Anda di halaman 1dari 107

Konsep Diri Dan Kecemasan

Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi


Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan

Arika Suci Hartati

Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan, 2008

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Judul

Peneliti
Nim
Jurusan
Tahun Akademik

: Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker


payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.
: Arika Suci hartati
: 071101063
: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
: 2007/2008

Pembimbing

Penguji

.
(Mahnum Lailan. Nst, S.Kep, Ns)
NIP. 132 299 796

Penguji I
(Mahnum Lailan. Nst, S.Kep, Ns)
NIP. 132 299 796

Penguji II
(Erniyati, S.Kp, MNS)
NIP. 132 238 510

Penguji III
(Anna Kasfi, S.Kep, Ns)

Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari
persyaratan kelulusan untuk Sarjana Keperawatan.

....................................
(Erniyati, S.Kp, MNS)
NIP. 132 238 510
Ketua PSIK FK USU

..............................................
Prof. Dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K)
NIP. 140 105 363
Pembantu Dekan I FK USU

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Judul

Peneliti
Nim
Jurusan
Tahun Akademik

: Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker


payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.
: Arika Suci hartati
: 071101063
: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
: 2007/2008

ABSTRAK
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya.
Perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik yang menyertai pengobatan telah
ditemukan menjadi respon psikologis yang amat menekan bagi penderita kanker
payudara khususnya wanita. Kondisi ini telah membuat para wanita tersebut
mengalami kecemasan dan cenderung mempengaruhi konsep dirinya yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang lain
termasuk dengan pasangan hidup.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi konsep diri dan
kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian ini adalah
deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang. Pengambilan sampel
menggunakan Metode non probability sampling jenis Purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang meliputi data demografi,
kuesioner konsep diri dan kuesioner kecemasan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita
penderita kanker payudara memiliki konsep diri negatif (87,9%), dan yang
memiliki konsep diri positif hanya sebagian kecil (12,1%). Mayoritas wanita
penderita kanker payudara mengalami kecemasan sedang (42,4%), dan sebagian
lagi mereka menunjukkan kecemasan berat (30,3%) serta kecemasan ringan
(27,3%).
Untuk itu petugas kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan peran
sertanya dimasyarakat dalam memberikan informasi kesehatan berupa
penyuluhan, khususnya mengenai penyakit kanker payudara dan memberikan
motivasi kepada penderita sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan mau
mengikuti proses pengobatan. Serta dalam memberikan asuhan keperawatan
menggunakan pendekatan secara holistik pada penderita kanker payudara dan cara
pandangnya tidak semata-mata dari segi biopatologik saja, namun juga
memandangnya dari segi psikologik penderita juga pengertian terhadap nilai
payudara bagi wanita.

Kata kunci : Konsep diri, Kecemasan, Wanita Kanker Payudara


Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya yang tadak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di
Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi
Ilmu Keperawatan FK USU. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, sehingga dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Mahnum Lailan Nst, S.Kep, Ns selaku
dosen pembimbing dan penguji I sidang skripsi yang telah bersedia meluangkan
waktunya dalam memberi bimbingan, arahan serta memberikan sumbangsih
pikiran dan saran kepada penulis, Bapak Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH
selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kepada Bapak
Prof. Dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus
sebagai pembimbing akademik dan penguji II. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anna Kasfi, S.Kep, Ns selaku penguji III.
Serta seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Yang teristimewa buat kedua orang tuaku, Ayahanda Suratno, Sp dan


Ibunda Nani Sudarti yang tidak pernah bosan mencurahkan perhatian serta doanya
juga pengorbanan baik moril maupun meteril, yang kesemua itu tidak mampu ku
ungkapkan dan ku lukiskan lewat kata dan lisanku, untuk setiap belaian sayang
dan pengorbanan panjangmu, aku tahu untuk bahwa setiap langkah berbalut peluh
engkau simpan sejuta pengharapan untuk kebahagiaanku, aku juga tahu hidup ini
sangat singkat untuk berfikir kerdil, untuk itu aku ingin menjadi seseorang yang
pantas engkau banggakan dan kebanggaan terbesarku adalah karena aku terlahir
sebagai putrimu. Adik-adikku tersayang (Andi, Iqbal dan Novy) yang selalu
senantiasa menghadiahkan keceriaan, dorongan serta semangat ketika aku
menghadapi semua permasalahan dan yang menjadi alasan bagi ku untuk tetap
semangat, terus maju dan berusaha. Tidak lupa terima kasih juga penulis ucapkan
kepada staf perpustakaan PSIK FK USU (kIrna dan Bunda), sahabat-sahabatku
tersayang Elis, Ndra, Bety, Kwany, Kaini, Klia, Eltri, nia juga semua sahabat di
PSIK-B stambuk 2007 yang telah memberi semangat dan bantuan serta samasama berjuang di PSIK FK USU. Semoga persahabatan kita tetap abadi. Harapan
penulis semoga skripsi ini bermanfaat nantinya demi kemajuan ilmu pengetahuan
khususnya keperawatan.

Medan, 24 Januari 2009

Penulis
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar persetujuan......................................................................................

Abstrak.........................................................................................................

ii

Ucapan terima kasih.....................................................................................

iii

Daftar isi.......................................................................................................

Daftar skema.................................................................................................

viii

Daftar tabel...................................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................

1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................

1.4.1 Praktek Keperawatan ...................................................

1.4.2 Institusi Keperawatan ..................................................

1.4.3 Penelitian Keperawatan ...............................................

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN......................................................

2.1 Konsep Kanker Payudara ........................................................

2.1.1 Pengertian Kanker Payudara ..........................................

2.1.2 Penyebab Kanker Payudara ...........................................

2.1.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ......................................

10

2.1.4 Tipe Kanker Payudara.....................................................

11

2.1.5 Pencegahan Kanker Payudara ........................................

13

2.1.6 Pengobatan Kanker Payudara ......................................... 15


2.2 Konsep Konsep Diri.................................................................

17

2.2.1 Pengertian Konsep diri ...................................................

17

2.2.2 Komponen-Komponen Konsep Diri ............................... 18


2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ........... 20
2.2.4 Kriteria Kepribadian yang Sehat ....................................

21

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

2.2.5 Karekteristik Konsep Diri yang Rendah ......................... 22


2.2.6 Konsep Diri Penderta Kanker Payudara ......................... 23
2.3 Konsep Kecemasan .................................................................. 25
2.3.1 Pengertian Kecemasan .................................................... 25

BAB III

2.3.2 Tanda-Tanda Umum Kecemasan ...................................

25

2.3.3 Tingkat Kecemasan ........................................................

26

2.3.4 Kecemasan pada Penderita Kanker Payudara ................

28

KERANGKA PENELITIAN ....................................................

30

3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 30


3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 32

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33


4.1 Desain Penelitian ..................................................................

33

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 33


4.2.1 Populasi Penelitian ......................................................

33

4.2.2 Sampel Penelitian........................................................

33

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 34


4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ................................................ 34
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................. 35
4.5.1 Kuesioner Data Demografi .......................................

35

4.5.2 Kuesioner Konsep Diri...............................................

35

4.5.3 Kuesioner Kecemasan ................................................ 36


4.6 Metode Pengumpulan Data .................................................. 36
4.7 Validitas Instrumen ................................................................ 37
4.8 Uji Realibilitas ....................................................................... 38
4.9 Analisa Data............................................................................ 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 41


5.1 Hasil penelitian....................................................................... 41
5.1.1 Karakteristik responden................................................. 41
5.1.2 Konsep Diri Wanita Penderita Kanker Payudara........... 42
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

5.1.2.1 Gambaran diri..................................................... 43


5.1.2.2 Ideal diri............................................................. 44
5.1.2.3 Harga diri........................................................... 44
5.1.2.4 Peran.................................................................. 45
5.1.2.5 Identitas diri....................................................... 45
5.1.3 Kecemasan wanita penderita kanker payudara............. 51
5.2 Pembahasan............................................................................

54

5.2.1 Konsep diri wanita penderita kanker payudara.............

55

5.2.2 Kecemasan wanita penderita kanker payudara.............. 61

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.......................................

66

6.1 Kesimpulan...........................................................................

66

6.2 Rekomendasi.........................................................................

67

6.2.1 Praktek keperawatan....................................................

67

6.2.2 Institusi Pendidikan keperawatan................................. 67


6.2.3 Penelitian keperawatan Selanjutnya............................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Formulir persetujuan menjadi responden penelitian
2. Instrumen penelitian
3. Uji reliabilitas kuesioner konsep diri dengan KR-20
4. Hasil uji reliabilitas kuesioner kecemasan
5. Hasil pengolahan data demografi responden
6. Hasil pengolahan data konsep diri responden
7. Hasil pengolahan data kecemasan responden
8. Surat izin penelitian dari PSIK FK USU
9. Surat keterangan penelitian dari RSUPHAM Medan
10. Curriculum vitae

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR SKEMA

Skema

Halaman

1. Kerangka konseptual penelitian konsep diri dan kecemasan wanita penderita


kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.. 31

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian.... 32
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik wanita penderita kanker payudara di
Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2008 (N= 33)................................................................ 42
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi konsep diri wanita penderita kanker payudara di
Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2008 (N= 33)................................................................ 43
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi gambaran konsep diri di Poli Bedah
Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun
2008 (N= 33)..................................................................................... 46
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil penilaian jawaban pernyataan wanita
penderita

kanker

Payudara

terhadap

gambaran

konsep

diri

(N=33)............................................................................................... 47
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kecemasan wanita penderita kanker payudara di
Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2008 (N= 33)................................................................ 51
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase pernyataan kecemasan pada wanita
penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008
(N=33)................................................................................................ 52

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya
(Baradero, 2008). WHO menyebutkan, pada tahun 2004 angka kematian akibat
kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih banyak dari angka
kematian yang disebabkan HIV/AIDS, bahkan UICC (Union Internationale
Contre le Cancer) memperkirakan jumlah penderita kanker di negara berkembang
pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru setiap
tahunnya. Apalagi penyakit kanker bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal
kelas sosial ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita. Angka kematian akibat
penyakit kanker diperkirakan juga akan terus bertambah, karena kecenderungan
pasien memulai pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada stadium lanjut
(Luwina, 2006).
Berdasarkan angka statistik, kanker payudara merupakan kanker dengan
angka kejadian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim pada wanita di
Indonesia dan terdapat kecenderungan peningkatan angka kejadian kanker
payudara dari tahun ke tahun. Di Indonesia, berdasarkan Patological Based
Registration atau berdasarkan pencatatan pemeriksaan jaringan pada tahun 2005,
kanker payudara diperkirakan di Indonesia mempunyai angka kejadian minimal
20 ribu kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50 % kasus baru ditemukan pada
keadaan stadium lanjut. Sebagai perbandingan angka kejadian kanker payudara di
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Amerika Serikat, dari 100 ribu wanita didapatkan 92 wanita menderita kanker
payudara pertahun, dengan angka kematian 27 orang dari 100 ribu penderita, atau
18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita (Soenardi, 2006).
Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun
hasil penelitian Simanjuntak dalam Hawari (2004) bahwa ternyata banyak faktor
resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yang diantaranya yakni
wanita yang berumur 25 tahun keatas, wanita tidak kawin, wanita yang memiliki
anak pertama setelah usia 35 tahun, wanita yang mengalami menstruasi pertama
pada usia kurang dari 12 tahun, pernah mengalami penyinaran/ radiasi, serta
mengalami masa menopause

yang terlambat lebih dari 55 tahun dan masih

banyak faktor-faktor lain terkait dengan gaya hidup wanita tersebut.


Menurut Tjahjadi, (2003) Kanker payudara (Carcinoma mamae) adalah
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker
payudara ini merupakan penyakit yang dapat dialami oleh wanita diseluruh dunia,
dan tetap merupakan masalah yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan
kematian pada manusia.
Menurut Nuracmah, (1999) kanker payudara merupakan penyakit yang
dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Setiap jenis pengobatan
terhadap penyakit ini dapat menimbulkan masalah-masalah fisiologis, psikologis,
dan social pada klien. Perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik yang
menyertai pengobatan telah ditemukan menjadi respon psikologis yang amat
menekan bagi pengidap kanker payudara. Kondisi ini telah membuat para wanita
tersebut mengalami kecemasan terhadap proses pengobatan sehingga cenderung
mempengaruhi konsep diri wanita tersebut yang pada akhirnya dapat
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang lain dan termasuk dengan


pasangan hidup.
Hawari, (2004) mengemukakan bahwa setiap organ tubuh mempunyai arti
tersendiri (body image) bagi seseorang. Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa
wanita yang mengalami kelainan kanker pada payudaranya, merupakan pukulan
mental bagi jiwanya. Bagi wanita payudara tidak hanya organ penyusuan bagi
bayinya, namun merupakan organ daya tarik (attractiveness) bagi kaum pria.
Sehingga setiap organ mempunyai arti psikologik tersendiri bagi masing-masing
wanita. Oleh karena itu suatu tindakan operatif yang radikal, yang mengakibatkan
hilangnya bagian tubuh, mempunyai nilai psikologik dan tidak dapat dihindarkan
terjadi pula perubahan-perubahan terhadap self concept atau konsep diri.
Menurut Stuart & Sundeen (1992) konsep diri merupakan semua ide,
pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi
individu akan sifat kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan,
nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya. Konsep diri juga merupakan cara individu memandang dirinya
secara utuh; fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Willian & Rawlin,
1986).
Tarwoto & Wartonah (2003), mengemukakan konsep diri akan dipengaruhi
oleh tingkat perkembangan dan kematangan, budaya, sumber eksternal dan
internal, pengalaman sukses dan gagal, stressor, usia, keadaan sakit serta trauma.
Dengan konsep diri yang baik / sehat maka individu akan memiliki keseimbangan
dalam kehidupannya.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Herawati, (2005) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa body image


berubah hampir pada semua penderita kanker payudara dan jika perubahan ini
tidak terintegrasi dengan konsep diri maka kualitas hidup akan menurun secara
drastis dan dalam penelitian nya juga terungkap bahwa wanita yang mengalami
kanker payudara akan mengalami gangguan body image yaitu merasa menjadi
wanita yang kurang sempurna karena sebagai seorang ibu tidak bisa menyusui
anaknya lagi serta merasa kekurangan secara fungsi, sehingga subjek mengalami
kecemasan, ketakutan, depresi, berat badan subjek turun drastis.
Dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek bio-psikososio-spiritual yang telah diteliti oleh Nurachmah, pada penderita kanker payudara
di dua rumah sakit besar di Jakarta menunjukkan bahwa penderita kanker
payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna, merasa
malu dengan bentuk payudara, ketidak-bahagiaan, merasa tidak menarik lagi,
perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka,
berlama-lama ditempat tidur, ketidak-mampuan fungsional, gagal memenuhi
kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi
(Nurachmah,1999).
Respon kecemasan merupakan pengalaman dari lahir sampai mati oleh
setiap orang yang meliputi ancaman terhadap tubuh, persepsi diri dan hubungan
social (Stuart & Sundeen, 1998). Reaksi kecemasan pada seseorang penderita
kanker payudara sering muncul tidak saja sewaktu penderita diberitahu mengenai
penyakitnya, tetapi juga setelah menjalani operasi, kecemasan tersebut lazimnya
mengenai finansial, kekhawatiran tidak diterima dilingkungan keluarga atau
masyarakat. Pada kasus-kasus penderita kanker payudara yang akan menjalani
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

operasi pengangkatan payudara (mastektomi)


mencerminkan

cemas

dan depresi,

sikap

menunjukkan ekspresi yang


negativistik

(penolakan)

dan

menyebabkan banyak kasus-kasus yang seharusnya mempunyai prognosis baik,


menjadi sebaliknya (Hawari, 2004).
Menurut Tarwoto & Wartonah, (2003) banyak faktor yang menimbulkan
stres dan cemas pada individu yakni lingkungan yang asing, kehilangan
kemandirian sehingga mengalami kecenderungan dan memerlukan bantuan orang
lain, berpisah dengan pasangan dan keluarga, masalah biaya, kurang informasi,
ancaman akan penyakit yang lebih parah serta masalah pengobatan.
Dari data Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan, jumlah pasien yang berobat jalan di Poli Bedah bagian Onkologi Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik selama tahun 2007 adalah sebanyak 235
orang, dimana yang berusia 25-44 tahun sebanyak 111 orang, yang berusia 45-64
tahun sebanyak 105 orang, dan yang berusia lebih dari 65 tahun sebanyak 44
orang. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada survey awal yang dilakukan
terhadap 3 orang penderita kanker payudara yang dirawat inap dan keluarganya
pada tanggal 28 April 2008, mereka menunjukkan respon merasa malu dengan
bentuk payudara, ketidak-bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, enggan
berkomunikasi dengan orang lain, takut, merasa tidak berguna dan murung.
Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti konsep diri
dan kecemasan wanita penderita kanker payudara yang dirawat di Poli Bedah
Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi :
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

