Oleh:
Lulut Sunarya
(140610009007)
(140610120039)
(140610120067)
Miranti Nurbayani
(140610120071)
(140610120059)
M. Yogi Sumarna
(140610120079)
Jurusan Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
2014
Landasan Teori
Dalam beberapa bidang tertentu seringkali respon yang muncul merupakan akibat
dari beberapa faktor. Bila respon yang muncul hanya dipengaruhi oleh satu faktor dikenal
dengan percobaan faktor tunggal. Apabila faktor yang muncul lebih dari satu dikenal
dengan percobaan multi faktor (Widiharih, T 2007).
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan dimana dalam satu keadaan (unit
percobaan) dicobakan secara bersamaan dari beberapa (2 atau lebih) percobaan percobaan
tunggal. Dari percobaan faktorial, selain dapat diketahui pengaruh-pengaruh tunggal faktor
yang diujikan, dapat diketahui pula pengaruh gabungan (interaksi) dari masing-masing
faktor yang diujikan. Percobaan faktorial dicirikan dengan perlakuan yang merupakan
kombinasi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf faktor yang dicobakan.
Keuntungan dari penggunaan percobaan faktorial adalah :
1. Karena percobaan faktorial merangkum beberapa percobaan faktor tunggal sekaligus,
maka percobaan faktorial akan lebih menepatgunakan dan dapat menghemat waktu,
bahan, alat, tenaga kerja dan modal yang tersedia dalam mencapai semua sasaran
percobaan-percobaan faktor tunggal sekaligus.
2. Dapat diketahui adanya kerjasama antara faktor (interaksi) dan pengaruh faktor dari dua
faktor atau lebih.
Selain keuntungan yang diperoleh, percobaan faktorial memiliki kelemahan, yaitu
makin banyak faktor yang diteliti, kombinasi perlakuannya makin meningkat pula, sehingga
ukuran percobaan makin besar dan akan mengakibatkan ketelitiannya makin berkurang,
perhitungan/analisisnya menjadi lebih rumit bila faktor/level ditambah, sehingga memerlukan
ketelitian yang lebih cermat dan interaksi lebih dari dua faktor agak sulit untuk
menginterpretasikan (Steel dan Torrie 1991).
Sebagai contoh, percobaan yang melibatkan dua faktor, faktor A dengan 2 taraf
faktor (a1 dan a2) dan faktor B dengan 3 taraf faktor (b1, b2, dan b3) dapat dinyatakan
sebagai percobaan faktorial 2 x 3.
Jika faktor A mempunyai a taraf dan faktor B mempunyai b taraf maka
banyaknya kombinasi dinyatakan dengan a x b x n. Dimana n adalah banyaknya ulangan.
Percobaan yang melibatkan dua faktor, faktor A dengan 2 taraf faktor (a1dan a2) dan faktor B
dengan 3 taraf faktor (b1, b2, dan b 3) maka yang dimaksud dengan perlakuan merupakan
kombinasi dari semua taraf faktor yaitu : a1b1, a1b2, a1b3, a2b1, a2b2, a2b3.
Percobaan dua faktor dapat diaplikasikan secara langsung terhadap seluruh satuansatuan percobaan. Jika satuan percobaan yang digunakan relatif homogen, maka disebut
rancangan dua faktor dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jika satuan percobaan yang
digunakan heterogen dan memerlukan pengelompokan satu arah maka digunakan rancangan
dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL).
II.
Yi j k = + Ai + Bj + (AB)ij + Kk + i j k
i = 1, , a dan j = 1, , b
k = 1, , n
Yi j k = hasil pengamatan untuk faktor A taraf ke i, faktor B taraf ke j pada kelompok ke k
Contoh eksperimen
Contoh eksperimen yang kami ambil untuk dilakukan analisis desain eksperimen factorial
adalah sebuah jurnal online berjudul ANALISIS PERCOBAAN FAKTORIAL UNTUK
MELIHAT PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK ALJABAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR ALJABAR SISWA yang ditulis oleh Ni Putu Ayu Mirah Mariati, Ni
Luh Putu Suciptawati dan Kartika Sari dari Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana
yang ditulis pada Bulan Mei 2013.
