Anda di halaman 1dari 8

MENGENAL TOKOH PENDIDIKAN PRASEKOLAH

A. TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN PRASEKOLAH

Morrison (1983) menyebutkan bahwa paling sedikit ada 5 alasan, mengapa betapa pentingnya
mengenal tokoh yang berpengaruh dalam pendidikan pada umumnya, dan prasekolah pada
khususnya:
Dengan mengenal harapan serta pemikiran tokoh-tokoh pendidikan masa lalu, akan diketahui
konsep pendidikan yang ada pada masa tidak sepenuhnya baru.
Banyak pemikiran tokoh pendidikan masa lalu yang sudah ada tetapi masih merupakan impian,
yang kemudian setelah ide tersebut muncul lagi seringkali dianggap sebagai suatu pemikiran
baru.
Pemikiran yang dikemukakan oleh para tokoh pendidikan masa lalu akan membantu
pemahaman bagaimana penerapan yang lebih baik pada strategi pengajaran masa kini.
Teori tentang perkembangan anak akan memberi kemudahan dalam pendidikan dan pengasuhan
anak.
Dengan menyelidiki, menganalisis dan menemukan akar dari pendidikan prasekolah akan
membantu mengilhami keahlian anda.

1. Pengaruh Tokoh-Tokoh Abad Ke-18 dan Sebelumnya


1.1. Martin Luther (1483-1546)
Di Eropa, abad ke_15 adalah masa terjadinya pergolakan besar dalam arti sosial, keagamaan, dan
ekonomi yang disebabkan sebagaian karena Renaissance dan Reformasi. Penekanan yang
terbesar dalam pendidikan formal adalah mengajarkan kepada anak bagaimana menulis, dengan
demikian Martin Luther diasosiasikan sebagai Bapak Reformasi.
Luther menganggap tujuan utama dari sekolah adalah mengajarkan agama. Walaupun agama kini
agama bukan fokus utama dari pendidkan disekolah pada umumnya. Tetapi ada dua ide yang
sampai saat ini secara konsisten masih masuk dalam kurikulum. Ia sangat menganjurkan bahwa
pendidikan musik dan fisik sebaiknya merupakan bagian yang integral dari kurikulum.
Sementara itu Luther yakin pula bahwa keluarga merupakan institusi yang paling penting bagi
pendidikan anak. Luther mendorong para orang tua untuk membimbing anak dalam pendidikan
agama sejak di rumah. Luther juga percaya bahwa pembaruan di gereja akan mempengaruhi
sistem pendidikan pula.
1.2. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Jean Jacques Rousseau dilahirkan di Geneva Swiss, tetapi sebagian besar dari kehidupan berada
di Prancis. Rousseau menyarankan kembali ke alam (a return to nature) dengan pendidikan yang
bersifat alamiah dalam pendidikan anak yang dikenal dengan naturalisme. Bagi Rousseau
naturalisme berarti anak akan berkembang tanpa hambatan. Ia menolak pakaian seragamm, wajib
hadir, ketrampilan dasar yang minimum, tes yang distandardisasi dan kemampuan
pengelompokan karena semuanya berorientasi pada hal-hal yang bersifat tidak alamiah.
Menurut Rousseau, pendidikan yang bersifat alamiah menghasilkan dan memacu
berkembangnya kualitas semacam kebahagiaan, spontanilitas, dan rasa ingin tahu. Rousseau
percaya walaupun kita telah melakukan kontrol terhadap pendidikan yang diperoleh dari
pengalaman sosial dan sensoris, kita tetap tidak dapat mengontrol pertumbuan yang alami.
Intinya, inilah yang disebut sebagai konsep unfolding,dimana bawaan dari anak menuju apa