1.2.1 Konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.2.2 Kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Bagaimana gambaran konsep diri wanita penderita kanker payudara di Poli
Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.3.2 Bagaimana gambaran kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli
Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan
praktek keperawatan, institusi pendidikan, dan penelitian keperawatan.
1.4.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri wanita penderita kanker
payudara mayoritas negatif (87,9%) dan hanya sebagian kecil memiliki konsep
diri positif (12,1%) serta kecemasan yang dialami mereka mayoritas kecemasan
sedang (42,4%), dan sebagian mengalami kecemasan berat (30,3%) serta
kecemasan ringan (27,3%). Oleh karena itu, kiranya penelitian ini dapat menjadi
masukan, sumber pengetahuan dan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang lebih komprehensif pada wanita penderita kanker payudara di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan agar lebih
memperhatikan segi psikologisnya, sehingga mayoritas wanita penderita kanker
payudara yang memiliki konsep diri yang negatif dapat berubah menjadi konsep
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

diri yang positif serta memiliki kontrol dalam diri penderitanya, sehingga tidak
lagi mengalami kecemasan.
1.4.2 Intitusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa perawat dan
dijadikan sebagai masukan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan
keperawatan bagi para penderita kanker payudara sehingga dapat lebih optimal
serta lebih peka/ bertanggung jawab dalam meningkatkan konsep diri pada
penderita kanker payudara.
1.4.3 Penelitian Keperawatan
Dari hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi
peneliti, sehingga penelitian ilmiah yang diperoleh kiranya dapat dikembangkan
untuk penelitian dimasa mendatang dan dapat digunakan sebagai sumber
informasi awal bagi penelitian keperawatan tentang konsep diri dan kecemasan
wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang konsep-konsep yang terkait
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu: Konsep kanker payudara, konsep
diri, serta konsep kecemasan.
2.1 Kanker Payudara
2.1.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker Payudara (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara, jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu
(kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan
penunjang payudara (Mardiana, 2007). Pertumbuhan kanker payudara dimulai
dari epitel duktus ataupun lobulus duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan
melakukan invasi ke dalam stroma yang dikenal dengan nama karsinanoma
invasive. Tumor yang meluas menuju fasia otot pektoralis ataupun daerah yang
manimbulkan perlengkapan dikategorikan tumor stadium lanjut (Tambunan,
1995).
Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan
tumbuh dikelenjar aksila ataupun supraklavikula, kemudian melalui pembuluh
darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang dan otak (Luwia,
2003).
2.1.2 Penyebab Kanker Payudara
Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui,
namun Djindarbumi, (2003) dalam Hawari, (2004) merujuk hasil penelitian
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Simanjuntak T.M (1977), yang telah melakukan penelitiannya di bagian bedah


FKUI/RSCM periode 1971-1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker
payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker
(Onkologist) didunia yakni meliputi : (a) Wanita yang berumur lebih dari 25
tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kanker
payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah
menopause; (b) Wanita yang tidak kawin resikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada
wanita yang kawin dan mempunyai anak; (c) Wanita yang melahirkan anak
pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar; (d) Wanita yang
mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang dari 12 tahun
atau resikonya 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche
yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun; (e) Wanita yang
mengalami masa menopause-nya terlambat lebih dari 55 tahun, resikonya 2,5
hingga 5 kali lebih tinggi; (f) Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau
tumor jinak payudara, resikonya 3 hingga 9 kali lebih besar; (g) Wanita dengan
kanker pada payudara kontra-lateral, resikonya 3 hingga 9 kali lebih besar; (h)
Wanita yang pernah mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2
hingga 3 kali lebih tinggi; (j) Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan,
adik/kakak, resikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi; dan (k) Wanita yang memakai
kotrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak akan meningkatkan kanker
payudara 11 kali lebih tinggi.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

2.1.3 Gejala Klinis Kanker Payudara


Menurut Luwia, (2003) gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya
tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak
terganggu aktivitas sehari-hari. Satu-satunya gejala yang mungkin dirasakan pada
stadium dini adalah adanya benjolan kecil dipayudara. Keluhan baru timbul bila
penyakit sudah memasuki stadium lanjut, Keluhan yang dirasakan seperti : (a)
Ada benjolan pada payudara bila diraba dengan tangan; (b) Bentuk dan ukuran
payudara berubah, berbeda dari sebelumnya; (c) Luka pada payudara yang sudah
lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (d) Eksim pada puting susu dan
sekitarnya yang sudah lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (e) Keluar darah,
nanah, atau cairan encer dari puting susu atau keluar air susu pada wanita yang
tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui; (f) Puting susu tertarik kedalam;
(g) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peaud de orange).
Menurut Djindarbumi, (1982) dalam Ramli M, (2005) pembagian stadium
PORTMANN yang disesuaikan dengan aplikasi klinik dibagi kedalam 4 stadium
yaitu :
Stadium I

: Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya,


tidak ada fiksasi/infiltrasi

ke

kulit

dan

jaringan

yang

dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. kelenjar getah bening


regional belum teraba.
Stadium II

: Sesuai dengan stadium I, hanya saja besar tumor 2,5-5 cm dan


sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila
yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Stadium III dibagi dalam :


Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas
di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas
satu sama lain.
Stadium IIIB (local advanced)
:Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit
atau dinding dada, kulit merah dan ada oedema (lebih dari 1/3
permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau nodul satelit, kelenjar
getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan
sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain ( stadium I, II dan III ). Tetapi sudah
disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan
metastasis jauh lainnya.
Secara garis besar pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli
kanker di dunia (Sutjipto, 2001) adalah sebagai berikut:
Stadium I

: Operasi kemoterapi (optional)

Stadium II

: Operasi kemoterapi (+ hormonal),

Stadium III

: Kemoterapi operasi + radiasi (+ hormonal).

Stadium IV

: Kemoterapi radiasi (+hormonal).

2.1.4 Tipe Kanker Payudara


Menurut Smeltzer & Bare (2001) beberapa tipe kanker payudara adalah :

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

(a). Karsinoma dukt al menginfiltrasi


Karsinoma ini adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75%dari
semua jenis kanker payudara. Prognosis tipe ini lebih buruk dibandingkan dengan
tipe lainnya (Bonadonna, 1984).
(b). Karsinoma lobular menginfiltrasi.
Karsinoma lobular invasif adalah tipe kanker payudara yang tersering kedua.
Walaupun tingkat kejadian menurut literatur anatara 1% dan 20%, tetapi
jumlahnya sampai 15% dasemua kasus kanker payudara. Tipe ini biasanya terjadi
pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan
dengan tipe duktal menginfiltrasi. Lebih umum multisentris dengan demikian
dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara.
(c). Karsinoma Medular
Karsinoma ini menempati sekitar 6% dari dari kanker payudara dan tumbuh
dalam kapsul didalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas
dengan lambat, sehingga prognosisnya sering kali lebih baik.
(d). Kanker Musinus
Karsinoma ini menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Menghasilkan
lendir pertumbuhannya lambat sehingga kanker ini juga mempunyai prognosis
yang lebih baik dari lainnya (Smeltzer & Bare, 2001; Bonadonna, 1984)
(e). Kanker duktal-tubular
Kanker ini jarang terjadi, yakni hanya menempati 2% dari kanker, karena
metastase aksilaris secara histologi tidak lazim.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

(f). Karsinoma inflamatori


Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang sangat jarang
terjadi (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker
payudara lainnya. Tumor setempat nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara secara
abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan hitam. Sering
terjadi edema dan retraksi puting susu.
(g). Penyakit Paget
Penyakit Paget adalah salah satu tipe kanker payudara yang juga jarang
terjadi. Gejala yang timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara.
Tumornya itu dapat duktal dan invasif. Massa tumor sering tidak dapat diraba
dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul. Mammografi mungkin
merupakan satu-satunya pemeriksaan diagnostik yang dapat mendeteksi tumor
tersebut (Bonadonna, 1984)
(h). Karsinoma payudara In situ
Karsinoma payudara In situ payudara ini lebih sering dideteksi dengan
meluasnya penggunaan sekrening mammografi. Penyakit ini ditandai oleh
proliferasi sel-sel malignan didalam duktus dan lobulus, tanpa invasif kedalam
jaringan sekitarnya. Terdapat karsinoma in situ yakni ; duktal dan lobular
2.1.5 Pencegahan Kanker payudara
Menurut Sutjipto, (2001) pencegahan penyakit kanker payudara masih sulit
diterapkan karena faktor penyebabnya masih dalam penelitian. Saat ini, yang
dapat dicegah adalah aspek "life style" serta mengurangi faktor risiko yang
memungkinkan

timbulnya

kanker

payudara.

Usaha

satu-satunya

untuk

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara adalah dengan


mendeteksi secara dini keberadaan kanker payudara tersebut.
Adapun pencegahan penyakit kanker payudara menurut ( Tjahjadi, 2003;
Tambunan, 1995 dan Moningkey, 2000) yakni terdiri dari pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
Pencegahan primer adalah langkah yang dilakukan untuk menghindari diri
dari berbagai faktor resiko yakni dengan cara : (a) Mengurangi makanan yang
mengandung lemak tinggi; (b) Memperbanyak aktifitas fisik dengan berolahraga.
(c) Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama; (d) Hindari
banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol; (e) Menghindari terlalu banyak
terkena sinar x atau jenis-jenis radiasi lainnya; (f) Makanlah produk kedelai serta
produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai selain mengandung flanoid
yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang
berfungsi sebagai estrogen nabati

(phytoestrogen). Estrogen nabati ini akan

menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga
akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan
merangsang tumbuhnya sel kanker; (g) Mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan
lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses. Serat yang dibutuhkan
menurut National Cancer Institut, USA adalah 20-30 gram setiap hari; (h)
Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang
mengandung vitamin C, zat anti oksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel
tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, bayam, kangkung, kacang-kacangan dan
biji-bijian; (i) Penggunaan obat-obat hormonal harus dengan sepengetahuan
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

dokter; (j) Wanita yang mempunyai resiko tinggi salah satu anggota keluarganya
ada menderita kanker payudara, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung hormon seperti pil, suntikan dan susuk KB.
Pencegahan sekunder merupakan langkah yang dilakukan untuk mendeteksi
secara dini kelainan yang ada pada payudara, sehingga apabila kanker ditemukan
masih dalam stadium dini, maka pengobatan atau penanganan yang cepat dan
tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dan hidup lebih lama. Deteksi dini
dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan dan
pemeriksaan mammografi sekali setahun terutama bagi wanita yang berusia 40
tahun keatas untuk mendapat panyakit kanker payudara meningkat pada umur
tersebut.
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada wanita yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita kanker
payudara

sesuai

dengan

stadiumnya

dapat

mengurangi

kecacatan

dan

memperpanjang harapan hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit


dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi,
radioterapi, hormonal dan kemoterapi.
2.1.6 Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain.
Wanita saat ini mempunyai lebih banyak pilihan dalam pengobatan kanker
payudara biasanya meliputi :
a). Pembedahan
Prosedur pembedahan yang dilakukan pada wanita penderita kanker
payudara tergantung pada tahap penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

kesehatan penderita secara umum, adapun pembedahan / operasi tersebut adalah


sebagai berikut: (a) Lupektomi, mengangkut tumornya saja dan jaringan-jaringan
yang terkena kanker; (b) Partial atau segmental mastektomi, mengangkat tumor
sepanjang berbatasan atau sebagian saja beserta jaringan normal, kulit dan
jaringan pengikat; (c) Total mastektomi, mengangkat seluruh jaringan buah dada;
(d) Modifikasi mastektomisecara radikal, mengangkat seluruh jaringan buah dada,
simpul kelenjar getah bening diketiak dan seluruh otot yang menutupi dada; (e)
Mastektomi radikal, bagian-bagian yang diangkat seperti modifikasi mastektomi
secara radikal ditambah dengan jaringan sekitarnya. Metode ini jarang digunakan;
(f) Pembedahan jaringan getah bening dibawah axilla, mengangkat kelenjar
getah bening pada area axilla untuk kepentingan perawatan dan/atau pencegahan
stadium selanjutnya.
Efek samping dari operasi ini adalah pembengkakan, kehilangan tenaga/
kekuatan, persendian kaku, mati rasa, atau perasaan gatal-gatal, pendarahan,
infeksi, dan/ atau pembekuan darah (Bohme, 2001).
b). Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker
payudara tahap 1 dan 2 yakni dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan (Gale, 1999).
c). Terapi Sistemik
Menurut Lincoln, (2008) metode perawatan ini meliputi kemoterapi yang
digabungkan dengan perawatan lokal untuk kanker payudara stadium III dan
stadium IV. Disaat memutuskan apakah wanita yang terkena kanker payudara
harus diberikan terapi sistemik lanjutan atau tidak, faktor-faktor berikut perlu
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

kiranya dipertimbangkan : (a) Resiko kambuhnya penyakit kanker payudara; (b)


Keuntungan potensial dari pengobatan tersebut; (c) Resiko-resiko yang
berhubungan dengan pengobatan; (d) Kemauan pasien untuk menerima pengaruh
pengobatan yang berimbang dengan manfaat yang dirasakan.
d). Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal yang di
gunakan pada tahap awal atau pun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi
dilakukan pembedahan). Obat kemoterpi bisa digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine, obat anti kanker oral
yang diaktifasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang
sel kanker saja.
Efek-efek samping yang mungkin timbul dari kemoterapi adalah rambut
rontok, mual, diare, berat badan menurun, mulut kering dan mandul.
2.2 Konsep Diri
2.2.1 Pengetian konsep Diri
Menurut Stuart & Sundeen, (1991) konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sedangkan
menurut Alimul, (2006) konsep diri (self-concept) adalah bagian dari masalah
kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari
sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Konsep diri ini
berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial
seseorang.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Menurut Potter, (2005) konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang
yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan
orang lain. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri
dapat menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dan persepsi tentang
kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan
tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri.
2.2.2 Komponen-komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yakni :
2.2.2.1 Gambaran Diri (body image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup perspsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dikombinasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart
& Sundeen, 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima reaksi dari
tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi
lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri
(Body image) berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang
diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya, pandangan yang
realistis terhadap dirinya menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi
rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
2.2.2.2 Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standart dapat berhubungan dengan
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

tipe orang yang akan diinginkan/ disukanya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai
yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri
berdasarkan

norma-norma

sosial dimasyarakat

tempat

individu

tersebut

melahirkan penyesuain diri (Suliswati, 2005).


