Anda di halaman 1dari 13

1

BAB II
PEMBAHASAN
EKOSISTEM DARAT, HUTAN, DAN PERTANIAN
A. Pendahuluan
Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan eksternalnya di dominasi oleh
daratan. Telah kita ketahui bahwa luas permukaan bumi adalah 510.056.000 km2, sedang
luasnya 49.137.000 km2 berupa daratan (29,24%), sisanya berupa larutan. Berdasarkan
ketinggian dari permukaan laut, daratan dibedakan menjadi :
- Daratan rendah : 25 m/dpl
- Perbukitan/daratan tinggi : 500 m/dpl
- Pegunungan : 500 m/dpl
B. Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
a) Tanah
Permukaan bumi bersifat lunak dan plastis disebut tanah. Proses pelapukan yang
terjadi tergantung kepada sifat batuan dasar, iklim, dan vegetasi. Daerah yang curah
hujannya tinggi pelapukan lebih cepat.
Adanya variasi batuan dasar, iklim dan vegetasi, maka tanah yang dihasilkan juga
bervariasi, baik struktur, ketebalan tipe maupun sifatnya. Untuk lebih mengenal perhatikan
diagram di bawah ini :
Penampang tanah digambarkan sebagai berikut :

Jenis
Tanah Humus

Profil

Horizon
Horizon O

Keterangan
Terdiri
lapisan
organik, humus

Tanah Pelapukan

Horzion A

Tanah

Horizon B

Batu

Horizon C

Tanah
lapuk,
gembur,
warna
coklat hitam, hasil
pelapukan
batuan
mengandung
zat
organik
Tanah
lapuk,
lengket,
coklat
muda, merah bata
Tanah
lapuk,
bercampur kerakal

Batuan Dasar

Batuan dasar

sisa-sisa
batuan
yang belum lapuk
Batuan segar belum
lapuk

b) Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi


beberapa bioma antara lain sebagai berikut.
1. Bioma Padang Rumput / Stepa
Keberadaan bioma padang rumput terbentang dari daerah tropik sampai ke daerah
subtropik.
Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu sebagai berikut.
a. Porositas (pori tanah) rendah dan drainase kurang baik, sehingga tumbuhan
tidak mampu menyimpan air
b. Curah hujan sekitar 25-50 cm per tahun, tetapi tidak teratur.
c. Suhu rata rata 18 30oC.
Tumbuhan yang hidup di bioma ini umumnya jenis rumput. Hal itu disebabkan
oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik
sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur. Rumputnya dapat
mencapai 3 meter, misalnya Bluestem dan Indiana garsses yang biasanya hidup di
daerah yang bercurah hujan tinggi. Selain itu, di daerah padang rumput yang
pendek, misalnya Bufallo grasses dan Grama. Di bioma padang rumput juga
terdapat berbagai jenis hewan antara lain singa, harimau, bison, kanguru, kerbau,
gajah, kijang, jerapah, dan berbagai hewan pengerat.
2. Sabana
Sabana terdapat di daerah sekitar khatulistiwa (daerah beriklim tropis).
Ciri-ciri:
1. Curah hujan tinggi sekitar 90 150 cm per tahun.
2. Tumbuhan yang mendominasi yaitu rerumputan dan pohon yang tumbuh
menyebar, misalnya palem dan akasia.
Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika,
Amerika Selatan, dan Australia. Kurangnya curah hujan menjadi pendorong
munculnya sabana. Sehingga sabana dikenal juga padang rumput tropis. Iklimnya
tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk
menjadi hutan. Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu
hangat. Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda, yaitu musim
kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah hujan.
Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali.
Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin. Sedangkan pada musim panas,
sabana mendapat banyak air hujan. Hewan yang hidup di sabana, antara lain gajah,
jerapah, zebra, singa dan berbagai serangga.
3. Bioma Gurun
Bioma gurun umumnya terdapat di daerah tropic dan berbatasan dengan padang
rumput. Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Tanahnya tandus dan gersang
b. Curah hujan rendah sekitar 25 cm per tahun
c. Pancaran sinar matahari sangat terik, kelembapan udara sangat rendah
d. Terjadi perbedaan suhu antara siang dan malam yang sangat tinggi. Pada siang
hari suhu dapat mencapai 45oC, sedangkan malam hari suhu mencapai 0oC.

Tumbuhan yang mampu hidup di bioma gurun pada umumnya tumbuhan


sukulen berbagaii belukar akasia dan kaktus. Sedangkan hewan yang hidup di
bioma ini umumnya bertubuh kecil dan hidup di lubang, misalnya hewan pengerat,
ular, dan kalajengking. Sementara itu hewan gurun yang bertubuh besar memiliki
kantong contohnya unta.
4. Bioma Taiga (Subartic-Subalpine Needle-Leaved Forest)
Bioma ini terbentang di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Tiaga sering di sebut boreal atau hutan berdaun jarum ( konifer ). Bioma
taiga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Curah hujan antara 50 - 125 cm per tahun.
b. Musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat
singkat
c. Perbedaan suhu antara musim panas dengan musim dingin sangat tinggi
d. Hujan turun hanya pada musim panas.
Tumbuhan khas yang hidup di bioma ini adalah conifer, misalnya spruce (Picea
sp.), juniper (Juniperus sp.), alder (Alnus sp.), dan birch (Betula sp.). Pada musim
panas, masa pertumbuhan tumbuhan hanya berlangsung antara 3 6 bulan. Adapun
hewan yang hidup di bioma ini di antaranya moose (Axes sp.) =, ajag, beruang
hitam, serigala, dan burung.
5. Bioma Tundra (Elfin Woodland)
Bioma tundra terbentang di belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran kutub
utara dan di puncak-puncak gunung yang tinggi. Tundra di kelompokkan menjadi
dua macam, yaitu tundra artik dan tundra alpen. Tundra artik terdapat di dekat
kutub utara. Adapun tundra alpen terdapat di puncak puncak gunung tinggi,
misalnya puncak gunung Jaya wijaya Irian Jaya.
Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.
a. Iklim kutub dengan energi radiasi sinar matahari sedikit
b. Ber iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta gelap.
c. Curah hujan lebih kecil dari 25 cm per tahun
d. Musim panas berlangsung 3 bulan. Sedangkan musim dingin berlangsung lama,
yaitu selama 9 bulan dan terus-menerus
Tumbuhan yang hidup di tundra berupa tumbuhan semusim dan tumbuhan
menahun. Tumbuhan semusim mempunyai masa pertumbuhan sangat pendek,
warna bunganya mencolok, dan mampu ber adaptasi dengan musim dingin.
Sedangkan tumbuhan menahun biasanya pendek seperti semak. Tumbuhan yang
paling banyak di jumpai pada bioma ini adalah lumut dari jenis sphagnum dan
liken. Tumbuhan yang hidup pada bioma ini adalah lumut kerak (Lichenes), lumut
tipis misalnya Sphagnum sp., serta tumbuhan semak yang kerdil. Hewan yang
hidup menetap di tundra, meliputi serangga, burung, mamalia seperti beruang
kutub, serta herbivora besar, seperti musnox dan reider. Burung dan mamalia
memiliki bulu yang tebal. Apabila musim dingin, bulunya menjadi putih.
6. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Bioma ini berada di daerah beriklim sedang dan mempunyai empat musim, yaitu
musim dingin, panas, gugur, dan semi. Adapun ciri-ciri bioma ini sebagai berikut.
a. Vegetasi yang dominan menghuni bioma ini adalah pohon yang bedaun lebar
dan menggugurkan daunnya pada musim dingin, ketinggian pepohonannya
dapat mencapai 30-40 meter
b. Curah hujan merata sepanjang tahun, antara 75-100 cm per tahun
c. Terjadinya musim dingin dan musim panas, sehingga tanaman membutuhkan
penyesuaian untuk dapat bertahan pada kedua musim tersebut.

d. Tanaman menahun menghentikan pertumbuhannya dan menggugurkan daunnya


pada musim gugur.
e. Sementara, tumbuhan semusim akan mati pada musim dingin yang tinggal
hanya bijinya. Biji tanaman ini akan tumbuh kembali pada musim panas.
f. Pepohonan tumbuh dengan jarak lebih renggang daripada hutan hujan tropis.
g. Jumlah spesies tanaman yang tumbuh juga lebih sedikit, hanya berkisar 10-20
spesies.
Tumbuhan yang hidup di hutan gugur, antara lain pinus, maple (Aler
campester), elm, oak Geuricus dan birkin. Adapun contoh hewan yang
menghuni hutan gugur adalah rusa, musang, salamander, beruang, burung, rakun
(sejenis musang) , rubah merah dan mamalia besar.
7. Bioma Hutan Hujan Tropik (Tropical Rainforest)
Bioma hutan hujan tropis terbentang di daerah tropik dan subtropik. Bioma hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Vegetasi sangat lebat dihuni pohon-pohon dengan ketinggian 20-40 meter dan
membentuk kanopi
b. Jumlah curah hujan yang cukup tinggi serta merata di sepanjang tahunnya.
Jumlah curah hujan tersebut berkisar di angka 200 sampai 225 cm per tahunnya.
c. Matahari bersinar sepanjang tahun tetapi sulit menembus bagian dasar hutan
d. Keadaan dalam hutan lembap dengan suhu rata-rata 25oC
e. Di dalam hutan tersebut terdapat perubahan iklim dalam skala mikro, yakni
perubahan iklim yang terjadi langsung di sekitar organisme yang ada di dalam
ekosistem tersebut.
Bioma hutan hujan tropis terdapat beragam jenis tumbuhan (heterogen), akan
tetapi liana (rotan) dan epifit (anggrek) menjadi tumbuhan khas di bioma ini.
Liana adalah kelompok tumbuhan yang hidup merambat, seperti rotan. Epifit
adalah kelompok tumbuhan yang hidup menempel pada tumbuhan lain, namun
tidak merugikan tumbuhan yang di tempeli, seperti anggrek, liken, paku pakuan,
dan sirih sirihan. Pepohonan dalam hutan ini berukuran besar, tinggi, dan kokoh.
Tingginya bisa mencapai 20-40 m, cabang-cabang daunnya lebat sehingga
membentuk suatu tudung( kanopi). Umur pepohonan itu sangat lama bahkan bisa
mencapai ratusan tahun. Sedangkan hewan yang ada di bioma ini antara lain
badak, babi hutan, burung hantu, dan kera.
C. Permasalahan lingkungan dalam pendayagunaan lahan dan tanah serta

