Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

MODUL 10
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS
ANGELES

KELOMPOK IV
Dodorus D. Dodi

1206324334

Fauzy Muslim

1206240581

Kevin Wibisana

1206217976

Widia Retno Anggraini

1206217931

Tanggal Praktikum
Asisten Praktikum
Tanggal Disetujui
Nilai
Paraf Asisten

21 September 2013
Enggar Kadyonggo

:
:
:
:
:

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK

2013

A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan agregat
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan
no.12 terhadap berat semula, dalam persen.
B. Peralatan Percobaan
a. Mesin Los Angeles; mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm [26] panjang dalam 50 cm [20]. Silinder
bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada
poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup
lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak
terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 8,9 cm [3,56].
b. Saringan no.12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam
tabel no.1.
c. Timbangan, dengan ketelitian 5 gram.
d. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm [1,84] dan berat
masing-masing antara 390 gram sampai 445 gram.
e. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
[110 5] C.
C. Bahan Percobaan

Berat dengan gradasi benda uji sesuai Tabel 1.

Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu [110 5] C
sampai berat tetap.

Ukuran Saringan

Berat dengan Gradasi benda Uji

Lewat (mm)

Tertahan (mm)

(gram)

19,05 (3/4)

12,7 (1/2)

2500

12,7 (1/2)

9,51 (3/8)

2500

Jumlah Bola

11

Berat Bola (gram)

4584
Tabel 1. Berat untuk setiap gradasi benda uji

E. Prosedur Percobaan
1. Memasukan benda uji dan bola-bola baja ke dalam mesin Los Angeles.
2. Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, selama 15 menit.
3. Setelah selesai pemutaran tersebut, mengeluarkan benda uji dari mesin kemudian
menyaring dengan saringan no.12. Butiran yang tertahan datanya dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu [110 5] C sampai berat tetap.
4. Menimbang bahan uji yang telah mempunyai bahan tetap.
F.Pengolahan Data Percobaan

Berat benda uji semula

5000 gram

Berat benda uji tertahan saringan no.12

2618 gram

Keausan

a b
100%
a

Keterangan :
a = Berat benda uji semula [gram].
b = Berat benda uji tertahan saringan no.12 [gram].

Keausan

x 100%
2

=
= 47,64 %
G. Analisa

Analisa Percobaan
Pada praktikum Pemeriksaan Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles
ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui ketahanan suatu agregat kasar
terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Hal pertama

yang

dilakukan oleh praktikan adalah menyiapkan agregat kasar (dalam

percobaan ini berupa batu kerikil) yang lolos saringan , tertahan saringan
dan agregat

kasar yang lolos saringan , tertahan saringan 3/8 dalam dua

buah talam

sebanyak masing-masing 2500 gram. Sebelumnya, agregat tersebut

telah

dikeringkan

terlebih dahulu dalam oven bersuhu [110 5] C. Tujuan

dari

pengeringan dalam oven ini adalah agar menguapkan air yang terkandung

dalam agregat, sehingga hanya tersisa berat agregat itu sendiri dan tanpa
dipengaruhi

oleh berat kandungan air. Data yang diperoleh pun akan lebih

akurat. Kemudian, agregat yang telah dikeringkan tadi dicampur oleh bola-bola
baja. Setelah keduanya dicampur, dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles dan
dilakukan pemutaran. Kecepatan putaran yang digunakan adalah 30-33 rpm
sebanyak 500 putaran. Hal ini sesuai dengan tabel berat untuk setiap gradasi
benda uji yang telah ditentukan oleh ASTM C-131. Karena pada percobaan ini
menggunakan berat agregat sebesar 5000gr, maka putaran yang dilakukan adalah
30-33 rpm sebanyak 500 kali. Menurut ASTM C-131, umumnya kerikil
disyaratkan bagian yang aus atau hancur tidak lebih dari 10% setelah diputar 10
kali, dan tidak boleh lebih dari 40% setelah diputar 500 kali. Setelah itu, biarkan
mesin bekerja selama 15 menit. Setelah 15 menit, praktikan mematikan mesin
dan mengeluarkan bahan uji (agregat beserta bola-bola baja)

dari

dalam

mesin. Kemudian praktikan mengambil agregat yang tertahan pada saringan


no.12. Agregat yang tertahan pada saringan ini merupakan agregat yang
dinyatakan tahan terhadap keausan. Setelah itu praktikan memisahkan agregat
yang

hancur (berbentuk seperti partikel debu) dengan agregat yang masih


3

tertahan pada saringan dengan cara mencuci sampai bersih agregat tersebut,
sehingga tidak ada partikel-partikel kecil agregat yang masih menempel.

Analisa Hasil
Menurut standar Pengujian Abrasi dengan Mesin Los Angeles, SNI 03-

2417-1991 dan standar tes abrasi Los Angeles ASTM C131, yaitu nilai keausan
maksimal sebesar 40 % setelah melewati uji saringan no. 12. Dengan demikian,
agregat yang diuji pada percobaan ini tidaklah memenuhi standar karena memiliki
nilai keausan lebih dari 40%.. Nilai sebesar 40% merupakan nilai standar uji
keausan yang telah diresmikan oleh American Standar Testing and Material C131. Sedangkan agregat yang memiliki nilai keausan lebih besar dari 40%
dianggap tidak baik digunakan dalam bahan pembuat campuran beton. Dalam
percobaan ini menggunakan saringan no. 12 karena mampu memisahkan antara
agregat yang termasuk agregat kasar dan yang termasuk agregat halus. Dari hasil
pengolahan data, didapat nilai keausan yang melampaui 40%, maka dapat
dikatakan bahwa agregat yang digunakan dalam percobaan ini tidak memiliki
ketahanan yang baik terhadap keausan. Pada umumnya kerikil disyaratkan bagian
yang aus atau hancur tidak lebih dari 10% setelah diputar 10 kali, dan tidak boleh
lebih dari 40% setelah diputar 500 kali. Agregat yang digunakan dalam percobaan
ini memiliki tingkat keausan yang melebihi 40% dikarenakan kondisi agregat
yang sudah tidak baik, seperti sudah lama terpapar panas dan telah berkali-kali
digunakan untuk praktikum, sehingga mengurangi kualitas dari agregat itu sendiri
dan membuat agregat tersebut menjadi tidak tahan terhadap keausan. Kekerasan
kerikil berhubungan pula dengan kekuatan beton yang dibuat. Oleh karena itu,
nilai keausan agregat tidak boleh melebihi 40% karena akan membuat beton
menjadi mudah aus dan rapuh.
Analisa Kesalahan
1. Kesalahan praktikan
Pada percobaan ini, ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan
oleh praktikan yang dapat memengaruhi besarnya nilai keausan.
4

Kesalahan tersebut adalah tidak bersihnya proses pencucian yang


dilakukan oleh praktikan pada saat memisahkan agregat hancur dan yang
tersaring. Hal ini menyebabkan masih menempelnya agregat halus pada
permukaan agregat yang tertahan, sehingga memperbesar nilai keausan
yang diperoleh. Selain itu, terdapat pula kesalahan praktikan dalam
mengatur waktu. Waktu yang ditetapkan pada prosedur percobaan adalah
selama 15 menit. Namun karena kelalaian praktikan, waktu pemutaran
mesin menjadi lebih atau kurang dari 15 menit sehingga memengaruhi
jumlah putaran yang dilakukan oleh mesin tersebut. Hal ini pun
memengaruhi hasil percobaan.. Karena semakin lama waktu pemutaran,
semakin banyak putaran yang terjadi sehingga kemungkinan agregat
tertindih oleh bola-bola pejal pun menjadi semakin besar. Tindihan
tersebut akhirnya membuat agregat pecah menjdai butir-butir kerikil dan
mengalami keausan.
2. Kesalahan Paralaks
Selain itu, terdapat pula kesalahan praktikan pada saat membaca
timbangan, sehingga pembacaan angka timbangan kurang tepat.
H. Aplikasi dalam Lapangan
Pengujian keausan kerikil dengan mesin los angeles dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil atau batu pecah dengan menggunakan alat
mesin Los Angeles. Pengujian ketahanan aus kerikil dengan cara ini memberikan
gambaran yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan kerikil, serta
kemungkinan terjadinya pecah butir-butir kerikil selama penumpukan, pemindahan
maupun selama pengangkutan. Aplikasi dari percobaan ini adalah pada pengujian
bahan konstruksi dan pada pengujuian agregat beton.

I. Kesimpulan
Berdasarkan Pengujian Abrasi dengan Mesin Los Angeles, SNI 03-24171991 dan standar tes abrasi Los Angeles ASTM C131, standar lolos uji keausan
agregat adalah jika nilainya tidak melebihi 40%. Maka, agregat yang digunakan
5

dalam percobaan ini tidaklah memiliki daya tahan yang baik terhadap keausan.
Maka agregat tersebut tidak baik digunakan untuk bahan konstruksi karena
memiliki tingkat keausan sebesar 47,64 % (lebih besar dari 40%).
J. Referensi
American Society for Testing Materials. Standards Test Method for Total
Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying, No.ASTM C 566-97.
Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02
Badan Standarisasi Nasional, Metode pengujian kadar air agregat, SNI 031971-1990

K. Lampiran

Gambar 10.1 Agregat Kasar Sebelum dimasukkan ke dalam mesin Loa Angeles

Gambar 10.2 Proses pengeluaran agregat dari dalam mesin Los Angeles setelah
pemutaran selama 15 menit

Gambar 10.3 Proses pemisahan butiran-butiran halus dari agregat dengan


mengayak dan mencuci agregat yang tertahan dalam saringan

Anda mungkin juga menyukai