PEMBAHASAN
A. Profil Industri Menengah
Karak adalah sejenis kerupuk yang berasal dari Kota Solo. Karak ini terbuat dari
beras dicampur menir yang ditanak sepertinya halnya nasi, namun air untuk merebus
dicampur dengan garam bleng. Makanan semacam kerupuk dengan mudah ditemukan di
Mojo RT 01 RW 04 Laban, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Karak dimulai sejak
1994. Saat ini, karak sudah dikelola langsung Haryatmo.
Bapak Haryatmo mengakui jumlah produksi karak dengan jumlah tenaga delapan
orang yaitu dipimpin oleh Bapak Haryatmo sendiri beserta karyawannya bernama
Harmi, Sugiyo, Wening, Sri Hastuti, Karni, Sri Hartanti dan Harmi. Dirinya maksimal
memproduksi karak sebanyak 60 kilogram tiap harinya. Jam kerja pada UKM karak
mulai dari jam 08.00 sampai 18.00 WIB. Untuk memproduksi karak renyah dan gurih
berukuran sekitar 10x7 cm, Haryatmo membutuhkan bahan-bahan berupa beras, garam,
penyedap rasa, dan bleng. Semua bahan yang digunakan karak telah terdaftar di Dinas
Kesehatan, sehingga sudah terjamin keamanannya. Selain itu, proses produksi semua
dilakukan secara manual, termasuk proses pengeringannya yang masih menggunakan
sinar matahari. Sementara untuk pemasarannya, karak dipasarkan langsung diambil oleh
para pengepul (bakul) ke rumahnya. Para pengepul berdatangan mulai jam 13.30 WIB.
Kemudian, para pengepul baru memasarkan karaknya ke toko-toko, warung makan, dan
diedarkan ke rumah terdekat di daerah di Solo. Karak ditemui dalam ukuran seberat 160
gram dengan harga Rp 60,-/biji. Karak tersedia dalam 2 rasa yaitu rasa bawang dan rasa
terasi.
Beras
Bleng, garam,
bawang putih dan
perasa (terasi)
Dicetak
Dilakukan penirisan
Tindakan
Proses apa yang ingin anda
ketahui?
Berapa banyak unit transaksi
yang dikerjakan melalui
proses?
Berapa banyak unit transaksi
OK
Hitung hasil untuk proses
didefinisikan pada tahap 1
Hitung tingkat kecacatan
berdasarkan langkah 4
Tentukan banyaknya CTQ
potensial yang dapat
menyebabkan kecacatan
Hitung tingkat kecactan per
karakteristik
Hitung cacat per sejuta
kesempatan
Konversi DPMO (8) ke daam
nilai stigma
Buat kesimpulan
Persamaan
Hasil
Perhitungan
----
karak
----
850
----
578
= (langkah 3) /
(langkah 2)
0,68
= 1 - (langkah 4) 0,32
= banyaknya
karakteristik
CTQ
= (langkah 5) /
(langkah 6)
= (langkah 7) *
1000000
14
0,022857
22857,143
----
3,4-3,5
----
3,5
CTQ:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Minyak yang digunakan dalam penggorengan tidak diganti setelah beberapa kali
pemakaian
9.
2.
3.
Penipisan
4.
5.
6.
7.
Pengemasan
Langkah 2: Define
Rencana-rencana yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas karak:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemilihan bahan baku akan berpengaruh terhadap produk akhir yang dihasilkan.
Penggunaan bahan baku yang berkualitas dan sesuai standar akan menghasilkan
karak yang baik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Hasil karak yang baik akan
lebih mudah diterina konsumen dan juga berpengaruh pada nilai jualnya.
b.
c.
d.
pemotongan dan penggunaan alat pemotong yang tidak sesuai menghasilkan ukuran
karak yang tidak seragam. Apabila hasil pemotongan karak terlalu tipis maka karak
akan lebih mudah gosong saat penggorengan dan setelah penggorengan karak akan
lebih mudah patah. Sebaliknya apabila hasil pemotongan terlalu tebal maka saat
penggorengan karak akan susah mengembang dan tekstur yang dihasilkan tidak
sesuai.
e.
f.