Dalam eksperimen ini, dilakukan penelitian untuk membandingkan prestasi belajar siswa
hasil pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok aljabar dan tanpa menggunakan alat
peraga blok aljabar. Penelitian ini dilakukan pada tiga kategori sekolah, yaitu swasta, Sekolah
Standar Nasional (SSN) dan sekolah yang sebelumnya berkategori Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI).
Penelitian ini diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. Dari nilai pre-test
setiap kelas dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu kelompok siswa dengan kategori nilai
tinggi, sedang dan rendah. Dari kelompok siswa tersebut juga diperoleh rata-rata post-test dalam
kelompok tinggi, sedang dan rendah. Selanjutnya, dari rata-rata nilai post-test kemudian
dianalisis menggunakan Percobaan Dua Faktor dalam Rancangan Acak Kelompok yang
disingkat dengan RAK Faktorial.
Dengan demikian, diperoleh ringkasan dari kasus di atas untuk selanjutnya dilakukan
analisis sebagai berikut:
Perlakuan I = Faktor A : Metode pembelajaran, yang terdiri dari (1) metode pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga blok aljabar dan (2) metode pembelajaran tanpa menggunakan
alat peraga blok aljabar.
Perlakuan II = Faktor B : Kategori Sekolah, yang terdiri dari (1) RSBI (2) SSN dan (3) Swasta
Kelompok/Blok : Kategori rata-rata nilai siswa, yang terdiri dari (1) Tinggi (2) Sedang dan (3)
Rendah
Variabel respon : nilai rata-rata post-test
Berdasarkan nilai rata-rata post-test pada masing-masing kategori diperoleh hasil seperti
pada Tabel berikut ini.
Data Nilai Rata-Rata Post - Test
Metode Pembelajaran (A)
Kelompok (k)
Tinggi
Menggunakan Alat Peraga Blok
Sedang
Aljabar
Rendah
Jumlah
Tinggi
Tanpa Menggunakan Alat Peraga
Sedang
Blok Aljabar
Rendah
Jumlah
JUMLAH
Jumlah
258.02
240.96
217.91
716.89
230.23
218.21
146.58
595.02
1311.91
IV.
H01 : Ai = 0 ; ( i=1,2 ), Tidak terdapat efek faktor metode pembelajaran terhadap nilai rata-rata
post-test
H11 : Ai 0 ; ( i=1,2 ), Terdapat efek faktor metode pembelajaran terhadap nilai rata-rata posttest
H02 : Bi = 0 ; ( i=1,2,3 ), Tidak terdapat efek faktor kategori sekolah terhadap nilai rata-rata posttest
H12 : Bi 0 ; ( i=1,2,3 ), Terdapat efek faktor metode pembelajaran terhadap nilai rata-rata posttest
H03 : ABij = 0 ; ( i=1,2 dan j=1,2,3), Tidak terdapat efek interaksi faktor metode pembelajaran
dan kategori sekolah terhadap nilai rata-rata post-test
H13 : ABij 0 ; (i=1,2 dan j=1,2,3), Terdapat efek faktor metode pembelajaran dan kategori
sekolah terhadap nilai rata-rata post-test
= 0.05
A. Hasil Perhitungan Manual
Kriteria uji: tolak Ho jika F hitung > F table dan terima dalam hal lainnya.
Maka untuk keperluan ANAVA perlu dihitung hargaharga dari jumlahjumlah kuadrat
JK
= 91.54 + 90 + + 46.362 =
dk
JK
KY
Rata-rata
95617.1027
95617.1027
Blok
1395.9159
697.95795
Perlakuan A
825.1276
825.1276
20.6057
Perlakuan B
897.47215
448.7356
11.2061
Perlakuan AB
1.56565
0.7828
0.0195
Kekeliruan
10
400.436
40.0436
Jumlah
18
99137.62
Interpretasi Hasil
F table (1,10) untuk H01 = 241.9 > 20.6057 maka Ho ditolak yang berarti terdapat efek
faktor metode pembelajaran terhadap nilai rata-rata post-test.
F table (2,10) untuk H02 = 19.40 > 11.2061 maka Ho ditolak yang berarti terdapat efek
faktor metode pembelajaran terhadap nilai rata-rata post-test.
F table (2,10) untuk H03 = 19.40 < 0.0195 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat
efek interaksi faktor metode pembelajaran dan kategori sekolah terhadap nilai rata-rata
post-test.
