PENDAHULUAN
Penggunaan bahan pengawet pada
makanan sering sulit dihindari dengan
tujuan
memperlambat,
menghambat,
mencegah,
menghentikan
proses
pembusukan dan fermentasi dari bahan
makanan baik yang disebabkan oleh
mikroba, bakteri, ragi maupun jamur.
Penambahan senyawa pengawet sering
tidak terkontrol karena efisiensi bahan
pengawet tergantung pada konsentrasi
bahan, komposisi bahan makanan dan tipe
organisme
yang
akan
dihambat.
Penggunaan bahan pengawet yang aman
bagi kesehatan diperbolehkan sepanjang
masih berada dalam tingkat ambang batas
toleransi. Salah satu contoh zat pengawet
pada makanan adalah natrium nitrit atau
kalium nitrit yang sering digunakan sebagai
pengawet daging. Pengawet tersebut
KESIMPULAN
Rancang bangun sensor kimia untuk
penentuan
nitrit
telah
berhasil
dikembangkan. Sensor didisain melalui
integrasi sel, detektor UV-Vis dan proses
data yang kompak yang memberikan respon
yang sensitif terhadap nitrit pada 542
nm. Sensor kimia menunjukkan linearitas
yang cukup baik, yaitu berada pada skala
konsentrasi 0,1-10 ppm, dan batas deteksi
berada pada 0, 1 ppm nitrit. Pengembangan
disain sensor kimia masih perlu dilakukan
untuk meningkatkan selektifitas dan
kesederhanaan analisis sehingga dapat
dipergunakan menjadi instrumen analisis
rutin di laboratorium dan industri.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada
DP2M
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi,
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
yang
memberikan dana penelitian Penelitian
Hibah Bersaing Tahun 2013
DAFTAR PUSTAKA
Eigenmann, P.A., dan Haenggeli, C.A.,
(2007), Food colourings, preservatives,
and hyperactivity, The Lancet 370:
1524-1525.
Winarno, F.G., (1984), Kimia Pangan dan
Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.