Anda di halaman 1dari 26

Gangguan Sistem Pencernaan dan Metabolisme Empedu

Disusun oleh:
Tammy Vania
102011123
tammy.vania@yahoo.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting)
Fax: (021) 563-1731

A. Pendahuluan

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik mengeluh mual,


kembung, sembelit, dan buang air besarnya berwarna putih seperti dempul kayu.
Dokter mendiagnosa pasien itu ada gangguan pada metabolisme empedu.Dengan
melihat skenario ini, kita tahu bahwa sistem pencernaan merupakan hal yang sangat
penting bagi manusia. Makanan yang kita makan akan diubah menjadi nutrien yang
kemudian akan diserap tubuh. Namun, jika terjadi gangguan pada salah satu organ
pencernaan, hal ini dapat menyebabkan terganggunya mekanisme pencernaan, salah
satunya adalah seperti yang pada skenario yang dituliskan di awal paragraf, di mana
diberitahukan bahwa terjadi gangguan pada metabolisme empedu sehingga
menyebabkan buang air besar berwarna putih seperti dempul kayu.1
Pada makalah ini akan dibahas mengenai anatomi sistem pencernaan yang
berada di dalam rongga abdomen, serta fisiologi dari organ-organ yang berperan
dalam pencernaan terutama pencernaan lemak dan metabolisme empedu.
1

B. Isi
I.

Struktur makroskopis

Anatomi Oesophagus (Pars Abdominalis)


Bagian oesophagus yang terletak di dalam rongga abdomen merupakan pars
abdominalis dari oesophagus. Keseluruhan oesophagus berada di dalam rongga thorax
(sekitar 25 cm), sedangkan hanya sebagian kecil yang berada di dalam rongga
abdomen, yaitu saat melewati diaphragma pada hiatus oesophagus hanya sekitar 1,25
cm dan langsung berlanjut menjadi lambung/gaster. Oesophagus pada bagian
anteriornya berhubungan dengan facies posterior dari lobus hepatis sinister dan di
posterior dengan crus sinistrum diaphragma. Oesophagus diperdarahi oleh cabangcabang dari a. gastrica sinistra, sedangkan vena dialirkan ke v. gastrica sinistra yang
merupakan cabang dari v. porta.2

Anatomi Gaster
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah
arcus costalis sinistra sampai ke regio epigastrica dan umbilicalis.Gaster memiliki
curvatura gastrica minor sebagai tepi gaster yang cekung, dan curvatura gastrica
major sebagai tepi gaster yang cembung dan lebih panjang. Pada curvatura minor
gaster terdapat sebuah takik tajam pada kira-kira dua pertiga distalnya yang disebut
incisura angularis, sebagai patokan antara corpus dan pylorus. Cardia gaster terdapat
sekitar muara oesophagus, fundus gaster adalah bagian kranial yang melebar dan
berbatasan pada kubah diaphragma sebelah kiri, corpus gaster adalah bagian yang
terdapat antara fundus dan antrum pyloricum, dan pylorus merupakan daerah sfingter
yang menebal di sebelah distal untuk membentuk m. sphincter pylori yang berguna
untuk pengosongan isi gaster melalui ostium pyloricum ke dalam duodenum.3
Perdarahan gaster berasal dari cabang truncus coeliacus, di antaranya adalah:
(1) a. gastrica sinistra, berasal dari truncus coeliacus yang kemudian berjalan ke
superosinistra untuk mencapai oesophagus dan kemudian berjalan ke inferior
sepanjang curvatura minor gaster, (2) a. gastrica dextra yang berasal dari a. hepatica
communis dan kemudian menuju ke pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri
sepanjang curvatura minor, (3) aa. gastricae breves yang berasal dari a. lienalis di
mana ia akan berjalan dan memperdarahi fundus, (4) a. gastroepiploica sinistra yang
berasal dari a. lienalis untuk memperdarahi bagian atas dari curvatura mayor gaster,
2

dan (5) a. gastroepiploica dextra yang merupakan cabang dari a. gastroduodenalis


yang adalah cabang dari a. hepatica communis, di mana ia akan berjalan untuk
memperdarahi bagian bawah dari curvatura mayor gaster.2

Anatomi Intestinum Tenue: Duodenum, Jejunum dan Ileum


Duodenum merupakan saluran yang berbentuk huruf C dengan panjang hanya
sekitar 25 cm, di mana ia akan menghubungkan gaster dengan jejunum. Duodenum
terbagi menjadi empat bagian, yaitu: pars superior, pars descendens, pars horizontalis,
dan pars ascendens. Pada pars descendens duodenum terdapat muara dari ductus
choledochus dan ductus pancreaticus, di mana keduanya bergabung untuk membentuk
ampula hepatopancreatica yang akan bermuara sebagai papilla duodeni major. Jika
ada ductus pancreaticus acessorius, ia akan bermuara ke dalam duodenum sedikit
lebih di atas namun tetap pada duodenum pars descendens sebagai papiladuodeni
minor. Pada pars ascendens yang merupakan bagian terakhir dari duodenum, ia akan
berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duodenojejunalis, di mana flexura ini difiksasi
oleh ligamentum Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragma.2,3
Perdarahan dari duodenum berasal dari truncus coeliacus dan a. mesenterica
superior. Truncus coeliacus melalui a. gastroduodenalis superior dan cabangnya a.
pancreaticoduodenale memberikan darah kepada bagian duodenum yang proksimal
dari muara ductus choledochus. A. mesenterica superior, melalui cabangnya yaitu a.
pancreaticoduodenalis inferior memberikan darah kepada bagian duodenum yang
terdapat distal dari muara ductus choledochus.3
Jejunum dan ileum panjangnya sekitar 6 meter, dimana dua per lima bagian
atas merupakan jejunum. Masing-masing memiliki gambaran yang berbeda meskipun
batas antara keduanya tidak begitu jelas. Kita dapat membedakan jejunum dan ileum
dengan melihat beberapa hal, yaitu: (1) jejunum lebih lebar dan berdinding lebih
tebal, plica sircularis lebih tebal dan lebih banyak pada jejunum serta tersusun lebih
rapat dibandingkan dengan ileum, (2) pembuluh darah mesenterium jejunum hanya
membentuk satu atau dua arcade dan jarang yang berjalan ke dinding interstinum
tenue, sedangkan ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari
tiga atau bahkan empat arcade, dan (3) pada ileum terdapat kelompok jaringan limfoid
yang disebut sebagai lempeng Peyer, sedangkan pada jejunum tidak.2,3

Perdarahan jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang a. mesenterica


superior. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis satu dengan yang lain untuk
membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah dari ileum juga diperdarahi
oleh a. ileocolica.2

Anatomi Intestinum Crassum: Caecum, Appendix Vermiformis, dan Colon


Caecum adalah bagian pertama intestinum crissum yang akan beralih menjadi
colon ascendens. Hampir seluruh caecum diliputi oleh peritoneum, tetapi tidak
memiliki penggantungnya. Ketika ileum memasuki caecum, ia membentuk sebuah
katup yang disebut valva ileocaecalis dan mengantar ke ostium valvae ileocaecalis.
Perdarahan caecum adalah berasal dari a. ileocolica yang adalah cabang dari a.
mesenterica superior.3
Appendix vermiformis merupakan organ sempit yang memiliki otot dan
banyak jaringan limfoid. Appendix vermiformis diliputi seluruhnya oleh peritoneum
dan memiliki penggantungnya yaitu mesenteriolum/mesoappendix.Perdarahan dari
appendix vermiformis adalah dari a. appendicularis, yang merupakan cabang dari a
ileocolica.2,3
Colon manusia dibagi menjadi empat bagian, colon ascendens, colon
transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum. Colon ascendens adalah
lanjutan dari caecum, lalu berlanjut hingga sampai di permukaan inferior lobus
hepatis dexter, dan berbelok ke kiri membentuk flexura coli dextra dan berlanjut
sebagai colon transversum.Colon transversum menyilang rongga abdomen dan
menempati region umbilikalis. Colon transversum berjalan dari flexura coli dextra
hingga ke flexura coli sinistra yang terdapat di bawah lien. Setelah flexura coli
sinistra, colon berubah nama menjadi colon descendens, karena berjalan ke bawah
hingga ke pinggir pelvis dan akan melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum. Colon
sigmoideum berbentuk seperti huruf S, di mana ia menghubungkan colon descendens
dengan rektum.Keseluruhan colon diperdarahi oleh cabang-cabang yang berasal dari
a. mesenterica superior dan a. mesenterica inferior. Bagian akhir dari intestinum
crassum adalah rektum dan canalis analis/anus.2,3
Anatomi Hepar
Hepar memiliki dua facies, facies visceralis dan facies diaphragmatica, dan
kemudian terbagi menjadi dua lobus, sinistra dan dextra. Lobus hepatis dexter
kemudian terbagi lagi menjadi lobus quadratus hepatis dan lobus caudatus hepatis.
4

Hepar tertutup oleh peritoneum, kecuali di sebelah dorsal yaitu pada area nuda,
tempat hepar bersentuhan langsung dengan diaphragma. Area nuda ini dibatasi oleh
lembar ventral dan lembar dorsal dari ligamentum coronarium. Kedua lembar tersebut
bertemu di sebelah kanan untuk kemudian membentuk ligamentum triangulare.
Facies visceralis juga tertutup oleh peritoneum kecuali vesica fellea dan porta hepatis.
Ruang di antara facies visceralis lobus hepatis dexter dan ren dexter adalah recessus
hepatorenalis.2,3
Hepar sinister terpisah dari lobus caudatus dan lobus quadratus oleh
ligamentus teres hepatis dan ligamentum venosum arantii. Ligamentum teres hepatis
adalah sisa vena umbilkalis yang semulanya mengantar darah kaya oksigen dari
plasenta ke janin. Ligamentum venosum arantii adalah sisa ductus venosus fetal yang
menjadi jaringan ikat, yang semula memintaskan darah dari vena umbilicalis ke vena
cava inferior tanpa melalui hepar.3
Hepar menerima darah dari dua sumber, yaitu a. hepatica propria (30%) dan v.
porta hepatis (70%). A. hepatica propria membawa darah kaya oksigen dari aorta,
dan v. porta hepatis membawa darah miskin oksigen dari saluran cerna, kecuali
bagian distal dari canalis analis.2

Anatomi Ductus Biliaris Hepatis


Ductus biliaris hepatis terdiri atas ductus hepaticus dexter dan sinister, ductus
hepaticus communis, ductus choledochus, vesica fellea, dan ductus cysticus.Ductus
hepaticus dexter dan sinister keluar dari lobus hepatis dexter dan sinister pada porta
hepatis. Keduanya segera bersatu membentuk ductus hepaticus communis. Kemudian
ductus hepaticus communis akan segera bergabung dengan ductus cysticus dari vesica
fellea menjadi ductus choledochus. Ductus choledochus kemudian akan bergabung
dengan dengan ductus pancreaticus dan kemudian bersama-sama bermuara ke dalam
duodenum pars descendens sebagai papilla duodeni major. Bagian terminal dari kedua
ductus ini dikelilingi oleh serabut sirkuler yang disebut m. sphincter oddi.2
Vesica fellea/biliaris merupakan kantong berbentuk buah pir yang terletak di
bawah permukaan bawah/facies visceralis hepar. Vesica fellea dibagi tiga bagian,
yaitu fundus sebagai ujung kantongnya, corpus, dan collum yang akan langsung
melanjutkan diri menjadi ductus cysticus. Vesica fellea diperdarahi oleh a. cystica
yang merupakan cabang dari a. hepatica dextra.2

Anatomi Pancreas
Pancreas merupakan organ yang memanjang, lunak, dan berlobulus. Pancreas
dapat dibagi menjadi caput, collum, corpus, dan cauda. Caput pancreas berbentuk
seperti cakram dan terletak di bagian cekung duodenum. Collum pancreas merupakan
bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus. Collum
pancreas terletak di depan pangkal vena porta hepatis dan tempat dipercabangkannya
a. mesenterica superior dari aorta. Corpus pancreas berjalan ke atas dan kiri
menyilang garis tengah. Cauda pancreas berjalan menuju ligamentum lienorenale dan
mengadakan hubungan dengan hilum lienale. Perdarahan pancreas adalah oleh a.
lienalis serta a. pancreaticoduodenale superior dan inferior.2

II.

Struktur mikroskopis

Histologi Umum Saluran Pencernaan


Saluran cerna pada umumnya memiliki ciri struktural umum tertentu. Saluran
ini merupakan tabung berongga yang memiliki empat lapisan utama: mukosa,
submukosa, muskularis, dan serosa/adventisia. Mukosa terdiri dari epitel pelapis,
sebuah lamina propria (jaringan ikat yang kaya pembuluh darah, limfe, sel otot polos,
dan kadang mengandung kelenjar), dan tunika muskularis mukosa (pemisah lapisan
mukosa dan submukosa). Submukosa terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak
pembuluh darah dan limfe serta suatu pleksus submukosa saraf otonom. Lapisan
muskularis adalah lapisan yang tebal karena mengandung dua lapis otot, sirkuler dan
longitudinal. Di antara kedua lapisan otot ini terdapat pleksus saraf mienterikus.
Lapisan serosa adalah lapisan tipis jaringan ikat longgar, yang merupakan lapisan
terluar dari saluran cerna.4

