Anda di halaman 1dari 2

Indonesia dalam Menjawab tantangan MEA

MEA adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. MEA sendiri merupakan suatu bentuk
kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, keamanan serta social dan budaya dari semua Negara yang
ada di ASEAN termasuk Indonesia. MEA akan dimulai pada bulan desember 2015. Tantangan yang cukup
besar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ini yaitu Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya Manusia. Seperti yang kita ketahui bahwa Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh
Indonesia sangatlah berlimpah, namun sumber daya alam yang melimpah ini masih banyak yang dikelola
oleh pihak asing. Sedangkan tantangan dari segi Sumber Daya Manusia pada masyarakat Indonesia yaitu
ketidaksiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA. Masyarakat Indonesia dituntut untuk siap
unjuk gigi dalam kancah ASEAN.
Indonesia harus mempersiapkan hal ini sedini mungkin. Khususnya dalam bidang pendidikan,
baik pendidikan formal, informal dan non formal. Karena peran pendidikan disini sangatlah penting.
Mayarakat Indonesia dituntut untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa internasional (bahasa inggris)
serta keterampilan yang setara dengan standard keterampilan masyarakat ASEAN. Dampak terhadap
masyarakat Indonesia karena adanya MEA ini mengakibatkan masyarakat Indonesia untuk mengejar
standard kompetensi yang setidaknya harus setara dengan masyarakat ASEAN.
Pada tahun yang akan datang, orang-orang dari Negara ASEAN seperti Singapura, Filipina,
Vietnam, Thailand dan lain sebagainya akan berlomba- lomba untuk masuk ke Indonesia sehingga
mengakibatkan persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus dibekali
dengan ilmu, kemampuan, dan keterampilan yang sesuai dengan standard ASEAN serta Sumber Daya
Manusia yang berkompeten dan berkualitas agar Indonesia tidak tergerus akibat arus yang ditimbulkan
oleh Masyarakat Ekonomi Asean. Sebagai contoh, apabila pertanian di Indonesia tidak menggunakan
cara-cara yang lebih canggih, maka investor-investor di Negara ASEAN yang lain akan memasuki pasar
Indonesia guna memenuhi kebutuhan tersebut. Jika semua kebutuhan tidak dapat dipenuhi oleh
Sumber Daya Manusia, maka dapat dilihat bagaimana tenggelamnya bangsa ini oleh Negara ASEAN yang
lain yang lebih mampu dalam memenuhi semua kebutuhan yang ada.
Kacakapan intelektual dan kecakapan karakter masyarakat Indonesia harus diperkuat sehingga
masyarakat Indonesia sudah siap untuk menerima kedatangan bangsa asing di Negara Indonesia. Jangan
sampai Indonesia malah kehilangan jati diri dan menjadi asing di rumah sendiri akibat tergerus oleh arus
Masyarakat Ekonomi ASEAN ini.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menuturkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai di penghujung tahun 2015. Rahmat
menuturkan, pelaku usaha di Indonesia juga tidak perlu cemas dengan pasar bebas ASEAN nanti. Sebab,
Indonesia sebetulnya sudah menjalani perdagangan bebas sejak lama. Impor itu menunjukkan Indonesia
sudah masuk perdagangan bebas sebelum ditandatanginya perjanjian-perjanjian dagang.
Cara menyikapi Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai mahasiswa dapat dilakukan dengan
merubah mindset atau cara berpikir, menggunakan kesempatan dan peluang yang ada untuk menggali
potensi diri, mengubah rasa malas dengan pikiran yang objektif dengan memikirkan apa saja yang mau

diraih dan dicapai di masa depan. Menambah pengetahuan tentang informasi yang ada di dunia untuk
bekal ide atau inspirasi untuk masa depan. Serta melakukan kegiatan yang bermanfaat yang dapat
menunjang prestasi dan meningkatkan keahlian diri yang pada nantinya akan berguna untuk menjelajahi
dunia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencari kegiatan di luar akademik yang dapat menunjang
semua kemampuan serta softskill yang ada pada diri untuk diasah dengan lebih baik lagi. Serta bersikap
proaktif dan tanggap dalam segala hal dan dapat bersikap optimis dalam menjalani hidup.

Anda mungkin juga menyukai