Disusun oleh:
Tammy Vania
102011123
tammy.vania@yahoo.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting)
Fax: (021) 563-1731
A. Pendahuluan
B. Isi
I.
Struktur makroskopis
Anatomi Gaster
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah
arcus costalis sinistra sampai ke regio epigastrica dan umbilicalis.Gaster memiliki
curvatura gastrica minor sebagai tepi gaster yang cekung, dan curvatura gastrica
major sebagai tepi gaster yang cembung dan lebih panjang. Pada curvatura minor
gaster terdapat sebuah takik tajam pada kira-kira dua pertiga distalnya yang disebut
incisura angularis, sebagai patokan antara corpus dan pylorus. Cardia gaster terdapat
sekitar muara oesophagus, fundus gaster adalah bagian kranial yang melebar dan
berbatasan pada kubah diaphragma sebelah kiri, corpus gaster adalah bagian yang
terdapat antara fundus dan antrum pyloricum, dan pylorus merupakan daerah sfingter
yang menebal di sebelah distal untuk membentuk m. sphincter pylori yang berguna
untuk pengosongan isi gaster melalui ostium pyloricum ke dalam duodenum.3
Perdarahan gaster berasal dari cabang truncus coeliacus, di antaranya adalah:
(1) a. gastrica sinistra, berasal dari truncus coeliacus yang kemudian berjalan ke
superosinistra untuk mencapai oesophagus dan kemudian berjalan ke inferior
sepanjang curvatura minor gaster, (2) a. gastrica dextra yang berasal dari a. hepatica
communis dan kemudian menuju ke pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri
sepanjang curvatura minor, (3) aa. gastricae breves yang berasal dari a. lienalis di
mana ia akan berjalan dan memperdarahi fundus, (4) a. gastroepiploica sinistra yang
berasal dari a. lienalis untuk memperdarahi bagian atas dari curvatura mayor gaster,
2
Hepar tertutup oleh peritoneum, kecuali di sebelah dorsal yaitu pada area nuda,
tempat hepar bersentuhan langsung dengan diaphragma. Area nuda ini dibatasi oleh
lembar ventral dan lembar dorsal dari ligamentum coronarium. Kedua lembar tersebut
bertemu di sebelah kanan untuk kemudian membentuk ligamentum triangulare.
Facies visceralis juga tertutup oleh peritoneum kecuali vesica fellea dan porta hepatis.
Ruang di antara facies visceralis lobus hepatis dexter dan ren dexter adalah recessus
hepatorenalis.2,3
Hepar sinister terpisah dari lobus caudatus dan lobus quadratus oleh
ligamentus teres hepatis dan ligamentum venosum arantii. Ligamentum teres hepatis
adalah sisa vena umbilkalis yang semulanya mengantar darah kaya oksigen dari
plasenta ke janin. Ligamentum venosum arantii adalah sisa ductus venosus fetal yang
menjadi jaringan ikat, yang semula memintaskan darah dari vena umbilicalis ke vena
cava inferior tanpa melalui hepar.3
Hepar menerima darah dari dua sumber, yaitu a. hepatica propria (30%) dan v.
porta hepatis (70%). A. hepatica propria membawa darah kaya oksigen dari aorta,
dan v. porta hepatis membawa darah miskin oksigen dari saluran cerna, kecuali
bagian distal dari canalis analis.2
Anatomi Pancreas
Pancreas merupakan organ yang memanjang, lunak, dan berlobulus. Pancreas
dapat dibagi menjadi caput, collum, corpus, dan cauda. Caput pancreas berbentuk
seperti cakram dan terletak di bagian cekung duodenum. Collum pancreas merupakan
bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus. Collum
pancreas terletak di depan pangkal vena porta hepatis dan tempat dipercabangkannya
a. mesenterica superior dari aorta. Corpus pancreas berjalan ke atas dan kiri
menyilang garis tengah. Cauda pancreas berjalan menuju ligamentum lienorenale dan
mengadakan hubungan dengan hilum lienale. Perdarahan pancreas adalah oleh a.
lienalis serta a. pancreaticoduodenale superior dan inferior.2
II.
Struktur mikroskopis
3) Area Mukosa merupakan bagian dalam pada labium. Epitelnys berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk dan mengandung sejumlah kelenjar mukosa.