yang akan terjadi, unfold adalah hasil dari kematangan yang dikaitkan dengan jadwal
perkembangan yang sifatnya bawaan.
Rousseau sangat yakin bahwa ibu yang dapat menjamin pendidikan secara alamiah. Pada saat
itu, ia menganjurkan agar para ibu kembali mau menyusui anaknya sendiri. Pada masa itu
banyak terutama dari kalangan atas tidak suka menyusui anaknya walaupunhal tersebut
memungkinkan. Prinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu memberi kebebasan
kepada anak agar mereka tumbuh dan berkembang secara alamiah.
1.3. Johan Heindrick Pestalozzi (1746-1827)
Pestalozzi dilahirkan di Zurich, Swiss. Pada tahun 1774 ia mulai dengan sekolah yang disebut
Neuhof di tanah pertaniannya. Di tempat tersebut ia mengembangkan idenya yang merupakan
integrasi dari kehidupan rumah, pendidikan vokasional dan pendidikan untuk membaca dan
menulis. Dalam usahanya ini ia kurang berhasil karena masalah keuangan, biaya tidak dapat
dipenuhi hanya dengan uang dari murid saja.
Pengaruh Rousseau sangat kuat dalam idenya Pestalozzi, yaitu bahwa pendidikan sebaiknya
mengikuti sifat-sifat bawaan anak (childs nature). Keyakinan ini diterapkan dalam mendidik
anaknya, ia menggunakan Emile hasil karya J.J.Rousseau sebagai acuannya. Dasar dari
metodenya merupakan perpaduan yang serasi antara nature dan pendidikan yang praktis. Yaitu
metode yang mengikuti nature atau dengan kata lain, membimbing anak dengan perlahan, dan
dengan usaha anak sendiri, ia bermula dari sense-impression menuju ide-ide yang abstrak.
Sikapnya terhadap anak lebih bersifat belajar bersama anak daripada mengajar secara otoriter.
Sayang, Pestalozzi tidak banyak berhasil dengan penerapan ide dari Rousseau yang diterapakan
terhadap anaknya, karena anaknya belum dapat menulis pada usia 12 tahun. Hal tersebut
mungkin karena anaknya menderita epilepsi (kondisi fisik yang kurang baik) atau karena
Pestalozzi tidak dapat menerjemahkan ide abstrak dari Rousseau kedalam terapannya.
Pestalozzi yakin bahwa segala bentuk pendidikan adalah berdasarkan pengaruh pancaindera dan
melalui pengalamannya potensi-potensi yang dimilikinya dapat dikembangkan. Sementara
beberapa anak mampu belajar membaca sendiri, seseorang sebaiknya merancang suasana dan
kondisi guna berkembangnya proses belajar membaca tersebut. Mengharapksan bahwa anak
akan mampu atau bertanggung jawab belajar ketrampilan dasar untuk dirinya sendiri, merupakan
pertanyaan yang besar. Pestalozzi yakin bahwa cara belajar anak yang baik untuk mengenal
berbagai konsep adalah melalui berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur,
merasakan dan menyentuhnya. Anak-anak tidak hanya diajar menulis, berhitung dan membaca,
melainkan juga diajarkan berbagai ketrampilan yang kelak akan menjadi bidang pekerjaanya,
misalnya industri rumah, kerajinan tangan, dan memanfaatkan lahan yang ada disekitarnya.
2.

Pengaruh dari Tokoh Abad ke-19 dan ke-20

2.1. Friederich Wilhelm Froebel (1782-1852)


Froebel lahir di Jerman, dan mengabdikan kehidupannya guna mengembangkan suatu system
untuk mendidk anak. Froebel dianggap sebagai ayah dari pendidik anak usia bayi, selain itu
dikenal kerena menciptakan garden of children atau kindergarden (taman kanak-kanak) yang
berarti dalam kebun milik anak di Blankenburg, Jerman pada tahun 1837: Sekolah untuk anak
prasekolah yang dirancang oleh Froebel berbeda dari sekolah yang ada sebelumnya. Model
rancanagan sekolah Froebel di kemudian hari mempengaruhi rancangan sekolah di seluruh