pemecahannya
Secara alami kesuburan tanah tidak merata sehingga pemanfaatannya juga tidak sama.
Ada tanah yang cocok untuk suatu jenis tumbuhan tetapi ternyata tidak cocok untuk
tanaman lain.
Pemanfaatan untuk pertanian biasanya harus menambah zat organik seperti pupuk
untuk menambah dan menjaga kesuburaan tanah.
Dalam tata guna tanah sebaiknya lahan-lahan yang subur yang cocok untuk pertanian
jangan digunakan untuk bangunan, perumahan industri, pabrik, untuk keperluan itu
hendaknya dipilih tanah yang kurang subur.
Berdasarkan laporan FAO tahun 1987, jenis lahan di Pulau Jawa berdasarkan ciri dan
kemiringannya dibedakan menjadi :
No
Jenis / kelas kemiringan
Luas (ha)
1.
Lereng dengan kelas kemiringan 0-8%
4.404.000
2.
Lereng dengan kelas kemiringan 8-30%
4.317.000
3.
Lereng dengan kelas kemiringan 30%
3.596.000

4.
5.

Lahan terdiri dari kerucut vulkanis


Lahan dipengaruhi arus pasang surut

200.000
201.000
Jumlah total : 13.218.000
Masalah yang timbul yang berhubungan dengan lahan dan tanah mengakibatkan
permukaan dan pengerjaan tanah bagi pertanian, perkebunan, penggalian dan urutan untuk
berbagai keperluan pemukiman sehingga menimbulkan erosi dan tanah longsor.
Untuk menanggulangi bahaya yang lebih besar perlu diadakan tindakan-tindakan :
a. Pembuatan sengkedan
b. Mengubah geometri lereng
c. Penghijauan dan reboisasi
d. Pembuatan dinding penahan erosi
e. Pengerukan alur sungai

D. Ekosistem Hutan
Hutan merupakan ekosistem darat alami terjadinya berhubungan erat dengan iklim
regional, habitat, dan biota regional. Sehingga membentuk unit-unit komunitas yang luas.
Sedangkan pengertian hutan: Konsep ekologi menurut Departemen Kehutanan (1989)
adalah suatu ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukupan luas, baik yang lebat
atau kurang lebat. Penekanan pada fungsi hutan sebagai ekosistem dengan ciri penutupan
pohon yang cukup luas dengan kerapatan pohon lebat dan kurang lebat.
Hutan merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup dalam lapisan
dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan membentuk suatu ekosistem
yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis.
Fungsi Hutan :
1. Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat
butiran-butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke
permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam
tanah.
2. Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim
hujan dan musim kemarau.
3. Sebagai sumber ekonomi. Hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan
mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai contoh,
rotan, karet, getah perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan
bangunan.
4. Sebagai sumber plasma nutfah keanekaragaman ekosistem di hutan
memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.
5. Mengurangi polusi atau pencemaran udara. Tumbuhan mampu menyerap karbon
dioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Menurut Odum (1966) unit komunitas itu disebut bioma atau formasibiota. Menurut
Whitaker (1970), jika bioma-bioma yang sama tetapi terdapat di benua yang berlainan,
maka bioma-bioma tersebut disebut tipe bioma atau tipe formasi.
Menurut Resasudarmo, etal, 1985, tipe-tipe bioma di dunia adalah :
a. Hutan Hujan Tropis
Terdapat di daerah tropis basah dengan curah hujan tinggi (3500 mm)/tahun.
Penyebarannya meliputi : Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Asia Tenggara,
termasuk Indonesia dan Australia Timur Laut.
b. Hutan Musim Tropis
Terdapat di daerah tropik beriklim basah, tetapi dengan musim kemarau pohonpohon menggugurkan daunnya. Banyak dijumpai di India dan Asia Tenggara.
c. Hutan Hujan

