Anda di halaman 1dari 5

Minggu, 7 Desember 2014

ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS KERUANGAN TERHADAP BENCANA BANJIR DI KOTA
PADANG
OLEH
KHOIRUN NAJMI SEPTIANA
1201694
Masalah banjir di Padang merupakan hal yang biasa, dimana hampir setiap
tahun terjadi banjir. Bahkan daerah banjir merupakan daerah yang sama dari tahun
ke tahun dan belum teratasi oleh masyarakat dan lembaga terkait. Inilah yang
membuat penulis tertarik untuk melihat analisis geografi terkait bencana banjir
yang terjadi di Kota Padang tersebut. Dalam artikel ini penulis ingin
mengungkapkan analisis geografi apa yang paling terkait dengan masalah bencana
banjir ini.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan
yang tinggi terhadap berbagai ancaman bencana alam, seperti gempa bumi, tanah
longsor, banjir, dan degradasi lahan. Terkhusus untuk bencana banjir, berdasarkan
data dari BNPD intensitasnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu,
melalui artikel ini penulis ingin berdasarkan analisis geografi mengajak para
pembaca untuk lebih peduli dan cinta terhadap lingkungan sekitar dan juga
diharapkan adanya partisipasi dari pemerintah dan masyarakat untuk
menanggulanginya.
Bencana banjir adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh meluapnya air sungai yang disebabkan oleh faktor alamiah akibat
meluapnya air sungai yang disebabkan oleh faktor alamiah akibat rusaknya buffer
zone pada kawasan DAS sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
(Paimin et la, 2009 dalam Dedi. 2012: 36)
Terdapat beberapa parameter kunci dari daerah kerawanan banjir, yaitu a)
infiltrasi tanah, b) kemiringan lereng, mempengaruhi jumlah dan kecepatan
limpahan permukaan, drainase permukaan, penggunaan lahan dan erosi, c)
penggunaan lahan, vegetasi penutup, d) curah hujan, e) bentuk DAS, f) gradien
sungai,g) kerapatan drainase (Paimin et la., 2009 dalam Dedi. 2012: 44)
Akan tetapi kini parameter tersebut seharusnya ditambah dengan aktivitas
manusia, terutama dalam mengelola sungai. Sebab, kebanyakan bencana banjir
yang terjadi di Indonesia termasuk di Kota Padang merupakan keserakahan
manusia sendiri dalam mengelola dan menjaga lingkungan terutama dalam
mengelola sungai.

Berdasarkan data curah hujan tahun 1980-2009, Rerata curah hujan


mencapai 3583 mm/th ini berarti Padang mempunyai curah hujan yang sangat
besar. Hasil analisa dengan klasifikasi iklim menurut SchmidtFerguson,
menunjukkan bahwa Padang memiliki tipe iklim A dengan kategori iklim sangat
basah, dengan nilai Q = 3,90%. Geomorfologi daerah banjir di Padang merupakan
perpaduan antara bentuklahan fluvial bagian tengah dan bentuklahan marin bagian
barat. Bentuklahan fluvial dan marine dilalui oleh 6 sungai (DAS) dan 23 aliran
dengan total panjang 155,40 Km. Hal ini didukung bahwa Padang merupakan
daerah tropis yang mempunyai curah hujan yang tinggi. Umumnya sungai besar
dan kecil yang ada di Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi
permukaan laut. Kondisi ini mengakibatkan banyak wilayah di Padang yang
rentan terhadap banjir atau genangan.

Peta Peta Lokasi Bencana Banjir Padang, 29 Juli 2012 (Sumber.BNPB)

Peta kerentanan banjir di Padang skala 1:150.000


Berdasarkan dua peta diatas dap kita lihat, bahwa daerah yang paling
rawan terhadap bencana banjir yaitu daerah di kawasan pinggir pantai. Lalu, yang
menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana analisis keruangan melihat hal
tersebut. Sebelum itu, apa sebenarnya analisis keruangan tersebut.
Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat
penting atau seri sifat-sifat penting. Dalam analisis keruangan yang harus
diperhatikan adalah yang pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah ada
dan yang kedua, yaitu penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai
kegunaan yang telah dirancang. Dalam analisis keruangan ini dapat dikumpulkan
data lokasi yang terdiri dari data titik (poin data) dan data bidang (areal data).
Yang digolongkan ke dalam titik adalah data ketinggian tempat, data sampel
batuan, data sampel tanah dan sebaginya. Sedangkan, yang digolongkan ke dalam
data bidang adalah data luas lahan, data luas daerah pertanian dan sebaginya.
(Bintarto & Surastopo,1987:12-13).

Dalam analisis keruangan menekankan bahasan pada lokasi relatif,jarak,


pola, aksesibilitas (keterjangkauan), distribusi, interelasi, interaksi dan
interpedensi serta aglomerasi. (Bakaruddin, 2010: 11)
Melalui penjelasan analisis diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
analisis keruangan merupakan suatu upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan
dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang melalui aspek-aspek yang telah
disebutkan diatas. Lalu, bagaimana keterkaitannya dengan bencana banjir yang
terjadi di Kota Padang.
Sebelum telah dijelaskan tentang parameter kunci daerah rawan bencana
banjir dan juga telah dijelaskan bagaimana karakteristik kota Padang sendiri,
mulai dari curah hujan, morfologi,dan juga DAS yang ada di Kota Padang.
Melalui hal tersebut dapat kita analisis keruangannya. Analisis keruangan bertitik
tolak pada permasalahan sususnan elemen-elemen pembentuk ruang, yaitu
kenampakan titik, kenampakan garis dan kenampakan bidang yang kemudian
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan 5W+1H.
Yang pertama, What? Banjir merupakan gejala alam yang terjadi akibat
meluapnya air sungai, banjir dapat menjadi bencana apabila telah mengancam
kehidupan dan penghidupan masyarakat. Banjir di Kota Padang merupakan
permasalahan yang biasa, karena memang hampir setiap tahun terjadinya. Who?
Pada artikel ini pertanyaan who lebih tepat kepada karakteristik banjir itu sendiri,
yaitu merupakan luapan dari air sungai ke daerah disekitarnya. When? Seperti
yang telah dijelaskan pada pertanyaan Wat bahwa banjir terjadi hampir setiap
tahun terutama pada musim hujan ketika intensitas hujan meningkat. Where?
Banjir terjadi di Kota Padang, Sumatera Barat. Why? Banjir ini terjadi karena
intensitas hujan yang tinggi, pengelolaan DAS yang buruk, tidak adanya daerah
resapan hujan, masyarakat yang tidak peduli terhadap sungai, kondisi
geomorfologi. How? Pada pertanyaan ini, penulis akan mengungkapkan tentang
tindakan-tindakan yang searusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang dalam
menanggulangi masalah banjir ini, yaitu yang pertama perbaikan saluran drainase,
dimana seharusnya membuat saluran-saluran drainase yang lebih luas, kemudian
membuat daerah resapan air hujan, salah satunya dengan membuat RTH (Ruang
Terbuka Hijau) terutama di daerah yang sering terjadi banjir. Kemudian, membuat
peraturan tentang pengelolaan DAS dan juga sosialisasi tentang pengelolaan DAS
kepada masyarakat yang terakhir menggalakan berbagai program terkait
menanggulangi bencana banjir tersebut.
Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab, barulah kita melakukan
menganalisis melalui pendekatan keruangan, yang pertama dilakukan adalah
mengumpulkan informasi atau data detail tentang kondisi alam dan masyarakat
Kota Padang, yaitu peta DAS, peta topografi kemudian dianalisis keadaan DAS
dan geomorfologinya, selanjutnya melihat bagaimana intensitas curah hujan
selama beberapa tahun terakhir, sehingga dapat diketahui kapan saja curah hujan

tinggi yang dapat menyebabkan banjir, kemudian kita perhatikan karakteristik


penduduk di kawasan yang sering terjadi banjir, yang terakhir melihat bagaimana
tata ruang kota tersebut.
Berikut hasil analisis melalui pendekatan keruangan diatas, Padang
memiliki 6 DAS dan terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir di
wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155,40 km. Curah hujan di
Padang yang cukup tinggi rata-rata 3583 mm/th dengan rata-rata hari hujan 16
hari perbulan.Geomorfologi di Padang yang rawan/rutin terkena banjir berada
pada satuan bentuklahan dataran Aluvial pantai, Depresi antar beting, Rawa
belakang, Dataran banjir, Dataran aluvial dan Gosong sungai yang berada pada
bagian tengah danbagian hilir daerah aliran sungai (DAS). Kec. Koto tangah
merupakan kecamatan terluas terkena banjir. Tata ruang yang kurang baik dimana
ruang resapan hujan masih sangat minim dan juga kurang perhatiannya
masyarakat terhadap pengelolaan DAS di Kota Padang.

DAFTAR RUJUKAN
Bakaruddin. 2010. Dasar-dasar Ilmu Geografi. Padang: UNP Press
Bintarto dan Surastop. 1978. Metode Analsis Geografi. Jakarta Barat: Lembaga
Peneltian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial
Hermon, Dedi. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi: Banjir, Longsor,
Ekologi, Degradasi Lahan, Puting Beliung, Kekeringan. Padang: UNP
Press
Pramono, Didi. 2013. Analisis Keruangan, Kelingkungan dan Kompleks
Kewilayahan Fenomena Banjir Rob di Kota Semarang. Makalah.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pascasarjana Universitas
Negeri Semaran
Putra, Aprizon. dkk. Analisis Bencana Banjir Kota Padang (Studi Kasus Intensitas
Curah Hujan Kota Padang 1980 2009 dan Aspek Geomorfologi). Paper.
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Sari, Yunita. 2013. Pendekatan Geografi [Online] diakses 4 Desember 2014
https://happyyunitasari.wordpress.com/2013/09/26/pendekatan-geografi/

Anda mungkin juga menyukai