dunia. Masing-masing individu merefleksikan keseluruhan dari budaya mereka, sama seperti
sebatang pohon yang merefleksikan alam. Froebel memandang pendidikan dapat membantu
perkembangan anak secara wajar.Ia menggunakan taman sebagai suatu symbol dari pendidikan
anak. Apabila anak mendapat pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda atau
binatang yang berkembang secara wajar dan mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman
kanak-kanak perlu mengikuti sifat dari anak. Bermain dipandang sebagai suatu metode dari
pendidikan dan cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar.
Kurikulum yang dirancang Froebel meliputi pekerjaan, atau kegiatan seni dan keahlian serta
pembangunan atau konstruksi. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan bermain lilin (clay),
kayu dan kotak-kotak, juga dengan menggunting-gunting kertas, menganyam, melipati kertas,
dan menusuk-nusuk kertas. Meronce mute dengan benang, menggambar, dan menyulam juga
merupakan bagian dari kegiatan di sekolah yang di rancang Froebel. Kegiatan lain adalah
menyanyi, permainan-permainan, bahasa dan aritmatika.
Menurut Froebel, guru bartanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan, dengan
demikian anak menjadi kreatif dan akan menyumbangkannya kepada masyarakatnya. Guna
mencapai tujuan tersebut, Froebel mengembangakan kurikulum pendidikan prasekolah yang
terencan dan sistematis. Dasar bagi kurikulum tersebut adalah Gift, occupation, nyanyian
yang diciptakan dan bermain yang mendidik. Gift adalah objek yang dapat di pegang dan
digunakan anak sesuai dengan intruksi dari guru dan dengan demikan anak dapat belajar tentang
bentuk, ukuran warna serta konsep yang diperoleh melalui menghitung, mengukur, membedakan
dan membandingkan. Gifts pertama adalah enam buah bola dari gulungan benang, masingmasing berbeda warnanya, dan enam helai benang yang panjang yang warnanya sama dengan
warna bola yang ada. Tujuan dari Gifts tersebut untuk mengajar anak mengenal warna. Froebel
menganggap bahwa bola (yang dibentuk bulat) memainkan peran yang penting dalam
pendidikan.
Occupationadalah materi yang dirancang untuk menggembangkan berbagai variasi
ketermpilan, yang utama adalah psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit dengan papan
jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin, mengunting bentuk, meronce,
menggambar, menenun, menempel dan melipat kertas.
Froebel yakin bahwa betapa pentingnya belajar melalui barmain. Froebel adalah tokoh yang
pertama kali merencanakan program yang sistematis guna pendidikan anak prasekolah dan yang
pertama kali mendorong wanita dewasa yang tidak menikah untuk menjadi guru.
2.2. John Dewey (1859-1952)
John Dewey adalah salah satu tokoh di Amerika yang mempengaruhi pendidikan di Amerika.
Melalui posisinya sebagai seorang profesor . Dalam bidang fisafat di Universitas Chicago dan
Coloumbia hasil tulisan dan pengalamannya dalam praktek pendidikan, menjadikannya sangat
dikenal. Teori dewey tentang sekolah yang biasanya disebut progressivism lebih
menekankanpada anak didik dan minat anak dari pada mata pelajarannya sendiri, dari hal
tersebut di atas muncul pengertianchild-centered curriculum dan child-centered schools.
Gerakan progresif tersebut mempertahankan bahwa sekolah sebaiknya mempersiapkan anak
guna menghadapi kehidupan masa kini bukan masa yang akan datang yang belum jelas. Seperti

yang ditulis Dewey dalam My Pedagogical Creed bahwa pendidikan adalah proses dari
kehidupan bukan persiapan guna masa yang akan datang.
2.3. Maria Montessori
Tahun 1870-1952 Maria Montessori adalah dokter dan antropolog wanita Italia yang pertama. Ia
memiliki pemikiran-pemikiran dan berbagai metode pendidikan yang masih popular di seluruh
dunia sampai saat ini.
Monttesori seperti Proebel, memandang perkembangan anak usia dini sebagai suatu proses yang
berkesinambungan. Ia juga memahami pendidikan sebagai aktivitas diri, mengarah pada disiplin
pribadi, pembentukan disiplin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri. Berbeda dengan
Proebel, yang berminat terhadap pemikiran yang bersifat abstrak, Montesori memandang
persepsi anak terhadap dunia sebagai dasar dari ilmu pengetahuan. Seluruh indera anak dilatih
sehingga dapat menemukan hal-hal yang bersifat ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan hal
tersebut Montessori merancang sebuah meteri yang memungkinkan indera seorang anak
dikembangkan dengan menggunakan alat yang memungkinkan seseorang mengoreksi diri, anak
akan menjadi sadar terhadap berbagai macam ransangan yang kemudian diorganisasikan dalam
pikirannya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang kurang yakin dengan ide Montesori karena:
1.
2.
3.
4.

