Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah
khususnya sumber daya mineral yang tersebar secara tidak merata. Keberadaan dari
sumber daya mineral tersebut sangat berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat
dalam menuju kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu keberadaan sumber daya
tersebut perlu diketahui dan diinventarisasi melalui kegiatan pemetaan.
Perpetaan geologi merupakan kegiatan langsung dilapangan yang bertujuan
untuk melakukan pendataan terhadap unsur-unsur atau data-data yang diperlukan
dalam berbagai aspek kegiatan pertambangan mengenai penyebaran dan susunan
batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang
mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut sekaligus
tanda-tanda mineralisisasi. Kemudian dari data-data tersebut diolah dan dianalisis
sehingga menghasilkan output berupa peta yang dikenal dengan nama peta geologi.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
a.

Untuk mengetahui macam-macam dari struktur geologi serta cara melakukan


analisis terhadap struktur geologi tersebut.

b.

Untuk mengetahui cara melakukan rekonstruksi terhadap struktur geologi

c.

Untuk mengetahui cara pembuatan penampang geologi.

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Struktur Geologi


Beberapa unsur struktur geologi secara geometri dapat dianggap sebagai
struktur bidang. Struktur geologi tersebut adalah bidang lipatan, bidang kekar,
bidang sesar, bidang belahan, bidang foliasi dan sejenisnya.

Jurus/strike : arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan bidang


yang bersangkutan dengan bidang horizontal.

Dip : sudut kemiringan yang dibentuk oleh bidang miring dengan bidang
horizontal yang diukur tegak lurus strike.

Apperent dip : sudut kemiringan yang dibentuk bidang bersangkutan dengan


bidang horizontal dengan pengukuran tidak tegak lurus strike.

Dip direction : arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah miringnya
bidang yang bersangkutan diukur dari arah utara.

Gambar 2.1. Struktur bidang dalam blok tiga dimensi

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

Contoh penulisan kedudukan bidang:


N 2450 E / 450 SW

Pembacaan kompas dengan skala 00 3600

Strike/jurus dibaca azimutnya yaitu 2450 dari arh utara (N) ke arah timur (E)

Dip/kemiringan setelah didapatkan besaran kemiringan (450) kemudian


ditentukan kwadrannya (SW).

Apabila dinyatakan dengan kemiringan dan arah kemiringan, arah


kemiringannya ditentukan dan bidang yang sama, maka akan dinyatakan 450,
N 2150 E.

N 700 W / 200 S atau S 700 E / 200 SW

Pembacaan kompas dengan skala (00 900)

Strike/jurus dihitung 700 dari arah utara (N) ke arah barat (W) atau dari arah
selatan (S) ke arah timur (E). Kwadran dari arah kemiringan harus ditentukan
(S atau SW), apabila akan dinyatakan sebagai besaran kemiringan dan arah
kemiringan, bidang ini akan dinyatakan 200, S 200 W.

2.1.1. Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau
bidang dalam bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya bidang
perlapisan (Hansen, 1971, dalam Ragan, 1973, hal.50).
Secara umum, jenis-jenis lipatan yang terpenting adalah sebagai berikut :
a.

Antiklin yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan


yang saling berlawanan.

b.

Sinklin yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang
menuju ke satu arah yang sama.

2.1.2. Kekar
Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran.
Dari hasil eksperimen dengan memberi gaya pada contoh batuan akan diperoleh
retakan (fracture) yang menyudut lancip dengan arah gaya kompresi yang tidak
pernah melebihi 450, umumnya sekitar 300, tergantung sudut geser dalam dari

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

batuan. Terbentuk juga retakan lain yang searah dengan gaya kompresi, disebut
extension fracture dan tegak lurus gaya kompresi disebut release fracture.
Pola kekar secara umum terdiri dari pola kekar sistematik dan pola kekar
non-sistematik :
a.

Sistematik : Merupakan set kekar yang menunjukkan kelompok kekar


paralel dan sub-paralel (Giani, 1992 dan Pluijm & Marshak, 2004).

b.

Non-sistematik : Kekar yang tidak memiliki pola definitif, dengan distribusi


spatial tidak teratur (Pluijm & Marshak, 2004) dan Twiss & Moores, 2007).

2.1.3. Sesar/Patahan
Patahan merupakan diskontinuitas memanjang dengan teramati perpindahan
posisi. Secara umum patahan membentuk set-set diskontinuitas paralel atau subparalel memanjang, atau disebut juga zona patahan.(Pluijm & Marshak, 2004;
Davis, 1984; Twiss & Moores, 2007; Jaeger et al., 2007; Giani, 1992; dan Wyllie
& Mah, 2004).
Secara umum, sesar dibagi menjadi tiga macam antara lain :
a.

Sesar normal yaitu sesar jika blok hangging wall relatif turun terhadap foot
wallnya. Atau blok foot wall relatif naik terhadap hangging wallnya.

b.

Sesar naik yaitu sesar jika blok hangging wall relatif naik terhadap foot
wallnya. Atau blok foot wall relatif turun terhadap hangging wallnya.

c.

Sesar mendatar Merupakan sesar yang kedua blok sesarnya bergerak secara
horizontal dengan arah yang berlawanan.

2.2. Peta Geologi


Peta geologi merupakan salah satu peta thematik (dengan tema geologi), yang
lebih dikenal dengan sebutan peta thematik geologi (yang kemudian lebih umum
disebut sebagai peta geologi). Peta geologi merupakan peta yang menggambarkan
penyebaran dan variasi lithologi, keadaan stratigrafi dan struktur geologi meliputi
perlipatan, patahan dan kekar, serta potensi sumber daya alam suatu daerah
(Sukandarrumidi, 2011).

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

Secara garis besar dikenal empat macam peta geologi, yaitu peta geologi
tinjau, peta geologi recognise (recognition), peta geologi semi rinci (semi detail)
dan peta geologi rinci (detail) (Sukandarrumidi, 2011).

2.3. Penampang Geologi


Penampang geologi merupakan suatu gambaran yang memperlihatkan
keadaan geologi secara vertikal, sehingga diketahui hubungan satu dengan lainnya.
Dalam pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa,
sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara
vertikal. Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus
terhadap jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam penampang akan
tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip).Namun pembuatan
penampang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak lurus terhadap jurus
lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan lapisannya adalah
merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai dengan
arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Struktur Geologi


Struktur geologi merupakan struktur perubahan lapisan batuan sedimen
akibat kerja kekuatan tektonik, sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi
disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk
deformasi tektonik.
3.1.1. Analisis Kekar
Kekar adalah rekahan batuan, memanjang dengan sedikit atau tanpa
pergeseran (displacement) (Giani, 1992; Bell, 2007 dan Twiss & Moores, 2007).
Gaya-gaya pembentuk kekar dapat diuraikan menjadi gaya-gaya yang saling tegak
lurus satu sama lain. Gaya utama yang terbesar (P) membentuk sudut lancip dengan
kekar gerus yang saling berpasangan. Gaya menengah (Q) sejajar dengan
perpotongan kedua kekar gerus yang berpasangan tersebut, dan gaya terkecil (R)
membagi dua sudut tumpul.

Gambar 3.1. Hubungan gaya dengan pola kekar. F gaya terbesar, Q gaya
menengah, R gaya terkecil.
Tujuan dari analisis kekar ini sebenarnya adalah untuk menafsirkan arah gaya
tektonik yang bekerja, sehingga diharapkan dapat membantu interpretasi struktur

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

sesar dan lipatan yang ada pada daerah penelitian. Hubungan antara kekar, sesar
dan lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956).

Gambar 3.2. Hubungan struktur sesar, lipatan dan kekar (Moody and Hill, 1956).
3.1.2. Analisis Sesar
Dalam analisis sesar dapat dikerjakan dengan metode grafis maupun metode
stereografis. Dengan metode grafis dapat dianalisis kedudukan suatu titik, garis dan
bidang serta arah dan besar pergeserannya. Dengan stereografis jarak tidak bisa
ditentukan. Beberapa istilah yang dipakai dalam analisis sesar cara grafis antara
lain:

Sesar (fault): adalah bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang
sudah mengalami pergeseran.

Jurus sesar (strike of fault): arah garis perpotongan bidang sesar dengan
bidang horisontal, biasanya diukur dari arah utara. Kemiringan sesar (dip of
fault): adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang
horisontal, diukur tegak lurus strike.

Net slip : pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang sesar
akibat adanya sesar.

Rake : sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran
horisontal searah jurus) pada bidang sesar.
Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

Gambar 3.3. Bagian-bagian sesar.


Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan
yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain:
a.

Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan yang terpotong dengan tibatiba).

b.

Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.

c.

Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores-garis, dll.

d.

Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar,
horses atau slices, milonit, dll.

e.

Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.

f.

Perbedaan fasies sedimen.

g.

Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp),


triangular facet, terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan
struktural.

Gambar 3.4. Terminologi pada daerah sesar.


Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama (Anderson, 1951) sesar
dapat dibedakan menjadi:
a.

Sesar anjak (thrust fault) bila tegasan maksimum dan menengah mendatar,

b.

Sesar normal bila tegasan utama vertikal,

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

c.

Strike slip fault atau wrench fault (high dip, transverse to regional
structure) bila tegasan utama maksimum dan minimum mendatar, terdiri
atas:
Sinistral atau left-handed strike-slip fault
Dextral atau right-handed strike-slip fault.

