Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

Analisis Perbedaan Rata-Rata Menggunakan Uji Scheffe


Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Eksperimen I
Dosen : Yeny Krista Franty, S.Si., M.Si.

Oleh:
Lulut Sunarya

(140610009007)

Ghufran Rahmat Putra

(140610120039)

Debbiela Fajrina Septierly

(140610120067)

Miranti Nurbayani

(140610120071)

Arief Dwi Kurniawan

(140610120059)

M. Yogi Sumarna

(140610120079)

Jurusan Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
2014

I.

Landasan Teori
Dalam pengujian ANAVA, kita dapat menarik kesimpulan apakah menerima atau

menolak hipotesis. Jika kita menolak hipotesis, artinya pada variabel-variabel yang kita uji
terdapat perbedaan yang signifikan. Misalnya, jika kita menguji perbedaan 4 metode mengajar
terhadap prestasi siswa, kita bisa menyimpulkan bahwa ada perbedaan dari keempat metode
tersebut. Akan tetapi, kita tidak mengetahui, metode manakah yang berbeda dari keempatnya.
Secara statistik, kita tidak bisa mengatakan bahwa yang terbaik hanya dengan memperhatikan
rata-rata dari setiap metode tersebut. Untuk menjawab pertanyaan metode manakah yang
berbeda, maka statistika memiliki teknik uji lanjut untuk mengetahui variabel manakah yang
memiliki perbedaan yang signifikan.
Ada banyak metode yang ada. Dalam software SPSS terdapat banyak teknik uji lanjut. Di
antaranya, jika asumsi homogenitas varian terpenuhi, maka teknik yang bisa dipergunakan
adalah LSD (Least Square Differences), Tukey, Bonferoni, Duncan, Scheffe dan lain sebagainya.
Dan jika tidak ada asumsi homogenitas varian, maka teknik yang bisa dipergunakan adalah
tamhane T2, dunnett's T3, games-howell dan dunnett's C. Jika jumlah n setiap variabel sama,
maka teknik yang bisa digunakan adalah LSD, Student Newman-Keuls (SNK) dan Tukey. Akan
tetapi jika jumlah n tiap variabel tidak sama, maka kita bisa menggunakan teknik Scheffe.
Uji Newman-Keuls digunakan untuk membandingkan pasangan rata-rata perlakuan
dengan cara membandingkan setiap dua hasil perlakuan. Sering dikehendaki untuk melakukan
perbandingan tidak saja berbentuk pasangan, melainkan merupakan kombinasi linier dari
perlakuan, khususnya berbentuk kontras. Uji Scheffe memungkinkan kita untuk melakukan hal
ini, meskipun kontrasnya tidak perlu orthogonal. Karena kontras lebih umum daripada
perbandingan berpasangan, maka akibatnya uji Scheffe lebih umum digunakan daripada uji
Newman-Keuls. Uji Scheffe sendiri dilakukan melalui distribusi probabilitas pensampelan FFisher Snedecor.

II.

Langkah-Langkah Melakukan Pengujian Scheffe

Langkah-langkah yang perlu ditempuh pada metode Scheffe ialah:


a. Susunlah kontras Cp yang diinginkan lalu hitung harganya.
b. Dengan mengambil taraf signifikan , derajat kebebasan pembilang v1 = (k 1)
dan penyebut v2 = ( ni k), untuk ANOVA supaya dihitung nilai kritis F(V1,V2).

(
K
s (Cp )
c. Hitung besaran A = dengan F yang didapat dari langkah b.

d. Hitung kekeliruan baku tiap kontras yang akan diuji, dengan rumus

e. Jika harga kontras Cp lebih besar daripada A X s(Cp), maka hasil pengujian

dinyatakan signifikan. Atau, jika [Cp] > A X s(Cp) maka kita tolak hipotesis nol
bahwa kontras antara rata-rata sama dengan nol.

III.

Contoh Eksperimen

Contoh eksperimen yang kami ambil untuk dilakukan analisis dengan

menggunakan uji Scheffe adalah sebuah jurnal online berjudul Usulan Level Faktor
Variasi Bahan untuk Mencapai Kuat Tekan Beton 50 Mpa dengan Metode

Perancangan Eksperimen yang ditulis oleh KYAGUS ABDUL WAHID, HARI


ADIANTO, RISPIANDA dari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional
Bandung yang ditulis pada Bulan Desember 2013.

Tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah mencari level variasi bahan yang
tepat untuk mencapai nilai kuat tekan beton sebesar 50 Mpa (MegaPascal) tetapi dengan
pertimbangan harga yang ekonomis. Perlu kita ketahui salah satu pendukung dalam
pembangunan fasilitas seperti gedung, jalan dan jembatan yang saat ini pembangunannya
kian meningkat seiring berkembangnya era globalisasi adalah beton. Beton merupakan
campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air dan bahan tambah lainnya
yang disebut aditif.
Saat ini Balai Pusat Pemeriksaan dan Penelitian Bangunan Jalan dan Jembatan
(PULITBANG) mendapat kesempatan untuk membuat beton yang menggunakan bahan
tambah abu sekam padi dan superplasticizer. Beton ini ditargetkan harus mencapai
kuat tekan 50 Mpa. Abu sekam padi memiliki kandungan pozzolan yang tinggi
sehingga dapat menggantikan berat semen karena semen merupakan komponen
termahal dalam beton. Eksperimen perlu dilakukan untuk menemukan komposisi terbaik
terhadap bahan beton.
Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membuat 15 macam
campuran beton dari 6 jenis bahan yang digunakan untuk membuat beton. Bahan-bahan
tersebut antara lain semen, agregat kasar, agregat halus, air, superplasticiser dan abu
sekam padi. Perbedaan satu campuran beton dengan campuran lainnya terletak pada
komposisi keenam bahan yang digunakan tersebut. Setiap variasi campuran dibuat
menjadi 6 buah beton, jadi dari 15 macam campuran dihasilkan 90 beton yang akan diuji
nilai kuat tekanannya dalam MegaPascal (Mpa).
Setelah menyusun dan melaksanakan eksperimen, penulis mencatat nilai kuat
tekan beton yang dihasilkan dari tiap-tiap variasi campuran beton. Setelah mendapatkan
data yang diinginkan, barulah dilakukan analisis untuk mengetahui perbedaan hasil yang
diperoleh dari keseluruhan eksperimen.
Berikut merupakan hasil tabel yang menampilkan data variasi campuran beton dan nilai
kuat tekan beton yang dihasilkan.

Dari 15 macam campuran yang ada, kami hanya mengambil sampel 5 macam campuran
saja untuk dijadikan contoh dalam melakukan pengujian Scheffe dikarenakan jumlah
perlakuan yang terlalu banyak sehingga sulit untuk dilakukan perhitungan secara manual.
Kelima perlakuan yang kami ambil untuk dijadikan contoh adalah:
Nilai Kuat Tekan Beton

Total

1
48.01
45.36
42.66
44.56
45.13
47.11
273.83

2
51.13
48.67
46.35
50.03
53.11
49.12
298.41

Rata-Rata

45.47167

49.735

1
2
3
4
5
6

Variasi
bahan
ke

IV.

Perlakuan
3
41.39
42.08
44.89
42.11
41.16
46.87
258.5
43.0833

4
44.34
40.03
45.22
41.19
45.32
42.51
258.61
43.1016

5
52.71
51.48
51.12
49.01
47.55
50.03
301.9
50.31667

Penyelesaian
A. Perhitungan Manual

HASIL DATA NILAI KUAT BETON


(setelah dilakukan penyederhanaan dengan cara mengurangi setiap nilai pengamatan dengan
angka 50)

1
2
3
4
5
6
Total
Rata - rata

1
-1.99
-4.64
-7.34
-5.44
-4.87
-2.89
-27.17
-4.53

2
1.13
-1.33
-3.65
0.03
3.11
-0.88
-1.59
-0.26

3
-8.61
-7.92
-5.11
-7.89
-8.84
-3.13
-41.5
-6.92

4
-5.66
-9.97
-4.78
-8.81
-4.68
-7.49
-41.39
-6.90

5
2.71
1.48
1.12
-0.99
-2.45
0.03
1.9
0.32

Jumlah

-109.75
-18.29

H0 : i = 0, tidak terdapat perbedaan efek terhadap nilai kuat tekan beton dari 5 macam variasi
bahan
H1 : i 0, terdapat perbedaan efek terhadap nilai kuat tekan beton dari 5 macam variasi bahan
= 0.05
Untuk menguji pengujian H0 ini, diperlukan:
Ry =
= 401.5021
Py = + + + + - 401.5021
= 295.1194
Y2 = 141.0279 + 26.8157 + 313.1652 + 309.9035 + 17.7724

= 808.682
Ey = 808.682 401.5021 295.1194
= 112.0605
Maka diperoleh Daftar ANAVA untuk pengujian H0 diatas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL ANAVA UNTUK NILAI KUAT TEKAN BETON
Sumber
variasi
Rata rata
Variasi Bahan
Kekeliruan
Total

dk

JK

KT

EKT

1
4
25
30

401.5021
295.1194
112.0605
808.682

401.5021
73.77985
4.4824

F
16.4599

Dari rumus diperoleh statistik uji F = = 16.4599 .


