Anda di halaman 1dari 4

Segi positif metode kapitasi

Bagi dokter:
Dokter mempunyai kepastian berapa pendapatannya dalam satu periode dan
untuk mengamankan pendapatannya dokter akan berupaya agar peserta yang
terdaftar dalam komunitas binannya merasa puas dengan layanannya dan tidak
pindah ke dokter lain.
1. Dokter terdorong untuk bekerja efisien dan rasional, karena setiap
layanan yang diberikan kepada pasien menjadi biaya yang harus
ditanggung dokter. Oleh sebab itu dokter berusaha meresepkan obat
generik, serta menghindari tindakan yang mahal dan kunjungan berulang
untuk meminimalkan biaya pelayanan.
2. Dokter terdorong untuk melakukan upaya promotif-preventif seperti
edukasi pola hidup sehat, diet, kebugaran, berhenti merokok, dan upaya
lain yang dapat meningkatkan status kesehatan dan mengedalikan biaya
kesehatan

di

kemudian

hari,

yang

pada gilirannya mengamankan

pendapatan dokter.
3. Dokter yang praktik bersama melayani banyak peserta akan lebih
efisien

dan pendapatannya

lebih

aman

ketimbang

dokter

yang

berpraktik sendiri. Dengan bekerja dalam kelompok dokter dapat berbagi


risiko, pengeluaran, dan perangkat kerja.

Bagi pasien:
1. Pasien cenderung mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan tindakan yang berlebihan jarang terjadi, karena dokter
tidak mendapat

insentif finansial untuk melakukan tindakan yang

berlebihan (over treatment).


2. Hubungan dokter dengan individu peserta, atau antara sekelompok
dokter dengan komunitas peserta menjadi lebih baik dan bersinambung dan
hal ini memudahkan dokter mengidentifikasi masalah kesehatan peserta.
3. Perencanaan dan pengendalian biaya kesehatan dari suatu populasi
lebih mudah mengingat pengeluaran biaya identik dengan besar populasi
yang dilayani dikalikan nilai kapitasi yang sudah pasti.
Segi negatif metode kapitasi

Bagi dokter:
1. Dokter cenderung untuk memilih pasien yang relatif sehat dan yang
berusia muda. (cream skimming/cherry picking). Untuk mengamankan
biaya operasionalnya

dokter berusaha menolak pasien yang memiliki

risiko tinggi dan memerlukan pelayanan yang banyak dan rumit (adverse
selection)
2. Dokter termotivasi untuk membatasi jumlah layanan atau mengurangi
layanan yang seharusnya diberikan kepada pasien (under-servicing) dan
tidak memberikan pelayanan berkualitas tinggi yang biasanya mahal
(under-quality) karena ingin meningkatkan pendapatannya.
3. Dokter termotivasi untuk merujuk pasien berlebihan ke strata sekunder
(over-referral), seperti ke spesialis atau rumah sakit untuk menghemat biasa
operasionalnya sendiri.
Bagi pasien:
1. Pasien bisa mendapatkan pelayanan yang kurang optimal (under service),
karena dokter cenderung menekan biaya sehingga mengorbankan kualitas
dan kuantitas pelayanan.
2. Pasien tidak memiliki kebebasan memilih dokter dan hanya bisa
berobat pada dokter atau kelompok dokter yang telah ditentukan.
3. Pasien yang memiliki banyak masalah kesehatan dan pengobatannya
kompleks dan membutuhkan banyak biaya cenderung dihindari atau
dikeluarkan dari daftar peserta (adverse selection).
Sedangkan biaya operasional adalah Biaya operasional praktik (ruangan, personil, material
habis pakai, prasarana gedung (telpon, listrik, air), rumah tangga kantor, marketing, dan
lain-lain)
Pada dasarnya metode kapitasi adalah pembayaran berbasis populasi
, pendapatan DLP dalam metode kapitasi diatur mengikuti sebuah formula yang dibuat
berdasarkan variabel yang sahih, seperti ciri demografi (jumlah penduduk, umur, jenis
kelamin), mortalitas dan morbiditas, pengalaman dan kompetensi dokter. Formula ini
digunakan untuk mengoreksi kapitasi (adjustment) agar risiko terbagi merata, ada
kesetaraan alokasi dana, dan dokter tidak merugi. Dengan begitu, pendapatan DLP akan
berbeda, meskipun memiliki jumlah peserta sama dan kapitasi per peserta per tahun juga
sama.

1. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan


mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.
3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
tubektomi, termasuk komplikasi KB bekerja sama dengan lembaga yang
membidangi keluarga berencana.
4. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
5. Pelayanan skrining kesehatan tertentu diberikan secara selektif untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan, yaitu:
a. Diabetes mellitus tipe II;
b. Hipertensi;
c. Kanker leher rahim;
d. Kanker payudara; dan
e. Penyakit lain yang ditetapkan Menteri.
6. Pelayanan skrining kesehatan tertentu dalam poin merupakan pelayanan
yang termasuk dalam lingkup non-kapitasi, yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan penunjang
pelayanan skrining kesehatan meliputi :
a. Pemeriksaan Gula Darah;
b. Pemeriksaan IVA untuk kasus Ca Cervix ; dan
c. Pemeriksaan Pap Smear
7. Khusus untuk kasus dengan pemeriksaan IVA positif dapat dilakukan
pelayanan Terapi Krio.

Penentuan peserta mana yang masuk dalam daftar peserta seorang DLP dapat
diatur dengan 3 cara, yaitu: //
1. Memberi

kebebasan kepada peserta untuk memilih DLP yang ada di

direktori asuradur (voluntary). Cara ini lazimnya diterapkan di daerah


pekotaan karena jumlah peserta besar, jumlah DLP tersebar merata,
dan akses transportasi

tidak ada masalah. Adanya kebebasan ini

memotivasi DLP untuk bersaing menjaga mutu layanan dan kepuasan


peserta.
2. Asuradur menetapkan ke DLP mana peserta harus berobat (appointed).
Cara ini biasanya digunakan bila

jumlah peserta

terbatas dan untuk

menjaga agar daftar peserta tidak di bawah batas minimum.


3. Menyerahkan pelayanan kesehatan seluruh penduduk di satu wilayah
kepada seorang DLP (geographic capitation). Cara ini lazimnya diterapkan
di daerah terpencil.

Anda mungkin juga menyukai