Anda di halaman 1dari 11

PENATALAKSANAAN DEHIDRASI BERAT PADA PENDERITA DIARE

ABSTRAK
Diare adalah salah satu penyakit yang paling sering menyebabkan kematian karena komplikasi dehidrasinya,
sehingga diperlukan terapi yang cepat dan adekuat. Ada tiga macam tipe terapi yang dapat dilakukan untuk pasien
dehidrasi tergantung klasifikasinya. Kasus anak mengalami dehidrasi berat dikarenakan telah menderita diare selama
seminggu, datang kerumah sakit karena penurunan kesadaran, orang tua pasien mengatakan bahwa pasien mengalmi
kejang satu kali pada pagi hari. Dokter melakukan rehidrasi cairan kepada pasien dan memberikan terapi suportif
dan simtomatik sertu melakukan observasi kejang untuk mengetahui apakah ada kejang berulang. Pemberian
rehidrasi cairan pada pasien diatas harus mengikuti guideline yang sudah disediakan oleh WHO, sehingga terapi
dapat diberikan secara cepat dan adekuat, dan dapat menurunkan angka kematian karena kesalahan terapi.
Kata Kunci :Diarrhea, Dehydration, Management

PRESENTASI KASUS
Pada hari senin, 10 november 2014. Pukul 10.15 orang tua pasien datang dengan membawa bayi
berumur 2 tahun ke Unit Gawat Darurat RSUD PASAR REBO dan diterima oleh dokter jaga setempat.
Pasien datang dengan kehilangan kesadaran, dokter melakukan alloanamnesis kepada ibu pasien, ibu
pasien mengelukan bayinya mengalami kejang satu kali pada pagi hari. Kemudian ibu pasien mengatakan
bahwa sejak seminggu yang lalu pasien mengalami diare dan ampas tidak terlihat, orang tua pasien sudah
membawa anaknya ke klinik terdekat dan sudah diberikan obat, tetapi tidak ada perubahan. Orang tua
pasien mengakui bahwa ini pertama kalinya pasien mengalami kejang dan tidak ada riwayat kejang
sebelumnya.
Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan fisik dan juga diambil sampel darah nya untuk
peemeriksaan H2TL dan pemeriksaan AGD. Penanganan selanjutnya yang diberikan UGD kepada pasien
adalah memasang NGT lalu meberikan O 2 sebanyak 1 lpm. Kemudian diberikan loading cairan dan
Ringer laktat, setelah itu Tridex 27 b + KCL, dan diberikan Meropenem sebagai antibakteri, sanmol
sebagai anti piretik, diberikan L-bio dan interzink pada saat sudah bisa menelan dan diet bubur tanpa
sayur. Dikarenakan ruang rawat inap penuh maka pasien terpaksa harus dirawat di UGD sambil
mentatalaksanakan dehidrasi dan mengobservasi kejang.
Identitas pasien
Nama : S (inisial)
Umur : 2 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki

Agana : Islam
Berat badan : 11 kg
Tanggal berobat : 10 november 2014
Anamnesis
Anamesis dilakukan secara alloanamnesis kepada orang tua pasien, didapatkan pasien sudah diare
selama seminggu yang lalu dan ketika diperiksa ampas (-), sudah diobati tetapi tidak ada perubahan. Tadi
pagi pasien mengalami kejang satu kali dan dibawa kerumah sakit dengan penurunan kesadaran.
Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Nadi
4. Pernafasan
5. Suhu
6. Kepala
7. Mata
8. Thorax
9. Pulmo
10. Abdomen

: Tampak sakit berat


: Somnolen
: 123 kali / menit
: 40 kali / menit
: 38.0oC
: Normocephale
: Konjuntiva (-/-) dan sklera (-/-)
: Cor bunyi jantung 1 2 reguler, murmur dan gallop (-)
: Rhonki dan Wheezing negatif
: Kembung, Bunyi Usus positif lemah
Hepar dan Lien tidak teraba

11. Extremitas

: Akral dingin

12. 11. Kulit

: Cutis marmorata (+)

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan H2TL dengan hasil 10.5/ 25.2/
223.000/ 25.600. Hasil dari pemeriksaan AGD PH 7.26 dan Kalium 2.0 mmol/L. Pasien tidak diberikan
obat antikonvulsan hanya di obervasi saja, tetapi pasien dipasang NGT dan diberikan O 2 1 lpm, loading
cairan berupa Ringer laktat 200cc kemudian diberikan Tridex 27 B + KCL 10 meq sebanyak delapan
tetes per menit dan Meropenem 3x400mg sebagai antibiotik, Sanmol drip 3x150 mg, diberikan L-Bio
2x1, interzink 1x1 cth pada saat sudah bisa menelan, dan diberikan diet bubur tanpa sayur.