Tidak semua orang percaya betapa pentingnya pengalaman sekolah bagi anak usia dini.
Sebagian besar pendidik percaya bahwa kecerdasan seseorang telah menetap.
Pendapat bahwa belajar akan lebih baik apabila anak dimotivasi dengan baik melalui rasangan
yang menyakitkan atau dengan pembunuhan biologis.
Menganggap keinginan guru untuk selalu mengawasi dan memerintah di dalam kelas.
Sampai sekarang, pada umunya sekolah Montesori diselenggarakan oleh pihak swasta dan
pembayaran sekolahnya relative tinggi dan biasanya hanya dapat dinikmati oleh anak-anak dari
lingkungan sosial dan ekonomi menengah dan tinggi.
2.4. McMillan Bersaudara
Rachel dan Margaret adalah orang-orang yang menciptakan sekolah nurcery yang pertama di
London pada tahun 1911. Mereka berpendapat bahwa masalah kesehatan dan sosial pada anakanak perlu dikoreksi dan dilakukan pencegahan melalui pengasuhan dan pendidikan yang tepat
sebelum anak masuk sekolah. Pada tahun 1902 dua bersaudara itu membuka klinik kesehatan
untuk anak. Kegiatannya ditujukan untuk pelayanan anak usia 2-7 tahun kususnya bagi mereka
yang kurang beruntung dalam kondisi ekonomi.
Berbeda dari sekolah Montesori, sekolah nurcery mementingkan kreativitas dan bermain. Anakanak mendapat kesempatan mengembangkan kreativitas melalui kegiatan yang ekspresif,
bermain, seni dan gerakan. Selain hal tersebut, anak dilatih untuk memperoleh keterampilan
dalam mengurus diri, dan belajar guna mengembangkan gerakan motorik.
2.5. Jean Piaget 1896-1980

Piaget adalah ilmuan dari Swiss yang paling terkenal dan berpengaruh dalam teori yang
mendukung pendidikan anak masa kini. Dia sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan, proses
belajar dan berpikir. Piaget menjelaskan tiga cara bagaimana anak sampai mengetahui sesuatu.
Kategori pertama adalah melalui interaksi sosial, yaitu dari mempelajari sesuatu dari manusia
lain. Kategori kedua adalah dari mengetahui dari kegiatan fisik yaitu mengetahui sifat fisik dari
suatu benda. Pengetahuan ini diperoleh dengan menjelajahi dunia yang bersifat fisik. Kategori
ketiga adalah yang disebut logico-mathematical. Ketegori ini meliputi pengertian tentang
angka, seriasi, klasifikasi, waktu, ruang dan konserfasi. Tipe-tipe pengetahuan ini menunjukan
adanya proses mental yang dikaitkan dengan hadirnya benda secara fisik.
3. Pengaruh Tokoh Lain Terhadap Pendidikan Masa Din
3.1. Stanley Hall
Membantu para ilmuwan dalam studinya tentang anak dan remaja pada tahun 1800_an. Pada
masa tersebut Hall mendorongan para psikolog untuk mempelajari pendidikan dan pengajaran,
yang umumnya bukan bidang yang disukai para psikolog pada waktu itu. Ia ingin
mengembangkan suatu profesi yang berlandaskan pengetahuan untuk pendidikan.
Hall sangat mengeritik pendekatan yang dilakukan Frobel dengankindergartennya dan ia
menginginkan lebih menekankan pada bermain bebas dan ia lebih memperhatikan kesehatan
jasmani dalam kindergarten yang tradisional. Hall bersama murid-muridnya mendorong para
pendidik untuk lebih banyak belajar tentang anak dan psikologi yang merupakan acuan dasar
dalam pengajaran (Ross, 1972).