Histologi Spesifik Saluran Pencernaan


Mulut terdiri dari beberapa bagian yaitu : Bibir/labium , gigi geligi ,
lidah/linguae dan kelenjar-kelenjar yang ada di sekitar mulut.
Labium terdiri dari 3 bagian yaitu :
1) Area Kutaneus merupakan bagian luar labium. Epitelnya berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk terdapat folikel rambut , kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
2) Area Intermedia merupakan bagian perbatasan antar area kutaneus dan area
mukosa. Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, tidak mempunyai rambut
atau kelenjar tetapi banyak terdapat pembuluh darah kapiler.
6

3) Area Mukosa merupakan bagian dalam pada labium. Epitelnys berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk dan mengandung sejumlah kelenjar mukosa.
Lidah/linguae terdiri dari beberapa jenis papil-papil yang terdapat di permukaan atas
lidah yaitu :
1) Papila sirkumvalata merupakan papil yang besar dan membentuk bagunan seperti
huruf V dan terdapat di permukaan lidah.Masing-masing dikelilingi oleh parit/alur
yang dilengkapi oleh taste buds di setiap alurnya.
2) Papila filiformis merupakan papil yang panjang dan ramping, merupakan bagian
yang paling banyak terdapat di lidah. Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk, tidak mengandung taste buds.
3) Papila fungiformis bentuknya seperti jamur, bagian permukaan lebih luas
dibandingkan bagian dasarnya, terdapat di antara papilla filiformis . Permukaannya
juga dilapisi lapisan tanduk. Terdapat sedikit taste bud.
4) Papila foliata tidak terdapat pada manusia tapi berkembang baik pada
kelinci.Bentuknya khas seperti daun, bentuknya rata diiliputi epitel berlapis gepeng
berlapis tanduk , taste bud nya terdapat pada bagian tepi.
Gigi terdiri atas beberapa bagian, disini akan disebutkan dari bagian paling luar
sampai ke bagian yang paling dalam yaitu : Email luar, Slietum intermedium, Dentin,
predentin, odontoblast, ameloblast, pulpa gigi dan terdapat sarung headwig.
Kelenjar-kelenjar/glandula-glandula yang ada di bagian mulut adalah : Kelenjar
parotis, submandibularis, sublingualis.
Esophagus memiliki epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Umumnya
lapisan-lapisannya sama dengan saluran cerna lain. Yang membedakan adalah pada
bagian submukosa terdapat sekelompok kejenjar kecil yaitu kelenjar esophagus. Pada
lamina propria dekat daerah lambung, terdapat kelenjar kardiak esophagus.4
Lambung seperti yang kita ketahui terbagi menjadi kardia, fundus, dan
pylorus. Kardia dan pylorus memiliki mukosa yang mengandung kelenjar tubular dan
biasanya bercabang disebut kelenjar kardia dan kelenjar pylorus. Celah yang
bermuara ke dalam kelenjar tersebut berukuran lebih panjang di pylorus. Sedangkan
pada bagian fundus, lamina propria dipenuhi kelenjar gastrik/kelenjar fundus.
Kelenjar fundus dibagi menjadi beberapa sel, di antaranya adalah neck cells, chief
cells, parietal cells, enteroendrocine cells, dan undifferentiated adult stem cells.4,5

Ketika memasuki usus halus, epitel berubah menjadi epitel selapis torak
dengan sel goblet, dan sudah mulai terdapat vili-vili. Semakin ke belakang vili akan
semakin banyak dan panjang. Di antara vili terdapat muara kelenjar tubular simpleks
yang disebut kriptus intestinal/Lieberkhn. Pada vili-vili ini juga terdapat mikrovilimikrovili lagi untuk semakin memperluas bidang penyerapan. Untuk membedakan
antara duodenum, jejunum, dan ileum, kita harus melihat ciri khas dari masingmasing organ. Pada duodenum terdapat kelenjar duodenalis Brunner pada lapisan
submukosa. Pada jejunum tidak terdapat ciri khas yang spesifik. Sedangkan pada
ileum terdapat kumpulan limfosit yang disebut plak peyeri yang terletak pada lamina
propria dan kadang-kadang submukosa.4
Ketika memasuki usus besar, vili-vili sudah mulai tidak ditemukan. Kriptus
Lieberkhn masih ditemukan. Kemudian berlanjut menjadi rektum dan anus. Pada
saat masih di rektum, epitel masih epitel selapis torak dengan sel goblet. Namun
ketika sudah mencapai anus, epitel berubah menjadi epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk.4

Histologi Pankreas dan Hati


Pancreas memiliki dua saluran, saluran eksokrin dan saluran endokrin. Saluran
endokrin pancreas adalah pulau Langerhans. Bagian saluran eksokrin pancreas adalah
kelenjar asinus kompleks yang serupa dengan struktur kelenjar parotis.
Ciri khas lain pada pancreas adalah bagian awal duktus interkalaris mempenetrasi
lumen asinus. Sel sentroasinar kecil yang terpulas pucat membentuk bagian-bagian
intra-asinar di duktus interkalaris dan hanya ditemukan pada asinus pancreas.4
Pada hati tersusun dari sel-sel hati yang disebut hepatosit. Hepatosit-hepatosit
hati berkumpul membentuk lobulus hati kecil yang heksagonal. Setiap lobulus
memiliki tiga sampai enam area portal di bagian perifernya dan suatu venula yang
disebut vena sentral di bagian pusatnya.
Area portal di sudut lobulus terdiri atas venula (cabang v. porta), arteriol (cabang a.
hepatica), dan duktus epitel kuboid (cabang sistem duktus biliaris).4

III.

Mekanisme pencernaan Karbohidrat, Protein, Lemak

Regulasi Sistem Pencernaan


Empat faktor berperan dalam mengatur fungsi sistem pencernaan adalah
fungsi otonom otot polos, pleksus saraf intrinsik, saraf ekstrinsik, dan hormon
pencernaan.1
Seperti pada otot jantung yang dapat tereksitasi sendiri, sebagian dari sel-sel
otot polos adalah sel pemacu yang memperlihatkan variasi ritmik spontan potensial
membran. Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan adalah
potensial gelombang lambat/basic electrical rhythm (BER).1
Pleksus saraf intrinsik adalah dua anyaman utama serat saraf, yaitu pleksus
submukosa dan pleksus mienterikus, yang seluruhnya berada di dalam dinding saluran
cerna dan berjalan sepanjang saluran cerna. Dengan demikian, tidak seperti sistem
lain, saluran cerna memiliki sistem saraf intramuralnya (di dalam dinding) sendiri.
Bersama-sama, kedua pleksus ini sering disebut sebagai sistem saraf enterik.1
Saraf ekstrinsik adalah serat-serat saraf dari kedua cabang sistem otonom yang
berasal dari luar saluran cerna dan menyarafi berbagai organ pencernaan. Safar
otonom memperngaruhi motilitas dan sekresi saluran cerna dengan memodifikasi
aktivitas yang sedang berlangsung di pleksus intrinsik, mengubah tingkat sekresi
hormon pencernaan, atau pada beberapa kasus bekerja langsung pada otot polos dan
kelenjar.1
Di dalam mukosa bagian-bagian tertentu saluran cerna terdapat sel-sel kelenjar
endokrin yang pada stimulasi yang sesuai akan mengeluarkan hormon ke dalam
darah. Hormon-hormon pencernaan ini akan dibawa oleh darah ke bagian-bagian lain
saluran cerna, tempat hormon-hormon tersebut menimbulkan efek eksitatorik atau
inhibitorik pada otot polos dan kelenjar eksokrin.1

