Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI

BIOTEKNOLOGI FARMASI
PENERAPAN REKAYASA GENETIKA PADA
SACCHAROMYCES CEREVICEAE DALAM
PEMBUATAN VAKSIN HEPATITIS B

DOSEN :
DRA. TATAT HAYATI. M,SI

DISUSUN OLEH

NICKY WULAN
RENTI APRIANTI
SRI RAHAYU
WILLY TRISETYANINGSIH
DEA MARIA WIBOWO
ZSA-ZSA PUTRIANONA
NURIL ARUM WIDYARESTI
YULIANA

(12330012)
(12330013)
(12330014)
(12330015)
(12330017)
(12330018)
(12330019)
(12330020)

PENDAHULUAN
Teknologi DNA rekombinan atau sering juga disebut rekayasa genetika
merupakan teknologi yang memanfaatkan proses replikasi, transkripsi dan
translasi untuk memanipulasi, mengisolasi dan mengekspresikan suatu gen dalam
organisme yang berbeda. Biasanya gen dari organisme yang lebih tinggi
diekspresikan pada organisme yang lebih rendah. Teknologi ini juga memberikan
kesempatan yang tidak terbatas untuk menciptakan kombinasi baru dari gen yang
tidak ada pada kondisi normal. Melalui rekayasa genetika, akan dihasilkan
kombinasi baru dari materi genetik melalui penyisipan molekul asam nukleat
kedalam suatu sistem DNA vektor (plasmid bakteri, virus dan lain-lain) dan
kemudian memasukkan vektor ini kedalam suatu inang sehingga akan dihasilkan
suatu produk gen dalam jumlah banyak.

REKAYASA GENETIK
Rekayasa genetika merupakan suatu
cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru
dengan sifat yang di inginkan.
Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi
DNA.

PENGERTIAN VAKSIN
Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi
virus hepatitis yang ketika diberikan kepada
manusia, akan menimbulkan pengaruh
kekebalan terhadap hepatitis B), adalah
bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap
suatu penyakit sehingga dapat mencegah
atau mengurangi pengaruh infeksi oleh
organisme alami atau liar

PENYAKIT HEPATITIS
Penyakit hepatitis merupakan penyakit
infeksi yang menyerang hati dan disebabkan
oleh virus hepatitis B (HVB).Virus ini berasal
dari genusOrthohepadnavirus, dan familinya
adalah Hepadnaviridae.Mula-mula, virus ini
dikenal sebagai serum hepatitis.Bila
dibandingkan dengan virus AIDS (HIV), HBV
seratus kali lebih ganas dan sepuluh kali
lebih banyak menularkan.Di bawah
mikroskop elektron, HBV tampak sebagai

Gambar 1: Virus Hepatitis B

SEJARAH PEMBUATAN VAKSIN


HEPATITIS B
Vaksin hepatitis B pertama kali
diperkenalkan oleh Krugman dan koleganya
pada tahun 1971.Mereka menggunakan
serum yang mengandung virus Hepatitis B.
Serum diencerkan dan diinaktivasi panas
90C selama 1 menit. Vaksinasi dilakukan
pada 29 orang anak, hasilnya separuh dari
anak terlindung dari infeksi Hepatitis B.
Pengembangan vaksin ini selanjutnya
menggunakan antigen lain untuk imunisasi

PEMBUATAN VAKSIN HEPATITIS


B
Pembuatan vaksin Hepatitis B dengan
rekayasa genetika sama dengan pembuatan
insulin dari babi yang membedakannya hanya
vaksin hepatitis B menggunakan sel ragi.

Gambar 2: Virus yang dilemahkan

Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan


HBsAg yang berasal dari virus Hepatitis B,
virus diperbanyak dalam medium tertentu
sehingga nantinya dihasilkan virus yang
tidak menyebabkan penyakit namun mampu
merangsang system imun. Strain ini
selanjutnya dikultur pada kondisi yang
sesuai dan virusnya diinaktifkan melalui
pemanasan dan proses kimia. Tahapan
berikutnya virus yang telah dilemahkan ini
diinjeksikan ke dalam tubuh.

Gambar 3: Penyisupan DNA virus ke sel ragi

Awalnya, unsur genetik yang bertanggung


jawab memproduksi HBsAg diambil dari
virus penimbul hepatitis.Caranya, memotong
bagian itu dari DNA (deoxyribonucleic acid),
untaian asam amino yang mengandung
unsur-unsur genetik yang terdapat pada inti
sel virus.Potongan inilah yang kemudian
dijahitkan pada ragi Saccharomyces, jasad
renik bersel satu.Ragi kemudian dipelihara
dan dikembangbiakkan.

Tahap-Tahap Pembuatan adalah


sebagai berikut :
Tahap pertama dalam membuat sel ragi
yang bisa menghasilkan vaksin adalah
dengan mengisolasi plasmid pada sel ragi
tersebut yang akan direkayasa. Plasmid
adalah materi genetik berupa DNA yang
terdapat pada bakteria namun tidak
tergantung pada kromosom karena tidak
berada di dalam kromosom.
Kemudian plasmid tersebut dipotong
dengan menggunakan enzim di tempat

Gen yang dapat mengatur sekresi


(pembuatan) vaksin diambil dari
kromosom yang berasal dari sel manusia.
Gen yang telah dipotong dari kromosom
sel manusia itu kemudian direkatkan di
plasmid tadi tepatnya di tempat bolong
yang tersedia setelah dipotong tadi.
Plasmid yang sudah disisipi gen manusia
itu kemudian dimasukkan kembali ke
dalam sel ragi
Sel ragi yang telah mengandung gen
manusia itu selanjutnya berkembang biak
dan menghasilkan vaksin yang
dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan

Gambar 4: Tahap pemurnian oleh HBs Ag yang


dilepaskan dari sel

HBs Ag dilepaskan dari sel dengan


homogeniser atau disruption menggunakan
glass bead.Pemurnian melalui tahap
klarifikasi, ultrafiltrasi, kromatografi dan
ultrasentrifugasi serta diabsorbsi dengan
alum hidroksida; sebagai pengawet
ditambahkan thiomerosal.Karakterisisasi
partikel dilakukan dengan membandingkan
HBs Ag dari plasma antara lain meliputi
berat molekul, komposisi asam amino,
densitas dalam CsC12 dan sebagainya.
Analisis imunologis menggunakan antibodi

VAKSIN HEPATITIS B
REKOMBIAN
(RECOMBIVAX HB)

Recombivax HB vaccine mengandung


antigen Hepatitis B, amorphous aluminum
hidroksiphosfat, yeast protein yang diberi
formaldehid, dan thimerosal sebagai
pengawet.Vaksin Hepatitis B rekombinan ini
berasal dari Hepatitis B surface antigen
(HBsAg) yang diproduksi dalam sel
yeast.Bagian virus yang mengkode HBsAg
dimasukkan ke dalam yeast, dan
selanjutnya dikultur.

Antigen kemudian dipanen dan dipurifikasi


dari kultur fermentasi yeastSaccharomyces
cereviceae, antigen HBsAg mengandung
gen adw subtype. Proses fermentasi
meliputi pertumbuhan Saccharomyces
cereviceae pada medium kompleks yang
mengandung ekstrak Yeast, soy pepton,
dextrose, asam amino, dan garam mineral.
Protein dilepaskan dari sel yeast melalui
pengrusakan sel kemudian dipurifikasi
dengan metode fisika dan kimia.Selanjutnya
potein dimasukkan ke larutan buffer posfat

KESIMPULAN
Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan
gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa
genetika digunakan DNA untuk menggabungkan
sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap
makhluk hidup mempunyai struktur yang sama,
sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya
DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk
hidup secara turun-temurun.
Vaksin rekombina nmemungkinkan produksi
protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang
diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau

Anda mungkin juga menyukai