Tedapat di daerah iklim sedang, antara lain : Pantai pasifik, Amerika Utara dan
Australia
d. Hutan Pegunungan Tropis
Terdapat di daerah-daerah pegunungan daerah tropika
e. Hutan iklim sedang selalu hijau
Dibedakan menjadi 2 macam :
- Hutan berdaun kecil dan tebal (Selerophyl forests)
- Hutan berdaun jarum yang selalu hijau (Needle-leaved evergreen forests)
Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Eropa
f. Hutan gugur
Terdapat di daerah beriklim sedang, tetapi sedikit basah. Terdapat di Amerika
Serikat, Eropa dan Asia Timur.
g. Taiga
Hutan konifer yang terdapat di daerah terdingin dari iklim dingin. Terdapat di
bagian utara Amerika Utara.
h. Hutan Lumut / Hutan Tundra
Merupakan komunitas di pegunungan yang tinggi (2500 m). Pohonnya biasanya
kerdil dengan lumut kerak yang tebal. Misalnya hutan pegunungan di bagian tengah
Irian Jaya.
i. Hutan duri dan hutan kecil
j. Hutan kerdil beriklim sedang
Misalnya hutan di bagian barat California bagian selatan AS (Texas)
k. Semak berduri
l. Komunitas perdu berikim sedang
m. Savana
padang rumput di daerah tropika, di sana-sani terdapat pohon-pohon kecil
n. Komunitas pegunungan tinggi dan Kutub Utara
Contoh komunitas di pegunungan Jaya Wijaya, Himalaya
o. Komunitas Rawa
Komunitas ini berupa hutan mangrove yang dipantai tropis dan muara sungai
Jenis-jenis hutan secara umum :
1. Berdasarkan Populasi Jenis Tumbuhannya
a. Hutan Homogen
Hutan homogen adalah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis tumbuhan. Misalnya
hutan bambu, hutan akasia, hutan pinus, hutan jati, dsb.
b. Hutan Heterogen
Hutan heterogen adalah hutan yang ditumbuhioleh berbagai macam jenis
tumbuhan. Contohnya adalah hutan hujan tropis.
2. Berdasarkan Fungsinya
a. Hutan Suaka Alam
Hutan suaka alam adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk
melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah /
punah di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu
dialih fungsi sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi
orang dan tempat penelitian.
b. Hutan Cadangan
Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan
pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan
cadangan.
c. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan alam maupun hutan buatan yang memiliki fungsi
utama untuk perlindungan, terutama bagi keselamatan alam dan lingkungan.
Fungsi perlindungan tersebut misalnya:
1. Fungsi Hidrologis : difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalam tanah.
Artinya hutan lindung berfungsi sebagai penyaring setiap tetesan air yang
terserap ke dalam tanah dan kemudian menyimpannya sebagai air tanah
cadangan.
2. Menjaga tanah agar tidak terjadi erosi.
3. Fungsi Klimatologis : untuk mengatur iklim.
d. Hutan Produksi / Hutan Industri
Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua
golongan yakni hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang
alami sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia
yang biasanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan
manusia harus menebang pohon dengan sistem tebang pilih dengan memilih
pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak.
e. Hutan Wisata
Hutan wisata adalah hutan yang berfungsi sebagai tempat wisata atau rekreasi.
Hutan seperti ini disebut juga dengan Taman Nasional atau Kebun raya.
Contohnya adalah Kebun Raya Bogor, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Taman
Nasional Tesso Nilo, dsb.
3. Berdasarkan kondisi iklim, relief dan kesuburan tanah, hutan dibedakan :
a. Hutan hujan tropis , Hutan hujan tropis merupakan hutan dengan pepohonan yang
tinggi, berdaun lebar, selalu hijau, terdapat epifit, lumut, palm dan pohonnya
rapat. Hutan ini terdapat di daerah tropis seperti di Indonesia dan Brazil
b. Hutan musim, pada hutan ini pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan pada musim
kemarau daunnya meranggas.
c. Hutan Gugur.
d. Hutan Bakau / Mangrove, Hutan yang terdapat di daerah pantai dengan
tumbuhan mangrove.
Di Indonesia Ekosistem hutan, antara lain :
a. Hutan hujan
b. Hutan musim
c. Savana
d. Padang rumput
e. Hutan mangrove
Pada umumnya ekosistem hutan merupakan lahan terkaya, karena substrat yang
tertahan dengan adanya humus yang tebal. Disini flora dan fauna menunjukkan
keanekaragaman. Tetapi di hutan basah keadaan faunanya biasanya sedikit.
Hutan kerangas (heath forest) adalah hutan tropis yang kekayaan baik flora dan
faunanya miskin. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah dan air tidak mendukung sebuah
hutan. Tanahnya biasanya berupa tanah pasir-padsel. Terdapat di Kalimantan.
Menurut Resosudarmo (etal-1985), hutan kerangas mudah sekali rusak dan bila telah
rusak sukar untuk dipulihkan kembali. Contoh hutan keranges di Bangka dan Belitung.
Repetfo (1987) menyatakan bahwa pemanfaatan hutan dengan penebangan intensif di
negara berkembang (Indonesia) yang disebabkan :
- Pola pembangunan
- Pertambahan penduduk
- Kebutuhan lahan pertanian

