I. PENDAHULUAN
BETON
Kuat dalam kondisi tekan, lemah dalam kondisi tarik
(8 14% kuat tekan) retak lentur terjadi pada taraf
pembebanan rendah.
Gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam arah
longitudinal elemen struktural mencegah
berkembangnya retak dengan mengeleminasi
tegangan tarik pada tumpuan dan daerah kerja pada
beban kerja. [ GAYA PRATEGANG ]
BETON
Reinforced Vs Prestressed
REINFORCED CONCRETE
PRESTRESSED CONCRETE
1872
1888
Abad 19 Awal
Abad 20
1920 an
1940
1930 1960 an
Pendahuluan
Kapasitas tegangan tekan balok memikul beban luar akan jauh berukurang
dengan pemberian gaya prategang konsentris.
Untuk menghindari pembatasan ini, tendon prategang diletakkan secara
eksentris di bawah sumbu netral di tengah bentang, agar timbul tegangan
tarik di serat atas akibat prategang.
Jika tendon diletakkan pada
eksentris e dari pusat berat
beton (cgc), maka timbul
momen Pe, & tegangan di
tengah bentang menjadi:
` =
dan
=
+
dan
Ct dan cb adalah jarak dari pusat berat penampang ke serat atas & bawah
1 2
dan
1 2
St dan Sb adalah
modulus penampang
untuk serat atas
dan serat bawah
` =
1 2
=
1 2
Metode Garis C
Konsep Thrust atau line of pressure, balok dianalisis dengan
menganggap seolah-olah balok elastis dari beton polos dengan
menggunakan prinsip statika.
Gaya prategang dipandang sebagai gaya tekan eksternal
dengan gaya tarik konstan T di tendon di seluruh bentang.
Efek beban grafitasi eksternal diabaikan.
Persamaan keseimbangan H = 0 dan M = 0 diterapkan
untuk mempertahankan keseimbangan penampang.
` =
1 2
1 2
* Kedua set beban transversal yang sama besar dan berlawanan arah wb
saling meniadakan, tidak ada tegangan lentur yang ditimbulkan.
* T = C dan C harus meniadakan T agar persyaratan keseimbangan H = 0
dipenuhi.
* Karena tidak ada lentur, balok tetap lurus dan permukaan atas tidak
berbentuk cembung.
* Tegangan serat beton di seluruh tinggi penampang di tengah bentang
menjadi
=
atau
dan = +