BAB I
PENDAHULUAN

Diare di definisikan sebagai bertambahnya defekasi lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali
sehari,disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa darah (WHO,1999).
Dehidrasi adalah komplikasi yang paling sering dari diare akut, pada negara yang sedang berkembang
rata-rata penyebab kematian dari anak berumur dibawah 2 tahun adalah dehidrasi yang disebabkan oleh
diare akut. Infeksi virus dan bakteri adalah salah satu penyebab anak dapat terkena diare akut, indonesia
mempunyai iklim yang cocok untuk berkembang biak bakteri dan virus penyebab diare (umar, khalid,
josia, 2004). Dehidrasi adalah salah satu dari berbagai macam kemungkinan komplikasi dari setiap
penyakit, dan juga salah satu alasan penerimaan seorang pasien masuk kedalam rumah sakit. Dehidrasi
membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, karena dapat menyebabkan kematian jika dibiarkan lebih
lanjut (Plaisier, et all, 2009).
Penatalaksanaan dehidrasi pada diare membutuhkan penanganan yang adekuat dan harus
mengikuti guidline yang ada, sehingga angka kematian pasien kasus dehidrasi berat dapat dikurangi. Oleh
karena itu kita perlu mengetahui bagaimakah cara melakukan tatalaksana yang tepat.

BAB II
TEORI SINGKAT
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair,kandungan air
tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam (Ciesla, Guerant, 2003). Definisi
lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Penyakit diare menjadi penyebab paling umum

kedua kematian pada anak-anak di bawah 5 tahun karena komplikasi dehidrasinya, secara
demografi di negara berkembang. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri
yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar,
Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah:
1. Vibrio cholerae 01
2. Shigella spp
3. Salmonella spp
4. V. Parahaemoliticus
5. Salmonella typhi
6. Campylobacter Jejuni

7. Campylobacter Jejuni
8. V. Cholera non-01
9. Salmonella paratyphi A.
Cara terbaik dari penilian derajat keparahan dehidrasi dilihat dari presentasi seberapa
banyak kehilangan berat badan. Menurut American Academy Pediatric dehidrasi dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu dehidrasi ringan (3-5%), dehidrasi sedang (6-9%) dan dehidrasi berat
(>10%) (Plaisier, et all, 2009). Pada tatalaksana dehidrasi pengobatan cairan meliputi 2 fase
yaitu fase rehidrasi dan rumatan. Pada fase rehidrasi kekurangan cairan diperbaiki dengan cepat (
3 sampai 4 jam) hingga hidrasi klinis tercapai. Fakta bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa
suplemen zink mengurangi lamanya dan derajat keparahan diare, Pada penelitian observasional,
kadar zink dalam plasma yang rendah berhubungan dengan peningkatan derajat keparahan diare.
Pemberian zink dengan dosis 20 40 mg kepada anak-anak dengan gastroenteritis ringan
memberi hasil penurunan lamanya diare dan frekuensi BAB pada percobaan plasebo terkontrol
di negara-negara berkembang .
Probiotik merupakan mikroorganisme yang bila dikonsumsi per-oral akan memberikan
dampak positif bagi kesehatan manusia dan merupakan strain flora usus normal yang telah
diisolasi dari tinja manusia sehat. Kaitan ilmiah antara probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan
manusia pertama kali diungkapkan oleh ahli mikrobiologi Rusia yang bernama Metchnikoff
(1907). Ia mengatakan bahwa asam laktat yang dihasilkan oleh laktobacillus dalam yogurt dapat
menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri patogen. Beberapa penelitian klinis telah
membuktikan kebenaran kemanjuran agen probiotik dalam pencegahan dan pengobatan diare,
terutama disebabkan oleh virus.
Intervensi nutrisi selama penyakit diare biasanya tidak bermanfaat dalam menurunkan
lamanya masa diare, dan rekomendasi sekarang ini adalah meneruskan diet sesuai usia selama
menderita diare ringan. Diare dapat merupakan komplikasi umum dari pengobatan antibiotik,
khususnya pada anak-anak yang menggunakan antibiotik spektrum luas. Pengunaan antibiotik
dapat merusak keseimbangan mikroflora usus sehingga dapat menimbulkan efek samping yang
tidak di inginkan..