Istilah thrust fault menurut Billings (1977) digunakan untuk sesar naik dengan dip
sesar kurang dari 450, bila lebih dari 450 disebut reverse fault. Istilah overthrust
dipakai untuk sesar naik dengan dip landai atau hampir datar.

Gambar 3.5. Diagram dan plotting proyeksi luasan-sama dari tiga kelas patahan
(Anderson, 1942 dalam Rowland et al., 2007).
3.1.3. Rekonstruksi Lipatan
Lipatan merupakan perubahan bentuk dari suatu benda yang dinyatakan sebagai
lengkungan atau sekumpulan garis atau unsur bidang di dalam benda (Ragan, 1973).
Berdasarkan posisi gaya relatif terhadap perlapisan batuan dikenal ada 2 macam
mekanisme gaya yang menyebabkan perlipatan, yaitu:
a.

Buckling (melipat), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan
permukaan lempeng.

Gambar 3.6. Gaya tekan horizontal, (a) sebelum terkena gaya; (b) sesudah terkena
gaya.

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

b.

Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak


lurus permukaan lempeng

Gambar 3.7. Gaya bending, (a) sebelum terkena gaya; (b) sesudah terkena gaya.
Berdasarkan respon gerak benda terhadap gaya yang mengenainya dikenal 4
jenis mekanisme perlipatan (Billings, 1977), yaitu:
a.

Flexure folding (true folding), diakibatkan gaya tangensial atau gaya kopel.

b.

Flow folding (incompetent folding)

c.

Shear folding (slip folding)

d.

Folding due to vertical movement.


Rekonstruksi lipatan, umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran

pada suatu lintasan penelitian di lapangan atau pembuatan penampang pada suatu
peta geologi. Beberapa cara rekonstruksi berdasarkan bentuk dan sifat batuan
adalah:
a.

Metoda tangan bebas (free-hand method)


Metoda ini dipakai untuk lipatan pada batuan incompetent di mana terjadi

penipisan dan penebalan yang tidak teratur. Rekonstruksinya dengan jalan


menghubungkan batas lapisan dengan mengikuti orientasi kemiringannya.
b.

Metoda busur lingkaran (arc method)


Metoda ini digunakan pada batuan yang competent, misalkan pada lipatan

paralel. Dasar metoda ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur
dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara garis-garis normal
sumbu kemiringan yang berdekatan. Dalam metoda ini, rekonstruksi dilakukan
dengan menghubungkan busur lingkaran secara langsung bila data yang ada hanya
kemiringan dan batas lapisan hanya setempat.

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

10

Gambar 3.8. Metoda busur lingkaran tanpa interpolasi.

Gambar 3.9. Metoda busur lingkaran dengan interpolasi dari Higgins (1962).

Gambar 3.10. Metoda busur lingkaran dengan interpolasi dari Busk (1929).

3.2. Rekonstruksi Struktur Geologi


Dalam melakukan rekonstruksi struktur geologi maupun rekonstruksi pola
jurus dan kemiringan diperlukan peta pola jurus perlapisan batuan yang merupakan
peta kontur strike/dip (kesamaan arah jurus dan kemiringan batuan). Dalam

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

11

rekonstruksi pola jurus perlapisan batuan, diperlukan beberapa langkah pekerjaan


sebagai berikut :
A.

Inventarisasi data yang diperlukan :

Strike/dip

Hasil deskripsi batuan menjadi satuan batuan dengan batas-batas satuan


batuannya

Indikasi struktur geologi (sesar, kekar, perlipatan) : off-set perlapisan


batuan, drag fold, mata air, air terjun, danau dan lain-lain.

B.

Plotting data pada peta. Kontur ketinggian pada peta untuk pola jurus
perlapisan batuan dihilangkan karena akan dibuat kontur strike/dip.

C.

Cara rekonstruksi pola jurus dan kemiringan perlapisan batuan berdasarkan


kontur strike/dip, struktur geologi dan satuan batuan, sebagai berikut :

Plot data yang diperlukan

Buat kunci kontur strike/dip

Rekonstruksi struktur geologi

Rekonstruksi pola jurus dan kemiringan.

Sebagai contoh misalnya diketahui data untuk peta sebahai berikut :


Lokasi 41: Batupasir halus-sedang bersisipan batu lempung, tebal 15-25 cm,
terdapat struktur sedimen paralel laminasi. Indikasi struktur geologi
berupa off-set perlapisan batuan dengan arah N 22,50 E
Lokasi 24 : Batupasir dengan strike/dip N 2680 E / 26
Lokasi 21 : Batupasir dengan strike/dip N 2660 E / 10
Lokasi 19 : Batupasir dengan strike/dip N 1000 E / 15
Lokasi 4 : Terdapat indikasi sesar mendatar, off-set perlapisan batuan, pitch kurang
dari 100, jenis sinistral.
Dari data-data di atas, kemudian membuat pola jurus perlapisan batuan
dengan cara :
a.