2.2.2.3 Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Suliswati, 2005).
Menurut Alimul, (2006) harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari
diri sendiri maupun dari orang lain. Perkembangn harga diri juga ditentukan oleh
perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang
pernah dicapai individu dalam hidupnya. Jika individu sering gagal maka
cenderung harga diri rendah.
2.2.2.4 Peran
Menurut Suliswati, (2005) Peran adalah serangkaian pola perilaku, nilai dan
tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu
didalam kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk berperan serta
dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang yang berarti.
Menurut Stuart & Sundeen, (1998) penyesuaian individu terhadap perannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (a) Kejelasan prilaku yang sesuai dengan
perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan; (b)
Kosistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan perannya; (c) Kejelasan
budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya; dan (d) Pemisahan situasi
yang dapat menciptakan ketidakselarasan.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

2.2.2.5 Identitas Diri


Identitas diri adalah penilaian indivudu tentang dirinya sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Identitas mencakup konsistensi seseorang sepanjang waktu
dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan atau keunikan
dibandingkan dengan orang lain (Alimul, 2006).
Menurut Suliswati, (2005) Identitas diri merupakan sintesis dari semua
konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan, atribut/ jabatan dan peran.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang
mamandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan
berharga (aspek mandiri), kemampuan dan penyesuaian diri (Keliat, 1992).
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep diri
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Tarwonto &
Wartonah, (2003) yaitu:
a) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan

pertumbuhan

anak akan mempengaruhi konsep dirinya.


b) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud
disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan

psikososial. Lingkungan fisik

adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan
lingkungan psikososial adalah segala lingkungan yang dapat menunjang
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan


konsep diri.
c). Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping
individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya, dukungan dari masyarakat,
dan ekonomi yang kuat.
d). Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri
demikian juga sebaliknya.
e). Stresor
Stersor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian, dan
ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi,
menarik diri, dan kecemasan.
f). Usia, keadaan sakit dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
2.2.4 Kriteria Kepribadian sehat
Kriteria kepribadian yang sehat menurut Tarwoto & Wartonah, (2003)
yakni :
(a). Citra tubuh yang positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang
sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

(b). Ideal dan realitas


Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup
yang dapat dicapai.
(c). Konsep diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalam
hidupnya.
(d). Harga diri tinggi
Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya
sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama
dengan apa yang dia inginkan.
(e). Kepuasan penampilan peran
Individu mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan
orang lain, secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan
terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.
(f). Identitas jelas
Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam
mencapai tujuan.
2.2.5 Karakteristik konsep diri yang rendah
Menurut (Carpenito, 1995 dalam taylor) yang dikutip oleh Tarwoto &
Wartonah, (2003) ada beberapa karakteristik konsep diri yang rendah yaitu;
menghindari sentuhan atau melihat bagin tubuh tertentu; Tidak mau berkaca,
menghindari diskusi tentang topik dirinya, menolak usaha rehabilitas, melakukan
usaha sendiri dengan tidak tepat, mengingkari perubahan pada dirinya, tanda dari
keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis, tingkah laku yang merusak
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

seperti penggunaan obat-obatan, dan alkohol, menghindari kontak; dan kurang


bertanggung jawab.
2.2.6 Konsep diri penderita kanker payudara
Menurut Keliat (1998), konsep diri penderita kanker pada umumnya yakni
mereka akan merasa malu, menarik diri, kontrol diri yang kurang, takut, pasif,
asing terhadap diri serta frustasi. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri
yang rendah dan identitas diri yang kabur pada penderita kanker yakni mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung, pesimis,
gangguan berhubungan, menarik diri, kecemasan tinggi (hingga panik), ideal diri
tidak realistis, tidak / kurang penerimaan terhadap diri serta hubungan intim
terganggu.
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Chris, (2005)
terhadap penderita kanker payudara pasca tindakan operatif, menunjukkan bahwa
subjek penderita kanker payudara pasca tindakan operatif memiliki gambaran
konsep diri yang negatif. Penderita kanker payudara menilai secara negatif
penampilan fisiknya dan merasa tidak puas dengan kondisi fisiknya tersebut.
Akibatnya penderita kanker payudara akan menampilkan kesan yang negatif
seperti rasa malu dan rendah diri terhadap orang lain. Perasaan malu dan rendah
diri yang dirasakan oleh subjek berhubungan dengan kedaan fisik yang dirasakan
tidak sempurna lagi dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Penderita
kanker payudara pacsa tidakan operatif akan merasa tidak memiliki kemampuan
baik dalam melakukan aktivitas maupun dalam menjalin hubungan sosialisasi
dengan orang lain. Kondisi fisik yang sudah tidak utuh lagi menyebabkan

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

penderita kanker merasa memiliki kelemahan yang berdampak pada perasaan


tidak memiliki kemampuan dalam melakukan sesuatu hal.
Dengan latar belakang sebagai penderita kanker payudara menyebabkan
subjek kehilangan rasa percaya diri, tidak mandiri dan bergantung pada bantuan
dari orang lain, serta bersikap tidak jujur terhadap orang lain sehubungan dengan
kondisi fisiknya. Dalam menghadapi prospek masa depan penderita kanker
payudara memilih untuk bersikap kehidupan apa adanya dan tidak melakukan
usaha untuk mempersiapkan memasuki kehidupan masa depannya merupakan
sikap yang kerap muncul pada penderita kanker. Selain itu, penderita kanker
payudara pasca tindakan operatif pada umumnya memandang negatif terhadap
dirinya sendiri dan hal tersebut mempengaruhi pandangannya terhadap peran jenis
kelamin yang dimilikinya, baik sebagai seorang ibu rumah tangga maupun sebagai
seorang istri. Pandangan negatif terhadap peran jenis kelamin tersebut
menyebabkan penderita kanker payudara merasa tidak berhasil menjalankan
perannya sebagai seorang ibu terlebih sebagai seorang istri, dan cenderung akan
menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialaminya. Sikap yang negatif
terhadap diri fisik, merasa tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu,
merasa rendah diri, hilangnya rasa percaya diri dan tergantung pada pertolongan
orang lain serta memiliki pandangan yang negatif terhadap peran dan terhadap
prospek dimasa depan adalah penyebab subjek penderita kanker payudara pasca
tindakan operatif menjadi memiliki konsep diri yang negatif.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

2.3 Kecemasan
2.3.1 Pengertian Kecemasan
Menurut Hawari, (2004) Kecemasan adalah gangguan alam perasaan
(afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan. Kecemasan juga merupakan pengalaman dari lahir
sampai mati oleh setiap orang yang meliputi ancaman terhadap tubuh, persepsi
diri dan hubungan sosial (Stuart & Sundeen, 1998).
Kecemasan yang dialami bisa mengarah pada objek tertentu. Yang
dimaksud dengan objek bisa berupa benda tetapi bisa juga berupa situasi. Ini
biasanya mengarah pada phobia. Kecemasan juga bisa dialami meskipun objeknya
tidak jelas atau tidak bisa dikenali. Jika individu tiba-tiba merasa cemas tetapi
tidak begitu memahami apa yang dicemaskannya. Gejala kecemasan juga bisa
beralih dari satu objek ke objek lainnya, ini yang menjadi penanda bahwa
sebenarnya kecemasan terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang
bersangkutan, bukan karena situasi riilnya (Siswanto, 2007).
2.3.2 Tanda-Tanda Umum Kecemasan
Keluhan atau tanda dan gejala kecemasan yang ditujukan atau dikemukakan
oleh seseorang sangat bervariasi, tergantung dari beratnya kecemasan yang
dirasakan oleh individu tersebut, keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain yakni; cemas, khawatir,
firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang,
tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan
banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan
konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar- berdebar, sesak nafas,


gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya
(Hawari, 2004).
2.3.3. Tingkat Kecemasan
Empat tingkat kecemasan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan efek
pada tiap individu yang dikemukakan oleh Stuart & Sundeen, (1998) dan
Tarwoto, (2003).
2.3.3.1 Cemas ringan
Adanya berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyababkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya
seperti melihat, mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat. Tingkat ini
dapat memotivasi untuk belajar dan meningkatkan perkembangan serta kreativitas
seseorang. Pada tingkat ini biasanya tanda dan gejala seperti sesekali bernafas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, muka berkerut, bibir gemetar, jantung
berdebar, gelisah, tidak dapat duduk dengan tenang, lebih banyak bicara dari
biasanya dan tangan gemetar (Sundeen, 1998).
2.3.3.2 Cemas sedang
Pada tingkat ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan padahal yang
penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah. Lapangan persepsi menurun seperti panglihatan, pendengaran dan
gerakan menggenggam berkurang. Pada tingkat ini biasanya tanda dan gejalanya
seperti mulut kering, anoreksia, badan bergetar, ekspresikan wajah ketakutan,

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

gelisah, tidak mampu bersikap rileks, sukar tidur, banyak bicara disertai suara
yang keras dan lebih cepat (Tarwoto, 2003).
2.3.3.3 Cemas berat
Cemas berat ini biasanya seseorang akan mengalami lapangan persepsi yang
menyempit. Seseorang cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan
spesifik dan tidak memikirkan hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak bimbingan untuk
memperhatikan keadakan. Tanda dan gejala yang muncul biasanya seperti
berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, memainkan atau meremas jari,
kecewa, tidak berdaya, tidak mampu menyelasaikan masalah, berbicara cepat dan
perasaan ancaman meningkat (Tarwoto, 2003).
2.3.3.4 Panik
Tingkatan ini berhubungan dengan perasaan takut dan cemas. Pada tingkatan
ini hal yang spesifik tidak lagi proporsional karena mengalami kehilangan kendali
atau kontrol, tidak dapat melakukan hal-hal tertentu meskipun dengan bimbingan.
Terjadi aktivitas motorik, menurunnya kemampuan dalam berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tanda dan gejalanya seperti perasaan jantung berdebar, penglihatan berkunangkunang, sakit kepala, sulit bernafas, perasaan mau muntah, otot tubuh terasa
tegang dan tidak mampu melakukan apa-apa (Sudeen, 1998).
2.3.4 Kecemasan pada penderita kanker payudara
Menurut Puckett, (2007) bagi banyak wanita, yang diagnosis kanker
payudara bukan saja berdampak pada fisiknya tetapi juga pada emosi, dan pada
mentalnya, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

orang lain yakni hubungan dengan teman, suami, anak, keluarganya. Selanjutnya
Puckett

menambahkan

bahwa

ketidakpastian

dari penyakit

itu

sendiri

memperparah dampak tersebut. Ketidaktahuan tentang kanker payudara akan


semakin

meningkatkan

emosionalitas

penderita

yang

berkaitan

dengan

hubungannya dengan orang lain. Hal itu akan meningkatkan kecemasan dan
mengubah segalanya dalam kehidupannya.
Keluhan lain seperti rasa sepi, rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas,
waswas, rasa ingin dicintai, rasa ingin disayangi, rasa aman, kebutuhan spiritual,
support mental, support sosial, serta sangat memerlukan dukungan dari keluarga
dan lingkungan sekitarnya yang dengan tulus hati mau mendengar, memberikan
uluran kasih sayang dan perhatian sangat diperlukan oleh penderita kanker
payudara khususnya penderita yang mendekati saat-saat terakhirnya (Heriady,
2008).
Unsur psikologis terkait dengan persepsi penderita tentang ancaman dan
stres yang disebabkan oleh penyakit kanker itu sendiri, persepsi ini akan berbeda
pada setiap individu. Ada tiga kategori stresor yang disebabkan oleh kanker,
yakni: (a) Ancaman dari penyakit kanker itu sendiri; (b) Hilangnya bagian tubuh
atau ancaman akan hilangnya bagian dari tubuhnya; dan (c) Frustasi dalam
memenuhi dorongan biologis karena ketidak mampuan yang diakibatkan penyakit
kanker, atau efek-efek samping dari pengobatan kanker (Baradero, 2007).
Respon pasien terhadap ketiga hal tersebut meliputi cemas, depresi,
menurunnya harga diri, permusuhan, dan mudah marah. Termasuk dalam efek
sosiologis, yaitu berkurangnya interaksi dengan keluarga dan teman-teman, serta
dapat mengurangi partisipasi dalam kegiatan sehari-hari.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Menurut Tarwoto, (2003) ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan


stress dan cemas pada diri seseorang yakni : lingkungan yang asing, kehilangan
kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang
lain, berpisah dengan pasangan dan keluarga, masalah biaya, kurang informasi,
ancaman akan penyakit yang lebih parah dan masalah pengobatan.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

BAB III
KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual


Pada skema kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian
ini adalah wanita penderita kanker payudara dimana peneliti akan mengidentifikasi
konsep diri dan kecemasan wanita penderita kenker payudara di Poli Bedah

Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

Komponen
konsep diri :
Gambaran diri
Ideal diri
Harga diri
Peran
Identitas diri

- Positif

- Negatif

Wanita dengan
kanker Payudara
Kecemasan
penderita
kanker
payudara :
- Ringan
- Sedang
- Berat

- Panik

Faktor yang menimbulkan kecemasan :


1. Lingkungan yang asing
2. Hilang kemandirian; tergantung dengan
orang lain
3. Berpisah dengan pasangan /keluarga
4. Masalah biaya
5. kurang informasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. Masalah pengobatan

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti

Skema 1 : Kerangka konseptual penelitian konsep diri dan kecemasan wanita


penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi RSUPH Adam
Malik Medan.
Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

3.2 Definisi Operasional Variabel penelitian

Tabel 1. Definisi operasiaonal variabel penelitian


No
1.

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala

- Konsep
diri wanita
penderita
kanker
payudara

Konsep
diri
merupakan
sikap,
persepsi
dan
penilaian
wanita
penderita
kanker
payudara
terhadap
dirinya secara utuh
yang mempengaruhi
dirinya
dalam
interaksinya dengan
lingkungan sosialyang
mencakup: gambaran
diri, ideal diri, harga
diri,
peran
dan
identitas diri.

Kuesioner
sebanyak
25
pernyataan
dengan
pilihan
jawaban :
1. ya
2. Tidak

Positif
= 0-13
Negatif
= 14-27

- Kecemasan
wanita
penderita
kanker
payudara

Kecemasan
merupakan perasaan
khawatir,
cemas
tegang, gelisah dan
takut akan sesuatu hal
yang buruk yang akan
terjadi dimasa yang
akan datang dalam
menghadapi
perubahan situasi atau
kondisi
akibat
penyakit
yang
dideritanya.

