LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1
11
jangka waktu tertentu. Definisi ini dapat dijabarkan dalam dua arti yang
berbeda, yaitu:
kerja serta pengalokasian sumber baik berupa waktu maupun fasilitas untuk
setiap operasi yang harus diselesaikan.
Input utama permasalahan penjadwalan adalah adanya kepentingan
untuk pengambilan keputusan mengenai pengalokasian tugas kedalam sumber
daya yang dimiliki. Yang mana pada pengalokasiannya terdapat bermacam
kompleksitas masalah, terutama bila terdapat beberapa pekerjaan yang harus
diproses pada sumber daya yang jumlahnya terbatas.
Beberapa hal yang dapat menjadi input data bagi penyusunan suatu
sistem metode penjadwalan, adalah:
Jumlah dan jenis pekerjaan (job ) yang harus diselesaikan pada suatu
periode.
12
2.1.2
waktu
menganggur
sehingga
dapat
meningkatkan
produktivitas mesin..
5. Meminimasi ongkos produksi. Ongkos yang dapat dihemat dengan adanya
penjadwalan adalah:
13
2.1.3
14
15
b. Penjadwalan dinamis
Jika pola kedatangan job tidak menentu. Job ditempatkan pada saat
kedatangannya, dan seluruh penjadwalan yang sudah ada diperbaharui
untuk merefleksikan efeknya terhadap fasilitas produksi.
4. Berdasarkan sifat informasi yang diterima
a. Penjadwalan deterministik
Jika informasi yang diperoleh pasti, misalnya informasi tentang
pekerjaan dan mesin seperti waktu kedatangan pekerjaan dan waktu
proses.
b. Penjadwalan stokastik
Jika
informasi
yang
diperoleh
tidak
pasti
tetapi
memiliki
2.1.4
16
17
c. Perubahan prioritas
Perubahan prioritas pembuatan produk akan mempengaruhi penjadwalan
yang telah dilakukan. Prinsip yang telah dikembangkan pada algoritma
penjadwalan ulang untuk gangguan ini sama dengan prinsip yang
digunakan untuk kasus adanya pesanan baru.
18
akan menyebabkan
ada dua
semakin mundur.
Penjadwalan produksi dengan due date yang semakin mundur tidak akan
mengubah penjadwalan produksi dan tidak akan mengakibatkan
perubahan pada performansi penjadwalan semula. Akan tetapi, perubahan
due date yang semakin maju akan mengubah penjadwalan produksi awal
agar kriteria performansi yang dipilih dapat tetap dipertahankan dengan
adanya perubahan due date tersebut.
19
2.1.5
ti
i
20
21
2.1.6
kasus
ini
hanya
terdapat
satu
resource/sumber
22
23
2.1.7
Minimasi makespan
Makespan
adalah
sejumlah
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
24
kriteria
optimalitas
diatas
dapat
digabungkan
dan
2.1.8
25
26
27
28
4. Urutkan nilai Sj tersebut dari nilai terbesar ke terkecil. Job dengan slope
index terbesar mendapat urutan pengerjaan pertama, diakhiri dengan job
terakhir dengan nilai slope index terkecil.
5. Dari urutan-urutan pengerjaan yang diperoleh, hitung nilai makespan
masing-masing urutan.
6. Pilih urutan yang memiliki makespan paling minim dan nilai
keterlambatan paling rendah
2.1.9
Fishbone Diagram
Fishbone Diagram dikenal juga sebagai diagram sebab-akibat atau
juga Ishikawa diagram. Diagram ini dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa
dari Universitas Tokyo pada tahun 1943.
Fishbone diagram merupakan alat analisa yang menyediakan suatu
cara yang sistematis dengan
mengkontribusikan efek itu. Oleh karena fungsi nya tersebut, diagram ini
dikenal sebagai cause-and-effect diagram atau diagram sebab akibat.
Perancangan diagram lihat banyak seperti tulang/rangka suatu ikan. Oleh
karena itu, sering dikenal juga sebagai diagram tulang ikan.
Diagram tulang ikan berguna untuk membantu dalam menggolongkan
mengkategorikan banyak penyebab potensial dari suatu problem atau kasus
dan mengidentifikasi akar permasalahan. Diagram ini mengarahkankan ke
beberapa sumber yang kontribusinya paling signifikan terhadap kasus atau
29
Ingin mempelajari penyebab dari suatu proses tidak berjalan atau tidak
memiliki performansi seperti yang diharapkan.
Berikut beberapa petunjuk untuk mebuat diagram sebab akibat:
30
menggambar
diagram
tersebut,
temukan
penyebab-penyebab
Evaluasi kembali atau diskusikan dengan tim, (bila ada) sebab-sebab yang
sudah terdaftar, gunakan keahlian dan pertanyaan mengapa untuk
mengidentifikasikan sebab yang paling mendasar.
Gambar 2.6
Fishbone Diagram
31
2.2
Kerangka Pemikiran
Pada uraian diatas telah dijelaskan mengenai bagaimana penjadwalan
dan hal-hal yang terkait dengannya. Implementasi dari teori yang telah
diuraikan diatas dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penjadwalan
produksi untuk n job(order) m machine di lapangan dengan metode flow
shop dimana alur yang ada adalah berupa urutan dari beberapa mesin seri,
yang setiap mesinnya mempunyai tugas dan fungsi berbeda. Untuk lini ini
(proses kabel NFA2X 2x10 mm2 dan NFA2X 2x16 mm2) mesin-mesin yang
disebutkan dibawah memang dikhususkan hanya untuk memproses kabel ini.
Meskipun terdapat mesin sejenis dengan tipe sama, namun mesin tersebut
tidak dipergunakan untuk memproses kabel-kabel ini. Mesin-mesin yang
dibahas adalah : Mesin M-85 untuk proses drawing; mesin CDT 1250 untuk
proses stranding; mesin S 90 untuk proses insulating; mesin NMC-B5 untuk
proses cabling; mesin RST2000 untuk proses rewinding.
Kelima proses pada mesin tersebut harus dilalui untuk mengubah
bahan baku menjadi suatu produk jadi, yaitu kabel tipe NFA2X 2x10 dan
NFA2X 2x16. Pada laporan ini, karena yang dibahas adalah pada lini kelima
proses tersebut, maka tipe produk jadi yang dibahas adalah order dari tipe
kabel NFA2X dengan ukuran NFA2X 2x10 dan NFA2X 2x16. Mesin-mesin
yang dimaksud adalah sebatas pada mesin-mesin yang mengerjakan job ini
saja. Jika terdapat mesin serupa namun tidak mengerjakan job ini, mesin
32
33