Peraturan pemerintah yang mempermudah pengrusakan hutan menyebabkan


mempercepat pengrusakan hutan tropis.
Penghancuran hutan tropis mempercepat pengrusakan lingkungan dan menyebabkan
kekhawatiran dunia internasional. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran berkurangnya
hutan tropis di dunia sebagi berikut :
- Thailand sudah kehilangan dari luas hutan tropisnya
- Filipina seudah kehilangan 1/7 dari luas hutan tropisnya
- Costa Rica sudah kehilangan 1/3 dari luas hutan tropisnya
- Pantai Gading sudah kehilangn 1/3 dari luas hutan tropisnya
- Indonesia tahun 1983 sudah memberikan konsesi pengusahaan hutan seluas 65,4 juta
hektar
E. Ekosistem Pertanian (Agroekosistem)
Ekosistem Pertanian disebut juga sebagai Agroekosistem. Agroekosistem adalah
manusia dengan sengaja merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya,
dengan menciptakan suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan
pertanian. (Anonymous, 2010).
Macam-Macam Sistem Pertanian
1. Pertanian Swasta Besar
Saat ini peran swasta semakin besar dalam bidang pertanian. Namun tidak
semua berorientasi pada pencapaian swasembada pangan, khususnya beras.
Besarnya peranan swasta saat ini terutama dalam hal pengembangan teknologi
pangan. Seperti produksi beras dan jagung jenis hibrida dan bioteknologi, dimana
produk-produk ini hanya sedikit yang berkaitan dengan kemandirian pangan dan
kesejahteraan petani. Selain itu, kekhawatiran yang mulai tampak adalah
pengembangan teknologi pertanian oleh swasta tidak bisa diaplikasikan kembali
oleh lembaga pengetahuan nasional. Akibatnya, pemerintah akan kesulitan
memperbaiki dan meningkatkan produksi pangan melalui teknologi baru.
Masuknya swasta ke sektor pertanian perlu diantisipasi, terutama mengenai
penguasaan lahan pertanian. Masalah lainnya, perusahaan swasta internasional
sering kali mencoba menguasai lahan pertanian di negara-negara yang masih
memiliki lahan luas.
2. Pertanian Industri
Saat ini, Pemerintah, baik Kementerian Pertanian maupun Pemerintah Provinsi
sangat berharap sekali pada Delta Kayan Food Estate. Seolah-olah, DKFE
merupakan solusi atas krisis pangan yang dihadapi negeri ini. Swasembada pangan
diharapkan kembali hadir, sebagaimana pernah dinikmati dalam waktu singkat
setelah revolusi hijau dimulai di negeri ini.Yang selanjutnya, revolusi hijau itu
sendiri yang membunuh kedaulatan pangan warga negeri ini.
Pangan, menjadi sebuah hal yang utama dan diutamakan dalam proses
pembangunan. Padi atau beras atau nasi, menjadi satu-satunya yang utama
dikembangkan dalam sektor pertanian tanaman pangan. Komoditi lain mengikuti
dibelakangnya, yang terkadang umbi-umbian dan umbut-umbutan menjadi
dilupakan.
Satu waktu, ketika ada impian seorang pemodal menjadikan roti berbahan
terigu sebagai makanan pokok warga negeri ini, agar sama dengan warga negara
utara. Dan kemudian hari ini, terigu sebagai pangan utama sudah terjadi.Tidak
dalam bentuk roti.Dalam bentuk mie instan. Hingga ke pelosok kampung, akan
ditemukan bekas bungkus mie instan dari beragam merek. Sebuah keberhasilan
perselingkuhan pemodal dan pelayan publik, sementara tepung terigu menjadi
prioritas utama untuk diimpor di negeri ini.

