imunnya penting untuk mengendalikan proses patologi, terapi dengan kortikosteroi
d mungkin berbahaya tetapi dibenarkan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang ta
k dapat diperbaiki akibat respon peradangan jika digunakan bersama dengan terapi spesifik untuk proses penyakitnya2. 3. Farmakodinamik kortikosteroid Pada waktu memasuki jaringan, glukokortikoid berdifusi atau ditranspor menembus sel membran dan terikat pada kompleks reseptor sitoplasmik glukokortikoid heat-s hock protein kompleks. Heat shock protein dilepaskan dan kemudian kompleks hormo n reseptor ditranspor ke dalam inti, dimana akan berinteraksi dengan respon unsu r respon glukokortikoid pada berbagai gen dan protein pengatur yang lain dan mer angsang atau menghambat ekspresinya. Pada keadaan tanpa adanya hormon, protein r eseptor dihambat dari ikatannya dengan DNA; jadi hormon ini tidak menghambat ker ja reseptor pada DNA. Perbedaan kerja glukokortikoid pada berbagai jaringan dian ggap dipengaruhi oleh protein spesifik jaringan lain yang juga harus terikat pad a gen untuk menimbulkan ekspresi unsur respons glukokortikoid utama. Selain itu, glukokortikoid mempunyai beberapa efek penghambatan umpan balik yang terjadi terlalu cepat untuk dijelaskan oleh ekspresi gen. Efek ini mungkin dipe rantarai oleh mekanisme nontranskripsi3. 4. Efek Samping Kortikosteroid Manfaat yang diperoleh dari penggunaan glukokortikoid sangat bervariasi. Harus d ipertimbangkan dengan hati-ha