BAB III
DISKUSI

Pada kasus yang penulis temukan penegakan diagnosis dilakukan pertama dengan cara
anamnesis disimpulkan bahwa pasien mengalami penurunan kesadaran pada saat dibawah
kerumah sakit, pagi harinya pasien mengalami kejang satu kali tetapi pasien tidak ada riwayat
kejang sebelumnya. Didapatkan keluhan tambahan bahwa pasien sudah seminggu mengalami
diare dan sudah berobat tetapi tidak sembuh. Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan fisik
berupa status generalis, adapun yang diperiksa adalah keadaan umum, kesadaran, pernafasan,
denyut nadi, suhu tubuh, bentuk kepala, keadaan mata, keadaan thorak dan abdomen serrta
ekstremitas dan kulit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh panas, abdomen teraba
kembung, akral teraba dingin dan terdapat cutir marmorata pada kulit. Selanjutnya pasien
diambil sampe darahnya untuk dilakukan pemeriksaan H2TL dan analisa gas darah. Pada analisa
gas darah ditemukan PH 7.26 dan Kalium yang rendah sebanyak 2,0 mmol.
Hasil yang didapatkan di literatur dan kasus yang di amati oleh penulis terdapat sejumlah
perbedaan pada tatalaksana pasien tersebut, pada pemberian rehidrasi klink dan rumatan pasien
diberikan loading dose cairan sebanyak 200cc dan diberikan cairan Tridex 27 B 800cc/24 jam
sebanyak delapan tetes per menit ditambah dengan KCL 10meq sebagai rehidrasi rumatan.
Penggunaan Tridex 27 B dan penambahan KCL diatas bertujuan untuk menambah jumlah kalium
yang ada pada tubuh pasien karena pasien mengalami hipokalemi yang menyebabkan penurunan
peristaltik usus. Setelah pasien sadar baru dan mampu menelan diberikan L-Bio 2x1dan interzink
1x1 cth, pemberian L-Bio sebagai probiotik adalah bertujuan untuk menjaga flora normal pada
usus, karena flora normal diusus dapat berperan sebagai antibodi yang ada di usus. Pemberian
interzink dimaksudkan untuk mengurangi keparahan dan lamanya diare. Diberikan sanmol
sebagai obat penurun panas dan meropenom sebagai antibiotik untuk menghilangkan bakteri
penyebab diare di usus. Setelah itu baru diberikan diet bubur tanpa sayur.
Berdasarkan guidline penatalaksanaan terapi rehidrasi pada anak dehidrasi berat seperti
kasus diatas, kita menggunakan rencana terapi C, pada rehidrasi klinis yang pertama diberikan
330ml/kg selama 30 menit untuk mengejar kekurangan cairan yang ada ditubuh, setelah itu baru
diberikan 770ml/kg selama 2,5 jam untuk terapi rumatan. Ulangi terapi sekali lagi jika denyut
nadi lemah dan tidak teraba. Setiap 15-30 menit disarankan untuk memeriksa tanda vital anak,
jika tidak membaik maka diberikan cairan intravena yang lebih cepat. Berikan oralit setelah anak
sudah mau minum untuk mengejar kehilangan elektrolit pada saat dehidrasi. setelah lebih dari 3