Pilihan memasalkan pertanian, melalui pengindustrian, yang disempitkan


maknanya menjadi dilakukan oleh pemodal, merupakan sebuah jalan sesat yang
ditawarkan oleh pelayan publik.Meletakkan industri dan pemodal di hulu sebuah
sektor, adalah sebuah penyiapan bencana di masa datang.Tidak ada sebuah insentif
yang baik terhadap industri paling hilir dari sebuah produk. Negeri ini memang
direncanakan sebagai penghasil bahan baku, pekerja murah dan pasar dari produk
industri yang akan dibuang. Hasilnya, penghancuran sistem budaya hingga
penghancuran ekonomi warga negeri.Rapuhnya negeri semakin terlihat.Satu
hentakan kecil saja, porak-poranda bangunan ekonominya.
Penempatan arus industri pada hulu setiap sektor pasti akan berujung pada
penghilangan kedaulatan warga atas tanah, rumah dan ruang kehidupannya. Konflik
akan terus berkelanjutan. Kesenjangan kian terjadi.Pengabaian hak-hak dasar warga
negara dilakukan.Pada akhirnya terjadi penghapusan budaya, yang merupakan
bagian dari ke-Bhineka Tunggal Ika-an negeri ini.
Bila pelayan publik ingin mensejahterakan warganya, maka pilihannya adalah
membangun industri hilir dan memberikan ruang pada pemodal hanya di bagian
hilir dari sebuah produk.Tidak dengan memberikan ruang, bahkan insentif, bagi
pembangunan industri di hulu dari produk.Risalah pendirian negara inipun dengan
jelas memandatkan moda bangunan ekonomi negeri, yang dibangun dalam kekoperasi-an, yaitu ekonomi kolektif oleh warga.Bukan menyerahkan kendali
ekonomi pada pemodal ataupun kelompok kepentingan.
3. Pertanian Rakyat
Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada
lahan / tanah garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan / pangan
dalam negeri. Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar
masyarakatnya hidup dari mata pencaharian sebagai petani yang bercocok tanam
atau bertani.
Ciri-Ciri Pertanian Rakyat :
a) Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani hidup dalam
keadaan miskin.Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit yang
mengakibatkan teknik, peralatan dan perlengkapan yang digunakan
masih tergolong sederhana. Dengan berbagai barang modal yang
berteknologi rendah itu tentu saja tidak akan menghasilkan hasil
pertanian yang besar.
b) Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk
bercocoktanam pun juga menjadi sederhana. Dengan modal yang besar
pada umumnya akan dapat menerapkan teknologi tinggi untuk
mengikatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
c) Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
Rakyat petani Indonesia pada umumnya menanam tumbuhan yang dapat
dijadikan bahan makanan.Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi para
petani yang secara umum di bawah garis kemiskinan.Tanaman yang
ditanam pun merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak laku
terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Selain itu tanaman
pangan memiliki sifar pasar yang inelastis, sehingga produk pangan itu
akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga.
d) Tidak Meliki Sistem Administrasi yang Baik

10

Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa


membuat perkumpulan petani.Dengan diperkenalkannya sistem koperasi,
maka pertanian di Indonesia dapat melangkah ke arah yang lebih
baik.Koperasi merupakan organisasi badan hukum yang didirikan
dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya. Dengan
sistem administrasi koperasi yang baik maka para petani ini akan lebih
memiliki posisi daya tawar dan daya saing yang lebih baik dibandingkan
dengan bekerja sendiri-sendiri.
4. Pertanian Lahan Basah
Kawasan pertanian lahan basah merupakan lahan pertanian yang dalam
pengolahannya memerlukan air dalam jumlah yang pasti. Di wilayah Kabupaten
Serang, kawasan pertanian lahan basah yang ada mendapat pasokan dari sistem
irigasi yang memanfaatkan potensi sungai-sungai yang ada. Dalam RTRW
Kabupaten Serang, alokasi lahan untuk pengembangan kawasan pertanian lahan
basah tetap mempertahankan lahan basah yang telah ada terutama kawasan yang
telah beririgasi teknis. Dengan dipertahankannya fungsi pertanian lahan basah
sebagai sektor yang cukup dominan, dimaksudkan untuk mempertahankan Wilayah
Kabupaten Serang sebagai lumbung padi di Provinsi Banten.
5. Pertanian Lahan Kering
Pengertian pertanian lahan kering tampaknya dibangun berdasarkan sejarah
atau kebiasaan, yaitu sistem pertanian yang ada di daerah dengan curah hujan
tahunan berkisar antara 250 mm (di USA) sampai 510 mm di Russia.
Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang
ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah penerima
dan peresap air hujan yang kemudian dialirkan kedataran rendah, baik melalui
permukaan tanah (sungai) maupun melalui jaringan bumi air tanah.Jadi lahan kering
didefinisikan sebagai dataran tinggi yang lahan pertaniannya lebih banyak
menggantungkan diri pada curah hujan.Lahan kering diterjemahkan dari kata
upland yang menunjukkan kepada gambaran daerah atas.
Hingga saat ini takrif pengertian lahan kering di Indonesia belum disepakati
benar. Di dalam bahasa Inggris banyak istilah-istilah yng dipadankan dengan lahan
kering seperti upland, dryland dan unirrigated land, yang menyiratkan penggunan
pertanian tadah hujan. Istilah upland farming, dryland farming dan rainfed farming
dua istilah terakhir yang digunakan untuk pertanian di daerah bercurah hujan
terbatas.Penertian upland mengandung arti lahan atasan yang merupakan lawan kata
bawahan (lowland) yang terkait dengan kondisi drainase. Sedangkan istilah
unirrigated land biasanya digunakan untuk teknik pertanian yang tidak memiliki
fasilitas irigasi. Namun pengertian lahan tidak beririgasi tidak memisahkan
pengusahaan lahan dengan system sawah tadah hujan.
Untuk menghilangkan kerancuan pengertian lahan kering dengan istilah
pertanian lahan kering Tejoyuwono (1989) dalam Suwardji (2003) menyarankan
beberapa pengertian sebagai berikut:
Untuk kawasan atau daerah yang memiliki jumlah evaporasi potensial
melebihi jumlah curah hujan actual atau daerah yang jumlah curah hujannya tidak
mencukupi untuk usaha pertanian tanpa irigasi disebut dengan Daerah Kering.
Untuk lahan dengan draenase alamiah lancar dan bukan merupakan daerah
dataran banjir, rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau lahan basah alamiah lain
istilahnya lahan atasan atau Upland. Untuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa
penggenangan, istilahnya lahan kering.

11

Definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002),
lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air
selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat
dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl).
Dari pengertian diatas, maka jenis penggunaan lahan yang termasuk dalam
kelompok lahan kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun
campuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang.
Lahan kering mempunyai potensi yang cukup luas untuk dikembangkan,
dengan luas yang mencapai 52,5 juta ha (Haryati, 2002) untuk seluruh indonesia
maka pengembangan sangat perlu dilakukan. Menurut Simposium Nasional tentang
Lahan Kering di Malang (1991) penggunaan lahan untuk lahan kering berturut
adalah sebagai berikut: hutan rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yang sedang tidak
diusahakan, ladang dan padang rumput.
6. Pertanian Ecofarming
Ecofarming adalah bentuk budidaya pertanian yang mengusahakan sedapat
mungkin tercapainya keharmonisan dengan lingkungannya.Dalam hal tertentu
dalam ecofarming bisa saja memasukkan komponen pepohonan atau tumbuhan
berkayu lainnya sehingga dapat disebut agroforestri. Dalam eco-farming tidak
selalu dijumpai unsur kehutanan dalam kombinasinya, sehingga dalam hal ini
ecofarming merupakan kegiatan pertanian.
Selain itu ecofarming ini mempunyai pengertian sebagai merupakan sistem
budidaya tanaman yang berpihak kepada kelestarian lingkungan hidup serta
kesehatan konsumennnya. Pada dasarnya, sistem ini bukan merupakan sebuah
konsep baru, tetapi merupakan suatu cara bertani yang sudah dikembangkan
sebelum diterapkannya pertanian konvensional (revolusi hijau). Namun, keakraban
petani dengan sistem pertanian konvensional pada saat ini menyebabkan
pengetahuan tentang pola pertanian ekologis dan keterampilan dalam menerapkan
sistem pertanian yang sejak dulu telah dilakukan tersebut menjadi terlupakan.
Selain menghasilkan produk pertanian yang aman dikonsumsi, bergizi serta
baik bagi kesehatan, keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pengembangan
sistem pertanian organik diantaranya adalah: meminimalkan polusi yang dihasilkan
dari kegiatan pertanian, meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian
dalam jangka panjang serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan.
Petani menunjukkan pupuk organik hasil produksinyaPertanian ekologis
mengacu kepada sistem pertanian yang mengikuti prinsip-prinsip dan logika-logika
organisme hidup yang semua elemen-elemennya (tanah, tanaman, ternak serangga,
petani, dll) berhubungan erat satu sama lain. Oleh karenanya pertanian ekologis
harus didasarkan pada pengertian yang mendalam dan pengelolaan yang cermat dari
interaksi - interaksi dan proses-proses tersebut.
Dengan demikian istilah pertanian ekologis tidak hanya berarti penolakan
terhadap penggunaan pupuk dan pestisida yang bersifat sintetis atau kimia.Petani
ekologis dapat banyak belajar dari mengamati hubungan saling ketergantungan
dalam suatu ekosistem alam, misalnya hutan. Semakin beragam komponen, maka
akan semakin stabil sebuah ekosistem yang ada di dalamnya.
Dalam melaksanakan program pengembangan masyarakat di daerah-daerah
terpencil yang berbatasan dengan kawasan konservasi YEL memperkenalkan sistem
pertanian ekologis melalui penerapan pertanian organik.Dalam menunjang aktivitas
penyebarluasan system pertanian ekologis, YEL didukung oleh mitra utamanya,

12

PanEco Switzerland, membangun Pusat Pertanian Ekologis (eco-farming centre)


berlokasi di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat.
7. Pertanian Terpadu
Pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang selaras dengan kaidah
alam, yaitu mengupayakan suatu keseimbangan di alam dengan membangun suatu
pola relasi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di antara setiap
komponen ekosistem pertanian yang terlibat, dengan meningkatkan
keanekaragaman hayati dan memanfaatkan bahan-bahan limbah organik. Pada
dasarnya alam diciptakan dalam keadaan seimbang oleh sang pencipta, sehingga
alam mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan
dan manusia sebagai bagian dari unsur alam memiliki tugas untuk mengelola
sumber daya alam dan lingkungan dengan baik dan proporsional. Peningkatan
kaenekaragaman hayati merupakan hal penting dalam menanggulangi hama
penyakit, pengurangan resiko, sedangkan pemanfaatan limbah organik perlu untuk
menciptakan keseibangan siklus energi (terutama unsur hara) yang berkelanjutan,
serta untuk kepentingan konservasi tanah dan air.
Pola pertanian terpadu merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional
dengan ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus.Pada
pelaksanaan pertanian terpadu lebih banyak memanfaatkan potensi lahan yang ada
dengan memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar serta dengan
pengelolaan manajemen modern yang dikelola secara profesional dan terpadu.
Tujuan dari sistem pertanian terpadu antara lain yaitu, memasyarakatkan
sistem pertanian terpadu sebagai pertanian yang lestari dimana lokasi tanah
diperhatikan dan ditingkatkan untuk menjamin kelangsungan siklus yang
berkesinambungan. Membentuk masyarakat tani yang mandiri dan peduli
lingkungan dan sadar akan jati dirinya sebagai penjaga alam. Meningkatkan taraf
hidup kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata dengan pola pikir maju dan
pola hidup sederhana.Membentuk suatu ikatan kerjasama dalam bentuk pertanian
inti rakyat serta membangun kerjasama yang sejajar dalam memenuhi kebutuhan
sektor pertanian. Memenuhi kebutuhan pasar akan makanan yang sehat dan bebas
polusi guna meningkatkan kualitas dalam persaingan.
Dalam prakteknya, sistem pertanian terpadu tidaklah semudah dan
sesederhana seperti yang banyak disangka orang. Diperlukan strategi-strategi jitu
agar tujuan dari sistem pertanian terpadu dapat tercapai sesuai dengan apa yang
telah diharapkan. Strategi yang harus dibangun adalah usaha tani terpadu yang
berorientasi kepada pasar serta pelestarian nilai budaya tradisional dengan sistem
kegiatan manajemen modern.Strategi-strategi yang perlu dibangun tersebut yaitu,
yang pertama ialah pertanian tradisional dengan memanfaatkan kekayaan sumber
daya yang dimiliki serta dikelola dengan manajemen modern yang bertujuan
mengurangi ketergantung terhadap pupuk anorganik.
Agroekosistem adalah ekosistem binaan manusia, dalam rangka pemenuhan kebutuhan
akan sandang, pangan dan keperluan lainnya. Dalam usaha ini manusia mengubah
ekosistem alami menjadi ekosistem buatan berupa agroekosistem.
Meskipun di dalam agroekosistem terjadi hubungan timbal balik antara komponen
biotik dengan abiotik, tetapi ada perbedaan-perbedaan antara ekosistem alami dengan
agroekosistem.
Perbedaan antara kedua ekosistem itu adalah :
No Sifat
Ekosistem alami
Agroekosistem
1. Kemantapan ekologi
Stabil
Tidak stabil
2. Keanekaragaman komponen biotik
Tinggi
Rendah

13

3.
4.

Produktivitas
Rendah
Tinggi
Manfaat langsung relatif untuk Rendah
Tinggi
manusia
Hubungan antara komponen biotik dengan abiotik tidak stabil karena selalu ada
campur tangan manusia. Dalam ekosistem alami terdapat hubungan yang harmonis antara
biotik dan abiotic, tetapi komponen biotik yang tidak beradaptasi (menyesuaikan) akan
tersingkir / punah. Ingat hukum seleksi alam Darwin.
Manusia selalu berusaha menstabilkan produktivitas lahan dengan menambahkan zatzat organik agar komponen biotiknya hidup dengan subur. Mengenai keanekaragaman
biotik rendah karena manusia hanya memelihara yang sesuai dengan kebutuhannya.
Energi/bahan yang dimasukkan sebagai subsidi pada agroekosistem adalah :
- Energi mekanik yang dipergunakan untuk pengolahan tanah/ekosistem
- Energi kimia yang berupa pupuk dan pestisida, penggunaan bibit unggul
- Energi listrik untuk sarana penunjang
Efisiensi di bidang pertanian dengan cara bertanam tmpang sari dan aneka tani
(Multiple eroping).
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai lingkungan hidupnya sendiri. Tempat
makhluk hidup melakukan segala kegiatan hidupnya disebut habitat. Satuan makhluk
hidup dalam ekosistem meliputi individu, populasi, dan komunitas. Kesatuan komunitas
dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik disebut ekosistem.
Terdapat beberapa macam ekosistem, salah satunya ekosistem darat yaitu ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem darat dibedakan atas beberapa
bioma(daerah habitat) seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan
tundra.
B. SARAN
Dari tulisan makalah yang kami buat, kami berharap dapat menambah pengetahuan
kepada teman-teman, agar dapat mengetahui mengenai Ekosistem Darat. Kami juga
berharap, bahwa kita sebagai generasi penerus, tidak hanya membaca buku satu saja tapi
lebih banyak buku mengenai radiasi benda hitam, sehingga dengan begitu akan semakin
banyak ilmu dan pengetahuan yang dapat kita peroleh.

Anda mungkin juga menyukai