersilangan. Apabila ditinjau dari
efektivitas pertukaran energi, penukar kalor jenis ini berada diantara kedua
jenis di atas. Dalam kasus radiator mobil, udara melewati radiator dengan
temperatur rata-rata yang hampir sama dengan temperatur udara lingkungan
kemudian memperoleh panas dengan laju yang berbeda di setiap posisi yang
berbeda untuk kemudian bercampur lagi setelah meninggalkan radiator
sehingga akan mempunyai temperatur yang hampir seragam.
dimana :
= T1 T4
= T2 T3
2.3.
logam untuk mentransfer panas antara dua cairan. Ini memiliki keuntungan besar atas
suatu penukar panas konvensional dalam bahwa cairan yang terkena luas permukaan
jauh lebih besar karena cairan menyebar di plat. Ini memfasilitasi transfer panas, dan
sangat meningkatkan kecepatan perubahan suhu. Plat penukar panas yang sekarang
umum dan versi dibrazing sangat kecil yang digunakan dalam air panas bagian dari
jutaan kombinasi boiler.
Konsep di balik penukar panas adalah penggunaan pipa atau pembuluh penahanan lain
untuk panas atau dingin satu cairan dengan mentransfer panas antara itu dan cairan lain.
Dalam kebanyakan kasus, penukar terdiri dari pipa melingkar berisi satu fluida yang
melewati ruang berisi cairan lain. Dinding pipa biasanya terbuat dari logam, atau zat
lain dengan konduktivitas panas yang tinggi, untuk memfasilitasi pertukaran, sedangkan
casing luar ruang yang lebih besar adalah terbuat dari plastik atau dilapisi dengan isolasi
termal, untuk mencegah panas dari melarikan diri dari exchanger.
2.3.1
antara cairan menengah dan tekanan rendah. Dilas, semi-dilas dan penukar panas
dibrazing digunakan untuk pertukaran panas antara cairan bertekanan tinggi atau di
mana produk yang lebih kompak diperlukan.
Untuk konstruksi heat exchanger tipe plat yang dibuat, dapat ditunjukan pada
gambar dibawah;
jika dibandingakan
exchanger. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga
disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis
fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran
pasti
akan
terjadi.
memperngaruhi
Terjadinya
temperatur
pengotoran
fluida
mengalir
tersebut
juga
dapat
dapat
menganggu
menurunkan
atau
ataau
2.3.5.
......(2.17)
Panas
Metode NTU efektivitas merupakan metode yang berdasarkan atas efektifitas
penukar panas dalam memindahkan sejumlah panas tertentu. Metode NTU efektifitas
juga mempunyai beberapa keuntungan untuk menganalisa soal soal di mana harus
dibandingkan berbagai jenis penukar panas guna memilih jenis yang terbaik untuk
melaksanakan sesuatu tugas pemindahan panas tertentu. Efektifitas penukar panas
didefinisikan sebagai berikut [Holman, p. 498] :
Perpindahan panas sebenarnya dapat dihitung dari energi yang dilepaskan oleh
fluida panas atau energi yang diterima oleh fluida dingin.
Untuk penukar panas aliran searah :
..........(2.18)
Untuk penukar panas aliran lawan arah :
......(2.19)
sedangkan perpindahan panas maksimum dinyatakan sebagai :
.....(2.20)
Dimana :
mc =