1 91.54
1 90.00
1 78.75
2 90.77
2 78.82
2 78.33
3 75.71
3 72.14
3 60.83
10
1 85.00
11
1 81.54
12
1 52.22
13
2 82.73
14
2 75.00
15
2 48.00
16
3 62.50
17
3 61.67
18
3 46.36
> hasil=aov(Nilai~Kelompok+Metode+Sekolah+Metode*Sekolah,data)
> summary(hasil)
Df
Sum Sq
Mean Sq
F value
Pr(>F)
Kelompok
1395.9
698.0
17.43
0.00055 ***
Metode
825.1
825.1
20.61
0.00108 **
897.5
448.7
11.21
0.00280 **
Metode:Sekolah 2
1.6
0.8
Residuals
400.4
40.0
Sekolah
10
0.02
0.98068
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa P-value untuk Metode Pembelajaran dan
Kategori Sekolah memberikan hasil yang signifikan (p-value < ) pada taraf 0.05, yaitu
masing-masing 0.00108 dan 0.00280. Dengan demikian H01 dan H02 ditolak, yang artinya
metode pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil post-test,
begitupun halnya dengan kategori sekolah. Sedangkan p-value untuk interaksi antara
metode pembelajaran dan kategori sekolah memberikan hasil 0.98068 (p-value > )
sehingga H03 diterima yang artinya untuk interaksi antara metode pembelajaran dan
kategori sekolah tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Karena metode pembelajaran dan kategori sekolah memberikan hasil yang signifikan,
maka akan diselidiki metode pembelajaran dan kategori sekolah mana yang berbeda
nyata. Uji lanjut dilakukan dengan Honestly Significance Difference atau uji Tukey.
> library(ExpDes)
Warning message:
package ExpDes was built under R version 2.15.3
> fat2.rbd(Metode, Sekolah, Kelompok, Nilai, quali = c(TRUE, TRUE), mcomp = "tukey",
fac.names = c("Metode","Sekolah"))
Legend:
FACTOR 1: Metode
FACTOR 2: Sekolah
Analysis of Variance Table
DF
Block
SS
MS
Fc Pr>Fc
Metode
Sekolah
10 400.4 40.04
17 3520.5
-----------------------------------------------------------------------CV = 8.68 %
-----------------------------------------------------------------------Shapiro-Wilk normality test
p-value: 0.4413997
According to Shapiro-Wilk normality test at 5% of significance, residuals can be considered
normal.
-----------------------------------------------------------------------Not significant interaction: analyzing the simple effect
-----------------------------------------------------------------------Metode
Tukey's test
-----------------------------------------------------------------------Groups Treatments Means
a
79.65444
66.11333
-----------------------------------------------------------------------Sekolah
Tukey's test
-----------------------------------------------------------------------Groups Treatments Means
a
79.84167
75.60833
63.20167
------------------------------------------------------------------------
Interpretasi hasil
Metode pembelajaran dengan dan tanpa menggunakan alat peraga blok aljabar
memberikan hasil yang berbeda terhadap nilai post-test siswa.
Kategori sekolah jika dibandingkan antara RSBI dan Swasta serta SSN dan Swasta
memberikan hasil yang berbeda terhadap nilai post-test siswa, sedangkan perbandingan
antara kategori sekolah RSBI dan SSN memberikan hasil yang sama.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ketiga kategori sekolah diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa di bidang aljabar yang diperoleh setelah diberikan pembelajaran
dengan alat peraga blok aljabar lebih baik dibandingkan prestasi belajar siswa yang
diberikan pembelajaran tanpa alat peraga blok aljabar.
2. Kategori sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa di
bidang aljabar. Kategori sekolah RSBI dan SSN memberikan hasil yang lebih baik terhadap
prestasi belajar siswa dibandingkan sekolah swasta.
Daftar Pustaka
Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Penerbit Tarsito.
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 1-5, ANALISIS PERCOBAAN FAKTORIAL
UNTUK MELIHAT PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK ALJABAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR SISWA
http://teknikpertanianunsri07.blogspot.com/2012/07/rancangan-acak-kelompok-rakfaktorial.html
http://notesofika.files.wordpress.com/2010/06/7-ed_rancangan-faktorial.pdf
Lampiran