Reseptor Saluran Pencernaan


Dinding saluran cerna mengandung tiga jenis reseptor sensorik yang
berespons terhadap perubahan lokal di saluran cerna: (1) kemoreseptor yang peka
terhadap komponen kimiawi di dalam lumen, (2) mekanoreseptor (reseptor tekanan)
yang peka terhadap peregangan atau tegangan di dinding, dan (3) osmoreseptor yang
peka terhadap osmolaritas isi lumen. Perangsangan terhadap reseptor-reseptor ini
memicu refleks saraf atau sekresi hormon, di mana keduanya mengubah tingkat
aktivitas di sel efektor sistem pencernaan.
9

Pengaktifan reseptor ini dapat menimbulkan dua jenis refleks saraf, refleks pendek
dan refleks panjang. Refleks pendek adalah refleks yang hanya melibatkan jaringan
saraf intrinsik lokal, sedangkan refleks panjang adalah refleks yang mengikutsertakan
saraf ektrinsik dalam prosesnya.1
Selanjutnya akan dibahas mengenai organ-organ yang berperan dalam
metabolisme lemak dan empedu. Metabolisme protein dan karbohidrat akan tetap
dibahas.
Mekanik1
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pencernaan adalah mastikasi
atau mengunyah , motilitas mulut yang melibatkan
penggilingan

dan pencampuran

perobekan, pengirisan,

makanan oleh gigi. Gigi tertanam kuat di dan

menonjol dari tulang rahang. Bagian gigi yang terlihat dilapisi oleh email yang
menjadi strukturpaling keras di tubuh. Email terbentuk sebelum gigi tumbuh , oleh
sel-sel khusus yang lenyap sewaktu gigi muncul.

Gigi atas dan bawah biasanya pas satu sama lain. Bila ada gigi yang tidak pas , maka
gerakan memotong dan menggiling jadi tidak sempurna.
Fungsi mengunyah adalah : 1)

Untuk menggiling dan memecahkan makanan

menjadi potongan-potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan
untuk meningkatkan luas permukaan yang akan terkena enzim . 2) untuk mencampur
makanan dengan liur 3) Untuk merangsang kuncup kecap dan menghasilkan rasa
nikmat kecap yang sangat subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward ,
secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pancreas dan empedu untuk
persiapan bagi kedatagan makanan . Tindakan mengunyah ini dapat terjadi secara
volunteer tetapi sebagian mengunyah selama makanan adalah refleks ritmik yang
diaktifkan oleh pengaktifan otot rahang , bibir, pipi dan lidah sebagai respons
terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.

Pencernaan mekanik kedua yang terjadi adalah pada faring dan esofagus yaitu
menelan . Menelan adalah tindakan keseluruhan proses memindahkan makanan dari
mulut ke lambung melalui esophagus. Menelan dibagi dua tahap yaitu tahap orfaring
dan tahap esophagus. Tahap orofaring hanya berlangsung sekitar 1 detik terdiri dari
pemindahan bolus makanan dari mulut melalui faring menuju esophagus .

10

Ketika masuk faring , bolus makanan harus diarahkan ke esophagus dan dicegah
untuk masuk lubang-lubang lain yang berhubungan dengan faring, laring dan trakea
harus tertutup agar otot-otot faring dapat berkontraksi untuk mendorong bolus ke
dalam esophagus.

Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbentang antara faring dan
lambung . Struktur ini sebagian besar terletak di rongga thoraks , menembus
diafragma dan menyatu dengan lambung di rongga abdomen beberapa sentimeter
dibawah diafragma. Esofagus kedua ujungnya dijaga oleh sfingter yang merupakan
struktur otot berbentuk cincin yang ketika tertutup mencegah lewatnya sesuatu
melalui saluran yang dijaganya. Sfingter faringoesofagus, sfingter gastroesofagus.

Pusat menelan yang terletak di medulla batang otak

akan memicu gelombang

peristaltic primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esophagus , mendorong bolus
di depannya menelusuri esophagus untuk masuk ke lambung. Dapat terjadi
gelombang peristaltic yang kedua , tidak melibatkan pusat menelan dan biasanya
gelombang ini terjadi lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di
tempat peregangan.
Lambung dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus, korpus dan antrum. Bagian interior
lambung membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih
kecil dan nyaris mendatar sewaktu labung sedikit melemas setiap kali makanan
masuk , seperti ekspansi bertahap kantung es yang sedang diisi . Relaksasi lambung
sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif. Sekelompok sel pemacu
yang ada di fundus menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke
bawah sepanjang lambung menuju sfingter pylorus . Lapisan otot polos dapat
mencapai ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi , bergantung pada
tingkat eksitabilitas lapisan tersebut. Di fundus dan korpus gerakan mencampur
makanan yang disalurkan ke lambung

lemah maka makanan yang dislurkan ke

lambung dari esophagus disimpan di bagian korpus yang relative tenang tanpa
mengalami pencampuran. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum,
tempat berlangsungnya pencampuran.
Kontraksi peristaltic antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung
untuk menghasilkan kimus . Setiap gelombang peristaltic antrum mendorong kimus
maju menuju sfingter pylorus . Kontraksi tonik sfingter pylorus normalnya
11

menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk
dilalui oleh air dan cairan lain tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika
kimus didorong oleh kotraksi peristaltik antrum yang kuat. Sebelum lebih banyak
kimus yang keluar , gelombang peristaltik mencapai sfingter pylorus dan
menyebabkan sfingter ini menyebabkan kontraksi yang lebih kuat, menutup pintu
keluar dan mencegah mengalirnya kimus ke duodenum lebih lanjut. Kimus yang
terdorong maju tidak dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di sfingter yang
tertutup dan memantul balik ke dalam antrum , didorong kembali ke sfingter dengan
gelombang peristaltic baru .Gerakan maju mundur mencampur kimus secara merata di
antrum.

Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltic antrum adalah gaya pendorong
yang mengosongkan isi lambung .
Ada empat faktor di duodenum yang mempengaruhi pengosongan lambung adalah :1

1) Respons saraf diperantarai pleksus saraf intrinsik dan saraf otonom .


Secara kolektif refleks ini disebut refleks enterogastrik.
2) Respons Hormon melibatkan pelepasan beberapa hormone secara kolektif
dikenal sebagai enterogastron dari mukosa duodenum. Dua enterogastron
yang terpenting adalah sekretin dan kolesistokinin .
3) Lemak dicerna dan diserap lebih lama dari nutrient lain , dan hanya
berlangsung pada lumen usus halus.
4) Asam , Karna lambung mengeluarkan HCL , maka kimus ke duodenum
sangat asam . Dinetralkan oleh natrium bikarbonat yang diekskresikan ke
dalam lumen duodenum terutama dari pancreas.
5) Hipertonisitas . Sewaktu molekul-molekul protein dan tepung dicerna di
lumen duodenum terjadi pembebasan sejumlah besar molekul asam amino
dan glukosa. Jika penyerapan molekul asam amino dan glukosa ini tidak
mengimbangi kecepatan penyerapan karbohidrat dan protein maka
sejumlah besar kimus akan tetap berada di kimus dan akan meningkatkan
osmolaritas isi duodenum.

12

6) Peregangan . Kimus yang terlalu banyak di duodenum akan menghambat


pengosongan isi lambung lebih lanjut agar duodenum memiliki waktu
untuk proses kelebihan volume kimus yang sedang ditampungnya sebelum
duodenum menerima kimus tambahan.
Segmentasi merupakan metode motilitas utama yang dilakukan oleh usus
halus sewaktu pencernaan makanan, mencampur dan mendorong kimus secara
perlahan . Segmentasi terdiri dari kontraksi otot polos sirkular yang berulang
dan berbentuk cincin di sepanjang usus halus. Setelah suatu periode singkat,
segmen-segmen yang berkontraksi melemas, dan kontraksi berbentuk cincin
ini muncul di bagian bagian yang sebelumnya melemas. Kontraksi baru
mendorong kimus di bagian yang semula rileks untuk bergerak ke kedua arah
ke bagian-bagian yang kini melemas di sampingnya. Karena itu , segmen yang
baru melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi tepat di
belakang dan depannya . Segera setelah itu bagian-bagian yang berkontraksi
dan melemas kembali berganti.
Pencampuran yang dilakukan oleh segmentasi memiliki fungsi rangkap yaitu
mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam
lumen usus halus dan memajankan semua kimus ke permukaan absorptive
mukosa usus halus.

Tidak hanya melakukan pencampuran, tetapi juga menggerakkan kimus


menelusuri usus halus dengan

cara ketika setiap kontraksi segmental

mendorong kimus ke dua arah (maju atau mundur) . Kimus lebih bergerak
maju karena frekuensi segmentasi menurun di sepanjang usus halus.1

Motilitas usus halus mencakup segmentasi dan migrating motility complex.


Segmentasi merupakan metode motilitas utama usus halus sewaktu
pencernaan makanan, mencampur dan mendorong kimus secara perlahan.
Kontraksi segmentasi dimulai oleh sel-sel pemacu usus halus, yang
menghasilkan irama listrik basal (BER) serupa dengan BER pada lambung
yang mengatur peristaltis di lambung. Segmentasi akan berhenti atau berhenti
di antara waktu makan, kemudian akan menjadi kuat kembali setelah makan.

13

Saat makanan pertama kali masuk ke usus halus, duodenum dan ileum mulai
melakukan kontraksi segmentasi secara bersamaan. Segmentasi ileum kosong
ditimbulkan karena gastrin yang disekresikan sebagai respons terhadap
keberadaan kimus di lambung, suatu mekanisme yang dikenal sebagai refleks
gastroileum.1
Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi
berhenti dan diganti di antara wantu makan oleh migrating motility complex.
Motilitas di antara waktu makan ini berbentuk gelombang peristaltik lemah
berulang yang bergerak dalam jarang pendek ke hilir sebelum lenyap.
Gelombang berawal di lambung dan bermigrasi menelusuri usus. Gelombang
peristaltik pendek ini memerlukan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk
akhirnya bisa bermigrasi dari lambung ke usus halus, dengan setiap kontraksi
menyapu maju sisa-sisa makanan sebelumnya ditambah debris mukosa dan
bakteri menuju kolon. Migrating motility complex diatur oleh hormon motilin,
yang disekresikan selama keadaan tidak makan oleh sel-sel endokrin mukosa
usus halus.1
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pancreas,
dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas
enzim pancreas, lemak direduksi secara sempurna menjadi unit-unit
monogliserida asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan
menjadi fragmen-fragmen peptide kecil dan beberapa asam amino, dan
karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena
itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi
pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.1

Gelombang peristaltic pendek memerlukan waktu sekitar 100-150 menit untuk


akhirnya bermigrasi dari lambung ke usus halus. Setiap kontraksi menyapu
maju setiaap sisa-sisa makanan sebelumnya plus debris mukosa dan bakteri
menuju kolon . Setelah akhir usus halus selesai, siklus dimulai kembali dan
terus berulang sampai kedatangan makanan berikutnya.

Di pertemuan antara usus halus dan usus besar , bagian terakhir ileum
mengalirkan isinya ke dalam sekum. Dua faktor berperan dalam kemampuan
bagian ini berfungsi sebagai sawar antara usus halus dan usus besar.
14

Pertama susunan anatomiknya terbentuk lipatan jaringan berbentuk katup


menonjol dari ileum ke dalam lumen sekum . Ketika isi ileum terdorong maju,
katup ileosekum dengan mudah terbuka, tetapi lipatan jaringan ini akan
tertutup erat ketika isi sekum berupaya untuk mengalir balik.
Kedua, otot polos di beberapa sentimeter terakhir dinding ileum menebal ,
membentuk sfingter yang berada di bawah kontrol saraf dan hormon .

Sfingter ileosekum ini hampir selalu berkonstriksi paling tidak dengan


kekuatan ringan. Tekanan di sisi sekum sfingter menyebabkan otot ini
berkontraksi lebih kuat, peregangan di sisi ileum menyebabkan sfingter
melemas, suatu reaksi yang diperantarai oleh pleksus intrinsik di daerah ini .

Dengan cara ini pertemuan ileosekum mencegah isi usus besar yang penuh
bakteri mencemari usus halus dan pada saat yang sama memungkinkan isi
ileum masuk ke dalam kolon . Jika bakteri bakteri kolon memperoleh akses ke
usus halus kaya nutrient, maka mereka akan cepat berkembangbiak.
Relaksasi sfingter

ditingkatkan oleh

pelepasan gastrin pada

permulaan

makan,saat terjadi peningkatan aktifitas lambung .

Usus besar, lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus besar
secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot longitudinal yang terpisah ,
taenia coli ,yang berjalan di sepanjang usus besar. Umumnya gerakan usus
besar berlangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai
tempat penyerapan dan penyimpanan . Motilitas utama kolon adalah kontraksi
haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon.

Tiga atau empat kali sehari umumnya setelah makan terjadi peningkatan
mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon asendens dan
transversum berkontraksi secara simultan, mendorong tinja sampai tiga
perempat panjang kolon dalam beberapa detik.

Kontraksi massif ini yang secara tepat dinamai gerakan massa yang
mendorong isi kolon ke distal usus besar sampai terjadi defekasi. Refleks
gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar,
15

dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rectum , memicu


refleks defekasi. Refleks ini menyebabkan m. sphincter ani internus melemas,
rectum dan kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat . Jika sphincter ani
eksternus juga melemas, maka terjadi defekasi . Jika defekasi terjadi, maka
biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunteer yang melibatkan kontraksi
otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glottis tertutup secara bersamaan .
Tindakan ini sangat meningkatkan tekanan intraabdomen yang membantu
mendorong tinja.

Kimiawi

Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah
lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung
jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari
kelompok-kelompok sel sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung yang
dikenal sebagai asinus, yang berhubungan dengan duktus dan akhirnya bermuara di
duodenum. Bagian endokrin lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin
terisolasi, pulau-pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pancreas. Hormonhormon penting yang dihasilkan oleh sel pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan
glukagon.1

Pancreas eksokrin mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari dua komponen: (1)
enzim pancreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus dan (2) larutan cair basa
yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.
Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat (NaHCO3). Enzim
pancreas yang dikeluarkan mampu mencerna tiga kategori makanan: (1) enzim
proteolitik untuk mencerna protein, (2) amilase pancreas untuk pencernaan
karbohidrat, (3) lipase pancreas untuk mencerna lemak.1

Tiga enzim proteolitik utama pancreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan


prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.

16

Tripsinogen akan diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, yang kemudian tripsin
ini akan mengaktifkan kimotripsinogen menjadi kimotripsin dan prokarboksipeptidase
menjadi karboksipeptidase. Masing-masing akan memecah ikatan peptida yang
berbeda-beda.1

Amilase pancreas sama seperti pada air liur, berperan dalam pencernaan karbohidrat
dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa.Amilase disekresikan
langsung dalam bentuk aktif karena tidak berbahaya bagi sel sekretorik.1

Lipase pancreas sangat penting bagi manusia karena merupakan satu-satunya enzim di
seluruh saluran cerna yang dapat mencerna lemak. Lipase akan menghidrolisis
trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan
lemak yang dapat diserap. Lipase pun disekresikan dalam bentuk aktif.1

Jika terjadi defisiensi enzim-enzim pancreas maka pencernaan makanan menjadi tidak
tuntas. Karena pancreas adalah satu-satunya sumber lipase yang bermakna, maka
defisiensi enzim pancreas menyebabkan maldigesti lemak yang serius. Gambaran
klinis utama insufisiensi pancreas eksokrin adalah steatorea, atau peningkatan lemak
yang tak tercerna di tinja. Hingga 60% sampai 70% lemak yang tertelan mungkin
disekresikan di tinja. Pencernaan protein dan karbohidrat terganggu dengan derajat
yang lebih rendah karena enzim-enzim liur, lambung, dan usus halus ikut mencerna
bahan makanan ini.1

Enzim-enzim pancreas berfungsi optimal pada lingkungan yang netral atau sedikit
basa, namun isi lambung yang sangat asam dialirkan ke dalam lumen duodenum di
dekat tempat keluarnya enzim pancreas ke dalam duodenum. Kimus asam ini harus
cepat dinetralisir di lumen duodenum. Cairan basa (NaHCO3) yang disekresikan oleh
sel duktus pancreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi penting menetralkan
kimus asam sewaktu kimus masuk ke dalam duodenum dari lambung.1

Sekresi eksokrin pancreas diatur terutama oleh mekanisme hormon. Selama fase
sefalik pencernaan, terjadi sekresi pancreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi
parasimpatis, disertai peningkatan simbolik terjadi selama fase lambung sebagai
respons terhadap gastrin.
17

Namun, stimulasi utama sekresi pancreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika
kimus berada di usus halus. Pelepasan dua enterogastron utama, sekretin dan
kolesistokinin (CCK) sebagai respons terhadap kimus di duodenum berperan sentral
dalam mengontrol sekresi pancreas.1

Perangsangan spesifik yang menyebabkan sekresi sekretin adalah asam di duodenum.


Sekretin akan dibawa oleh darah menuju pancreas, merangsang sel-sel duktus untuk
menghasilkan sekresi NaHCO3 ke dalam duodenum. CCK penting dalam mengatur
sekresi enzim pencernaan pancreas. Perangsang utama dalam sekresi CCK adalah
adanya lemak dan protein dalam duodenum.1

Hati dan kantung empedu


Selain getah pancreas, produk sekretorik lain yang dialirkan ke lumen duodenum
adalah empedu. Sistem empedu mencakup hati, kandung empedu, dan saluran-saluran
terkaitnya.1

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini dipandang
sebagai pabrik biokimia di dalam tubuh. Perannya di dalam sistem pencernaan adalah
sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Empedu
secara terus-menerus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandung empedu di
antara waktu makan. Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter
Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan
makanan. Ketika sfingter ini menutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh
hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu. Empedu ini akan disimpan dan
dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah makan, empedu
masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekresi empedu oleh hati.1

Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam empedu, kolesterol,


lesitin, dan bilirubin. Garam empedu merupakan turunan kolesterol. Garam-garam ini
secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum
bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke dalam darah
oleh mekanisme transport aktif khusus yang terletak di ileum terminal.
18

Di sini garam empedu akan dikembalikan ke sistem porta hati. Daur ulang garam
empedu ini antara usus halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik. Biasanya hanya
sekitar 5% dari empedu yang disekresikan ke luar dari tubuh melalui tinja setiap hari.
Kehilangan 5% ini diganti oleh pembentukan garam empedu baru oleh hati, sehingga
jumlah total garam empedu dijaga konstan.1

Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjennya (emulsifikasi)


dan mempermudah penyerapan lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel.
Kedua fungsi tersebut berkaitan dengan struktur garam empedu.1

Istilah garam empedu merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah
globulus lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak tetesan/butiran
lemak yang membentuk suspense di dalam kimus cair sehingga luas permukaan yang
tersedia untuk tempat lipase pancreas berkerja bertambah.1

Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak (suatu steroid yang
berasal dari kolesterol) dan bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu
terserap di permukaan butiran lemak, yaitu bagian larut lemak garam empedu larut
dalam butiran lemak, meninggalkan bagian larut air yang bermuatan menonjol dari
permukaan butiran lemak tersebut

Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting dalam
mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu,
lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara
kolesterol hampir sama sekali tidak larut air. Dalam suatu misel, garam empedu dan
lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak
menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik, sementara bagian yang larut air
membentuk selubung hidrofilik di sebelah luar. Misel, karena larut dalam air berkat
selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tidak larut air di bagian tengahnya.
Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahanbahan tak larut air melalui isi lumen yang cair.1

19

Usus Halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung.
Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus,
dan tidak terjadi penyerapan nutrient lebih lanjut, meskipun usus besar menyerap
sejumlah kecil garam dan air.1

Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus


seperti rambut, mikrovilus, yang membentuk brush border, yang mengandung tiga
kategori enzim: (1) ent/erokinase, untuk mengaktifkan enzim pancreas tripsinogen,
(2) disakaridase, yang menuntaskan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis
disakarida yang tersisa menjadi monosakarida konstituennya, (3) aminopeptidase,
yang menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponen-komponen
asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.1

Karbohidrat makanan dicerna di usus halus untuk diserap terutama dalam bemtuk
disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terletak pada membran
brush border sel epitel usus halus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unitunit monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Glukosa
dan galaktosa diserap oleh transport aktif, sedangkan fruktosa diserap ke dalam darah
hanya dengan difusi terfasilitasi.1

Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk
asam amino dan beberapa potongan kecil peptida.Asam amino diserap menembus sel
usus oleh transport aktif, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Peptide
kecil memperoleh jalan masuk melalui pembawa yang berbeda dan diuraikan menjadi
asam-asam amino oleh aminopeptidase di membran brush border.1

Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan protein, karena
sifat tidak larutnya lemak dalam air menimbulkan masalah tertentu. Lemak harus
dipindahkan dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh, meskipun lemak tidak larut
air. Karena itu, lemak harus menjalani serangkaian transformsi fisik dan kimiawi
untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya.1

20

Ingatlah bahwa misel adalah partikel larut air yang dapat mengangkut produkproduk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut lemak. Setelah misel
mencapai membran luminal sel epitel, monogliserida dan asam lemak secara pasif
berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk masuk ke
interior sel ini. Setelah produk-produk meninggalkan misel, misel dapat menyerap
monogliserida dan asam bebas lain.1
Yang terjadi saat monogliserida dan asam lemak bebas masuk ke dalam epitel sel
adalah: Keduanya bergabung kembali menjadi trigliserida. Kemudian trigliserida akan
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein yang menyebabkan butiran lemak tersebut
larut air. Butiran lemak yang telah dibungkus ini disebut kilomikron, dan kemudian
akan dikeluarkan secara eksositosis dari sel epitel ke lakteal pusat.1

Enzim
Hampir seluruh reaksi di tubuh diperantai oleh enzim, yang merupakan katalis protein
yang meningkatkan laju reaksi tanpa ikut berubah pada keseluruhan proses. Di antara
banyak reaksi biologi yang berhubungan dengan penggunaan energi, enzim secara
selektif menyalurkan pereaksi (substrat) ke dalam jalur-jalur yang berguna. Jadi,
enzim mengarahkan seluruh peristiwa metabolik.6

Setiap enzim diberikan dua nama, yang pertama adalah nama pendek/rekomendasi
untuk penggunaan sehari-hari, dan yang kedua adalah nama sistematik yang lebih
langkap, yang digunakan ketika suatu enzim harus diidentifikasi tanpa bersifat
ambigu.6

Enzim merupakan katalis protein yang meningkatkan laju reaksi kimia dan tidak habis
selama proses reaksi yang dikatalisis. Enzim memiliki beberapa sifat yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah:6
1. Tempat aktif. Molekul-molekul enzim mengandung suatu kantong atau celah
khusus yang disebut tempat aktif. Tempat aktif tersebut mengandung rantai
samping asam amino yang menciptakan sebuah permukaan tiga dimensi yang
bersifat komplementer terhadap substrat, dan kemudian membentuk kompleks
enzim-substrat. Kemudian akan dikonversi menjadi enzim dan produk.

21

2. Efisiensi katalitik. Kebanyakan reaksi yang dikatalisis oleh enzim bersifat


sangat efisien, berlangsung lebih cepat dari 1000x kecepatan normal tanpa
katalisis enzim. Biasanya setiap molekul enzim mampu mengubah 100 sampai
1000 molekul substrat menjadi produk setiap detik.
3. Spesifitas. Enzim bersifat sangat spesifik, yang berinteraksi dengan satu atau
beberapa substrat dan mengakatalisis hanya satu jenis reaksi kimia.
4. Kofaktor. Beberapa enzim yang berhubungan dengan suatu kofaktor non
protein yang diperlukan untuk aktivitas enzimatik. Kofaktor yang biasa
ditemukan meliputi ion-ion logam dan molekul organik, yang dikenal sebagai
koenzim, yang sering merupakan derivate vitamin. Holoenzim merujuk pada
enzim dan kofaktornya, apoenzim merujuk pada bagian protein holoenzim.
Tanpa adanya kofaktor yang sesuai, apoenzim biasanya tidak menunjukkan
aktivitas biologis. Sebuah gugus prostetik adalah koenzim yang terikat kuat
yang tidak terlepas dari enzim.
5. Pengaturan. Aktivitas enzim bisa diatur, artinya, enzim dapat diaktivasi atau
diinhibisi sehingga laju pembentukan produk berespons terhadap kebutuhan
sel.
6. Lokasi di dalam sel. Kebanyakan enzim berada di organel khusus di dalam sel.

Seperti yang kita tahu bahwa kerja enzim dalam mengkatalisis suatu reaksi adalah
sangat spesifik. Tentu enzim memiliki kecepatan dalam mengkatalisis suatu reaksi.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu enzim, di
antaranya adalah:6
1. Konsentrasi substrat. Laju kecepatan reaksi berbanding lurus dengan jumlah
substratnya. Artinya semakin banyak substrat, kecepatan reaksi akan semakin
cepat, namun tetap dalam batas tertentu. Jika enzim sudah jenuh terhadap
substrat, maka kecepatan tidak akan bertambah.
2. Suhu. Enzim bekerja pada suhu yang optimal. Jika suhu didekatkan menuju
suhu optimum dari suatu enzim, maka kecepatannya akan semakin bertambah,
hingga maksimum pada suhu optimumnya. Jika diberikan suhu terlalu tinggi,
maka enzim akan denaturasi. Jika diberikan suhu terlalu rendah, maka enzim
akan inaktif.
3. pH. Setiap enzim memiliki kecepatan reaksi optimal pada pH tertentu dan
spesifik.
22

