Enam Mitos Seputar Tidur
Enam Mitos Seputar Tidur
TPG IMAGES
/
Artikel Terkait:
Waspada, Bila Tidur Anda Berlebihan!
Kiat Tidur Enak
Gangguan Tidur Bisa Mematikan
Gangguan Tidur Picu Serangan Jantung di Malam Hari
Tidur Malam Pertajam Daya Ingat
Kamis, 28 Agustus 2008 | 18:44 WIB
TANPA disadari, salah kaprah juga sering kita alami pada salah satu aktivitas yang
paling dibutuhkan tubuh sehari-hari yaitu tidur. Di antaranya, ada anggapan bahwa tidur
yang terbaik adalah delapan jam setiap hari atau ada pula yang mengklaim kekurangan
tidur bsia 'dibayar' pada akhir pekan. Nah, sejauh mana kebenaran soal mitos-mitos
seputar tidur ini, berikut penjelasannya :
1. Yang terbaik, delapan jam setiap hari.
Sebenarnya tak ada yang spesial dari angka delapan. Menurut psikolog dari New York
University, Joyce Walsleben, Ph.D., penulis A Woman's Guide to Sleep, setiap orang
punya kebutuhan yang berbeda dan Anda akan menyadari cukup tidur ketika tak merasa
mengantuk berat di siang hari.
2. Jika bisa mendapatkannya, tidur lebih banyak biasanya lebih sehat.
Kenyataannya tidak demikian. Sejumlah riset mengungkap orang yang tidur lebih dari
delapan jam semalam meninggal dalam usia lebih muda ketimbang mereka yang tidur
selama enam hingga delapan jam. Apa yang belum dapat diungkap para ilmuwan adalah :
apakah tidur lebih lama menyebabkan pengaruh buruk bagi kesehatan atau menimbulkan
gejala seperti itu, kata Najib Ayas, M.D., MPH, asisten profesor medis di University of
British Columbia. Yang jelas, orang yang kebanyakan tidur biasanya disebabkan
beberapa gangguan kesehatan seperti sleep apnea, depresi, diabetes yang tak terkendali.
3. Ada orang yang cukup tidur empat jam saja.
Tokoh legendaris yang dikenal biasa tidur singkat seperti Bill Clinton, Madonna, dan
Margaret Thatcher ternyata tidak selalu dapat mengatasi masalah kurang tidur.
"Mereka sebenarnya hanya tak sadar betapa besar rasa kantuk yang dirasakan," ungkap
Thomas Roth, Ph.D., peneliti dari Henry Ford Hospital di Detroit.
Tidur yang terlalu sedikit jelas dapat memberi pengaruh negatif bagi kesehatan selain
juga citra Anda. Kurang tidur membuat aktivitas Anda menjadi terganggum tidak efektif,
menyebabkan sakit (memperlemah sistem imun), dan memicu obesitas.
4. Bangun tengah malam menyebabkan Anda lemas seharian.
Kenyataannya bisa sebaliknya. Bangun di tengah malam bisa menjadi siklus alami
seseorang. Tak sedikit binatang yang tidur dengan cara seperti ini dan banyak indikasi
bahwa nenek moyang kita juga melakukannya, seperti terjaga di malam hari untuk
melakukan seks, kata Thomas Wehr, M.D., ilmuwan dari National Institute of Mental
Health.
5. Anda butuh obat resep jika menderita insomnia setiap malam
Obat tidur didesain untuk gangguan tidur sementara atau jangka pendek, yang disebabkan
stress seperti dipecat dari pekerjaan atau melakukan penerbangan transatlantik. Pasien
yang mengalami gangguan tidur jangka panjang biasanya ditangani melalui cognitive
behavioral therapy. Terapi ini dilakukan dengan cara melatih kembali persepsi tentang
tidur dan belajar membiasakan tidur yang baik seperti pergi ke kamat tidur pada jam yang
sama setiap malam, menghindari tayangan TV dan komputer sebelum tidur dan tak
minum kafein setidaknya enam jam sebelum tidur, dan perubahan gaya hidup lainnya
6. Anda bisa membayar tidur pada akhir pekan.
Membayar kekurangan tidur pada akhir pekan karena sering begadang apa yang
disebut ahli tidur dari Harvard Robert Stickgold, Ph.D., sebagai "sleep bulimia" dapat
mengejutkan ritme biologis Anda dan membuat lebih sulit untuk mencapai tidur yang
menyegarkan. Tidur hingga siang bolong pada hari Minggu bisanya dapat mencegah
Anda kembali tertidur pada jam 10 malam hari tersebut. Oleh sebab itu, alih-alih
membayar kekurangan tidur dari pekan sebelumnya, Anda justru menyetel atau
menciptakan siklus tanpa tidur untuk sepekan ke depan. "Tubuh kita mencintai
konsistensi," kata Donna Arand, Ph.D., jurubicara American Academy of Sleep Medicine.
Jadi, yang terbaik adalah bangun pada jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan
sekalipun.
Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas
seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis
alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap
orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.
Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata
orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis
alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang
menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau
bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan
dengan hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag
berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia
asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan
dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit
bernapas.
diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat
tidur.
- Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri
Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut.
Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak
atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
- Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat
yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam
hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya
sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis