Resensi Buku
Resensi Buku
(Abu Ridho)
1. Hubungan Intergral Dakwah dan Siasah
Bagian ini membahas isu yang sebetulnya bukan barang baru bagi Islam, yakni
INTEGRALITY ISLAM, Dakwah ISLAM mencakup dan meliputi seluruh bidang,
dan relung-relung kehidupan manusia, baik secara Individu maupun Sosial. Dan
Jelas, Dakwah punharus sampai pada ruang sosial, politik, ekonomi dan lintasan
sejarah.
Argumentasi:
- sepanjang sejarah, agama Allah ditegakkan oleh para Nabi dan Rasul-Nya lalu
melahirkan peradaban-peradaban besar.
- Penulis buku tersebut mengutip pandangan paradoksal A. Toynbee: bahwa
semua peradaban besar pada dasarnya berorientasi pada agama, tetapi
berangsur-angsur terjadi pemecahan/pemisahan keagamaan terhadap sejumlah
persoalan sosial dan siasah.
- Namun, ada yang unik dalam Islam; bukti sejarah akan Piagam Madinah
(Mitsaq Madinah) membuat para pemikir jadi berpikr bahwa Islam begitu modern
sejak Nabi Muhammad
SAW. Penulis buku mengutip pandangan D. B. Mac Donald yang mengatakan
bahwa Di Madinah telah terbentuk negara Islam pertama dan telah diletakan
dasar-dasar siasah bagi perundang undangan Islam. Kemudiaan pandang
Thomas W. Arnold Di negara Madinah itu Nabi Muhammada saw berperan
sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin negara.
- Penulis buku lalu, diakhir penulisan bagian pertamanya ini menyadarkan akan
KEMUNDURAN Umat ini, peradaban Islam saat ini terkapar dalam pusaran
arogansi peradaban materialistik (Istilah Imam Hasan Al-Banna, Majmuah Rosail,
menyebut peradan materialistik tersebut dengan adidaya kekuatan thaghut).
Lalu, penulis kembali mewantiwanti akan ganguagan dan peperangan Islam
dengan Ahll Kitab yang hendak menjegal perjalanan Umat ini untuk membangun
kembali Integralitas Islam dengan menyamaikan
Firman Allah, Q. S. Al-Baqoroh ayat 109 dan Al-Baqoroh ayat 217.
2. Agenda Perubahan
Tesis statement bagian kedua ini kira-kira berikut: Secara umum agenda
perubahan yang dicanangkan gerakan dakwah harus bertumpu (bertitik tolak)
pada pembangunan sumber daya manusia.
Argumentasi:
- Lima ayat suarat pertama (Al-alaq) yang disampaiakan Allah pada Nabi
Muhammad secara mendasar berkenaan dengan pembangunan kualitas
manusia. Kesadaran sejati untuk membangun manusia: Allah adalah Kholiq.
Kesadaran akan hubungan manusia dengan
RabbNya,
serta masalah
Demokrasi, masalah HAM (hak asasi manusia); dunia Barat sering memanipulasi
opini bahwa kebijakkan dunia Islam identik dengan pelanggaran HAM. Oleh
karena itu, gerakan dakwah harus menjawab tantang tersebut dengan bijak,
terukur, terencana, kolektif dan menepis semua citra buruk yang dialamat Barat
pada dunia Islam.
10. Kesiapan dan Kematangan Psikologis
Kesiapan dan kematangan psikologis perlu untuk mencegah lemah iman,
kelesuan dan pesimistik terhadap realita amal siasah. Faktor utama yang
melahirkan
kesiapan
psikologis
sebagai
pejuang
kebaikan
hendaknya
menghayati hakikat dakwah (menyeru manusia pada Allah) dan jalan juang para
Nabi dan Rasul serta orang-orang beriman. Banyak inspirasi ayat quran untuk
hal ini, satu diantaranaya: Pergilah engakau (Musa) kepada Firaun,
sesungguhnya ia begitu tiranik/melampaui batas (Idzhab ila firaun, innahu
Thagha) (Q. S. Thoha 24)
11. Komunikasi Siasah
Pada bagian ini, penulis buku sepertinya mengarisbawahi persoalan berikut:
- Dalam siasah Islam, bahasa tidak sekedar kosa kata, retorika, tetapi juga
ide/kosa kata itu harus terdefinisikan secara sosial (dipraktikkan).
- merujuk penelitian Eicklman, bahwa mediator bahasa siasah muslim
kontemporer terdiri dari tiga golongan. 1. bahasa golongan kaum intelektual
tradisional yang terdidik dipesantren. 2. bahasa golongan intelektual produk
pendidikan modern barat dan sekolah sekular. 3. aktivis muslim yang tradisi
pendidikannya merupakan variasi kedua gaya; Pesantren dan pendidikan
modern sekular ala Barat.
12. Aliansi Siasah
Aliansi merukan istilah yang digunakan oleh aktivis partai sebagai bagian dari
cara atau strategi dalam memenangkan perjuangan dan mewujudkan cita-cita
siasah. Dalam kajian siasah Islam, aliansi mengundang pro dan kontra. Namun,
ada dua aspek masalah yang menjadi pertimbangan bila gerakan Islam akan
beraliansi dengan partai lain; 1. Menyangkut aspek syari; normative, apakah
melanggar prinsip dan nilai Islam atau tidak?. 2. aspek siasi; perhitungan
keuntungan politis bagi kaum muslim dan dunia Islam.
13. Musyarokah Siasah
Dalam bagian ini, penulis buku mengarisbawahi setidaknya sebagi berikut;
sesungguhnya musyarokah siyasiyah dalam konteks gerakan Islam adalah
keterlibatan gerakan Islam itu sendiri dalam setiap momentum siasah yang
dikerjakannya.
- Tentu saja musyarokah yang dikehendaki adalah bentuk partisipasi yang efektif
dalam melahirkan kebijakan siasah yang berpihak pada Islam. Bagaimana
langkahnya?
- langkahnya adalah mewujudkan KETERBUKAAN yang memungkinkan semua
pihak dalam masyarakat melakukan partisipasinya secara aktif, mengapa begitu?
Karena, tanpa KETERBUKAAN sangat dimungkinkan aspirasi-aspirasi yang
disalurkan akan salah arah/dimanipulasi.
- Dalam hal itu, partai politik (penampung aspirasi yang TERBUKA) dan peran
Media Massa sangat menentukan. Kedua lembaga itu dapat memberikan
informasi yang baik dan benar kepada masyarakat sehingga respons masyarakat
dalam bentuk partisipasi siasah menjadi efektif.
14. Artikulasi dan Agregasi Kepentingan
- Salah satu konsekuensi keterlibatan dakwah dalam siasah adalah mengirimkan
wakilwakilnya dalam badan pemerintahan untuk memperjuangkan aspirasi dan
tuntutan-tuntan siasah. Dalam jagad siasah PROSES tersebut dinamakan
dengan artikulasi dan agregasi kepentingan. Artikulasi dan agregasi kepentingan,
keduanya melekat dalam salah satu tugas utama sebuah partai atau gerakan
dakwah yang telah membulatkan tekad masuk wilayah siasah.
- Pengertian umumn artikulasi kepentingan adalah suatu PROSESpengaksesan
berbagai kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui ketrsediaan wakil-wakil
kelompok/unsur yang masuk dalam lembaga pembuat kebijakan dan perundangundagan. Apa tujuannya? Tujuannya ialah agar kepentinagan, tuntutan
(aggregate),
digabungkan
menjadi
alternative-alternatif