Enzim bisa diinhibisi, artinya dihambat laju reaksinya. Suabu bahan yang
dapat mengurangi kecepatan reaksi uamh dikatalisis enzim disebut sebagai inhibitor.
Inhibisi yang reversible berikatan dengan enzim dengan ikatan nonkovalen. Inhibisi
yang irreversible terjadi saat suatu enzim yang diinhibisi tidak mengembalikan
aktivitas pada saat pelarutan kompleks inhibitor-enzim.
Dua jenis inhibisi yang panling sering ditemui adalah inhibisi kompetitif dan
nonkompetitif. Inhibisi kompetitif adalah terjadi ketika inhibitor berikatan secara
reversible di lokasi yang sama dengan tempat substrat yang normal, sehingga ia akan
bersaing tempat dengan substrat di tempat tersebut. Sedangkan inhibisi nonkompetitif
terjadi ketika inhibitor dan substrat berikatan di tempat yang berbeda pada enzim.
Inhibitor nonkompetitif dapat mengikat baik enzim bebas maupun kompleks enzimsubstrat sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi.6
Pengaturan kecepatan reaksi enzim sangat penting jika suatu organisme harus
mengkoordinasikan sejumlah besar proses metabolik.Beberapa pengaturan di
antaranya adalah:6
1. Tempat pengikatan alosterik. Enzim alosterik diatur oleh molekul yang disebut
efektor yang berikatan secara nonkovalen di suatu tempat selain tempat aktif.
Kehadiran suatu efektor alosterik dapat mengubah afinitas enzim untuk
substratnya, atau memodifikasi aktivitas katalitik enzim yang maksimal atau
keduanya. Efektor yang menghambat aktivitas enzim diistilahkan sebagai
efektor negatif, sedangkan efektor yang meningkatkan aktivitas enzim disebut
efektor positif.
2. Pengaturan enzim melalui modifikasi kovalen. Banyak enzim dapat diatur
melalui modofokasi kovalen, sebagian besar melalui penambahan atau
pembuangan gugus fosfat dari residu serin, treonin, atau tirosin yang spesifik
pada enzim.
3. Induksi dan represi sintesis enzim. Sel-sel juga dapat mengatur jumlah enzim
yang ada, biasanya dengan mengubah laju sintesis enzim. Pengikatan (induksi)
atau penurunan (represi) sintesis enzim menimbulkan perubahan populasi total
tempat aktif.

23

IV.

Gangguan metabolisme empedu


Hepar mempunyai peranan sentral dalam metabolism pigmen-pigmen empedu.
Proses ini dapat dibagi menjadi tiga fase berbeda yaitu : (1) ambilan hepatic ;
(2) konjugasi; (3) ekskresi ke dalam empedu.

Di antara ketiga tahap tersebut eksresi tampaknya merupakan tahap yang


membatasi kecepatan metabolism dan salah satu proses yang paling rentan
terhadap gangguan ketika sel hepar mengalami kerusakan.
Bila duktus biliaris tersumbat total karena batu empedu tinja berwarna putih
keabu-abuan.

Bila jumlah yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat diekskresikan , terjadi
penimbunan bilirubin ikterus (jaundice)
Banyak zat yang diekskresikan ke dalam empedu dan kemudian dikeluarkan
ke dalam feses. Salah satunya adalah pigmen bilirubin berwarna kuningkehijauan . Bilirubin merupakan hasil akhir pemecahan hemoglobin . Bilirubin
merupakan suatu alat yang sangat bernilai dalam mendiagnosis berbagai tipe
penyakit hati dan penyakit darah hemolitik.

Metabolisme dan ekskresi bilirubin


Sebagian besar bilirubin dalam tubuh terbentuk di jaringan dari
pemecahan Hb. Dalam peredaran darah, bilirubin berikatan dengan albumin ,
sebagian dapat terikat dengan erat, tapi sebagian dapat terurai di hati dan
bilirubin bebas masuk ke dalam sel sel hati dan di situ dapat berikatan dengan
protein-protein sitoplasma.
Bilirubin kemudian dikonjugasikan dengan asam glukuronat dalam suatu
reaksi yang dikatalisis oleh enzim glukuronil transferase (UDP Glukuronil
transferase) . Enzim ini terutama terdapat di reticulum endoplasma halus.
Setiap molekul

bilirubin

bereaksi

dengan

2 molekul asam uridin

difosfoglukuronat (UDPGA) membentuk bilirubin diglukuronida. Glukuronida


ini lebih mudah larut dalam air daripada bilirubin bebas, lalu diangkat melalui
gradient konsentrasi mungkin oleh suatu proses aktif ke dalam kanalikulus
biliaris .

24

Sejumlah kecil bilirubin glukuronida masuk ke dalam darah dan disana


berikatan dengan albumin tetapi dengan kekuatan yang lebih rendah daripada
bilirubin bebas , lalu diekskresikan ke urin. Dengan demikian bilirubin plasma
total secara normal mencakup bilirubin bebas ditambah sejumlah bilirubin
terkonjugasi. Sebagian besar bilirubin glukuronida disalurkan melalui duktus
biliaris ke dalam usus.

Bilirubin terikat albumin

Bilirubin+ albumin
Sel Hati

Empedu

Bilirubin+P
Bilirubin P
+
2 UDPGA
Glukoronil transferase
Bilirubin diglukuronida + UDP
Bilirubin diglukuronida

Ada 2 jenis bilirubin yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek: 7


Bilirubin direk
Bilirubin yang ditransport ke liver dan bilirubin yang melekat pada albumin.
Bilirubin yang terikat pada albumin tidak larut dalam air karenanya tidak terdapat
dalam urin. Nilai normal bilirubin direk adalah 0,1-0,4 g/dl
Bilirubin indirek
Dalam liver, bilirubin direk akan dilepas ikatannya dengan albumin dan akan
berikatan dengan asam glukuronat membentuk bilirubin indirek. Semua bilirubin
indirek ini akan dikumpulkan dalam empedu dan dalam keadaan normal tidak ada
dalam plasma darah. Adanya bilirubin indirek dalam plasma darah menunjukkan
adanya keadaan tidak normal. Karena bilirubin indirek larut dalam air maka
bilirubin bisa didapat dalam urin.7

C. Kesimpulan
Hipotesis diterima, perempuan tersebut mengalami gangguan pada sistem
pencernaannya. Warna putih seperti dempul pada tinjanya dikarenakan gangguan
pada metabolism empedu dan proses eksresi pada bilirubin.

25

D. Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. p. 641-3; 666-85.
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. h. 83-4; 99-118.
3. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002. h.
98-109.
4. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks dan atlas. Edisi ke-12. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. h. 245; 255-60.
5. Ross MH, Pawlina W. Histology: a text and atlas. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health; 2011. p. 574.
6. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimi: ulasan bergambar. Edisi ke-3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 65-78.
7. Djojodibroto R. Darmanto . Seluk beluk pemeriksaan kesehatan General check
up. Jakarta :Pustaka Populer obor 2004; ed.1 :1; h.64-5.

26

Anda mungkin juga menyukai