Plot off-set perlapisan batuan dan data lainnya.

b.

Plot data strike/dip

c.

Buat kunci kontur strike/dip yang mudah diketahui, misalnya pada dip 250

d.

Buat kontur terendah dip 100

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

12

e.

Buat sumbu sinklin

f.

Rekonstruksi pola lainnya.

Zakaria, 2003
Gambar 3.11. Hasil plotting data strike/dip dan indikasi struktur geologi

Zakaria, 2003

Gambar 3.12. Hasil plotting data dan kunci kontur dip 250

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

13

3.3. Penampang Geologi


Selembar peta geologi tidak akan mempunyai arti atau boleh dikatakan tidak
sempurna apabila tidak disertakan penampang geologi. Pada penampang geologi
wajib wajib menyuguhkan rekonstruksi struktur geologi dan interpretasi larinya
perlapisan batuan dan bentukan struktur geologi berdasarkan data yang ditemukan
di lapanagan. Dengan demikian pada penampang geologi, imajinasi dan logika
geologi memegang peranan penting.
Dalam membuat penampang geologi suatu daerah kerja pemetaan geologi
beberapa hal perlu diperhatikan antara lain garis arah penampang geologi
(geological section line), sedapat mungkin di pilih yang arahnya tegak lurus dengan
jurus (strike) umum perlapisan batuan. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan,
konsekuensinya besar kemiringan perlapisan (dip) yang diplot pada garis profil
(profile line) merupakan apparent dip (kemiringan semu). Cara mendapatkan
besaran nilai kemiringan semu kaitannya dengan kemiringan sesungguhnya (atau
terukur di lapangan) dan besarnya sudut yang dibentuk antara garis penampang
geologi dengan arah jurus perlapisan batuan, dapat dilihat pada grafik yang sudah
disusun khusus (dikenal dengan grafik correction for dip in directions not
perpendicular to strike).

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

14

Gambar 3.13. Diagram garis (alignment diagram) untuk menentukan besar


kemiringan semu.
Rumusan bahwa arah garis penampang geologi hendak tegak lurus pada arah
strike perlapisan batuan, ini tidak berlaku apabila berhadapan dengan peta geologi
dengan penyebaran batuan beku atau batuan metamorf. Dalam kasus ini arah
penampang geologi dipilih dan digambarkan memotong penyebaran batuan beku
atau penyebaran batuan metamorf dan dibuat sesuai dengan keperluan.

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

15

Gambar 3.14. Konstruksi penampang geologi

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

16

BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini antara lain :


a.

Struktur geologi merupakan struktur perubahan lapisan batuan sedimen


akibat kerja kekuatan tektonik, sehingga tidak lagi memenuhi hukum
superposisi disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak
bumi produk deformasi tektonik.

b.

Tujuan dari analisis kekar ini sebenarnya adalah untuk menafsirkan arah gaya
tektonik yang bekerja, sehingga diharapkan dapat membantu interpretasi
struktur sesar dan lipatan yang ada pada daerah penelitian.

c.

Dalam analisis sesar dapat dikerjakan dengan metode grafis maupun metode
stereografis. Dengan metode grafis dapat dianalisis kedudukan suatu titik,
garis dan bidang serta arah dan besar pergeserannya. Dengan stereografis
jarak tidak bisa ditentukan.

c.

Rekonstruksi lipatan, umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran


pada suatu lintasan penelitian di lapangan atau pembuatan penampang pada
suatu peta geologi yang dapat dilakukan dengan metode tangan bebas (freehand method) dan metode busur lingkaran (arc method).

d.

Dalam melakukan rekonstruksi struktur geologi maupun rekonstruksi pola


jurus dan kemiringan diperlukan peta pola jurus perlapisan batuan yang
merupakan peta kontur strike/dip (kesamaan arah jurus dan kemiringan
batuan).

e.

Dalam membuat penampang geologi sedapat mungkin dipilih yang arahnya


tegak lurus dengan jurus (strike) umum perlapisan batuan, jika tidak
konsekuensinya besaran kemiringan perlapisan (dip) yang diplot pada garis
profil merupakan apparent dip (kemiringan semu).

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

17

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Geologi Dinamik. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Struktur.


Bandung : Program Studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung.
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor : Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Pakuan.
Sudarno,dkk. 2008. Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta :
Laboratorium Geologi Dinamika Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada.
Sukandarrumidi. 2011. Pemetaan Geologi Penuntun Praktis Untuk Geologist
Pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Zakaria, Zufialdi. 2012. Manajemen Pemetaan Geologi. Bandung : Laboratorium
Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Geologi
Universitas Padjadjaran.

Makalah Praktikum Perpetaan Geologi

18

Anda mungkin juga menyukai