ABSTRAK
Fermentasi merupakan degradasi anaerobik glukosa untuk memperoleh
energi dalam bentuk ATP. Bahan utama dalam proses fermentasi adalah glukosa
yang terlebih dahulu melewati proses glukolisis menjadi piruvat. Pengujian
dilakukan pada hari ke-0, hari ke-3, dan hari ke-7 pada larutan sukrosa 10%
yang telah ditambahkan khamir fermentatif. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa konsentrasi glukosa mengalami penurunan dari 1.0368 g/cm3 pada hari
ke-0 menjadi 1.0028 g/cm3 pada hari ke-7. Jumlah etanol secara nyata dan
teoritis berbeda sangat signifikan. Secara teoritis jumlah etanol sebesar 0.3363
(% b/v) sedangkan secara nyata sebesar 0.5549% (% b/v). Jumlah etanol
mengalami perubahan secara fluktuatif. Hari ke-0 sebesar -0.4199%, hari ke-3
-0.084%, dan hari ke-7 sebesar 0.5549%. Suhu, konsentrasi, tekanan, dan oksigen
berpengaruh terhadap proses fermentasi.
Kata kunci :
PENDAHULUAN
Fermentasi merupakan degradasi anaerobik glukosa untuk memperoleh
energi dalam bentuk ATP (Lehninger 1982). Fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik tanpa akseptor dan elektron eksternal (Winarno 1973). Bahan
utama dalam proses fermentasi adalah glukosa yang terlebih dahulu melewati
proses glukolisis menjadi piruvat. Jika dalam keadaan tanpa atau kurang oksigen
piruvat direduksi menjadi etanol dan laktat. Proses tersebut dinamakan glikolisis
anaerobik. Glikolisis anaerobik ada 2 jenis yaitu fermentasi asam laktat dan
fermentasi alkohol (Lehninger 1982).
Proses fermentasi sukrosa menjadi etanol dapat dilakukan oleh
mikroorganisme Saccharomyces cereviseae yang termasuk golongan khamir.
Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat metabolismenya,
yaitu kelompok fermentatif dan kelompok oksidatif. Khamir fermentatif dapat
melakukan fermentasi alkohol, yaitu memecah glukosa melalui jalur glikolisis
dengan reaksi sebagai berikut (Koolman 2002):
C6H12O6
2 C2H5OH
+
2 CO2
glukosa
etanol
Aktivitas mikroba dalam fermentasi terbagi menjadi empat, yaitu
pertumbuhan, asimilasi, biosintesa, dan disimilasi. Pertumbuhan mengarah pada
perubahan ukuran sel mikroorganisme dalam suatu koloni. Asimilasi adalah
aktivitas transformasi berbagai komponen substrat ke dalam bahan sel yang
berfungsi memberikan bahan-bahan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
aktivitas hidup lainnya. Biosintesa adalah pembentukan senyawa kompleks di
dalam sel dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan pemeliharaan aktivitas
hidup normal. Disimilasi terjadi di dalam sel dan hasilnya dilepaskan ke media
lingkungannya, senyawa yang terlibat adalah senyawa yang terdapat di dalam sel.
Aktivitas mikroorganisme dalam fermentasi tersebut bergantung pada suhu, pH,
tekanan, oksigen, dan konsentrasi substrat (Winarno 1973).
Praktikum ini bertujuan mengetahui sukrosa yang terpakai pada proses
fermentasi dan menghitung jumlah alkohol yang terbentuk sebagai produk
fermentasi sukrosa tersebut oleh ragi.
METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Departemen Biokimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Waktu pelaksanaan pada hari Jumat, 17 Oktober 2014 pukul 13.00-16.00 WIB.
Alat dan Bahan
Praktikum kali ini menggunakan peralatan berupa tabung reaksi, rak tabung
reaksi, penangas air, botol kaca besar dan kecil, penutup air lock, pipet mohr 5 ml,
hidrometer, pipet mohr 0.1 ml, neraca, dan spektrofotometer. Bahan-bahan
praktikum meliputi ragi komersial (Saccharomyces cerevisiae), reagen glukosa,
larutan sukrosa 10% (b/v), natrium disulfida, akuades, dan larutan glukosa 0.5%.
dalam freezer atau lemari pendingin. Sementara itu, botol kaca besar yang berisi
sisa larutan ditutup dengan tutup botol air lock dan disimpan di dekat jendela pada
suhu ruang.
Pembuatan kurva standar glukosa. Menggunakan larutan standar
glukosa 0.5% (b/v) yang diencerkan 1/2, 1/4, 1/8, dan 1/16 kali. Larutan-larutan
yang telah diencerkan tersebut kemudian diambil sebanyak 50 L masing-masing
dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bersih lalu ditambahkan 2.5 mL reagen
glukosa. Larutan dikocok dengan baik, lalu dididihkan dalam penangas air selama
10 menit, kemudian didinginkan di dalam gelas piala berisi air selama 2-3 menit.
Larutan-larutan tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm. Kemudian dapat ditentukan
persamaan garis dan kurva standar antara konsentrasi glukosa dengan
absorbansinya.
Pada hari ke-3 setelah percobaan, larutan yang berada pada botol kaca
besar diambil sebanyak 2.5 mL dan dimasukkan ke dalam botol kecil yang
kemudian diberi label hari ke-3 lalu botol kecil tersebut disimpan di dalam
lemari pendingin. Pada hari ke-7 setelah percobaan, larutan yang berada di dalam
botol kaca besar kembali diambil sebanyak 2.5 mL dan dimasukkan ke dalam
botol kecil yang kemudian diberi label hari ke-7. Larutan yang masih berada di
dalam botol kaca besar kemudian diukur bobot jenisnya dengan menggunakan
hidrometer.
Perhitungan fermentasi. Botol berlabel hari ke-0 dan hari ke-3
dikeluarkan dari lemari pendingin dan dibiarkan selama beberapa saat.
Selanjutnya, sampel yang berada dalam botol berlabel hari ke-0, hari ke-3,
dan hari ke-7 diencerkan dengan pengenceran 10, 20, dan 40 kali. Pada
pengenceran 10 kali untuk sampel hari ke-0, sebanyak 1 mL sampel dari botol
tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
9 mL akuades. Pada pengenceran 20 kali, larutan dengan pengenceran 10 kali
diambil sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 5 mL akuades. Sedangkan pada pengenceran 40 kali, larutan dengan
pengenceran 20 kali diambil sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan 5 mL akuades. Setelah ketiga sampel diencerkan,
dengan
menggunakan
akan
menghambat jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber karbon yang
ada akan digunakan melalui jalur respirasi. Jika tidak ada oksigen, maka S.
cerevisiae akan bersifat fermentatif (Ilmi 2009).
Percobaan ini menggunakan konsentrasi sukrosa 10% karena menurut
Hidayat (2006), konsentrasi maksimum sukrosa adalah 50 g/L. Penambahan
natrium disulfida pada larutan sebagai anti jamur karena adanya sulfur yang
menghambat pertumbuhan organisme lain. Pendinginan dalam fermentasi
dilakukan sebagai upaya mencegah adanya pertumbuhan mikroorganisme pada
senyawa tersebut (Hidayat 2006). Pengukuran bobot jenis pada hari ke-0 dan ke-7
percobaan menunjukkan penurunan nilai bobot jenis yakni dari 1.0368 g/cm3
menjadi 1.0028 g/cm3 ditunjukkan pada Tabel 1. Hal ini menunjukkan adanya
pengurangan kandungan sukrosa karena telah mengalami proses perubahan
menjadi etanol. Apabila proses tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama maka
kandungan sukrosa akan berkurang sehingga dapat menimbulkan efek
memabukkan pada manusia yang mengkonsumsinya.
Tabel 1 Hasil pengukuran bobot jenis
Sampel
Hari ke-0
Hari ke-7
Suhu sampel
(
30.0
29.5
Suhu
hidrometer (
27.5
27.5
BJ terukur
(g/cm3)
1.0360
1.0020
BJ terkoreksi
(g/cm3)
1.0368
1.0028
10-3
FK =
10-3 = 8.3334
10-4
BJ terkoreksi = BJ terukur + FK
BJ terkoreksi = 1.0360 g/cm3 + 8.3334
10-4
[glukosa] (%b/v)
Absorbansi
Blanko
1/16
1/8
1/4
1/2
0.0000
0.0625
0.1250
0.2500
0.5000
0.0000
0.1910
0.9690
1.8350
2.2290
Absorbansi
terkoreksi
0.0000
0.1910
0.9690
1.8350
2.2290
Aterkoreksi
2.5
y = 0.3002 + 4.2913x
R = 0,8774
2
1.5
1
0.5
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
[glukosa] (%b/v)
0.5
0.6
FP
Blanko
Hari ke-0
1
10
20
40
1
10
20
0.000
3.000
0.438
0.197
0.105
2.255
0.214
0.094
Hari ke-3
[glukosa]
(%b/v)
[glukosa]
terkoreksi
(%b/v)
0.6291
0.0321
-0.0240
-0.0455
0.4555
-0.0201
-0.0489
6.291
0.321
-0.240
-0.455
4.555
-0.201
-0.489
[glukosa]
rata-rata
[etanol]
(%b/v)
5.9170
-0.419
3.2890
-0.084
Lanjutan Tabel 3
Hari ke-7
40
1
10
20
40
0.053
0.548
0.038
0.024
0.014
-0.0576
0.0577
-0.0611
-0.0644
-0.0667
-0.576
0.577
-0.611
-0.644
-0.667
-1.3550
0.5549
Contoh perhitungan (data yang digunakan ialah sampel pada hari ke-0 dengan FP
10)
Persamaan kurva standar :
= a + bx
= 0.3002 + 4.2913 x
[Glukosa]terkoreksi = [Glukosa] x FP
= 0.0321 x10 = 0.321
1. Penentuan mol sukrosa
Sukrosa 10% dalam 500 mL
[Sukrosa] =
x 100%
10%
x 100%
msukrosa
= 50 gram
= 0.1462 mol
= 0.0321% b/v
=
= 2.6316 %
3. Glukosa 2 etanol + CO2
Mol etanol = x mol glukosa
=
= 0.3363 %
4. Jumlah etanol hasil fermentasi
Sampel hari ke-0
etanol hari ke-0 =
x [etanol] teori
x [etanol] teori
x [etanol] teori
cerevisiae.