Kuesioner
sebanyak
20
pernyataan
dengan 4
pilihan
jawaban
berupa ;
-Tidak
sama
sekali
- Sedikit
- Sedang
- Sangat

Kecemasan Interval
ringan
= 20-40
Kecemasan
sedang
= 41-60
Kecemasan
berat
= 61-80

Variabel
Independen:
Interval

Arika Suci Hartati : Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008.
USU Repository 2009

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Sesuai tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri dan
kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah diperkirakan dari jumlah keseluruhan
wanita yang menderita kanker payudara yang berobat ke Poli Bedah Onkologi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2007. Dari hasil
survey awal yang telah dilakukan pada (17 November 2008), didapat laporan
tentang jumlah populasi wanita penderita kanker payudara yang berobat jalan
pada tahun 2007 adalah sebanyak 235 orang (Rekam Medik RSUPH Adam
Malik, 2007).
4.2.2 Sampel Penelitian
Penentuan jumlah sampel ditentukan sesuai dengan Arikunto (2006) yang
menjelaskan bahwa, jika populasi besar melebihi 100 orang maka proporsi sampel
dapat diambil antara 10-15% untuk itu proporsi sampel yang diambil adalah 14%
dari populasi. Sehingga yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 33
orang wanita penderita kanker payudara. Tehnik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan Metode non probability sampling jenis Purposive

sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan ciri dan kriteria dari populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo, 2002), yakni:
a). Wanita penderita kanker payudara dalam keadaan sadar atau tidak sedang
dalam kondisi kesehatan yang lemah serta sehat kondisi mentalnya.
b). Dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Adapun Rumah Sakit ini dipilih peneliti karena
rumah sakit ini termasuk rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat
rujukan yakni dari Propinsi NAD dan Propinsi Sumatera Utara, sehingga
diperkirakan lokasi ini memiliki jumlah sampel yang memadai untuk bisa
dilakukan penelitian, selain itu rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah
sakit pendidikan bagi mahsiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Serta disamping itu juga pertimbangan efisiensi biaya penelitian
dan waktu dimana lokasi penelitian ini dilakukan dekat dengan tempat tinggal
peneliti sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 17 November sampai dengan 6 Desember 2008.
4.4 Pertimbangan Etik
Objek penelitian ini adalah manusia maka pertimbangan etik sangat
penting. Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh institusi
pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dan izin pengumpulan data diperoleh dari Direktur RSUPH.
Adam Malik Medan. Penelitaian ini mengakui hak-hak responden dalam
menyatakan kesediaan atau ketidaksediaannya untuk dijadikan objek penelitian.

Lembar persetujuan (informed concent) ditandatangani berdasarkan keinginan


objek penelitian. Peneliti akan menjelaskan tujuan, sifat, dan manfaat penelitian.
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.
Untuk menjaga kerahasiaan maka kuesioner yang diberikan akan diberi kode
tertentu tanpa nama dan hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi
tersebut (Nursalam, 2003).
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner
terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi yang berisi identitas wanita penderita
kanker payudara, konsep diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
tinjauan pustaka yakni berdasarkan Stuart & Sundeen (1991) dan Suliswati
(2005) serta kuesioner kecemasan diadopsi dari Spielberger (1988).
4.5.1 Kuesioner Data Demografi
Kuesioner data demografi responden meliputi umur, pendidikan, status
perkawinan, agama, pekerjaan dan penghasilan keluarga. Data demografi
responden tidak akan dianalisis hanya untuk mengetahui karakteristik responden.
4.5.2 Kuesioner Konsep Diri
Kuesioner konsep diri yang digunakan adalah berupa pernyataanpernyataan yang memberikan gambaran konsep diri dari responden. Kuesioner ini
terdiri dari 25 butir pernyataan yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
tinjauan pustaka yakni dari Stuart & Sundeen (1991) dan Suliswati (2005) yaitu
terdiri dari 5 butir pernyataan untuk masing-masing komponen konsep diri.
Pernyataan - pernyataan tersebut tersusun atas pernyataan positif dan pernyataan

negatif. Pernyataan tentang gambaran diri terdiri dari pernyataan positif (no 1-4)
dan pernyataan negatif (no 5), pernyataan tentang ideal diri terdiri dari pernyataan
positif (no 6-9) dan pernyataan negatif (no 10), pernyataan tentang harga diri
terdiri dari pernyataan positif (no 11-14) dan pernyataan negatif (no 15),
pernyataan tentang peran terdiri dari pernyataan positif (no 16-19) dan pernyataan
negatif (no 20), serta pernyataan tentang identitas diri terdiri dari pernyataan
positif (no 21-24) dan pernyataan negatif (no 25). Setiap pernyataan memiliki dua
alternatif jawaban yakni ya dan tidak, bila pernyataan positif jawabannya (ya)
diberi nilai 1 dan jika (tidak) diberi nilai 0, sebaliknya untuk pernyataan negatif
jika jawabannya (ya) diberi nilai 0 dan jika jawabannya (tidak) diberi nilai 1. nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 25 dan terendah adalah 0.
4.5.3 Kuesioner Kecemasan
Kuesioner kecemasan merupakan kuesioner yang berisikan bagaimana
gambaran kecemasan pasien wanita yang terdiagnosa menderita kanker payudara.
kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan, yang meliputi sepuluh pernyataan positif
dengan jawaban : 1= sama sekali tidak, 2= sedikit, 3= sedang, dan 4= sangat; serta
sepuluh pernyataan negatif dengan jawaban 4= sama sekali tidak, 3= sedikit, 2=
sedang, dan 1= sangat. Skala pengukuran yang digunakan adalah interval.
4.6 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diambil di RSUP H. Adam Malik Medan selama 2 minggu.
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi


pendidikan (Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara).
2) Mengirimkan permohonan izin pengambilan data yang diperoleh dari
fakultas ke tempat penelitian (RSUP H. Adam Malik Medan).
3) Setelah mendapat persetujuan dari RSUPH. Adam Malik Medan,
peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.
4) Menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses
pengisian kuesioner.
5) Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani
Informed consent (surat persetujuan).
6) Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengam menggunakan
kuesioner terhadap responden. Selama wawancara responden diberi
kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak
difahami.
7) Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.
4.7

Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid juga apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikonto, 2006).

Instrumen kecemasan tidak dilakukan uji validitas oleh peneliti dikarenakan


peneliti mengadopsi dari Spielberger (1988). Sementara untuk instrumen konsep
diri dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti
berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas. Uji
validitas dilakukan dengan uji content validity oleh ahli keperawatan jiwa, dalam
hal ini uji validitas dilakukan oleh ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS
selaku orang yang ahli mengenai keperawatan jiwa Program Studi Ilmu
Keperawatan USU.
4.8

Uji Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas konsistensi internal karena

memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk
instrumen kepada satu subjek studi (Demsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas
ini bertujuan untuk mengukur kekuatan instrumen sehingga dapat digunakan
untuk penelitian berikutnya dalam lingkup yang sama. Instrumen atau alat ukur
yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan
beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji reliabilitas
dilakukan pada 10 orang responden di Breast Clinic RSUPH Adam Malik medan,
untuk kuesioner konsep diri dengan alternatif jawaban ya dan tidak yang terdiri
dari pernyataan positif (20 pernyataan) dan pernyataan negatif (5 pernyataan)
dilakukan dengan menggunakan Rumus KR-20 (Kuder dan Ricardson 20) dengan
= 0,005, N=10 dan r product moment 0,632. Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai r hitung sebesar 0,754 > r tabel sebesar 0,632. Hal ini berarti kuesioner
konsep diri pada wanita penderita kanker payudara telah reliabel.

Untuk kuesioner kecemasan, uji reliabel menggunakan bantuan program


SPSS dengan analisis Cronbach Alpha. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai
alpha sebesar 0,840. Sesuatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisiennya lebih
dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999). Dengan demikian maka instrumen kecemasan
pada wanita penderita kanker payudara telah reliabel.
4.9 Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui
beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data,
kemudian memberi kode (coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi,
selanjutnya memasukkan (entry) secara komputerisasi dan dilakukan pengolahan
data.
Untuk penilaian terhadap konsep diri dalam penelitian ini akan
dikategorikan sebagai konsep positif dan konsep diri negatif. Berdasarkan rumus
statistika menurut Sudjana (2000), P = rentang / banyak kelas dimana P
merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah)
sebesar 25 dan banyak kelas dibagi 2 kategori kelas, Maka didapat panjang kelas
sebesar 12,5, namun dikarenakan peneliti kesulitan menghitung dalam bentuk
desimal, sehingga peneliti membulatkan menjadi 13. Dengan demikian P=13 dan
nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka konsep diri
wanita penderita kanker payudara dikategorikan atas interval sebagai berikut :
0 -13 = Konsep diri positif
14-26 = Konsep diri negatif
Sementara untuk kuesioner tingkat kecemasan wanita penderita

kanker

payudara dalam penelitian ini akan dikategorikan yakni kecemasan ringan,

kecemasan sedang, dan kecemasan berat. Untuk kategori kecemasan panik tidak
diteliti oleh peneliti sebab pada tingkat panik

pasien mengalami kehilangan

kendali atau kontrol, tidak dapat melakukan hal-hal tertentu meskipun dengan
bimbingan, menurunnya kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional, sehingga
tidak memungkinkan pasien untuk melakukan rawat jalan dan dijadikan
responden penelitian. Dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana
(2000), diperoleh rentang kecemasan dengan jumlah skor tertinggi sebesar 80 dan
skor terendah 20 sebagai batas kelas pertama banyak kelas. Jumlah skor tertinggi
dibagi dalam 3 kategori kelas untuk tingkat kecemasan pada wanita penderita
kanker payudara (kecemasan ringan, sedang dan berat.), sehingga diperoleh
panjang kelas sebesar 20, dengan P=20 maka tingkat kecemasan pada wanita
penderita kanker payudara dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :
20-40

: kecemasan ringan

41-60

: kecemasan sedang

61-80

: kecemasan berat

Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program


SPSS untuk mengetahui frekuensi dan persentase data. Hasil analisa data
demografi disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi, begitu juga halnya dengan
kedua data tentang konsep diri dan kecemasan, karena skala pengukurannya
dalam bentuk interval sehingga tampilan datanya dalam bentuk distribusi
frekuensi.

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang konsep diri
dan kecemasan wanita penderita kenker payudara di Poli Bedah Onkologo Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan
mulai tanggal 17 November sampai dengan 6 Desember dengan jumlah responden
sebanyak 33 orang wanita penderita kanker payudara.
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan meliputi karakteristik responden, konsep diri
wanita penderita kanker payudara, dan kecemasan wanita penderita kenker
payudara.
5.1.1 Karakteristik Responden
Dari 33 orang penderita kanker payudara yang menjadi responden
penelitian, diketahui bahwa umur responden terbanyak berada pada rentang 34-42
tahun yaitu sebanyak 13 responden (39,4%) dan pendidikan responden terbanyak
adalah sekolah dasar (SD) sebanyak 18 responden (54,5%). Responden umumnya
menikah yakni sebanyak 33 responden (100%), beragama Islam 24 responden
(72,7%). Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa penghasilan keluarga
kurang dari Rp.800.000,- yaitu sebanyak 21 responden (63,6%), dimana
umumnya mereka bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17
responden (51,5%). Hasil penelitian mengenai karakteristik responden secara
singkat dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara


di Poli Bedah Onkologi RSUPH. Adam Malik Medan tahun 2008
(N=33).
Karakteristik Responden
Umur
- 25-33 tahun
- 34-42 tahun
- 43-51 tahun
- 52-60 tahun
- 61-69 tahun

6
13
10
2
2

18,2
39,4
30,3
6,1
6,1

Pendidikan
- SD
- SLTP
- SLTA
- Perguruan Tinggi

18
8
6
1

54,5
24,2
18,2
3,0

Status Perkawinan
- Menikah

33

100,0

Agama
- Islam
- Kristen

24
9

72,7
27,3

Pekerjaan
- PNS
- Pegawai swasta
- Wiraswasta
- Bertani
- IRT

1
6
4
5
17

3,0
18,2
12,1
15,2
51,5

Penghasilan keluarga
- < Rp. 800.000,- Rp.800.000- Rp.2.000.000,-

21
12

63,6
36,4

5.1.2 Konsep diri wanita penderita kanker payudara


Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 33 orang wanita
penderita kanker payudara yang menjadi responden penelitian diperoleh bahwa
dari 33 responden tersebut, terdapat 4 orang responden (12,1%) yang memiliki

konsep diri positif, dan mayoritas 29 orang responden (87,9%) yang memiliki
konsep diri negatif. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi konsep diri wanita penderita kanker payudara di
Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2008 (N=33).
Konsep Diri Wanita
Penderita Kanker Payudara

1.

Positif

12,1

2.

Negatif

29

87,9

No.

Konsep diri wanita penderita kanker payudara yang terdiri beberapa


komponen yakni gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri dapat
jabarkan sebagai berikut :
5.1.2.1 Gambaran diri
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%),
20 orang responden (60,6%) memiliki gambaran diri yang negatif hal ini
dapat dilihat pada tabel 5.3. Analisa data yang menunjukkan gambaran diri
responden yang negatif didukung oleh ungkapan responden yaitu (69,7%)
mengungkapkan bahwa mereka tidak menyenangi payudaranya (n=23),
(54,5%) khawatir payudaranya tidak indah lagi (n=18), (12,1%) tidak
mampu menjalankan fungsi sebagai wanita (n=4) serta (51,5%) menyadari
bahwa daya tarik seksual mereka telah hilang (n=17).

5.1.2.2 Ideal diri


Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%),
22 responden (66,7%) memiliki ideal diri yang tidak realitas. Analisa data
yang menunjukkan ideal diri wanita penderita kanker payudara yang tidak
realitas didukung oleh ungkapan responden yang menyatakan bahwa
(33,3%) tidak ingin tampil cantik didepan orang yang disayangi (N=11),
(12,1%) mengungkapkan kepasrahan tidak ingin menjadi wanita yang
seutuhnya (N=4), (6,1%) tidak lagi berharap hubungan dengan orang yang
mereka sayangi tetap harmonis dan bahagia (N=2), serta (30,3%)
mengingkari akan kondisinya saat ini karena menginginkan bentuk
payudaranya kembali normal seperti wanita yang lain (N=10). Hal ini
dapat dilihat pada tabel 5.3.
5.1.2.3 Harga diri
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%),
21 responden (63,3%) memiliki harga diri yang rendah, hal ini didukung
oleh data yang menunjukkan bahwa (12,1%) mengungkapkan selama
menderita kanker payudara suaminya selalu mengacuhkannya (N=4),
(6,1%) tidak diterima oleh keluarga dengan tulus (N=2), (36,4%)
kehilangan keyakinan dan semangat dalam menjalani kehidupan (N=12),
(33,3%) mengungkapkan bahwa akibat menderita kanker payudara,
menghalangi mereka dalam beraktifitas sehari-hari (N=11), serta (69,7%)
malu jika orang lain mengetahui penyakit yang sedang mereka alami
(N=23). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.

5.1.2.4 Peran
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%),
25 responden (75,6%) tidak memiliki kepuasan dalam peran yang
dijalankannya. Analisa data yang menunjukkan hal tersebut adalah
(33,3%) tidak mampu melakukan pekerjaan dengan baik sehingga harus
dibantu orang lain (N=11), (24,2%) tidak lagi mampu merawat
keluarganya dengan baik (N=8), (54,5%) tidak mampu lagi melayani
suaminya (N=18), (33,3%) tidak lagi mengikuti kegiatan-kegiatan sosial
dimasyarakat (N=11), dan (45,5%) menyatakan bahwa sejak menderita
kanker payudara mereka tidak mampu melayani suami dengan maksimal
(N=15). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.
5.1.2.5 Identitas diri
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden (100%),
17 responden (45,5%) memiliki tidakjelasan dalam dalam identitas hal ini
dapat

dilihat

pada tabel 5.3.

Analisa data yang

menunjukkan

ketidakjelasan identitas didukung oleh (57,6%) mengatakan kanker


payudara membuat mereka tidak menjadi wanita yang seutuhnya (N=19),
(9,1%) putus asa tidak dapat membahagiakan suaminya (N=3), (12,1%)
tidak dapat menjadi ibu yang baik anak-anaknya (N=4), (42,4%) terhalang
untuk bergaul dengan orang-orang yang ada disekelilingnya (N=14) serta
(42,4%) mengungkapkan minder bentuk payudaranya tidak indah seperti
dulu (N=14).