Dengan alpha = 0,05 dan dk v1 = 4, v2 = 25 dari daftar distribusi F didapat F = 2.76.
Karena Fhitung = 16.4599 > F= 2.76 maka H0 ditolak pada taraf nyata 0.05 dan hasil pengujian
bersifat signifikan. Kesimpulannya adalah bahwa kelima variasi bahan memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap besar daya tekan beton.
Karena H0 ditolak diperlukan uji lanjut setelah ANAVA, pada laporan ini akan dibahas mengenai
uji Scheffe.
Di sini kita akan membandingkan efek rata-rata dari setiap pasangan variasi bahan sehingga
diperoleh 10 kontras sebagai berikut.
C12 = J1 J2 = -27.17 (-1.59) = -25.58
C13 = J1 J3 = -27.17 (-41.5) = 14.33
C14 = J1 J4 = -27.17 (-41.39) = 14.22
C15 = J1 J5 = -27.17 1.9 = -29.07
C23 = J2 J3 = -1.59 (-41.5) = 39.91
C24 = J2 J4 = -1.59 (41.39) = 39.8
C25 = J2 J5 = -1.59 1.9 = -3.49
C34 = J3 J4 =-41.5 (-41.39) = -0.11
C35 = J3 J5 =-41.5 1.9 = -43.4
C45 = J4 J5 =-41.39 1.9 = -43.29
Dari daftar ANAVA, diperoleh dk v1 = 4, v2 = 25, KT (kekeliruan) = 4.4824, dan untuk alpha =
0.05 diperoleh F = 2.76, Sekarang dihitung :
A = = 3.3226
dan
s(C12) = s(C13) = s(C14) = s(C15) = s(C23) = s(C24) = s(C25) = s(C34) = s(C35) = s(C45)

= = 7.3341
Maka selanjutnya kalikan nilai A dengan s(Cp).
A x s(Cp) = 3.3226 x 7.3341
= 24.3683
Bandingkan nilainya dengan nilai Cp :
C12 : 25.58 > 24.3683
signifikan
C13 :14.33 < 24.3683
tidak signifikan
C14 :14.22 < 24.3683
tidak signifikan
C15 :29.07 > 24.3683
signifikan
C23 :39.91 > 24.3683
signifikan
C24 :39.8 > 24.3683
signifikan
C25 :3.49 < 24.3683
tidak signifikan
C34 :0.11 < 24.3683
tidak signifikan
C35 :43.4 > 24.3683
signifikan
C45 :43.29 > 24.3683 signifikan
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa C12, C15, C23, C24, C35 dan C45 dinyatakan
memiliki perbedaan yang signifikan. Artinya, bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan
terhadap besar daya tekan beton di antara variasi bahan 1 dan 2, 1 dan 5, 2 dan 3, 2 dan 4, 3 dan
5 serta 4 dan 5. Sedangkan variasi bahan yang lain tidak begitu memberikan perbedaan yang
berarti.
B. Perhitungan Menggunakan SPSS
1. Input data dalam Ms. Excel sebagai berikut
Yij

Ki
-1.99
-4.64
-7.34
-5.44
-4.87
-2.89
1.13
-1.33
-3.65
0.03
3.11
-0.88
-8.61
-7.92
-5.11
-7.89

1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3

-8.84
-3.13
-5.66
-9.97
-4.78
-8.81
-4.68
-7.49
2.71
1.48
1.12
-0.99
-2.45
0.03
2. Melakukan pengujian normalitas

3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statisti
c
Yij

.104

df

Sig.
30

.200*

Shapiro-Wilk
Statisti
c

df

.962

Sig.
30

.350

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
Keluaran pada gambar di atas menunjukkan uji normalitas data Yij. Pengujian
dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro - Wilk.
Pilih salah satu misalnya Kolmogorov Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
= 0.05
Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk
taraf signifikansi

= 0.05. Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka

normalitas tidak terpenuhi. Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi (sig.)
untuk daya tekan beton adalah 0.20. Dengan demikian data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05.
3. Melakukan pengujian homogenitas varians

Test of Homogeneity of Variance


Levene
Statistic

Yij

df1

df2

Sig.

Based on Mean

.253

25

.905

Based on Median

.135

25

.968

Based on Median
and with adjusted df

.135

19.076

.967

Based
mean

on

trimmed

.226

25

.921

Hipotesis yang diuji ialah:


H0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen)
H1 : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)
= 0.05
Dengan demikian, kehomogenan dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk
taraf signifikasi = 0.05. Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka
kehomogenan tidak terpenuhi. Ternyata pengujian dengan statistik

Based

on Mean diperoleh signifikansi 0,905, jauh melebihi 0,05. Dengan demikian


dapat disimpulkan bahwa data penelitian di atas homogen.

4. Melakukan Pengujian ANAVA


Between-Subjects
Factors
Ki

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Yij
Source

Type III Sum of


Squares

df

Mean Square

Sig.

Corrected Model

295,119a

73,780

16,459

,000

Intercept

401,502

401,502

89,570

,000

Ki

295,119

73,780

16,459

,000

Error

112,063

25

4,483

Total

808,685

30

Corrected Total

407,183

29

a. R Squared = ,725 (Adjusted R Squared = ,681)

Interpretasi hasil:
H0 : i = 0, tidak terdapat perbedaan efek terhadap nilai kuat tekan beton dari 5
macam variasi campuran bahan
H1 : i 0, terdapat perbedaan efek terhadap nilai kuat tekan beton dari 5 macam
variasi campuran bahan
= 0.05
dari hasil perhitungan SPSS di atas terlihat bahwa nilai sig. yang dihasilkan adalah ,
000, jauh melebihi 0.05 sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan nilai
kuat tekan beton dari kelima macam variasi campuran bahan.
5. Analisis dengan Uji Scheffe
Karena hasil perhitungan ANAVA menunjukkan adanya perbedaan efek yang
dihasilkan, maka dilakukan uji lanjut setelah ANAVA yakni dengan uji Scheffe.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Yij
Scheffe
(I) Ki

(J) Ki

Mean
Difference
(I-J)

Std.
Error

Sig.

95% Confidence
Interval
Lower
Bound

Upper
Bound

-4.2633* 1.22236

.036

-8.3239

-.2028

2.3883 1.22236

.450

-1.6722

6.4489

2.3700 1.22236

.457

-1.6905

6.4305

.013
.036
.000
.000
.994

-8.9055
.2028
2.5911
2.5728
-4.6422

-.7845
8.3239
10.7122
10.6939
3.4789

5
1
3
4
5

-4.8450*
4.2633*
6.6517*
6.6333*
-.5817

1.22236
1.22236
1.22236
1.22236
1.22236

1
2
4
5
1
2
3
5
1

-2.3883
-6.6517*
-.0183
-7.2333*
-2.3700
-6.6333*
.0183
-7.2150*
4.8450*

1.22236
1.22236
1.22236
1.22236
1.22236
1.22236
1.22236
1.22236
1.22236

.450
.000
1.000
.000
.457
.000
1.000
.000
.013

-6.4489
-10.7122
-4.0789
-11.2939
-6.4305
-10.6939
-4.0422
-11.2755
.7845

1.6722
-2.5911
4.0422
-3.1728
1.6905
-2.5728
4.0789
-3.1545
8.9055

.5817 1.22236

.994

-3.4789

4.6422

7.2333* 1.22236

.000

3.1728

11.2939

7.2150* 1.22236

.000

3.1545

11.2755

Based on observed means.


The error term is Mean Square(Error) = 4.483.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Interpretasi hasil:
Sama

seperti

pada

hasil

perhitungan

secara

manual,

jika

kita

membandingkan nilai signifikansi dari setiap pasangan perlakuan di atas


maka dapat disimpulkan bahwa pasangan-pasangan perlakuan 1 dan 2, 1 dan

5, 2 dan 3, 2 dan 4, 3 dan 5 serta 4 dan 5 memberikan perbedaan efek yang cukup
signifikan karena nilai signifikansi dari setiap pasangan perlakuan tersebut lebih kecil
dari = 0.05. Dengan kata lain, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai kuat
tekan beton yang dihasilkan oleh pasangan variasi campuran beton nomor 1 dan 2, 1 dan
5, 2 dan 3, 2 dan 4, 3 dan 5 serta 4 dan 5. Sedangkan variasi campuran beton lain tidak
memberikan perbedaan efek yang berarti.

V. Kesimpulan
Baik hasil perhitungan manual maupun SPSS hasil pengujian mengindikasikan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai kuat tekan beton yang dihasilkan oleh
pasangan variasi campuran beton nomor 1 dan 2, 1 dan 5, 2 dan 3, 2 dan 4, 3 dan 5 serta
4 dan 5. Sedangkan variasi campuran beton lain tidak memberikan perbedaan efek yang
berarti.

Daftar Pustaka

Wahid, K A Hari Adianto dan Rispianda. 2013. Usulan Level Faktor Variasi Bahan untuk
Mencapai Kuat Tekan Beton 50 Mpa dengan Metode Perancangan Eksperimen. Jurusan Teknik
Industri ITENAS Bandung.
Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Penerbit Tarsito.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai