Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
TAMBAHAN :
Manusia senatiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang memiliki
konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Dilema etika (ethical dilemma) berasal
dari pilihan yang membawa kebaikan pada satu pihak, ternyata tidak membwa kebaikan pada
pihak lain.
Etika profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar prinsip-prinsip moral meliputi
standar perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik.
Pada sebagian besar negara bagian, CPA merupakan satu-satunya profesi yang diberi
wewenang untuk menandatangani laporan audit. Etika profesional diberlakukan lebih ketat
dibandingkan dengan kewajiban hukum bagi para anggota profesi yang secara sukarela
menerima perilaku profesional. Proyek visi CPA telah mengindentifikasi lima nilai inti berikut
yang berkaitan dengan profesi CPA, yaitu :
Kompetensi
Integritas
Objektivitas
Seorang internal audit yang profesional akan selalu berusaha untuk mencapai hasil terbaik
dalam segala hal yang ia kerjakan. Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman internal auditor dalam
melakukan pengungkapan adalah sebagai berikut :
1.
Pusatkan perhatian pada berbagai perbaikan atau kemajuan operasional yang telah di
capai dan berikan pengungkapan yang terperinci, terutama sekali kepada auditee dan
pihak lain yang secara langsung berkepentingan terhadap tindakan korektif.
2.
Berbagai jaminan yang diberikan kepada manajemen yang memiliki tingkatan yang lebih
tinggi daripada auditee terutama sekali harus di dasarkan pada kondisi yang diharapkan
dari area yang ditinjau apabila tindakan korektif akan dilaksanakan, hindari pengungkapan
berbagai temuan audit yang akan merugikan auditee
3.
Bila dukungan manajemen senior terhadap fungsi audit tergantung pada sikap yang
ditunjukka oleh manajemen pada tingkatan yang lebih rendah, internal auditor harus
menghindari keterlibatan dalam pengevaluasian pelaksanaan kegiatan manajerial
yang akan menyebabkan auditee menunjukkan sikap defentif.
4.
Pengungkapan yang dilakukan kepada manajemen senior dan dewan komisaris harus
dibatasi sehingga hanya meliputi gambaran tentang program audit dan berbagai hasil
umum yang telah di capai.
5.
Jangan pernah mengungkapkan berbagai temuan audit secara terperinci agar internal
auditor mendapat nilai dengan mengorbankan auditee dan manajemen operasional. Bila
pengungkapan terpaksa harus dilakukan, internal auditor harus berusaha untuk
menampilkan hasil-hasil audit sebagai hasil yang dicapai oleh manajemen dan internal
auditor secara bersama-sama.
6.
7.
Melihat resiko bawaan dari rekening tersebut, apakah besaran rekening material / tidak.
Selain itu, dapat dihubungkan dengan lingkungan bisnis entitasnya. Ex : perusahaan
manufaktur akan cenderun memiliki rekening inventory yang perlu perhatian khusus
karena kompone utama dalam neraca
Melihat resiko pengedalian, kita dapat melihat dari penerapan pengendalian yang sudah
dilakukan oleh manajemen apakah sudah baik terhadap suatu rekening atau belum. Maka
auditor dapat meletakkan kepercayaan apabila pengendalin manajemen yang dilakukan
sudah baik terhadap rekening tersebut.