Distribusi frekuensi dan persentase gambaran konsep diri wanita penderita


kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi gambaran konsep diri di Poli bedah
Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji adam Malik Medan tahun
2008 (N=33).

Positif

13

39,4

Negatif

20

60,6

Realitas

24,2

Tidak realitas

25

75,8

Tinggi

12

36,4

Rendah

21

63,6

Kepuasan peran

24,2

Ketidakpuasan peran

25

75,8

Kejelasan Identitas

16

48,5

Ketidakjelasan Identitas

17

51,5

Konsep Diri

1. Gambaran diri

2. Ideal diri

3. Harga diri

4. Peran

5. Identitas diri

Hasil penelitian mengenai konsep diri dan persentasi gambaran konsep diri
wanita penderita kanker payudara disajikan secara singkat pada tabel 5.3 dan tabel
5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil penilaian jawaban pernyataan wanita


penderita kanker payudara terhadap gambaran konsep diri (N=33).

Ya
No.

Pernyataan

Tidak

Ya

10

30,3

23

69,7

15

45,5

18

54,5

29

87,9

12,1

33

100

17

51,5

16

48,5

22

66,7

11

33,3

GAMBARAN DIRI
1.

Saya

masih

tetap

menyenangi

payudara saya setelah menderita


kanker payudara.
2.

Saya

tidak

khawatir

bentuk

payudara saya tidak indah lagi


setelah menderita kanker payudara.
3.

Meskipun

anggota

tubuh

saya

(payudara) tidak sempurna lagi,


namun

saya

masih

dapat

menjalankan fungsi saya sebagai


wanita.
4.

Saya sadar sejak menderita kanker


payudara, ukuran payudara saya
tidak normal lagi.

5.

Daya tarik seksual saya sudah


hilang setelah menderita kanker
payudara.
IDEAL DIRI

6.

Saya ingin selalu tampil cantik


didepan orang yang saya sayangi.

Tabel 5.4 lanjutan

Ya
No.

7.

menjadi

29

87,9

12,1

untuk

31

93,9

6,1

30

90,9

6,1

10

30,3

23

69,7

29

87,9

12,1

31

93,9

6,7

21

63,6

12

36,4

Pernyataan

Saya

menginginkan

Tidak

Ya

wanita yang seutuhnya


8.

Saya

selalu

berusaha

memaksimalkan diri saya dalam


menjalankan fungsi sebagai ibu
didalam keluarga saya
9.

Saya berharap hubungan saya


dengan orang yang saya sayangi
tetap

harmonis

setelah

dan

menderita

bahagia
kanker

payudara.
10.

Saya

menginginkan

bentuk

payudara saya kembali normal


seperti ibu-ibu yang lain pada
umumnya.
HARGA DIRI
11.

Meskipun saya menderita kanker


payudara, suami saya tidak pernah
mengacuhkan saya.

12.

Keluarga

saya

tetap

mau

menerima dengan tulus meskipun


kondisi saya seperti saat ini.
13.

Saya tetap yakin dan semangat


dalam

menjalani

kehidupan,

meskipun payudara saya tidak


seperti dulu lagi.

Tabel 5.4 lanjutan

Ya

Tidak

Ya

No.

Pernyataan

14.

Kanker payudara tidak menjadi

22

66,7

11

33,3

10

30,3

23

69,7

22

66,7

11

33,3

25

75,8

24,2

15

45,5

18

54,5

22

66,7

11

33,3

18

54,5

15

45,5

penghalang

saya

dalam

beraktifitas sehari-hari.
15

Saya

malu

jika

orang

lain

mengetahui penyakit yang sedang


saya alami saat ini.
PERAN
16.

Sejak menderita kanker payudara,


saya

masih

dapat

melakukan

pekerjaan dengan baik.


17.

Meskipun saya menderita kanker


payudara, saya masih mampu
merawat keluarga saya dengan
baik.

18.

Saya masih dapat melayani suami


saya meskipun dengan kondisi
saya saat ini.

19.

Sejak menderita kanker payudara,


saya

masih

dapat

melakukan

kegiatan sosial dimasyarakat.


20.

Sejak menderita kanker payudara,


sebagai seorang istri saya tidak
mampu

melayani

dengan maksimal.

suami

saya

Tabel 5.4 lanjutan.

Ya
No

Pernyataan

Tidak

14

42,4

19

57,6

30

90,9

9,1

29

87,9

12,1

14

42,4

19

57,6

14

42,4

19

57,6

IDENTITAS DIRI
21.

Kanker payudara membuat saya


tetap

menjadi

wanita

yang

istri,

saya

seutuhnya.
22.

Sebagai
berusaha

seorang
untuk

dapat

membahagiakan suami saya.


23.

Saya dapat menjadi ibu yang baik


bagi anak- anak saya, walau pun
saya menderita kanker payudara.

24.

Kanker

payudara

tidak

menghalangi saya untuk bergaul


dengan orang-orang

yang

ada

disekeliling saya.
25.

Sebagai

seorang

wanita,

saya

minder karena bentuk payudara


saya tidak indah seperti dulu

5.1.3 Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara


Dari hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa respon kecemasan dari
33 orang responden wanita yang menderita kanker payudara dengan 3 kategori
kecemasan yaitu ringan, sedang dan berat diperoleh data bahwa sebagian besar
mereka mengalami kecemasan sedang yakni sebanyak 14 responden (42,4%), dan
sebagian lagi mereka menunjukkan kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden
(30,3%) serta kecemasan ringan hanya 9 responden (27,3%). Data tersebut dapat
dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kecemasan wanita penderita kanker payudara di


Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2008 (N=33).
Kecemasan Wanita Penderita
Kanker Payudara

No.

1.

Berat

10

30,3

2.

Sedang

14

42,4

3.

Ringan

27,3

Tabel 5.6 menunjukkan bagaimana perasaan responden yang menderita


kanker payudara. Dari 33 orang responden penelitian sebanyak 7 responden
(21,2%) menyatakan mereka merasa sangat tegang menghadapi penyakit kanker
payudara yang dideritanya, 10 responden (30,3%) mengungkapkan bahwa mereka
sangat tertekan, 11 responden (33,3%) merasa sangat terganggu dan menunjukkan
suatu kekhawatiran setelah penyakit itu terjadi, 14 responden (42,2%) menyatakan
mereka sama sekali tidak puas dan tidak senang sama sekali dengan adanya

penyakit tersebut, 13 responden (39,4%) menyatakan tidak sama sekali percaya


diri, 7 responden (21,2%) menyatakan mereka merasa sangat gelisah dan bingung,
9 responden (27,3%) menyatakan sangat gugup, sedangkan hanya 2 responden
(6,1%) yang melaporkan bahwa mereka merasa sangat tenang, aman, tentram dan
senang, 5 responden (15,2%) menyatakan sangat nyaman, serta hanya 6 responden
(18,2%) yang merasa sangat siap dan merasa bisa menerima kenyataan bahwa saat
ini mereka mengalami penyakit kanker payudara. Hasil penelitian tersebut dapat
dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kecemasan pada
Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2008 (N=33).
Tidak sama
No

sekali

Pernyataan

Sedikit

Sedang

Sangat

Kecemasan

1.

Saya merasa tenang

10

30,3

11

33,3

10

30,3

6,1

2.

Saya merasa aman

27,3

12

36,4

10

30,3

6,1

3.

Saya merasa tegang

10

30,3

18,2

10

30,3

21,2

4.

Saya merasa tertekan

24,2

21,2

24,2

10

30,3

5.

Saya merasa tentram

24,2

13

39,4

10

30,3

6,1

6.

Saya merasa terganggu

15,2

24,2

27,3

11

33,3

7.

Saya menunjukkan suatu

kejadian tersebut.

18,2

21,2

27,3

11

33,3

8.

Saya merasa puas.

14

42,4

10

30,3

18,2

9,1

9.

Saya merasa takut

15,2

16

48,5

15,2

21,2

10.

Saya merasa nyaman

11

33,3

24,2

27,3

15,2

kekhawatiran

setelah

Tabel 5.6 lanjutan

Tidak sama
No

Pernyataan

sekali

Kecemasan

Sedikit

Sedang

Sangat

13

39,4

10

30,3

12,1

18,2

11.

Saya merasa percaya diri.

12.

Saya merasa gelisah.

24,2

18,2

12

36,4

21,2

13.

Saya merasa gugup.

12,1

10

30,3

10

30,3

27,3

14.

Saya merasa bimbang.

27,3

13

39,4

18,2

15,2

15.

Saya merasa santai.

12

36,4

10

30,3

18,2

15,2

16.

Saya merasa senang.

14

42,4

11

33,3

18,2

6,1

17.

Saya khawatir.

18,2

21,2

27,3

11

33,3

18.

Saya merasa bingung.

15,2

10

30,3

11

33,3

21,2

19.

Saya merasa siap

21,2

14

42,4

18,2

18,2

20.

Saya

21,2

15

45,5

15,2

18,2

merasa

menerimanya.

bisa

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran konsep diri dan
kecemasan wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas penderita kanker
payudara berusia 34-51 tahun sebanyak 23 responden (69,7%), hal ini
bertentangan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kardinah (2006) bahwa
umumnya penderita kanker payudara berusia 48 tahun dan menurut laporan
WHO pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penderita kanker payudara juga
diderita kebanyakan (78%) pada wanita usia diatas 50 tahun dan hanya 6% saja
terjadi pada mereka yang berusia 40 tahun sementara sisanya terjadi pada usia
diatas 30 tahun. Kecenderungan semakin cepat wanita menderita kanker payudara
disebabkan oleh gaya hidup dan prilaku manusia yang banyak mengkonsumsi
alkohol, rokok dan makanan tinggi lemak yang akan menyebabkan produksi
hormon estrogen akan meningkat, serta faktor lingkungan yang menyebabkan zat
karsinogenik seperti pestisida dan cairan pembersih mempunyai resiko yang tinggi
untuk terjadinya kanker payudara. Pemberian obat hormonal perlu juga
diwaspadai seperti pil dan sutik KB tidak danjurkan digunakan lebih dari 5 tahun
dan wanita yang telah berusia lebih dari 35 tahun harus berhati-hati
menggunakannya (Tjahjadi, 2003).
Tingkat pendidikan responden mayoritas adalah SD yakni 18 orang (54,6%)
sedangkan responden yang berpendidikan SLTA hanya 6 orang (18,2%) bahkan
yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 1 orang (3,0%). Menurut

(Notoadmojo, 2003) tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi


pemahaman seseorang terhadap suatu pengetahuan dalam hal ini pengetahuan
tentang kanker payudara itu sendiri. Soenardi (2006) berpendapat bahwa penderita
yang faham akan tujuan pengobatan akan lebih mudah menerima dan
melaksanakan semua tindakan pengobatan yang dianjurkan oleh petugas
kesehatan karena setiap dari tujuan pengobatan yang diberikan kepada penderita
kanker payudara adalah untuk mempercepat kesembuhan suatu penyakit itu
sendiri. Pendidikan wanita penderita kanker payudara yang umumnya rendah
yakni hanya Sekolah Dasar (SD) mempengaruhi pemahaman mereka akan gejala
penyakit dan proses pengobatan, sehingga umumnya kasus yang ditemukan sudah
pada stadium lanjut dan kekambuhan.

Konsep diri wanita penderita kanker payudara

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa konsep diri wanita


penderita kanker payudara mayoritas memiliki konsep diri yang negatif, yakni
sebanyak 29 orang responden (87,9%). Menurut Puckett, (2007) bagi banyak
wanita, yang didiagnosis kanker payudara bukan saja berdampak pada fisiknya
tetapi juga pada emosi, dan pada mentalnya, yang kemudian dapat berpengaruh
terhadap hubungannya dengan orang lain, mereka cenderung akan menyalahkan
dirinya sendiri atas apa yang dialaminya dan berpandangan negatif terhadap
dirinya. Hal ini juga didukung oleh Elvira (2008) bahwa payudara merupakan
organ yang sangat penting bagi wanita, seperti mahkota, setelah didiagnosa
kanker payudara, walau masih stadium dini, umumnya penderita akan
memunculkan suatu pergolakan emosi yang begitu hebat, mereka mulai sering

menyendiri, serta respon penolakan terhadap kebenaran diagnosa terus terjadi.


Bahkan membuat mereka jadi enggan berobat ke dokter. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Chris (2005) tentang konsep diri pada wanita penderita kanker
payudara pasca tindakan operatif, dimana didapat bahwa wanita penderita kanker
payudara menilai secara negatif penampilan fisiknya dan merasa tidak puas
dengan kondisi fisiknya tersebut. Penderita kanker payudara akan menampilkan
kesan yang negatif seperti rasa malu dan rendah diri terhadap orang lain, perasaan
malu dan rendah diri yang dirasakan oleh penderita kanker payudara berhubungan
dengan keadaan fisik yang dirasakan tidak sempurna lagi dan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkannya.

a. Gambaran diri

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 23 responden (69,7%)


menyatakan

tidak menyenangi payudaranya lagi setelah menderita kanker

payudara, 18 responden (54,5%) khawatir bentuk payudaranya tidak indah lagi


setelah menderita kanker payudara, 4 responden (12,1%) merasa tidak dapat
menjalankan fungsi sebagai wanita karena memiliki anggota tubuh (payudara)
yang tidak sempurna lagi dan 17 responden (51,5%) mengungkapkan bahwa daya
tarik seksualnya sudah hilang setelah menderita kanker payudara. Menurut
Hawari (2003) payudara adalah salah satu dari pada ciri-ciri seks sekunder yang
mempunyai arti penting bagi wanita, tidak saja sebagai salah satu identitas bahwa
ia wanita, melainkan mempunyai nilai tersendiri baik dari segi biologik,
psikologik, psikoseksual maupun psikososial. Hal ini juga dikuatkan oleh Taylor
(1995), bahwa kehilangan payudara akan mengubah penampilan fisik penderita

dan dapat berpengaruh pada cara pandangnya terhadap gambaran tubuh. Wanita
merasa minder, terabaikan, merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang wanita.
Ditambah lagi efek-efek pengobatan lainnya, yang dapat membuatnya mengalami
rasa mual, muntah-muntah, rambut rontok, dan gejala menopause. Seorang wanita
yang belum mengalami menopause, karena efek dari pengobatan ia menjadi
mengalami menopause lebih dini. Ia merasa hal ini dapat mengancam kehidupan
perkawinannya. Oleh karenanya pendekatan holistik kanker payudara bukan
hanya ditujukan secara langsung terhadap aspek-aspek psikiatrik kanker payudara;
melainkan coba untuk melihatnya tidak semata dari segi biopatologik, tetapi
pengertian terhadap nilai payudara bagi wanita. Bila hal diatas dapat dipahami,
maka usaha-usaha pencegahan (preventive), diagnosa dini maupun tindakan
operatif yang akan diambil bila disertai dengan pendekatan individual, dimana
faktor-faktor psikoterapeutik memegang peranan; maka komplikasi-kompliksi
psikiatrik yang mungkin timbul dapat diusahakan seminimal-minimalnya
(Hawari,2003).

b. Ideal diri

Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 4 responden (12,1%)


menunjukkan putus asa dan mengungkapkan tidak dapat menjadi wanita yang
seutuhnya, 3 responden (6,1%) mengungkapkan tidak berharap hubungan dengan
orang yang disayangi tetap harmonis dan bahagia setelah menderita kanker
payudara. Juga sebanyak 2 responden (6,1%) menyatakan tidak dapat
memaksimalkan dirinya dalam menjalankan fungsi sebagai ibu didalam keluarga
dan sebanyak 10 responden (30,3%) mengingkari akan kondisinya saat ini, ia

menginginkan payudaranya kembali normal seperti ibu-ibu yang lain pada


umumnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati
(2005) terungkap bahwa wanita yang mengalami kanker payudara akan
mengalami gangguan body image dan ideal diri yang tidak realitas yaitu merasa
menjadi wanita yang kurang sempurna karena secara fungsi sebagai seorang ibu
tidak bisa menyusui anaknya. Menurut Hawari (2003) fungsi biologik payudara
sebagai penghasil air susu, bukanlah semata-mata memberikan makanan dalam
bentuk kontak biologik melainkan ditinjau dari segi psikologik. Adanya kelainan
pada payudara berarti payudara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kecenderungan timbulnya negativistic (penolakan) pada penderita kanker
payudara khususnya pada wanita yakni berupa keputus-asaan, menunda-nunda
mencari pertolongan medik sehingga perlu suatu pendekatan secara humanistic
pada penderita kanker payudara.

c. Harga diri

Berdasarkan

hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 29

responden (87,9%) menyatakan meskipun mereka menderita kanker payudara,


suami mereka tidak pernah mengacuhkan meraka serta sebanyak 31 responden
(93,3%) menyatakan bahwa keluarganya tetap mau menerima dengan tulus
meskipun kondisi mereka seperti itu. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dan
penerimaan dari berbagai pihak merupakan hal yang sangat berarti bagi penderita
kanker payudara. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Anggraini (2006) bahwa kebutuhan dukungan sosial pada wanita penderita
kanker payudara tinggi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sharp (2000) dalam

Abraham & Shanley, 1997) bahwa wanita yang didiagnosa kanker payudara
memiliki

tingkat kebutuhan dukungan sosial yang tinggi, dukungan sosial

tersebut menurut Keliat (1998) termasuk pasangan, orang tua, anak, sanak
keluarga, teman, tim kesehatan, atasan, konselor dan sebagainya. Pendapat diatas
juga dikuatkan oleh pendapat Koopman et al. (1998) bahwa penderita kanker
payudara mengalami stres hidup yang sangat besar sehingga mereka sangat
membutuhkan dukungan sosial. Dari hasil penelitian juga terungkap bahwa hanya
21 responden (63,7%) yang memiliki keyakinan dan semangat dalam menjalankan
kehidupan sementara sebanyak 11 responden (36,3%) kehilangan keyakinan dan
semangat dalam menjalani kehidupan. Menurut Elvira (2008) Sebagian penderita
kanker bertutur, ketika vonis itu datang, mereka akan patah semangat karena
memikirkan biaya yang mahal serta hal-hal negatif akibat efek sampingan operasi
dan kemoterapi bahkan terbayang kematian yang seakan sudah terbayang di depan
mata ataupun rasa sakit berkepanjangan selama menjalani pengobatan.
d. Peran

Dari

hasil

penelitian

didapat

sebanyak

11

responden

(33,3%)

mengungkapkan bahwa sejak menderita kanker payudara, mereka tidak dapat


melakukan pekerjaan dengan baik, dan sebanyak 8 responden (24,2%)
mengungkapkan mereka tidak mampu merawat keluarga dengan baik. Serta
sebanyak 11 responden (33,3%) sejak menderita kanker payudara tidak dapat
melakukan kegiatan sosial dimasyarakat. Hal ini didukung oleh pernyataan Elvira
(2008) bahwa penderita kanker payudara mengalami gangguan keseimbangan
hidup dan depresi akibat mengerahkan seluruh perangkat jiwa untuk menerima

penyakit

tersebut, mereka akan merasa kehilangan kemampuan dalam

menjalankan fungsi dan perannya sebagai wanita baik didalam keluarga maupun
perannya dilingkungan sosialnya. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa
sebanyak 18 responden (54,5%) mengaku sebagai seorang istri, mereka tidak
mampu melayani suami dengan maksimal. Menurut Keliat (1998) faktor
psikologis

yang

dialami

oleh

penderita

kanker

sering

mempengaruhi

pandangannya terhadap organ dan fungsi seksual yakni gangguan citra diri,
kanker akan mengkibatkan perubahan citra diri sehingga mempengaruhi harga
dirinya yang mengakibatkan perasaan tidak adekuat dalam fungsi seksual.
Identifikasi dan memperbaiki kekurangan harga diri, gangguan citra diri dan
disfungsi seksual merupakan fokus tindakan keperawatan.

e. Identitas diri

Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 19 responden


(57,6%) menyatakan bahwasannya kanker payudara menghalangi mereka untuk
bergaul dengan orang-orang yang ada disekelilingnya serta dikuatkan oleh
jawaban dari pernyataan responden bahwa 19 responden (57,6%) mengaku
sebagai wanita mereka minder karena bentuk payudaranya tidak indah seperti
dulu lagi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chris (2005) tentang
konsep diri pada wanita penderita kanker payudara pasca tindakan operatif,
didapat bahwa perasaan malu dan rendah diri yang dirasakan oleh subjek
berhubungan dengan keadaan fisik yang dirasakan tidak sempurna lagi dan tidak
sesuai dengan apa yang diharapkannya. Penderita kanker payudara pasca tindakan
operatif akan merasa tidak memiliki kemampuan baik dalam melakukan aktivitas

maupun dalam menjalin hubungan sosialisasi dengan orang lain. Kondisi fisik
yang sudah tidak utuh lagi menyebabkan penderita kanker merasa memiliki
kelemahan yang berdampak pada perasaan tidak memiliki kemampuan dalam
melakukan sesuatu hal.

Kecemasan wanita penderita kanker payudara


Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami oleh wanita
penderita kanker payudara adalah mayoritas sedang yakni sebanyak 14 responden
(42,4%) kemudian diikuti dengan kecemasan berat sebanyak 10 responden
(30,3%), dan kecemasan ringan hanya 9 responden (27,3%). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rollintan (2006) tentang hubungan antara ansietas
dengan koping pada pasien kanker di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan didapat bahwa dari 32 responden yang didiagnosa kanker payudara
mayoritas mengalami ansietas sedang yakni 17 responden (53,1%) dan diikuti
ansietas berat yakni sebanyak 14 responden (43,8%) dan kecemasan ringan hanya
1 responden (3,1%). Menurut Jenkins (1991) ansietas dapat semakin meningkat
akibat rasa nyeri yang ditimbulkan selama menjalani pengobatan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gambaran kecemasan responden
yang didiagnosa menderita kanker payudara adalah 10 responden (30,3%)
mengungkapkan bahwa mereka sangat tertekan dan 14 responden (42,2%)
menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak puas dan tidak senang dengan
adanya penyakit tersebut. Menurut Jong (2004) bahwa kanker sering dirasakan
sebagai penyakit yang tidak ada akhirnya, senantiasa dalam ketidakpastian dan
ancaman baru. Pengingkaran, kecemasan adalah reaksi emosional yang normal

dari penderita dan orang-orang yang terdekatnya pada saat dihadapkan pada suatu
diagnosa buruk. Mulai dari putus harapan, tidak lagi melihat sinar cerah, muncul
pengingkaran, ketidakpuasan dan ketidakpercayaan, perasaan tidak berguna,
tertekan, kekhawatiran karena merasa menjadi beban bagi orang lain, dan rasa
malu karena tidak mempunyai arti bagi orang lain, hal ini merupakan pertarungan
melawan kebenaran yang nyata terhadap kanker.
Dari hasil penelitian juga didapat bahwa 7 responden (21,2%) menyatakan
mereka merasa sangat takut, gelisah dan bingung, 9 responden (27,3%)
menyatakan sangat gugup. Menurut Siswanto (2007) bahwa kecemasan yang
dialami oleh individu dapat terjadi dengan tiba-tiba meskipun objeknya tidak jelas
dan sebenarnya kecemasan terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang
bersangkutan. Pendapat diatas juga didukung Taylor (1995), reaksi yang
umumnya ditampilkan oleh mereka yang didiagnosa menderita kanker payudara
adalah terkejut, menyangkal, cemas, takut dan depresi karena merasa segala
sesuatu tiba-tiba menjadi berubah dan masa depan menjadi tidak jelas. Bagi
seorang wanita yang menderita kanker payudara perasaan hancur yang dialaminya
memiliki nilai lebih dari itu. Apabila seseorang menderita kanker payudara, ia
menghadapi resiko akan kehilangan payudara. Bagi seorang wanita payudara
memiliki nilai tersendiri. Payudara merupakan organ kewanitaan yang
membuatnya mereka lebih istimewa dibandingkan pria. Banyak pasien yang
diliputi oleh rasa takut akan sesuatu yang dapat mengubah kualitas hidupnya
mereka dan dihantui oleh gambaran kematian.
Menurut Puckett, (2007) bagi banyak wanita, yang diagnosis kanker
payudara bukan saja berdampak pada fisiknya tetapi juga pada emosi, dan pada

mentalnya, yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan


orang lain yakni hubungan dengan teman, suami, anak, keluarganya. Selanjutnya
Puckett

menambahkan

bahwa

ketidakpastian

dari penyakit

itu

sendiri

memperparah dampak tersebut. Ketidaktahuan tentang kanker payudara akan


semakin

meningkatkan

emosionalitas

penderita

yang

berkaitan

dengan

hubungannya dengan orang lain. Hal itu akan meningkatkan kecemasan dan
mengubah segalanya dalam kehidupannya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu: nyeri,
usia, status keuangan, dan pengobatan pada pasien kanker (Lincoln, 2008). Hal
ini juga dikuatkan pendapat Tarwoto, (2003) bahwa beberapa faktor yang dapat
menimbulkan stress dan cemas pada diri seseorang yakni : lingkungan yang asing,
kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan
bantuan orang lain, berpisah dengan pasangan dan keluarga, masalah biaya,
kurang informasi, ancaman akan penyakit yang lebih parah dan masalah
pengobatan. Sesuai dengan data yang didapat, maka tiga faktor dari faktor-faktor
tersebut yang akan dibahas adalah usia, masalah biaya dan status keuangan. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 responden (39,4%) berada pada rentang
usia 34-42 tahun sebanyak 2 responden (6,1%) berusia 52-60 tahun. Hal ini terjadi
karena, pada umumnya frekuensi insiden kanker akan meningkat cepat pada usia
35-40 tahun sedangkan pada usia 55 tahun frekuensi insiden kanker akan
menurun, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk pada usia lanjut sedikit,
walaupun insiden pada golongan lanjut usia tetap naik (Sukardja, 2000).
Menurut Otto (2003), usia merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kecemasan pada pasien kanker. Dengan adanya tingkat usia yang

berbeda dan tahapan hidup maka dapat mempengaruhi persepsi pemahaman dan
penerimaan terhadap penyakit kanker. Diagnosa malignansi pada anak, dewasa
muda, atau individu berusia setengah baya yang masih produktif sering dipandang
lebih menghancurkan daripada usia lansia yang telah banyak menjalani kejadian
hidup bermakna.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
adalah ibu rumah tangga (IRT) yakni 17 responden (51,5%) dimana penghasilan
keluarga < Rp.800.000/bulan yakni sebanyak 21 responden (63,6%), penghasilan
yang didapat tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saja.
Sehingga hal ini dapat menambah rasa cemas pada wanita penderita kanker
payudara karena penyakit kanker merupakan penyakit yang membutuhkan biaya
yang besar. Status keuangan ataupun pengahasilan merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kecemasan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Sukardja (2003) bahwa, penderita yang mengetahui dirinya mengidap kanker
dapat menjadi cemas dan merasa akan cepat mati dalam keadaan yang
menyedihkan, serta hanya menjadi beban bagi orang lain. Perasaan cemas itu
salah satunya adalah memikirkan biaya pengobatan yang mahal, yang mana
pengobatan tersebut tidak cukup hanya dilakukan sekali dan sebelum pengobatan
diperlukan pemeriksaan yang panjang dan teliti serta memerlukan biaya yang
cukup besar juga. Hal ini juga menjadi penyebab keterlambatan penderita untuk
memeriksakan dirinya ke petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rollintan (2006), untuk mengatasi cemas yang dialami oleh wanita
penderita kanker payudara paling banyak menggunakan strategi koping yang
berorientasi pada ego yaitu: berdoa dan berharap, berdoa kepada tuhan (68,8%)

dan menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada tuhan (56,3%). Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dwiningsih (2004) bahwa berdoa
dan berharap merupakan cara yang kebanyakan dilakukan oleh pasien kenker
dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi karena sebahagian dari mereka
yakin bahwa masalah yang yang ada saat ini mereka alami merupakan cobaan dari
tuhan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan


saran mengenai konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di
Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep diri dan kecemasan
wanita penderita kanker payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang.
Dari hasil penelitian mayoritas responden (87,9%) memiliki konsep diri
yang negatif dan hanya (12,1%) yang memiliki konsep diri positif dalam dirinya,
hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa wanita
penderita kanker payudara yang memiliki gambaran diri negatif (60,6%),
mengalami ideal diri yang tidak realitas (75,8%), mengalami harga diri yang
rendah (63,6),

mengalami ketidakpuasan peran (75,8%)

dan

memiliki

ketidakjelasan identitas (51,5%).


Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas
responden dalam penelitian ini mengalami kecemasan sedang (42,4%), dan
sebagian mengalami kecemasan berat (30,3%) serta kecemasan ringan (27,3%).

6.2 Rekomendasi
6.2.1 Praktek keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian didapatka bahwa konsep diri wanita penderita
kanker payudara mayoritas negatif dan mengalami kecemasan sedan dan berat
oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan peran
sertanya

dimasyarakat

dalam

memberikan

informasi

kesehatan

berupa

penyuluhan, khususnya mengenai penyakit kanker payudara dan memberikan


motivasi kepada penderita sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan mau
mengikuti proses pengobatan. Diharapkan juga bagi petugas kesehatan dapat
memberikan asuhan keperawatan

dengan

menggunakan pendekatan secara

holistik pada penderita kanker payudara dan cara pandangnya tidak semata-mata
dari segi biopatologik saja, namun juga memandangnya dari segi psikologik
penderita serta pengertian terhadap nilai payudara bagi wanita.
6.2.2 Institusi Pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa
keperawatan tentang pentingnya meningkatkan konsep diri yang positif dan
menurunkan kecemasan pada penderita kanker khususnya kanker payudara, serta
dalam melakukan asuhan keperawatan dapat lebih optimal, komprehensif dan
lebih peka terhadap psikologis penderita, sehingga penderita dapat menerima
kondisinya sebagaimana mestinya.
6.2.3 Penelitian keperawatan selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri dan kecemasan yang
dialami penderita kanker khususnya kanker payudara dengan jumlah sampel yang

representatif, sehingga memudahkan bagi petugas kesehatan untuk membatu


menumbuhkan konsep diri positif pada para penderita kanker payudara dan
meminimalisir kecemasan yang dialami mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, C & Shanley, E. (1997). Psikologi sosial untuk perawat. Jakarta: EGC.
Alimul, H.A. (2003). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi I.
Jakarta: Salemba Medika.
--------------. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : Aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Anggraini, Y.T. (2007). Skripsi, Kebutuhan dukungan sosial wanita kanker
payudara Di RSU Dr. Pirngadi Medan. Tidak dipublikasikan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian ; Suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi
VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Baradero, M. Dkk. (2007). Seri asuhan keperawatan pada klien kanker. Jakarta:
EGC.
Bohme, S.G. (2001). Yang Perlu anda ketahui : Kesehatan wanita diatas 40
tahun. Jakarta: Gramedia.
Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan medikal bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Chris, N.S. (2008). Gambaran konsep diri wanita penderita kanker payudara
pasca

tindakan

operatif.

