Anda di halaman 1dari 7

Termoregulasi

adalah

Suatu

pengaturan

fisiologis

tubuh

manusia

mengenai

keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu
tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara prodksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis
dan kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan mekanisme kontrol suhu untuk
meningkatkan regulasi suhu.
Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh
sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada
suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior
mengontror produksi panas.

A; Mekanisme Penahanan Dan Pengeluaran Panas


1; Mekanisme penahanan panas (heat produksi) :
a; Vasokonstriksi pembuluh darah perifer

Akibat stimulasi simpatis, akan mengurangi aliran darah dan pengeluaran panas
melalui kulit, serta menahan darah hangat pada bagian inti tubuh.
b; Peningkatan aktivitas muskular
Kontraksi otot volunter dan dan penggigilan involunter akan meningkatkan
produksi panas. Hati memproduksi 20% panas tubuh, otak 15%, jantung 12%,
dan sisanya adalah otot.
c; Mekanisme hormon
Meliputi peningkatan epinefrin, norepinefrin, tiroksin, dan glukokortikoid,
meningkatkan metabolisme dan produksi panas.
2; Mekanisme pengeluaran panas (heat loss):
a; Vasodilatasi pembuluh darah perifer
Akibat inhibisi saraf simpatis, menyebakan peningkatan aliran darah ke
permukaan tubuh untuk memperbesar pengeluaran panas dan mengurangi tonus
otot sehingga produksi panas berkurang.
b; Peningkatan sekresi kelenjar keringat
Meningkatkan pengeluaran panas melalui evaporasi.(Sloane,2003)
c; Produksi panas tubuh dikurangi, kelenjar tiroid dan adrenal tidak menstimulasi
aktivitas jaringan yang berlebihan.
d; Pengeluaran panas tubuh ditingkatkan dengan mendilatasi (pelebaran) pembuluh
darah di kulit, sehingga radiasi, konduksi dan konveksi ditingkatkan. Hal ini

meningkatkan produksi
(Watson,2002)

keringat

sehingga

panas

lebih

banyak

hilang.

B; Faktor yang mempengaruhi produksi panas

Menurut Asmadi pada tahun 2008, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi
panas diantaranya :
1; Basal metabolisme rate (BMR)
BMR merupakan pemanfaatan energi di dalam tubuh guna memelihara aktivitas
pokok seperti bernapas. Besarnya BMR berfariasi sesuai dengan umur dan jenis
kelamin. Banyak faktor yang menyebabkan BMR meningkat diantaranya adalah
cidera, demam dan infeksi.
Meningkatnya BMR ini menunjukkan tingginya metabolisme yang dialami klien.
peningkatan metabolisme akan menghasilkan peningkatan produksi panas dalam
tubuh, maka suhu tubuh klien menjadi naik.
2; Aktivitas otot
Aktivitas otot termasuk menggigil dapat memproduksi panas tubuh sebanyak lima
kali
3; Peningkatan produksi tiroksin
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan nilai metabolisme sell di seluruh tubuh dan
memproduksi panas. Proses produksi panas terjadi ketika tubuh mendapat rangsangan
dingin, kemudian hipotalamus merespon dengan melepas faktor releasing. Faktor ini
merangsang tirotropin pada adenohipofise untuk merangsang pengeluaran tiroksin
oleh kelenjar tiroid.
4; Termogenesis kimia
Termogenesis kimia merupakan perangsangan produksi panas melalui sirkulasi
norepineprin dan epineprin atau melalui perangsangan saraf simpatis. Hormonhormon ini segera meningkatkan nilai metabolisme sel di dalam tubuh. Secara
langsung norepineprin dan epineprin memengaruhi hati dan sel-sel otot sehingga
meningkatkan aktivitas otot.

5; Demam

Demam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi-reaksi kimia meningkat rata-rata


120% untuk setiap peningkatan suhu 10 derajat celcius. Hal tersebut berarti setiap
peningkatan 1 derajt celcius suhu tubuh, menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi.
6; Usia

Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan,
masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi
dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir
mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu
menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung
dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 C sampai
39,5C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki
anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25C sampai 0,55 C adalah normal (Whaley
and Wong, 1995).
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara
berangsur sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu
tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 C tidak lazim pada lansia
dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 C. Lansia
terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol,
terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi),
penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjr keringat dan
penurunan metabolisme.
7; Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat
dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas.
Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan
suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jaak jauh, dapat meningatkan suhu
tubuh untuk sementara sampai 41 C.
8;
C; Proses pengeluaran panas
80% panas dikeluarkan melalui kulit, sisanya melalui membran mukosa pencernaan,
pernapasan dan saluran urinaria. Pengeluaran panas ke udara atau ke objek fisik yang
berdekatan terjadi melalui proses fisik seperti; radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.
1; Radiasi
Radiasi adalah proses untuk mentransfer panas dari permukaann suatu objek ke objek
yang lain tanpa adanya kontak antara keduanya. Area yang luas menghilangkan lebih
banyak panas. Sebagai contoh seseorang pada posisi tubuh menekuk akan lebih
sedikit kehilangan panas dari pada posisi meregang.
2; Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul yang lain
karena adanya kontak antara keduanya. Kontak langsung akan menyebabkan tubuh
kehilangan panas pada objek yang lebih dingin dari tubuh.
3; Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas dari tubuh ke udara yang kemudian meningkat
dan dan diganti oleh udara yang lebih dingin. Kehilangan panas secara konveksi dapat
dikurangi dengan memakai pakaian yang tebal.
4; Evaporasi
Kehilangan panas melalui evaporasi atau penguapan terjadi terus menerus sepanjang
hidup manusia. Kehilangan panas secara evaporasi terjadi melalui pernapasan dan
pengeluaran keringat pada kulit.
Gb.1.Proses kehilangan panas tubuh
D; Suhu Tubuh Normal

Fungsi tubuh normal bergantung pada suhu tubuh yang relatif konstan. Karena sistem
enzim dan reaksi kimia dalam tubuh hanya dapat bekerja secara optimal jika dalam suhu
tubuh normal.
Burung dan mamalia digolongkan dalam worm-blood atau makhluk berdarah panas
atau homotermal. Organisme homotermal memiliki suhu tubuh konstan walaupun suhu
lingkungannya berubah.
Suhu tubuh yang konstan sangat penting untuk aktivitas enzimatik yang normal.
Enzim tubuh berfungsi dalam rentang tubuh normal yaitu dari 36,1-37,8 derajat celcius.
Berikut merupakan pendapat beberapa sumber mengenai suhu normal tubuh:
1; Menurut Sloane,2003 suhu tubuh normal berkisar antara 36,1-37,8 derajat celcius
2; Menurut Ganong,2008 nilai normal suhu normal manusia adalah 37 derajat celcius.

Paling rendah pada jam 06.00 pagi dan paling tinggi pada malam hari.
3; Menurut watson, 2002 manusia dan hewan berdarah panas lainnya memiliki suhu
tubuh yang dipertahankan pada 37 derajat celcius.
4; Menurut Gabriel, 1996 temperatur 37 derajat celcius diterima sebagai temperatur
normal tubuh manusia.

Gb.2.Mekanisme penyeimbangan suhu tubuh


E;

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


Menurut Asmadi,2008 faktor yang dapat memengaruhi peningkatan atau penurunan suhu
tubuh diantaranya adalah :
1; Umur

Pada neonatus atau bayi baru lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh belum
sempurna. Suhu tubuh bayi sangat labil dan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Oleh karena itu bayi harus mendapat perlindungan dari perubahan suhu ekstrim
lingkungan.
2; Jenis kelamin
Wanita yang sedang mengalami masa ovulasi suhu tubuhnya akan meningkat sebesar
0,3-0,5 derajat celsius. Hal tersebut dikarenakan ketika ovulasi terjadi peningkatan
hormon progesteron. Hormon estrogen dan progesteron dapat meningkatkan basal
metabolisme rate.
3; Emosi
Suhu tubuh juga dapat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Peningkatan emosi dan
perilaku yang berlebihan dapat meningkatkan suhu tubuh. Pada orang yang apatis dan
depresi cenderung memiliki suhu tubuh yang rendah. Karena depresi dapat
menurunkan produksi panas.
4; Aktivitas fisik
Aktivtas fisik seperti olah raga dapt meningkatkan suhu tubuh. Olahraga dapat
meningkatkan metabolisme sel sehingga produksi panas meningkat.
5; Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang/ lingkungan yang suhunya
panas dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
F; Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran
panas yang berlebihan, produksi panas minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap
gabungan dari perubahan tersebut. Sifat perubahan tersebut mempengauhi masalah klinis
yang dialami klien.
a; Demam

Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme pengeluara panas tidak


mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas,
yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam
mengancamkesehatan seringkali merupkan sumber yang diperdebatkan di antara
pemberi perawatan kesehatan. Demam biasanya tidak berbahaya jika berada pada
suhu dibawah 39 C. Pembacaan suhu tunggal mungkin tidak menandakan demam.
Davis dan lentz (1989) merekomendasikan untuk menentukan demam berdasarkan
beberapa pembacaan suhu dalam waktu yang berbeda pada satu hari dibandingkan
dengan suhu normal tersebut pada waktu yang sama, di samping terhadap tanda vital

b;

c;

d;

e;

dan gejala infeksi. Demam sebenarnya merupakan akibat dari perubahan set point
hipotalamus.
Kelelahan akibat panas
Kelelehan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih. Disebabkan oleh lingkungan yang
terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum
selama kelelehan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke
lingkungan yg lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak
dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan
menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.
Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu
tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut
heatstroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi.
Klien berisiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki
penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang juga termasuk
beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan
tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik, diuretik,
amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka yang menjalani
latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. Atlet, pekerja kontruksi dan petani).
Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual,
kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia. Tanda yang paling dari
heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit sangat berat
dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih besar dari 40,5 C
mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital
menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45 C, takikardia dan hipotensi.
Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena
sensitivitasnyaterhdap ketidakseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut,
klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan nourologis yang
permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin


mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan
hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut
dapat terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi
kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui
selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 C, klien menglami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika
suhu tubuh turun di bawah 34,4 C, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah
turun. kulit menjadi sianotik.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Burnside, John W. 1995. Diagnosis Fisik. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Gabriel,J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
Watson, Roger.2002. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai