Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN TRAKHEOSTOMI

A. Pengertian Trakheostomi
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat
masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea.
(Smeltzer & Bare, 2002).
Trakeostomi adalah insisi operasi dimana memasukkan selang ke
dalam trakea agar klien dapat bernafas dengan lebih mudah dan mengeluarkan
sekretnya. ( Putriardhita, C, 2008)
Ketika selang indwelling dimasukkan ke dalam trakea, maka istilah
trakeostomi digunakan. Trakeostomi dapat menetap atau permanent.
Trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstuksi jalan nafas atas, untuk
membuang sekresi trakeobronkial, untuk memungkinkan penggunaan
ventilasi mekanis jangka panjang, untuk mencegah aspirasi sekresi oral atau
lambung pada pasien tidak sadar atau paralise (dengan menutup trakea dari

esophagus), dan untuk mengganti selang endotrakea, ada banyak proses


penyakit dan kondisi kedaruratan yang membuat trakeostomi diperlukan.

B. Tujuan & Fungsi


1. Tujuan
Adapun tujuan dari perawatan trakeostomi adalah sebagai berikut :
a) Mencegah obstruksi jalan nafas atas
b) Sarana untuk mengangkat sekret
c) Meningkatkan kerja paru
2. Fungsi
Menurut Masdanang (2008), Fungsi dilakukannya tindakan trakeostomi
antara lain adalah :
a) Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70
sampai 100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10%
sampai 50% tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu.

b) Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya


mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara
sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi
alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar
(paling sedikit pipa 7).
c) Proteksi terhadap aspirasi.
d) Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat
penting pada pasien dengan gangguan pernafasan.
e) Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan.
f) Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.
g) Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan sekret ke
perifer oleh tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi
batuk yang normal.
C. Indikasi & Kontraindikasi Trakheostomi
1. Indikasi
Indikasi dari trakheostomi antara lain :
a. Terjadinya obstruksi jalan nafas atas
b. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis,
misalnya pada pasien dalam keadaan koma
c. Untuk memasang alat bantu pernapasan (respirator)
d. Apabila terdapat benda asing di subglotis
e. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan napas (misalnya angina
Ludwig), epiglottitis, dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik
yang timbul melalui mekanisme serupa
f. Obstruksi laring
- Karena radang akut, misalnya pada laryngitis akut, laryngitis
difterika, laryngitis membranosa, laryngo-trakheobronkhitis
akut dan abses laring

Karena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak


dan ganas, trauma laring, benda asing, spasme pita suara dan

paralise Nerus Rekurens


Sumbatan saluran napas atas karena kelainan kongenital,

trauma eksterna dan interna, infeksi, tumor


- Cedera parah pada wajah dan leher
- Setelah pembedahan wajah dan leher
g. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan
sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
h. Penimbunan sekret di saluran pernapasan. Terjadi pada tetanus,
trauma kapitis berat, Cerebro Vascular Disease (CVD), keracunan
obat, serta selama dan setelah operasi laring
2. Kontraindikasi
Infeksi pada tempat pemasangan, dan gangguan pembekuan darah
yang tidak terkontrol, misalnya seperti hemofili.
D. Pengkajian
1. Riwayat
- Alasan
- Tanggal prosedur
- Temporer & permanen
- Status makan/minum per oral
2. Pemeriksaan Fisik
- Warna
- Tanda-Tanda Vital terutama RR
- Bunyi nafas
- Kondisi stoma
- Humidifikasi
- Cuff

3. Psikososial
- Tak mampu komunikasi verbal

- Takut asphyxia
- Perubahan body image
4. Pengetahuan
- Hygiene
- Tujuan permanent/temporer
- Indikasi
- Tingkat pendidikan
- Motivasi belajar
- Body image
E. Perencanaan
1. Persiapan Tempat
Pasang sketsel
Tutup pintu kamar
2. Persiapan Pasien
Atur posisi pasien terlentang atau semi fowler.
3. Persiapan Alat
Sarung tangan steril 3
Kom kecil steril 2
Sikat pembersih steril
Aplikator; Kapas steril
Cairan : H2O2, NS dalam kom
Kasa steril
Tali trakeostomi
Gunting
Bengkok
Plester
F. Implementasi/Prosedur
- Jelaskan prosedur
- Cuci tangan
1. Membersihkan anak kanul non disp
- Pakai sarung tangan
- Angkat O2, putar kunci anak kanul
- Angkat anak kanul & masukkan ke kom H2O2
- Lepaskan sarung tangan

2.
-

Bersihkan anak kanul


Pakai sarung tangan
Angkat anak kanul, bersihkan di dalam lubang
Bilas dengan NS, angkat dan ketukkan
Masukkan anak kanul, putar dan kunci
Beri oksigen bp.

3. Mengganti kasa & tali pengikat


- Angkat kasa kotor di stoma dengan sarung tangan
- Bersihkan stoma dengan aplikator menuju luar dengan H202 & bilas
dengan NS
- Siapkan kasa & pasang dibawah stoma
4. Mengganti pengikat
- Biarkan yg lama
- Potong tali 2 x diameter leher + 10 cm
- Masukkan tali
- Observasi keketatan tali dengan fleksi leher
- Hati-hati angkat tali yg kotor & beri O2
- Lepas sarung tangan, cuci tangan
G. Evaluasi
1. Kaji respirasi & catat perubahan
2. Catat keadaan stoma
3. Catat potensi jalan nafas

Anda mungkin juga menyukai