Jurnal

Keperawatan.

Dikutip

dari

http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&np
m=10501208&jenis=d3filkom buka tanggal 23Juli2008
Dempsey, A.P & Demsey, D.P. (2002). Riset keperawatan : Buku ajar dan
latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Dwiningsih, S.U. (2004). Tesis, pain, anxiety and coping of cancer patients in
Semarang. Tidak dipublikasikan.

Elvira,

Sylvia.

(2008).

Ketika

vonis

kanker

datang.

Dikutip

dari

http://mitrafm.com/blog/2008/11/18/ketika-vonis-kanker-itu-datang/ buka
tanggal 20Januari2009.
Gale, D & Charette, J. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi (onkologi
Nursing Care Plans). Jakarta: EGC.
Hartono. (2001). Analisa data. Jakarta: FKM UI.
Hawari, D.H. (2004). Psikiater _kanker payudara, dimensi psikoreligi. Jakarta:
Balai penerbit FKUI.
--------------- (2001). Manajemen stres, cemas dan depresi. Jakarta: Balai penerbit
FKUI.
Herawati. (2005). Gambaran body image pada wanita penderita kanker payudara
yang sudah menjalani operasi. Jurnal Keperawatan. Dikutip dari
http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&np
m=10500169&jenis=s1fpsi buka tanggal 12Januari2009

Heriady, Y. (2008). Rawatan rumah untuk penderita kanker stadium terminal.


Dikutip dari http://konsultasikesehatan.epajak.org/kanker/rawat-rumahuntuk-penderita-kanker-stadium-terminal-478 pada tanggal20Agustus2008

Jong, Wim de. (2004). Kanker, apakah itu?. Jakarta: Arcan.

Kardinah. (2006). Kanker payudara bukan akhir segalanya. Dikutip dari


http://www.Dep.Kes.go.id/ index php? Option=artikel dan task. view
wortikle dan artid=289danitemid=3 buka tanggal 03maret2006.

Keliat, B.A. (1992). Gangguan konsep diri. Jakarta: EGC.

-------------- (1998). Gangguan konsep koping, citra tubuh dan seksual pada klien
kanker. Jakarta: EGC.
Koopman et al. (1998). Sosial Support, Life Stress, Pain and Emotional
Adjusment

to

Advanced

Breast

Cancer.

Dikutip

dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entre&/qvery.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubm
ed buka tanggal2jJanuari2009.
Lincoln, J & Wilensky. (2008). Kanker payudara, diagnosis dan solusinya.
Cetakan I. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Luwia, M. (2003). Problematika dan keperawatan payudara. Cetakan I. Jakarta:
Kawan Pustaka.
Luwina, N.S. (2006). Stres meningkatkan resiko timbulnya kanker payudara.
Dikutip

dari

http://www.kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=19759
buka tanggal 15Mai2008.
Machfoedz, Ircham. (2005). Tehnik membuat alat ukur penelitian bidang
kesehatan,keperawatan, dan kebidanan. Jakarta: EGC.
Mardiana, L. (2007). Kanker pada wanita ; pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat. Cetakan V. Jakarta: Panebar Swadaya.
Notoadmojo, S. (2003). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta:
PT. Rhineka Cipta.
Nurachmah, E. (1999). Dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap
Aspek Bio-psiko-sosio-spiritual klien yang berpartisipasi dalam kelompok
pendukung. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.II :hal 186-194. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Nursalam.(2003). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan :


pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi I.
Jakarta: Salemba Medika
Otto, S. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: EGC.
Polip, D.F & Hungler, B.P. (2002). Nursing Research: Prinsiples and Methods.
(5th edition) Philophine. Philadelpia: Lipincott Company.
Puckett, K. (2007). Tantangan emosi pada penderita kanker payudara. Dikut ip
dari

situs

http://www.detak.org/articles.php?id=14

buka

tanggal

20Agustus2008
Potter, Patricia.A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses,
dan praktik ( Fundamentals of nursing : consepts, Provess, and Practice).
Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.
Ramli, M. (et al). (2005). Deteksi Dini Kanker. Jakarta: FKUI.
Rollintan, E.M. (2006). Skripsi, Hubungan antara ansietas dengan koping pada
pasien kanker di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Tidak dipublikasikan.
Siswanto. (2007). Kesehatan mental : Konsep, cakupan dan prkembangan.
Jakarta: ANDI Yogyakarta.
Smeltzer & Bare. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunnner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC.
Soenardi, S.S. (2006). Wanita tidak menikah lebih beresiko. Dikutip dari
http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=ProKaltim&id=156
563 buka tanggal 23Juli2008

Solihuddin. (2006). Skripsi, pengetahuan wanita penderita kanker payudara


tentang pengobatan kemoterapi Di Poli Bedah Bagian onkologi Rumah
Sakit umum Pusat Haji Adam malik Medan. Tidak dipublikasikan.
Stuart & Sundeen. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi III. Jakarta: EGC.
--------------- (1991). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi I. Jakarta: EGC.
Sudjana. (2000). Metode Statstik. Bandung: Penerbit Tarsito.
Suliswati. (et al). (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:
EGC.
Spielberger, C.D. (1998). Manual for the state-trait anxiety inventory: Sefl
evaluation questionnaire. Polo Alto: Consulting Psychologist Press, Inc.
Tambunan, G.W. (1995). Diagnosa dan tatalaksana 10 jenis kanker di Indinesia.
Cetakan III. Jakarta: EGC.
--------------------

(1992). Strategi deteksi kanker payudara. Edisi Khusus.

Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran.


Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Taylor, Shelley E. (1995). Health Psychology. United States of America: Com,
Inc.
Tjahjadi, V. (2003). Kanker payudara. Dikutip dari http://bima.ipb.ac.id/anita/Kanker_Payudara.htm buka tanggal24Juli2008.

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


Konsep diri dan Kecemasan wanita penderita Kanker Payudara
diPoli Bedah Onkologi
Rumah Sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan
Oleh :
Arika Suci Hartati
Saya adalah mahasiswa Program S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi Konsep diri dan Kecemasan wanita penderita Kanker Payudara
yang diPoli Bedah onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Saya mengharapkan jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat
anda tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas
dan pendapat anda. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak
akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut
atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden
penelitian, silahkan menandatangani formulir ini.

Tanda tangan

Hari/ Tanggal

No. Responden

:.........(diisi oleh peneliti)

Lampiran 2
Kode

Tanggal

:
INSTRUMEN PENELITIAN

A. Data Demografi
Petunjuk pengisian :
Ibu diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang tersedia dengan
memberikan tanda checklist () pada tempat yang disediakan, semua pertanyaan
harus dijawab, tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan bila ada yang
kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

Umur

Pendidikan

Tahun
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi

Status perkawinan

Belum Menikah
Menikah
Janda

Agama

Islam
Kristen
Hindu
Budha

Pekerjaan

PNS
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Bertani

IRT
Lain-lain .......................(Sebutkan)
Penghasilah keluarga

< Rp. 800.000


Rp. 800.000 Rp. 1.500.000
Rp. 2.000.000

B. Kuesioner Konsep Diri


Ibu dapat memilih satu diantara 2 jawaban yang tersedia. Berilah tanda
checklist () pada kolom pilihan dibawah ini.
No

Pernyataan
GAMBARAN DIRI

1.

Saya masih tetap menyenangi payudara saya setelah


menderita kanker payudara.

2.

Saya tidak khawatir bentuk payudara saya tidak indah


lagi setelah menderita kanker payudara

3.

Meskipun anggota tubuh saya (payudara) tidak sempurna


lagi, namun saya masih dapat menjalankan fungsi saya
sebagai wanita.

4.

Saya sadar sejak menderita kanker payudara, ukuran


payudara saya tidak normal lagi

5.

Daya tarik seksual saya sudah hilang setelah menderita


kanker payudara
IDEAL DIRI

6.

Saya ingin selalu tampil cantik didepan orang yang saya


sayangi.

7.

Saya menginginkan menjadi wanita yang seutuhnya

8.

Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan diri saya


dalam menjalankan fungsi sebagai ibu didalam keluarga
saya

9.

Saya berharap hubungan saya dengan orang yang saya


sayangi tetap harmonis dan bahagia setelah menderita
kanker payudara.

Ya

Tidak

10. Saya menginginkan bentuk payudara saya kembali


normal seperti ibu-ibu yang lain pada umumnya
HARGA DIRI
11. Meskipun saya menderita kanker payudara, suami saya
tidak pernah mengacuhkan saya.
12. Keluarga saya tetap mau menerima dengan tulus
meskipun kondisi saya seperti saat ini.
13. Saya tetap yakin dan semangat dalam menjalani
kehidupan, meskipun payudara saya tidak seperti dulu
lagi.
14. Kanker payudara tidak menjadi penghalang saya dalam
beraktifitas sehari-hari.
15. Saya malu jika orang lain mengetahui penyakit

yang

sedang saya alami saat ini.


PERAN
16. Sejak menderita kanker payudara saya masih dapat
melakukan pekerjaan dengan baik.
17. Meskipun saya menderita kanker payudara, saya masih
mampu merawat keluarga saya dengan baik
18. Saya masih dapat melayani suami saya meskipun dengan
kondisi saya saat ini.
19. Sejak menderita kanker payudara, saya masih dapat
melakukan kegiatan sosial dimasyarakat.
20. Sejak menderita kanker payudara, sebagai seorang istri
saya tidak mampu melayani suami saya dengan
maksimal
IDENTITAS DIRI
21. Kanker payudara membuat saya tetap menjadi wanita
yang seutuhnya.
22. Sebagai seorang istri, saya berusaha untuk dapat
membahagiakan suami saya.
23. Saya dapat menjadi ibu yang baik bagi anak- anak saya,

walau pun saya menderita kanker payudara.


24.

25.

Kanker payudara tidak menghalangi saya untuk bergaul


dengan orang-orang yang ada disekeliling saya.
Sebagai seorang wanita, saya minder karena bentuk
payudara saya tidak indah seperti dulu

C. Kuesioner Kecemasan
Pernyataan pernyataan dibawah ini merupakan pernyataan yang
menggambarkan bagaimana perasaan ibu pada saat terdiagnosa kanker payudara.
Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi yang ibu alami saat ini dengan
memberikan tanda checklist () pada kolom yang tersedia.

No

Tidak

Pernyataan

1.

Saya merasa tenang

2.

Saya merasa aman

3.

Saya merasa tegang

4.

Saya merasa tertekan

5.

Saya merasa tentram

6.

Saya merasa terganggu

7.

Saya

menunjukkan

kekhawatiran
8.

Saya merasa puas

9.

Saya merasa takut

10. Saya merasa nyaman


11. Saya merasa percaya diri
12. Saya merasa gelisah
13. Saya merasa gugup
14. Saya merasa bimbang
15. Saya merasa santai
16. Saya merasa senang

sama sekali

suatu

Sedikit

sedang

sangat

17. Saya khawatir


18. Saya merasa bingung
19. Saya merasa siap
20. Saya merasa bisa menerima

Lampiran 4

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kecemasan


Reliability
Case Processing Summary

Cases

Valid
Excluded(a)
Total

10
0

100.0
.0

10
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha
.840

Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
.846

N of Items
20

Item Statistics

KECEMASAN1
KECEMASAN2
KECEMASAN3
KECEMASAN4
KECEMASAN5
KECEMASAN6
KECEMASAN7
KECEMASAN8
KECEMASAN9
KECEMASAN10
KECEMASAN11
KECEMASAN12
KECEMASAN13
KECEMASAN14
KECEMASAN15
KECEMASAN16
KECEMASAN17
KECEMASAN18
KECEMASAN19
KECEMASAN20