jam anak di periksa lagi tanda vital nya untuk diklasifikasikan dehidrasinya dan ganti terapi
sesuai klasifikasi. Sesuai literature yang didapatkan bahwa pemberian nutrisi atau diet untuk
pasien diatas tidak berpengaruh pada lama nya dan keparahan diare yang dialami.
Menurut padangan islam kematian bayi atau anak yang belum baliq memiliki sebuah ke
istimewaan yang orang dewasa tidak memilikinya,yaitu :
1. Dibangunkan sebuah rumah pujian di surga Allah swt
Dari Abu Musa bahwa Rasulullah saw bersabda,Apabila anak seorang hamba meninggal dunia
maka Allah berfirman kepada para malaikat-Nya,Apakah engkau telah menggenggam anak dari
hamba-Ku itu? Para malaikat menjawab,Ya. Allah berfirman,Apa yang dikatakan hamba-Ku
itu? Para malaikat menjawab,Segala puji bagi-Mu dan dia mengucapkan istirja (inna lillahi wa
inna ilaihi rojiun,). Lalu Allah berfirman,Bangunkan baginya sebuah rumah di surga dan
namakanlah rumah itu dengan nama rumah pujian (HR. at Tirmidzi)
2. Dibalas dengan surga
Dari Abu Hurairoh berkata,Rasulullah saw bersabda,Allah swt berfirman,Tidaklah seorang
hamba-Ku yang beriman mendapatkan suatu pahala apabila Aku genggam orang yang
dikasihinya dari penduduk dunia kemudian dia rela dengannya kecuali dia (akan mendapatkan
surga).(HR.Bukhori) Dari Anas berkata,Rasulullah saw bersabda,Tidaklah seorang muslim
ditinggal mati tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya
kedalam surga dikarenakan kasih sayangnya kepada mereka. (Muttafaq Alaihi)
3. Menjadi penghalang bagi orang tuanya dari api neraka
Dari Abu Said al Khudriy berkata,Seorang wanita pernah menemui Rasulullah saw dan
berkata,Wahai Rasulullah saw kaum lelaki mendapatkan (pelajaran) haditsmu maka jadikanlah
satu harimu untuk kami bisa mendatangimu dan belajar kepadamu dari apa-apa yang telah Allah
ajarkan kepadamu. Nabi bersabda,Berkumpullah kalian pada hari ini dan itu. Para wanita
kemudian berkumpul dan Nabi saw pun mendatangi mereka dan mengajarkan apa-apa yang
diajarkan Allah kepadanya saw kemudian beliau saw bersabda,Tidaklah seorang wanita diantara
kalian yang telah memberikan tiga anaknya (meninggal) kecuali mereka semua akan menjadi

penghalang baginya dari neraka. Lalu seorang wanita berkata,Bagaimana dengan dua orang
anak.? Nabi bersabda,Termasuk juga dua orang anak. (Muttafaq Alaih)

BAB IV
SIMPULAN
Diare adalah salah satu penyakit yang paling sering menyebabkan kematian pada anakanak dikarenakan komplikasi dehidrasi nya. Penanganan dehidrasi harus dilakukan secara cepat
dan tepat oleh petugas kesehatan karena salah sedikit saja dapat membuat bayi atau anak tersebut
dalam bahaya. Semakin cepat dan bagus penatalaksanaan dehidrasi nya maka prognosis
kehidupan nya akan lebih baik. Terdapat tiga macam terapi yang biasa dilakukan untuk
penatalaksanaan dehidrasi yang disetiap tipe terapi nya diperlukan pengawasan ketat vital sign
untuk mengkoreksi apakah sudah benar pilihan terapi yang digunakan. Tambahan probiotik dan
zink pada penderita diare dapat memperingan gejala yang muncul, tetapi pemberian diet nutrisi
pada penderita diare tidak meberikan efek apa" pada lama dan keparahan diare.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas kehadiratnya
penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus ini, terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Dian
Mardhiyah MKK sebagai pembimbing tutor selama menempuh blok elektif, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak agung dan dr.taufik juga staf tenaga medis yang ada di
IGD selaku pembimbing selama penulis melakukan observasi di RSUD Pasar Rebo. Tak lupa
terimakasih penulis ucapkan kepada dr. Hk. RW. Susilowati, Mkes dan DR. Drh. Hj Titiek
Djannatun yang telah membimbing penulis dalam menjalankan blok eleftif.

DAFTAR PUSTAKA

WHO. 2009. Pelayanan kesehatan anak dirumah sakit. Departement of Chiled and Adolescent
Health and Devolepment. Hal: 133-142
Plaisier, et all. 2009. Plasma water as a diagnostic tool in the assesment of dehydration in
children with acute gastroenteritis
Umar zhein, Khalid huda shagala, Josia ginting. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. Bagian
ilmu penyakit dalam USU

Anda mungkin juga menyukai