3.2, J.McVicker Hunt


Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan oleh J.McVicker Hunt pada akhir 1950, paling tidak
yang diukur sebagai intelegensi sifatnya tidak menetap, tetapi dapat dipengaruhi oleh
pengalaman. Program intervensi dirancang untuk diberikan kepada mereka yang kurang
mendapat pengalaman khususnya pada usia dini, khususnya yang berasal dari keluarga yang
kondisinya kurang menguntungkan. Misalnya anak-anak yang mengikuti program intervensi,
yang belum pernah melihat kebun binatang, maka dengan program tersebut dirancang suatu
kunjungan ke kebun binatang terdekat.
3.3. Benjamin Bloom
Penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom (1964), mengamati kecerdasan anak dalam
rentang waktu tertentu. Dari studi tersebut ditemukan bahwa, pengukuran kecerdasan anak
pada usia 15 tahun merupakan hasil pengembangan dari anak usia dini. Penemuan Hunt lebih
memacu para pendidik untuk memberikan kualitas pengalaman yang lebih pada anak usia dini.
Bloom mengembangkan taksonomi dari tujuan pendidikan, dengan demikian pengalamanpengalama dan pertanyaan-pertanyaan dapat disusun secara bertingkat dari apa yang

di recall sampai pada terapannya. Bloom yakin bahwa anak dapat menguasai tugas-tugas yang
dihadapkan kepada mereka di sekolah tetapi memang benar bahwa ada anak yang
membutuhkan waktu lebih lama dan bimbingan yang lebih intensif dibandingkan teman
seusianya.
3.4. Jerome Brunce
Bruner yakin bahwa mata pelajaran apa saja dapat diajarkan secara efektif pada anak-anak
pada taraf perkembangan yang berada dalam berbagai tingkatan (Brunner 1960). Pendapat
Bruner yang tersebut seringkali disalah tafsirkan bahwa anak pada usia berapa pun dapat
mempelajari mata ajaran apa saja, dengan demikian guru membutuhkan waktu untuk
memberikan anak lebih banyak pratek atau men-dril anak sehingga anak dapat menguasai mata
ajaran yang diberikan. Guru memahami perkembangan anak tidak akan mengajarkan perkalian
pada anak yang baru berusia 2 tahun, tetapi membantu agar mengenal bahwa beberapa objek
di lingkungan anak, seperti sepatu, selalu dalam pasangan (set).
Bruner (1970) mengemukakan bahwa program intervensi adalah program yang rancang untuk
mengubah beberapa elemen di lingkungan di mana tinggal, dengan tujuan anak berlaku aktif
dalam lingkungan tersebut.
4. Tokoh-Tokoh Mutakhir dalam Pendidikan Anak di Barat
4.1. Constance Kamii
Constance Kamii belajar dengan Piaget dan berminat dalam terapan teori Piaget dalam mengajar
anak khususnya dalam instruksi matematika. Bagi kami konsep autonomy merupakan tujuan
dari semua bentuk pendidikan. Ia yakin bahwa anak-anak sebaiknya mengetahui apakah
pekerjaan yang dilakukan benar atau salah tanpa banyak tergantung bantuan orang dewasa.
Biasanya apabila orang dewasa menanyakan apakah jawaban aritmatika yang dibuat benar atau
salah, anak dengan cepat menghapus jawaban yang telah di tulis tanpa pertimbangan lagi.
Kamii menginginkan agar para murid mengetahui bahwa jawabannya benar dan mengusahakan
kebenaran dari jawaban yang ditulis sendiri.
4.2. David Elkind
David Elkind percaya bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan
kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk dapat bertahan dalam stress yang ada
sekarang dalam lingkungan anak. Ia percaya bahwa anak-anak tidak dapat dipersiapkan untuk
menghadapi stress dengan mengalami lebih dahulu pada awal kehidupan mereka. Akan jauh
lebih sehat bagi anak-anak bila dalam kegiatan bermain dan dalam perkembangan anak tidak
ada stress yang berarti. Elkind percaya bahwa anak-anak yang mempunyai pengalaman seperti
yang tersebut akan lebih baik dipersiapkan untuk mengatasi stress dalam kehidupan masa
dewasa kelak. Berbagai tulisan telah diterbitkan, menghimbau para orang tua dan pihak
sekolah untuk tidak terlalu mendorong anak untuk mencapai prestasi tertentu terlalu awal.
4.3.Lilian Katz