Penggorengan
berpengaruh
terhadap
kenampakan
produk
akhir
yang
Pengemasan berpengaruh terhadap produk akhir yang dihasilkan. Jika kemasan yang
digunakan tidak rapat maka karak dapat lebih cepat kehilangan kerenyahannya
karena udara yang masuk. Selain itu kontaminasi dari debu juga akan mengurangi
kepuasaan pelanggan akibat kemasan yang tidak sesuai. Hal ini juga menyebabkan
masa simpan yang pendek karena karak akan lebih mudah menjadi tengik.
b.
Pencampuran bahan
Faktor terpenting dalam pembuatan adonan adalah homogenitas adonan,
karena sifat ini akan mempengaruhi keseragaman produk akhir yang dihasilkan.
Pembuatan adonan kerupuk ada dua jenis proses yaitu proses panas dan proses
dingin. Proses panas pada pembuatan adonan kerupuk yaitu pemasakan terlebih
dahulu bahan tambahan kemudian dicampur dengan bahan utama. Proses dingin
pada pembuatan adonan kerupuk yaitu mencampurkan semua bahan dan diaduk
sampai
homogen
tanpa
melalui
pemasakan
pendahuluan
Penipisan
Pada proses penipisan ukuran dilakukan dengan menggunakan mesin penipis.
Apabila ukuran mesin penipis tidak diukur dengan baik maka akan diperoleh
ketebalan pada karak yang tidak sama. Sehingga setelah dilakukan penggorengan
dihasilkan karak yang kurang renyah.
d.
Pemotongan
Pengeringan
Pengeringan
adalah
suatu
metode
untuk
mengeluarkan
atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan pangan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan
tersebut dikurangi sampai batas mikroba tidak dapat tumbuh. Tujuan proses
pengeringan ini adalah untuk menurunkan kadar air sampai batas tertentu, sehingga
mampu memperbaiki kerenyahan dan pengembangan produk. Pengeringan ini
bisa dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau alat pengering (Winarno
1992 dalam Suryani, 2007).
Pada proses pengeringan masih menggunakan pengeringan alami yaitu dengan
menggunakan sinar matahari langsung. Apabila pengeringan dilakukan terlalu
singkat maka karak yang dihasilkan tidak benar-benar kering. Sehingga pada proses
penggorengan tidak dihasilkan karak yang renyah. Apabila pengeringan terlalu lama
maka pada karak terjadi kontaminasi yaitu debu, pasir, dan lain-lain.
Pengeringan kerupuk bertujuan juga untuk pengawetan, pengurangan ongkos
transportasi dan mempertahankan mutu. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan
penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan Cabinet dryer yang biasa
dilakukan untuk skala laboratorium. Keuntungan pengeringan dengan Cabinet dryer
yaitu suhu dan waktu pemanasan dapat diatur. Pengeringan dengan menggunakan
panas matahari selain biayanya murah, juga mempunyai daya tamping yang besar.
Tetapi cara ini sangat tergantung pada cuaca dan pengeringan tidak dapatdiatur
(Koswara, 2009).
f.
Penggorengan
Pengembangan kerupuk merupakan proses ekspansi tiba-tiba dari uap air
dalam struktur adonan sehingga diperoleh produk yang volumenya mengembang
dan porus. Pada dasarnya kerupuk mentah diproduksi dengan gelatinisasi pati
adonan pada tahap pengukusan, selanjutnya adonan dicetak dan dikeringkan. Pada
proses penggorengan akan terjadi penguapan air yang terikat dalam gel pati akibat
peningkatan suhu dan dihasilkan tekanan uap yang mendesak gel pati sehingga
terjadi pengembangan dan sekaligus terbentuk rongga-rongga udara pada kerupuk
yang telah digoreng (Koswara, 2009).
Proses penggorengan dipengaruhi oleh sistem dan bahan wajan penggoreng,
jenis minyak goreng, dan stabilitas serta struktur bahan yang digoreng. Proses
penggorengan pada karak juga dipengaruhi oleh suhu minyak goreng yang
digunakan. Apabila suhu minyak yang digunakan terlalu tinggi maka kualitas karak
yang dihasilkan tidak sesuai sehingga mengurangi keupasan konsumen.
1.
Mempertahankan kualitas dan mutu bahan baku dengan pemilihan bahan baku
yang terbaik.
b.
c.
d.
e.
Menjaga sanitasi tempat produksi dan peralatan yang digunakan agar karak
yang dihasilkan berkualitas.
f.
g.
produk karak. Standarisasi peralatan dilakukan dengan cara menjaga kebersihan perlatan
dengan mencucinya setelah selessai penggunaan, menempatkan peralatan tersebut di
tempat yang aman setelah penggunaannya. Kemudian jika perlatan sudah tidak layak
untuk digunakan, peralatan tersebut sebaiknya diganti dengan peralatan yang baru.
Standarisasi juga perlu dilakukan pada tahap proses produksi karak. Proses harus
dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar sehingga dihasilkan karak yang memiliki
kualitas tinggi, sehingga perusaah tidak mengeluarkan biaya yang ridak perlu
dikeluarkan karena produk karak mengalami kecacatan.
Langkah kedelapan : Integrate
Dalam upaya meningkatkan produksi agar lebih optimal dapat dilakukan dengan
PDCA (Plan, Do, Check, Act). Hal pertama yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang
pertama adalah berencana. Perusahaan harus merencanakan segala apa yang akan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kedua perusahaan melaksanakan
rencana tersebut yang telah dibuat sebelumnya. Ketiga perusahaan memeriksa semua
hasil penilaian konsumen tentang produk yang telah dihasilkan. Pemeriksaan tersebut
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan produk sebelumnya agar lebih
baik dan dapat diterima oleh konsumen.
Untuk menghasilkan proses kerja yang berkualitas, diperlukan metode yang
tepat sebagai strategi manajemen untuk melaksanakan proses yang berkualitas. Salah
satu strategi manajemen untuk menghasilkan kualitas dan kinerja yang bermutu adalah
Six Sigma. Six sigma digunakan untuk menghilangkan cacat pada produk dan proses
produksi. Six sigma digunakan karena menghasilkan kualitas yang terbaik dengan
tingkat kegagalan sekecil mungkin. Untuk dapat melakukan penerapan Six Sigma secara
praktis dan tepat, digunakan pendekatan six sigma dengan menggunakan model DMAIC
(Define - mendefinisikan, Measure - mengukur, Analyze - menganalisa, Improve memperbaiki, Control - mengendalikan ).
Siklus DMAIC adalah proses tahapan untuk meningkatkan mutu/kualitas
produk/output secara terus menerus menuju target yang ingin dicapai. Proses ini
dilakukan secara sistematis berdasarkan pengetahuan dan fakta (data) yang dimiliki.
Terdapat 5 tahapan/siklus dalam DMAIC, yaitu :
1. Define (D)
Define merupakan langkah pertama dalam pendekatan Six Sigma. Di dalamnya
berisi tentang identifikasikan masalah penting dalam proses yang sedang
berlangsung. Dalam tahap Define dilakukan identifikasi proyek yang potensial,
sumber-sumber
dan
akar
penyebab
permasalahan
kualitas
tahap
ini
prosedur-prosedur
serta
hasil-hasil
peningkatan
kualitas
yang sama atau praktek-praktek lama terulang kembali, kemudian kepemilikan atau
tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada penanggung jawab proses, dan
ini berarti proyek Six Sigma berakhir pada tahap ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan kunjungan di UKM karak Bapak
Haryatmo Ini adalah sebagai berikut:
1. Six sigma adalah suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas
dramatik yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas.
2. Unit transaksi yang dikerjakan melalui proses adalah 850 buah.
3. Banyak unit transaksi yang OK adalah 578 buah.
4. Banyaknya CTQ potensial yang dapat mengakibatkan kecacatan yaitu 14(Bahan baku
yang digunakan, bentuk karak yang tidak seragam, ukuran karak yang tidak seragam,
pencampuran bahan-bahan yang kurang merata, pengeringan yang kurang maksimal,
tempat pengeringan berada di bawah sehingga pengeringan tidak maksimal,
penggorengan yang terlalu cepat atau terlalu lama, minyak yang digunakan dalam
penggorengan tidak diganti setelah beberapa kali pemakaian, pekerja yang kurang
terampil, sanitasi peralatan yang kurang diperhatikan, sanitasi tempat yang kurang
diperhatikan, sanitasi pekerja yang kurang diperhatikan, tempat penjemuran yang tidak
bersih sehingga banyak debu yang menempel, dan suhu penjemuran yang tidak
menentu).
5. Tingkat cacat (kesalahan) per karakteristik CTQ adalah 0,022857.
6. Jumlah cacat persejuta kesempatan adalah 22857,143
7. Konversi DPMO ke dalam nilai sigma adalah 3,4-3,5jadi kesimpulannya sebesar 3,5.