Mean
2.20
2.60
2.90
2.10
1.80

Std. Deviation
.789
.966
.994
.738
.632

N
10
10
10
10
10

2.80
2.50
1.60

1.229
.707
.843

10
10
10

2.60
1.90
1.80
2.80

.516
.876
1.033
1.033

10
10
10
10

2.90
3.00
2.20

.876
.667
.919

10
10
10

1.30
2.70

.675
.823

10
10

3.20
2.40
2.50

.919
1.075
1.080

10
10
10

Scale Statistics
Mean
47.80

Variance
77.733

Std. Deviation
8.817

N of Items
20

Lampiran 5

Hasil Pengolahan Data Demografi Responden


Frequency Table

UMUR

Frequency
Valid

25-33
34-42
43-51
52-60
61-69
Total

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

6
13
10

18,2
39,4
30,3

18,2
39,4
30,3

18,2
57,6
87,9

2
2

6,1
6,1

6,1
6,1

93,9
100,0

33

100,0

100,0

PENDIDIKAN

Valid

SD
SLTP
SLTA
Perguruan
Tinggi
Total

Frequency
18
8

Percent
54,5
24,2

Valid Percent
54,5
24,2

Cumulative
Percent
54,5
78,8

18,2

18,2

97,0

3,0

3,0

100,0

33

100,0

100,0

STATUS

Frequency

Valid

MENIKAH

Percent

33

100,0

Valid
Percent

100,0

Cumulative
Percent
100,0

AGAMA

Valid

ISLAM
KRISTEN
Total

Frequency
24
9

Percent
72,7
27,3

Valid Percent
72,7
27,3

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
72,7
100,0

PEKERJAAN

Valid

PNS
PEGAWAI
SWASTA
WIRASWASTA

Frequency
1

Percent
3,0

Valid Percent
3,0

Cumulative
Percent
3,0

18,2

18,2

21,2

4
5
17

12,1
15,2
51,5

12,1
15,2
51,5

33,3
48,5
100,0

33

100,0

100,0

BERTANI
IRT
Total

PENGHASILAN KELUARGA

Valid

<Rp.800.000
Rp.800.000-Rp.1.500.000
Total

Frequency
21
12

Percent
63,6
36,4

Valid
Percent
63,6
36,4

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
63,6
100,0

Lampiran 6

Hasil Pengolahan Data Konsep Diri Responden


Frequency Table

Statistics 1

Valid
Missing

Konsep Diri
1
33

Konsep Diri
2
33

Konsep Diri
3
33

Konsep Diri
4
33

Konsep Diri
5
33

GAMBARAN
DIRI
33

0
,30

0
,45

0
,88

0
1,00

0
,52

0
3,15

,00

,00

1,00

1,00

1,00

3,00

,467
,218

,506
,256

,331
,110

,000
,000

,508
,258

,870
,758

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

GAMBARAN DIRI

Valid

2
3
4
5
Total

Frequency
9
11
12
1
33

Percent
27,3
33,3
36,4
3,0
100,0

Valid Percent
27,3
33,3
36,4
3,0
100,0

Cumulative
Percent
27,3
60,6
97,0
100,0

Konsep Diri 1

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
23

Percent
69,7

Valid Percent
69,7

Cumulative
Percent
69,7

10

30,3

30,3

100,0

33

100,0

100,0

Konsep Diri 2

Frequency
Valid

TIDAK
YA
Total

18
15
33

Percent
54,5
45,5
100,0

Valid Percent
54,5
45,5
100,0

Cumulative
Percent
54,5
100,0

Konsep Diri 3

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
4
29
33

Percent
12,1
87,9
100,0

Valid Percent
12,1
87,9
100,0

Cumulative
Percent
12,1
100,0

Konsep Diri 4

Valid

YA

Frequency
33

Percent
100,0

Valid Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Konsep Diri 5

Valid

YA
TIDAK
Total

Frequency
16
17
33

Percent
48,5
51,5
100,0

Valid Percent
48,5
51,5
100,0

Cumulative
Percent
48,5
100,0

Statistics 2

Konsep Diri
6

Konsep Diri
7

33
0
,67
1,00

33
0
,88
1,00

33
0
,94
1,00

,479
,229

,331
,110

,242
,059

Valid
Missing

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

Konsep Diri
8

Konsep Diri
9

Konsep Diri
10

IDEAL DIRI

33
0
,91
1,00

33
0
,70
1,00

33
0
4,09
4,00

,292
,085

,467
,218

,765
,585

IDEAL DIRI

Valid

3
4
5
Total

Frequency
8

Percent
24,2

Valid Percent
24,2

14
11
33

42,4
33,3
100,0

42,4
33,3
100,0

Cumulative
Percent
24,2
66,7
100,0

Konsep Diri 6

Valid

TIDAK

Frequency
11

Percent
33,3

Valid Percent
33,3

22
33

66,7
100,0

66,7
100,0

YA
Total

Cumulative
Percent
33,3
100,0

Konsep Diri 7

Valid

TIDAK
YA

Frequency
4

Percent
12,1

Valid Percent
12,1

29
33

87,9
100,0

87,9
100,0

Total

Cumulative
Percent
12,1
100,0

Konsep Diri 8

Valid

TIDAK
YA

Frequency
2

Percent
6,1

Valid Percent
6,1

31
33

93,9
100,0

93,9
100,0

Total

Cumulative
Percent
6,1
100,0

Konsep Diri 9

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
3
30
33

Percent
9,1
90,9
100,0

Valid Percent
9,1
90,9
100,0

Cumulative
Percent
9,1
100,0

Konsep Diri 10

Valid

YA
TIDAK
Total

Frequency
10
23
33

Percent
30,3
69,7
100,0

Valid Percent
30,3
69,7
100,0

Cumulative
Percent
30,3
100,0

Statistics 3

N
Mean
Median
Std. Deviation
Variance

Valid
Missing

Konsep Diri
11
33

Konsep Diri
12
33

Konsep Diri
13
33

Konsep Diri
14
33

Konsep Diri
15
33

HARGA DIRI
33

,88
1,00
,331

,94
1,00
,242

,64
1,00
,489

,67
1,00
,479

,18
,00
,392

3,30
3,00
,770

,110

,059

,239

,229

,153

,593

HARGA DIRI

Valid

2
3
4
5
Total

Frequency
4

Percent
12,1

Valid Percent
12,1

Cumulative
Percent
12,1

17
10

51,5
30,3

51,5
30,3

63,6
93,9

2
33

6,1
100,0

6,1
100,0

100,0

Konsep Diri 11

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
4
29

Percent
12,1
87,9

Valid Percent
12,1
87,9

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
12,1
100,0

Konsep Diri 12

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
2
31
33

Percent
6,1
93,9
100,0

Valid Percent
6,1
93,9
100,0

Cumulative
Percent
6,1
100,0

Konsep Diri 13

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
12
21

Percent
36,4
63,6

Valid Percent
36,4
63,6

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
36,4
100,0

Konsep Diri 14

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
11
22

Percent
33,3
66,7

Valid Percent
33,3
66,7

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
33,3
100,0

Konsep Diri 15

Valid

YA
TIDAK
Total

Frequency
10
23

Percent
30,3
69,7

Valid Percent
30,3
69,7

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
30,3
100,0

Statistics 4
KonsepDiri
16
N

Valid
Missing

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

Konsep Diri
17

Konsep Diri
18

Konsep Diri
19

33
0
,67

33
0
,76

33
0
,45

33
0
,67

1,00

1,00

,00

,479
,229

,435
,189

,506
,256

Konsep Diri
20
33
0
,45

33
0
3,00

1,00

,00

3,00

,479
,229

,506
,256

,707
,500

PERAN
Frequency
Valid

2
3
4
Total

Percent

8
17
8
33

Valid Percent

24,2
51,5
24,2
100,0

24,2
51,5
24,2
100,0

Cumulative
Percent
24,2
75,8
100,0

Konsep Diri 16

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
11
22
33

Percent
33,3
66,7
100,0

Valid Percent
33,3
66,7
100,0

Cumulative
Percent
33,3
100,0

Konsep Diri 17

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
8

Percent
24,2

Valid Percent
24,2

Cumulative
Percent
24,2

25

75,8

75,8

100,0

33

100,0

100,0

Konsep Diri 18

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
18
15

Percent
54,5
45,5

Valid Percent
54,5
45,5

33

100,0

100,0

PERAN

Cumulative
Percent
54,5
100,0

Konsep Diri 19

Valid

TIDAK

Frequency
11

Percent
33,3

Valid Percent
33,3

22
33

66,7
100,0

66,7
100,0

YA
Total

Cumulative
Percent
33,3
100,0

Konsep Diri 20

Valid

YA
TIDAK

Frequency
18

Total

Percent
54,5

Valid Percent
54,5

Cumulative
Percent
54,5
100,0

15

45,5

45,5

33

100,0

100,0

Statistics 5

Valid
Missing

Mean
Median

Konsep Diri
21
33
0
,42

Konsep Diri
22
33
0
,91

Konsep Diri
23
33
0
,88

Konsep Diri
24
33
0
,42

Konsep Diri
25
33
0
,42

IDENTITAS
DIRI
33
0
3,06

,00
,502
,252

1,00
,292
,085

1,00
,331
,110

,00
,502
,252

,00
,502
,252

3,00
1,029
1,059

Std. Deviation
Variance

IDENTITAS DIRI

Valid

2
3
4
5
Total

Cumulative
Percent
45,5
51,5

Frequency
15
2

Percent
45,5
6,1

Valid Percent
45,5
6,1

15

45,5

45,5

97,0

1
33

3,0
100,0

3,0
100,0

100,0

Konsep Diri 21

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
19

Percent
57,6

Valid Percent
57,6

14
33

42,4
100,0

42,4
100,0

Cumulative
Percent
57,6
100,0

Konsep Diri 22

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
3

Percent
9,1

Valid Percent
9,1

30
33

90,9
100,0

90,9
100,0

Cumulative
Percent
9,1
100,0

Konsep Diri 23

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
4

Percent
12,1

Valid Percent
12,1

Cumulative
Percent
12,1
100,0

29

87,9

87,9

33

100,0

100,0

Konsep Diri 24

Valid

TIDAK
YA
Total

Frequency
19
14
33

Percent
57,6
42,4
100,0

Valid Percent
57,6
42,4
100,0

Cumulative
Percent
57,6
100,0

Konsep Diri 25

Valid

YA
TIDAK
Total

Frequency
19
14
33

Percent
57,6
42,4
100,0

Valid Percent
57,6
42,4
100,0

Cumulative
Percent
57,6
100,0

Total

Valid

12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total

Frequency
2
2

Percent
6,1
6,1

Valid Percent
6,1
6,1

Cumulative
Percent
6,1
12,1

3
1

9,1
3,0

9,1
3,0

21,2
24,2

4
6
6

12,1
18,2
18,2

12,1
18,2
18,2

36,4
54,5
72,7

5
4

15,2
12,1

15,2
12,1

87,9
100,0

33

100,0

100,0

Lampiran 7

Hasil Pengolahan Data Kecemasan Responden


Frequency Table
Statistics 1
KECEMASAN
1
N

Valid
Missing

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

KECEMASAN
2

33
0
2,12

33
0
2,15

2,00

2,00

,927
,860

,906
,820

KECEMASAN
3

KECEMASAN
4

33
0
2,58

KECEMASAN
5

33
0
2,45

33
0
2,12

2,00

2,00

2,00

1,146
1,314

1,121
1,256

,820
,672

KECEMASAN 1

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
10
11

Percent
30,3
33,3

Valid Percent
30,3
33,3

10
2
33

30,3
6,1
100,0

30,3
6,1
100,0

Cumulative
Percent
30,3
63,6
93,9
100,0

KECEMASAN 2

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
9
12
10

Percent
27,3
36,4
30,3

Valid Percent
27,3
36,4
30,3

2
33

6,1
100,0

6,1
100,0

Cumulative
Percent
27,3
63,6
93,9
100,0

KECEMASAN 3

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
7

Percent
21,2

Valid Percent
21,2

Cumulative
Percent
21,2

10
6
10

30,3
18,2
30,3

30,3
18,2
30,3

51,5
69,7
100,0

33

100,0

100,0

KECEMASAN 4

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
10
8

Percent
30,3
24,2

Valid Percent
30,3
24,2

7
8
33

21,2
24,2
100,0

21,2
24,2
100,0

Cumulative
Percent
30,3
54,5
75,8
100,0

KECEMASAN 5

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
8
13

Percent
24,2
39,4

Valid Percent
24,2
39,4

10
2
33

30,3
6,0
100,0

30,3
6,0
100,0

Cumulative
Percent
24,2
63,6
93,9
100,0

Statistics 2

Valid
Missing

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

KECEMASAN
6
33
0
2,52
2,00
1,149
1,320

KECEMASAN
7
33
0
2,52
2,00
1,093
1,195

KECEMASAN
8
33
0
2,06
2,00
,998
,996

KECEMASAN
9
33
0
2,58
3,00
1,001
1,002

KECEMASAN
10
33
0
2,24
2,00
1,091
1,189

KECEMASAN 6

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
11
9
8

Percent
33,3
27,3
24,2

Valid Percent
33,3
27,3
24,2

5
33

15,2
100,0

15,2
100,0

Cumulative
Percent
33,3
51,5
72,7
100,0

KECEMASAN 7

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
11
9
7

Percent
33,3
27,3
21,2

Valid Percent
33,3
27,3
21,2

6
33

18,2
100,0

18,2
100,0

Cumulative
Percent
33,3
51,5
75,8
100,0

KECEMASAN 8

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
14
10

Percent
42,4
30,3

Valid Percent
42,4
30,3

6
3
33

18,2
9,1
100,0

18,2
9,1
100,0

Cumulative
Percent
42,4
66,7
90,9
100,0

KECEMASAN 9

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
7
5
16
5
33

Percent
21,2
15,2
48,5
15,2
100,0

Valid Percent
21,2
15,2
48,5
15,2
100,0

Cumulative
Percent
21,2
36,4
84,8
100,0

KECEMASAN10

Frequency
Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Percent

Valid Percent

11
8
9
5

33,3
24,2
27,3
15,2

33,3
24,2
27,3
15,2

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
33,3
57,6
84,8
100,0

Statistics 3

Valid
Missing

KECEMASAN
11
33
0

KECEMASAN
12
33
0

KECEMASAN
13
33
0

KECEMASAN
14
33
0

KECEMASAN
15
33
0

2,09
2,00
1,128

2,45
2,00
1,092

2,27
2,00
1,008

2,79
3,00
1,023

2,12
2,00
1,083

1,273

1,193

1,017

1,047

1,172

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

KECEMASAN 11

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
13
10
4
6
33

Percent
39,4
30,3
12,1
18,2
100,0

Valid Percent
39,4
30,3
12,1
18,2
100,0

Cumulative
Percent
39,4
69,7
81,8
100,0

KECEMASAN 12

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
7
12
6
8
33

Percent
21,2
36,4
18,2
24,2
100,0

Valid Percent
21,2
36,4
18,2
24,2
100,0

Cumulative
Percent
21,2
57,6
75,8
100,0

KECEMASAN 13

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
9

Percent
27,3

Valid Percent
27,3

10
10
4
33

30,3
30,3
12,1
100,0

30,3
30,3
12,1
100,0

Cumulative
Percent
27,3
57,6
87,9
100,0

KECEMASAN 14

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT

Frequency
5
6

Percent
15,2
18,2

Valid Percent
15,2
18,2

13
9
33

39,4
27,3
100,0

39,4
27,3
100,0

TIDAK SAMA SEKALI


Total

Cumulative
Percent
15,2
33,3
72,7
100,0

KECEMASAN 15

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG

Cumulative
Percent
36,4
66,7

Frequency
12
10

Percent
36,4
30,3

Valid Percent
36,4
30,3

18,2

18,2

84,8

5
33

15,2
100,0

15,2
100,0

100,0

SANGAT
Total

Statistics 4

Valid
Missing

KECEMASAN
16
33
0

KECEMASAN
17
33
0

KECEMASAN
18
33
0

KECEMASAN
19
33
0

KECEMASAN
20
33
0

1,88
2,00
,927
,860

2,52
2,00
1,064
1,133

2,39
2,00
,998
,996

2,33
2,00
1,021
1,042

2,30
2,00
1,015
1,030

Cumulative
Percent
42,4
75,8

Mean
Median
Std. Deviation
Variance

KECEMASAN 16

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
14
11

Percent
42,4
33,3

Valid Percent
42,4
33,3

6
2
33

18,2
6,1
100,0

18,2
6,1
100,0

93,9
100,0

KECEMASAN 17

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Frequency
11
9

Percent
33,3
27,3

Valid Percent
33,3
27,3

7
6
33

21,2
18,2
100,0

21,2
18,2
100,0

Cumulative
Percent
33,3
54,5
75,8
100,0

KECEMASAN 18

Valid

SANGAT
SEDANG
SEDIKIT
TIDAK SAMA SEKALI
Total

Cumulative
Percent
21,2
54,5

Frequency
7
11

Percent
21,2
33,3

Valid Percent
21,2
33,3

10

30,3

30,3

84,8

5
33

15,2
100,0

15,2
100,0

100,0

KECEMASAN 19

Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Frequency
7
14
6

Percent
21,2
42,4
18,2

Valid Percent
21,2
42,4
18,2

6
33

18,2
100,0

18,2
100,0

Cumulative
Percent
21,2
63,6
81,8
100,0

KECEMASAN 20

Frequency
Valid

TIDAK SAMA SEKALI


SEDIKIT
SEDANG
SANGAT
Total

Percent

Valid Percent

7
15
5
6

21,2
45,5
15,2
18,2

21,2
45,5
15,2
18,2

33

100,0

100,0

Cumulative
Percent
21,2
66,7
81,8
100,0

TOTAL

Valid

25
27
28
29
31
32
33
37
38
41
42
43
59
60
61
62
63
64
66
Total

Frequency
1
1

Percent
3,0
3,0

Valid Percent
3,0
3,0

Cumulative
Percent
3,0
6,1

1
1
1

3,0
3,0
3,0

3,0
3,0
3,0

9,1
12,1
15,2

3,0

3,0

18,2

1
1

3,0
3,0

3,0
3,0

21,2
24,2

1
6

3,0
18,2

3,0
18,2

27,3
45,5

12,1

12,1

57,6

2
1

6,1
3,0

6,1
3,0

63,6
66,7

1
3
2
2
2
1
33

3,0
9,1
6,1
6,1
6,1
3,0
100,0

3,0
9,1
6,1
6,1
6,1
3,0
100,0

69,7
78,8
84,8
90,9
97,0
100,0

CURRICULUM VITAE

Nama

: Arika Suci Hartati

Tempat/ Tanggal Lahir

: Langsa, 23 Maret 1985

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Belum menikah

Alamat rumah

: Desa Karang Anyar Dusun. Rukun Lor.A


Kecamatan Langsa Baro Kota langsa.

Riwayat pendidikan :
1. SD Negeri 1 Bintang Hu Lhok Sukon Aceh Utara

(1991-1997)

2. SLTP Negeri 2 Langsa

(1997-2000)

3. SMU Negeri 1 Langsa

(2000-2003)

4. Akademi Keperawatan Dep. Kes Langsa

(2003-2006)

5. PSIK FK USU

(2007-Sekarang)

Anda mungkin juga menyukai