Lilian Katz menitikberatkan pekerjaannya pada proses belajar-mengajar.Ia menjelaskan bahwa


guru perlu memikirkan tentang dampak pendidikan terhadap pengalaman anak. Sekolah bagi
Ketz merupakan tempat pemeroleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan watak. Pengetahuan
terdiri dari fakta-fakta dan konsep yang dipelajari. Keterampilan adalah kemampuan
untukmelakukan tugas yang telah diberikan, misalnya cara mengontrol atau menguasai pensil
untuk menulis huruf-huruf. Sikap dipelajari melalui interaksi dengan orang lain dan biasanya
melalui apa yang diamati dan melalui proses imitasi. Watak adalah kecenderungan yang tampak
pada aktivitas yang dilakukan dan minat anak. Misalnya, dalam keberhasilan mengajarkan anak
menulis tidak hanyamengajarkan proses (bagaimana melakukannya) tetapi juga meliputi
kemauan untuk membaca tanpa disuruh atau didorong orang lain. Pengenalan aktivitas yang
bersifat akademis yang tiudak tepet untuk anak-anak kemungkinan akan merusak kemampuan
belajar bidang yang lain, karena anak telah merasa tidak akan mampu separti pengalaman yang
lalu.Katz menyebutnya Ketololan yang di Pelajari (learned stupidity), yaitu suatu perasaan
tidak mampu yang disebabkan diberikannya kegiatan yang tidak tepat (tidak sesuai dengan
kematangan anak).
4.4. David Weikart
David Weikart telah mengembangkan suatu program yang terkenal berdasarkan teori piaget,
walaupun sebenarnya Weikart dan Kamii tidak setuju bagaimana teori tersebut sebaiknya di
terapkan dsalam praktek. Metode pengajarannya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman.


Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak.
Memberikan bantuan kepada anak dalam menentukan pilihan dan keputusan.
Memberikan bantuan kepada anak untuk dapat menyelesaikan masalah sendiri Dan
melakukannya sendiri.

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pendidikan prasekolah mempunyai sejarah yang amat panjang, bermula dari ahli filsafat Martin
Luther, Rousseau, dan Pestalozzi. Tokoh-tokoh tersebut mengarahkan pemikiran para ahli yang
hidup pada abad berikutya, baik tentang sekolah maupun pendidikan prasekolah pada umumnya.
Dewey, Montessori dan Piaget adalah tohok-tokoh yang paling berperan terhadap pendidikan
prasekolah.
Tokoh-tokoh baru dalam pendidikan prasekolah adalah Kamii, Elkind, dan Katz.
Froebel mendirikan Kindergarten pertama pada tahun 1837. Kurikulumnya telah terstruktur dan
dirancang untuk anak dalam mencapai pemahaman tentang lingkungan.

B. SARAN
Dari tokoh-tokoh pendidikan tersebut boleh menjadi acuan bagi kita untuk mengikuti motodemotode pembelajaran yang para tokoh telah kemukakan, tetapi dari hal yang mereka kemukakan
pasti ada kelebihan dan kekurangannya, kembali pada diri kita sendiri mau mengikuti motede

yang mana, atau kita mempunyai motode sendiri tetapi harus bisa kita pertanggungjawabkan apa
yang akan kita kemukakan dan bisa meyakinkan masayarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai