Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang, yang
disertai dengan peningkatan tekanan intraokular. Menurut Von Graefe, glaukoma
merupakan kumpulan beberapa penyakit dengan tanda utama tekanan intraokular
yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu penggaungan dan atrofi saraf optik
serta defek lapang pandangan yang khas. Bagian mata yang penting pada
glaukoma adalah sudut filtrasi. Peningkatan tekanan intraokular yang terjadi
sebagai suatu manifestasi dari penyakit mata lain disebut glaukoma sekunder.1,2
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk
Amerika Serikat terkena glaukoma dan diantara kasus-kasus tersebut sekitar 50%
tidak terdiagnosis. Sekitar 6 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma
termasuk 100.000 penduduk Amerika, menjadikan penyakit ini sebagai penyebab
utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. 1,3
Di Indonesia glaukoma kurang dikenal oleh masyarakat, padahal cukup
banyak yang menjadi buta karenanya. Akan tetapi gangguan penglihatan dan
kebutaan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Survey Kesehatan
Indera tahun 1993 1996 menunjukkan 1,5% penduduk Indonesia mengalami
kebutaan disebabkan oleh katarak (52%), glaukoma (13,4%), kelainan refraksi
(9,5%), gangguan retina (8,5%), kelainan kornea (8,4%) dan penyakit mata lain.4
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah
gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik
mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke
sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Pada semua pasien glaukoma, perlu
tidaknya diberikan terapi dan efektifitas terapi ditentukan dengan melakukan
pengukuran tekanan intraokular (tonometri), inspeksi diskus optikus, dan
pengukuran lapangan pandang secara teratur. Terapi ditujukan untuk menurunkan
tekanan intraokular dan apabila mungkin memperbaiki sebab yang mendasarinya.1

Pada referat berikut ini akan dibahas lebih lanjut tentang definisi,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan khusus dan penatalaksanaan dari
glaukoma sekunder.

Anda mungkin juga menyukai