Lidah/linguae terdiri dari beberapa jenis papil-papil yang terdapat di permukaan atas
lidah yaitu :
1) Papila sirkumvalata merupakan papil yang besar dan membentuk bagunan seperti
huruf V dan terdapat di permukaan lidah.Masing-masing dikelilingi oleh parit/alur
yang dilengkapi oleh taste buds di setiap alurnya.
2) Papila filiformis merupakan papil yang panjang dan ramping, merupakan bagian
yang paling banyak terdapat di lidah. Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk, tidak mengandung taste buds.
3) Papila fungiformis bentuknya seperti jamur, bagian permukaan lebih luas
dibandingkan bagian dasarnya, terdapat di antara papilla filiformis . Permukaannya
juga dilapisi lapisan tanduk. Terdapat sedikit taste bud.
4) Papila foliata tidak terdapat pada manusia tapi berkembang baik pada
kelinci.Bentuknya khas seperti daun, bentuknya rata diiliputi epitel berlapis gepeng
berlapis tanduk , taste bud nya terdapat pada bagian tepi.
Gigi terdiri atas beberapa bagian, disini akan disebutkan dari bagian paling luar
sampai ke bagian yang paling dalam yaitu : Email luar, Slietum intermedium, Dentin,
predentin, odontoblast, ameloblast, pulpa gigi dan terdapat sarung headwig.
Kelenjar-kelenjar/glandula-glandula yang ada di bagian mulut adalah : Kelenjar
parotis, submandibularis, sublingualis.
Esophagus memiliki epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Umumnya
lapisan-lapisannya sama dengan saluran cerna lain. Yang membedakan adalah pada
bagian submukosa terdapat sekelompok kejenjar kecil yaitu kelenjar esophagus. Pada
lamina propria dekat daerah lambung, terdapat kelenjar kardiak esophagus.4
Lambung seperti yang kita ketahui terbagi menjadi kardia, fundus, dan
pylorus. Kardia dan pylorus memiliki mukosa yang mengandung kelenjar tubular dan
biasanya bercabang disebut kelenjar kardia dan kelenjar pylorus. Celah yang
bermuara ke dalam kelenjar tersebut berukuran lebih panjang di pylorus. Sedangkan
pada bagian fundus, lamina propria dipenuhi kelenjar gastrik/kelenjar fundus.
Kelenjar fundus dibagi menjadi beberapa sel, di antaranya adalah neck cells, chief
cells, parietal cells, enteroendrocine cells, dan undifferentiated adult stem cells.4,5
Ketika memasuki usus halus, epitel berubah menjadi epitel selapis torak
dengan sel goblet, dan sudah mulai terdapat vili-vili. Semakin ke belakang vili akan
semakin banyak dan panjang. Di antara vili terdapat muara kelenjar tubular simpleks
yang disebut kriptus intestinal/Lieberkhn. Pada vili-vili ini juga terdapat mikrovilimikrovili lagi untuk semakin memperluas bidang penyerapan. Untuk membedakan
antara duodenum, jejunum, dan ileum, kita harus melihat ciri khas dari masingmasing organ. Pada duodenum terdapat kelenjar duodenalis Brunner pada lapisan
submukosa. Pada jejunum tidak terdapat ciri khas yang spesifik. Sedangkan pada
ileum terdapat kumpulan limfosit yang disebut plak peyeri yang terletak pada lamina
propria dan kadang-kadang submukosa.4
Ketika memasuki usus besar, vili-vili sudah mulai tidak ditemukan. Kriptus
Lieberkhn masih ditemukan. Kemudian berlanjut menjadi rektum dan anus. Pada
saat masih di rektum, epitel masih epitel selapis torak dengan sel goblet. Namun
ketika sudah mencapai anus, epitel berubah menjadi epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk.4
III.
Pengaktifan reseptor ini dapat menimbulkan dua jenis refleks saraf, refleks pendek
dan refleks panjang. Refleks pendek adalah refleks yang hanya melibatkan jaringan
saraf intrinsik lokal, sedangkan refleks panjang adalah refleks yang mengikutsertakan
saraf ektrinsik dalam prosesnya.1
Selanjutnya akan dibahas mengenai organ-organ yang berperan dalam
metabolisme lemak dan empedu. Metabolisme protein dan karbohidrat akan tetap
dibahas.
Mekanik1
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pencernaan adalah mastikasi
atau mengunyah , motilitas mulut yang melibatkan
penggilingan
dan pencampuran
perobekan, pengirisan,
menonjol dari tulang rahang. Bagian gigi yang terlihat dilapisi oleh email yang
menjadi strukturpaling keras di tubuh. Email terbentuk sebelum gigi tumbuh , oleh
sel-sel khusus yang lenyap sewaktu gigi muncul.
Gigi atas dan bawah biasanya pas satu sama lain. Bila ada gigi yang tidak pas , maka
gerakan memotong dan menggiling jadi tidak sempurna.
Fungsi mengunyah adalah : 1)
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan
untuk meningkatkan luas permukaan yang akan terkena enzim . 2) untuk mencampur
makanan dengan liur 3) Untuk merangsang kuncup kecap dan menghasilkan rasa
nikmat kecap yang sangat subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward ,
secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pancreas dan empedu untuk
persiapan bagi kedatagan makanan . Tindakan mengunyah ini dapat terjadi secara
volunteer tetapi sebagian mengunyah selama makanan adalah refleks ritmik yang
diaktifkan oleh pengaktifan otot rahang , bibir, pipi dan lidah sebagai respons
terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.
Pencernaan mekanik kedua yang terjadi adalah pada faring dan esofagus yaitu
menelan . Menelan adalah tindakan keseluruhan proses memindahkan makanan dari
mulut ke lambung melalui esophagus. Menelan dibagi dua tahap yaitu tahap orfaring
dan tahap esophagus. Tahap orofaring hanya berlangsung sekitar 1 detik terdiri dari
pemindahan bolus makanan dari mulut melalui faring menuju esophagus .
10
Ketika masuk faring , bolus makanan harus diarahkan ke esophagus dan dicegah
untuk masuk lubang-lubang lain yang berhubungan dengan faring, laring dan trakea
harus tertutup agar otot-otot faring dapat berkontraksi untuk mendorong bolus ke
dalam esophagus.
Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbentang antara faring dan
lambung . Struktur ini sebagian besar terletak di rongga thoraks , menembus
diafragma dan menyatu dengan lambung di rongga abdomen beberapa sentimeter
dibawah diafragma. Esofagus kedua ujungnya dijaga oleh sfingter yang merupakan
struktur otot berbentuk cincin yang ketika tertutup mencegah lewatnya sesuatu
melalui saluran yang dijaganya. Sfingter faringoesofagus, sfingter gastroesofagus.
peristaltic primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esophagus , mendorong bolus
di depannya menelusuri esophagus untuk masuk ke lambung. Dapat terjadi
gelombang peristaltic yang kedua , tidak melibatkan pusat menelan dan biasanya
gelombang ini terjadi lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di
tempat peregangan.
Lambung dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus, korpus dan antrum. Bagian interior
lambung membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih
kecil dan nyaris mendatar sewaktu labung sedikit melemas setiap kali makanan
masuk , seperti ekspansi bertahap kantung es yang sedang diisi . Relaksasi lambung
sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif. Sekelompok sel pemacu
yang ada di fundus menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke
bawah sepanjang lambung menuju sfingter pylorus . Lapisan otot polos dapat
mencapai ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi , bergantung pada
tingkat eksitabilitas lapisan tersebut. Di fundus dan korpus gerakan mencampur
makanan yang disalurkan ke lambung
lambung dari esophagus disimpan di bagian korpus yang relative tenang tanpa
mengalami pencampuran. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum,
tempat berlangsungnya pencampuran.
Kontraksi peristaltic antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung
untuk menghasilkan kimus . Setiap gelombang peristaltic antrum mendorong kimus
maju menuju sfingter pylorus . Kontraksi tonik sfingter pylorus normalnya
11
menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk
dilalui oleh air dan cairan lain tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika
kimus didorong oleh kotraksi peristaltik antrum yang kuat. Sebelum lebih banyak
kimus yang keluar , gelombang peristaltik mencapai sfingter pylorus dan
menyebabkan sfingter ini menyebabkan kontraksi yang lebih kuat, menutup pintu
keluar dan mencegah mengalirnya kimus ke duodenum lebih lanjut. Kimus yang
terdorong maju tidak dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di sfingter yang
tertutup dan memantul balik ke dalam antrum , didorong kembali ke sfingter dengan
gelombang peristaltic baru .Gerakan maju mundur mencampur kimus secara merata di
antrum.
Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltic antrum adalah gaya pendorong
yang mengosongkan isi lambung .
Ada empat faktor di duodenum yang mempengaruhi pengosongan lambung adalah :1
12
mendorong kimus ke dua arah (maju atau mundur) . Kimus lebih bergerak
maju karena frekuensi segmentasi menurun di sepanjang usus halus.1
13
Saat makanan pertama kali masuk ke usus halus, duodenum dan ileum mulai
melakukan kontraksi segmentasi secara bersamaan. Segmentasi ileum kosong
ditimbulkan karena gastrin yang disekresikan sebagai respons terhadap
keberadaan kimus di lambung, suatu mekanisme yang dikenal sebagai refleks
gastroileum.1
Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi
berhenti dan diganti di antara wantu makan oleh migrating motility complex.
Motilitas di antara waktu makan ini berbentuk gelombang peristaltik lemah
berulang yang bergerak dalam jarang pendek ke hilir sebelum lenyap.
Gelombang berawal di lambung dan bermigrasi menelusuri usus. Gelombang
peristaltik pendek ini memerlukan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk
akhirnya bisa bermigrasi dari lambung ke usus halus, dengan setiap kontraksi
menyapu maju sisa-sisa makanan sebelumnya ditambah debris mukosa dan
bakteri menuju kolon. Migrating motility complex diatur oleh hormon motilin,
yang disekresikan selama keadaan tidak makan oleh sel-sel endokrin mukosa
usus halus.1
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pancreas,
dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas
enzim pancreas, lemak direduksi secara sempurna menjadi unit-unit
monogliserida asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan
menjadi fragmen-fragmen peptide kecil dan beberapa asam amino, dan
karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena
itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi
pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.1
Di pertemuan antara usus halus dan usus besar , bagian terakhir ileum
mengalirkan isinya ke dalam sekum. Dua faktor berperan dalam kemampuan
bagian ini berfungsi sebagai sawar antara usus halus dan usus besar.
14
Dengan cara ini pertemuan ileosekum mencegah isi usus besar yang penuh
bakteri mencemari usus halus dan pada saat yang sama memungkinkan isi
ileum masuk ke dalam kolon . Jika bakteri bakteri kolon memperoleh akses ke
usus halus kaya nutrient, maka mereka akan cepat berkembangbiak.
Relaksasi sfingter
ditingkatkan oleh
permulaan
Usus besar, lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus besar
secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot longitudinal yang terpisah ,
taenia coli ,yang berjalan di sepanjang usus besar. Umumnya gerakan usus
besar berlangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai
tempat penyerapan dan penyimpanan . Motilitas utama kolon adalah kontraksi
haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon.
Tiga atau empat kali sehari umumnya setelah makan terjadi peningkatan
mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon asendens dan
transversum berkontraksi secara simultan, mendorong tinja sampai tiga
perempat panjang kolon dalam beberapa detik.
Kontraksi massif ini yang secara tepat dinamai gerakan massa yang
mendorong isi kolon ke distal usus besar sampai terjadi defekasi. Refleks
gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar,
15
Kimiawi
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah
lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung
jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari
kelompok-kelompok sel sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung yang
dikenal sebagai asinus, yang berhubungan dengan duktus dan akhirnya bermuara di
duodenum. Bagian endokrin lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin
terisolasi, pulau-pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pancreas. Hormonhormon penting yang dihasilkan oleh sel pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan
glukagon.1
Pancreas eksokrin mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari dua komponen: (1)
enzim pancreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus dan (2) larutan cair basa
yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.
Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat (NaHCO3). Enzim
pancreas yang dikeluarkan mampu mencerna tiga kategori makanan: (1) enzim
proteolitik untuk mencerna protein, (2) amilase pancreas untuk pencernaan
karbohidrat, (3) lipase pancreas untuk mencerna lemak.1
16
Tripsinogen akan diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, yang kemudian tripsin
ini akan mengaktifkan kimotripsinogen menjadi kimotripsin dan prokarboksipeptidase
menjadi karboksipeptidase. Masing-masing akan memecah ikatan peptida yang
berbeda-beda.1
Amilase pancreas sama seperti pada air liur, berperan dalam pencernaan karbohidrat
dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa.Amilase disekresikan
langsung dalam bentuk aktif karena tidak berbahaya bagi sel sekretorik.1
Lipase pancreas sangat penting bagi manusia karena merupakan satu-satunya enzim di
seluruh saluran cerna yang dapat mencerna lemak. Lipase akan menghidrolisis
trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan
lemak yang dapat diserap. Lipase pun disekresikan dalam bentuk aktif.1
Jika terjadi defisiensi enzim-enzim pancreas maka pencernaan makanan menjadi tidak
tuntas. Karena pancreas adalah satu-satunya sumber lipase yang bermakna, maka
defisiensi enzim pancreas menyebabkan maldigesti lemak yang serius. Gambaran
klinis utama insufisiensi pancreas eksokrin adalah steatorea, atau peningkatan lemak
yang tak tercerna di tinja. Hingga 60% sampai 70% lemak yang tertelan mungkin
disekresikan di tinja. Pencernaan protein dan karbohidrat terganggu dengan derajat
yang lebih rendah karena enzim-enzim liur, lambung, dan usus halus ikut mencerna
bahan makanan ini.1
Enzim-enzim pancreas berfungsi optimal pada lingkungan yang netral atau sedikit
basa, namun isi lambung yang sangat asam dialirkan ke dalam lumen duodenum di
dekat tempat keluarnya enzim pancreas ke dalam duodenum. Kimus asam ini harus
cepat dinetralisir di lumen duodenum. Cairan basa (NaHCO3) yang disekresikan oleh
sel duktus pancreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi penting menetralkan
kimus asam sewaktu kimus masuk ke dalam duodenum dari lambung.1
Sekresi eksokrin pancreas diatur terutama oleh mekanisme hormon. Selama fase
sefalik pencernaan, terjadi sekresi pancreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi
parasimpatis, disertai peningkatan simbolik terjadi selama fase lambung sebagai
respons terhadap gastrin.
17
Namun, stimulasi utama sekresi pancreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika
kimus berada di usus halus. Pelepasan dua enterogastron utama, sekretin dan
kolesistokinin (CCK) sebagai respons terhadap kimus di duodenum berperan sentral
dalam mengontrol sekresi pancreas.1
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini dipandang
sebagai pabrik biokimia di dalam tubuh. Perannya di dalam sistem pencernaan adalah
sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Empedu
secara terus-menerus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandung empedu di
antara waktu makan. Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter
Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan
makanan. Ketika sfingter ini menutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh
hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu. Empedu ini akan disimpan dan
dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah makan, empedu
masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekresi empedu oleh hati.1
Di sini garam empedu akan dikembalikan ke sistem porta hati. Daur ulang garam
empedu ini antara usus halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik. Biasanya hanya
sekitar 5% dari empedu yang disekresikan ke luar dari tubuh melalui tinja setiap hari.
Kehilangan 5% ini diganti oleh pembentukan garam empedu baru oleh hati, sehingga
jumlah total garam empedu dijaga konstan.1
Istilah garam empedu merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah
globulus lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak tetesan/butiran
lemak yang membentuk suspense di dalam kimus cair sehingga luas permukaan yang
tersedia untuk tempat lipase pancreas berkerja bertambah.1
Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak (suatu steroid yang
berasal dari kolesterol) dan bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu
terserap di permukaan butiran lemak, yaitu bagian larut lemak garam empedu larut
dalam butiran lemak, meninggalkan bagian larut air yang bermuatan menonjol dari
permukaan butiran lemak tersebut
Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting dalam
mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu,
lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara
kolesterol hampir sama sekali tidak larut air. Dalam suatu misel, garam empedu dan
lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak
menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik, sementara bagian yang larut air
membentuk selubung hidrofilik di sebelah luar. Misel, karena larut dalam air berkat
selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tidak larut air di bagian tengahnya.
Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahanbahan tak larut air melalui isi lumen yang cair.1
19
Usus Halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung.
Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus,
dan tidak terjadi penyerapan nutrient lebih lanjut, meskipun usus besar menyerap
sejumlah kecil garam dan air.1
Karbohidrat makanan dicerna di usus halus untuk diserap terutama dalam bemtuk
disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terletak pada membran
brush border sel epitel usus halus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unitunit monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Glukosa
dan galaktosa diserap oleh transport aktif, sedangkan fruktosa diserap ke dalam darah
hanya dengan difusi terfasilitasi.1
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk
asam amino dan beberapa potongan kecil peptida.Asam amino diserap menembus sel
usus oleh transport aktif, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Peptide
kecil memperoleh jalan masuk melalui pembawa yang berbeda dan diuraikan menjadi
asam-asam amino oleh aminopeptidase di membran brush border.1
Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan protein, karena
sifat tidak larutnya lemak dalam air menimbulkan masalah tertentu. Lemak harus
dipindahkan dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh, meskipun lemak tidak larut
air. Karena itu, lemak harus menjalani serangkaian transformsi fisik dan kimiawi
untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya.1
20
Ingatlah bahwa misel adalah partikel larut air yang dapat mengangkut produkproduk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut lemak. Setelah misel
mencapai membran luminal sel epitel, monogliserida dan asam lemak secara pasif
berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk masuk ke
interior sel ini. Setelah produk-produk meninggalkan misel, misel dapat menyerap
monogliserida dan asam bebas lain.1
Yang terjadi saat monogliserida dan asam lemak bebas masuk ke dalam epitel sel
adalah: Keduanya bergabung kembali menjadi trigliserida. Kemudian trigliserida akan
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein yang menyebabkan butiran lemak tersebut
larut air. Butiran lemak yang telah dibungkus ini disebut kilomikron, dan kemudian
akan dikeluarkan secara eksositosis dari sel epitel ke lakteal pusat.1
Enzim
Hampir seluruh reaksi di tubuh diperantai oleh enzim, yang merupakan katalis protein
yang meningkatkan laju reaksi tanpa ikut berubah pada keseluruhan proses. Di antara
banyak reaksi biologi yang berhubungan dengan penggunaan energi, enzim secara
selektif menyalurkan pereaksi (substrat) ke dalam jalur-jalur yang berguna. Jadi,
enzim mengarahkan seluruh peristiwa metabolik.6
Setiap enzim diberikan dua nama, yang pertama adalah nama pendek/rekomendasi
untuk penggunaan sehari-hari, dan yang kedua adalah nama sistematik yang lebih
langkap, yang digunakan ketika suatu enzim harus diidentifikasi tanpa bersifat
ambigu.6
Enzim merupakan katalis protein yang meningkatkan laju reaksi kimia dan tidak habis
selama proses reaksi yang dikatalisis. Enzim memiliki beberapa sifat yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah:6
1. Tempat aktif. Molekul-molekul enzim mengandung suatu kantong atau celah
khusus yang disebut tempat aktif. Tempat aktif tersebut mengandung rantai
samping asam amino yang menciptakan sebuah permukaan tiga dimensi yang
bersifat komplementer terhadap substrat, dan kemudian membentuk kompleks
enzim-substrat. Kemudian akan dikonversi menjadi enzim dan produk.
21
Seperti yang kita tahu bahwa kerja enzim dalam mengkatalisis suatu reaksi adalah
sangat spesifik. Tentu enzim memiliki kecepatan dalam mengkatalisis suatu reaksi.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu enzim, di
antaranya adalah:6
1. Konsentrasi substrat. Laju kecepatan reaksi berbanding lurus dengan jumlah
substratnya. Artinya semakin banyak substrat, kecepatan reaksi akan semakin
cepat, namun tetap dalam batas tertentu. Jika enzim sudah jenuh terhadap
substrat, maka kecepatan tidak akan bertambah.
2. Suhu. Enzim bekerja pada suhu yang optimal. Jika suhu didekatkan menuju
suhu optimum dari suatu enzim, maka kecepatannya akan semakin bertambah,
hingga maksimum pada suhu optimumnya. Jika diberikan suhu terlalu tinggi,
maka enzim akan denaturasi. Jika diberikan suhu terlalu rendah, maka enzim
akan inaktif.
3. pH. Setiap enzim memiliki kecepatan reaksi optimal pada pH tertentu dan
spesifik.
22
Enzim bisa diinhibisi, artinya dihambat laju reaksinya. Suabu bahan yang
dapat mengurangi kecepatan reaksi uamh dikatalisis enzim disebut sebagai inhibitor.
Inhibisi yang reversible berikatan dengan enzim dengan ikatan nonkovalen. Inhibisi
yang irreversible terjadi saat suatu enzim yang diinhibisi tidak mengembalikan
aktivitas pada saat pelarutan kompleks inhibitor-enzim.
Dua jenis inhibisi yang panling sering ditemui adalah inhibisi kompetitif dan
nonkompetitif. Inhibisi kompetitif adalah terjadi ketika inhibitor berikatan secara
reversible di lokasi yang sama dengan tempat substrat yang normal, sehingga ia akan
bersaing tempat dengan substrat di tempat tersebut. Sedangkan inhibisi nonkompetitif
terjadi ketika inhibitor dan substrat berikatan di tempat yang berbeda pada enzim.
Inhibitor nonkompetitif dapat mengikat baik enzim bebas maupun kompleks enzimsubstrat sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi.6
Pengaturan kecepatan reaksi enzim sangat penting jika suatu organisme harus
mengkoordinasikan sejumlah besar proses metabolik.Beberapa pengaturan di
antaranya adalah:6
1. Tempat pengikatan alosterik. Enzim alosterik diatur oleh molekul yang disebut
efektor yang berikatan secara nonkovalen di suatu tempat selain tempat aktif.
Kehadiran suatu efektor alosterik dapat mengubah afinitas enzim untuk
substratnya, atau memodifikasi aktivitas katalitik enzim yang maksimal atau
keduanya. Efektor yang menghambat aktivitas enzim diistilahkan sebagai
efektor negatif, sedangkan efektor yang meningkatkan aktivitas enzim disebut
efektor positif.
2. Pengaturan enzim melalui modifikasi kovalen. Banyak enzim dapat diatur
melalui modofokasi kovalen, sebagian besar melalui penambahan atau
pembuangan gugus fosfat dari residu serin, treonin, atau tirosin yang spesifik
pada enzim.
3. Induksi dan represi sintesis enzim. Sel-sel juga dapat mengatur jumlah enzim
yang ada, biasanya dengan mengubah laju sintesis enzim. Pengikatan (induksi)
atau penurunan (represi) sintesis enzim menimbulkan perubahan populasi total
tempat aktif.
23
IV.
Bila jumlah yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat diekskresikan , terjadi
penimbunan bilirubin ikterus (jaundice)
Banyak zat yang diekskresikan ke dalam empedu dan kemudian dikeluarkan
ke dalam feses. Salah satunya adalah pigmen bilirubin berwarna kuningkehijauan . Bilirubin merupakan hasil akhir pemecahan hemoglobin . Bilirubin
merupakan suatu alat yang sangat bernilai dalam mendiagnosis berbagai tipe
penyakit hati dan penyakit darah hemolitik.
bilirubin
bereaksi
dengan
24
Bilirubin+ albumin
Sel Hati
Empedu
Bilirubin+P
Bilirubin P
+
2 UDPGA
Glukoronil transferase
Bilirubin diglukuronida + UDP
Bilirubin diglukuronida
C. Kesimpulan
Hipotesis diterima, perempuan tersebut mengalami gangguan pada sistem
pencernaannya. Warna putih seperti dempul pada tinjanya dikarenakan gangguan
pada metabolism empedu dan proses eksresi pada bilirubin.
25
D. Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. p. 641-3; 666-85.
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. h. 83-4; 99-118.
3. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002. h.
98-109.
4. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks dan atlas. Edisi ke-12. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. h. 245; 255-60.
5. Ross MH, Pawlina W. Histology: a text and atlas. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health; 2011. p. 574.
6. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimi: ulasan bergambar. Edisi ke-3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 65-78.
7. Djojodibroto R. Darmanto . Seluk beluk pemeriksaan kesehatan General check
up. Jakarta :Pustaka Populer obor 2004; ed.1 :1; h.64-5.
26