Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Anak adalah buah hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga, sebagai
pewaris dan penerus kedua orang tuanya. Sedangkan, seorang ibu adalah sosok
yang penuh kasih sayang, apapun dikorbankan demi anaknya. Oleh karena itu,
seorang anak harus mendapatkan perlindungan baik saat masih dalam kandungan
maupun

setelah

dilahirkan.

Namun,

sekarang

ini

berita-berita

tentang

ditemukannya bayi yang baru lahir dalam keadaan meninggal karena dibunuh oleh
ibunya, seringkali dijumpai di media massa.1
Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak
dahulu dan terjadi dimana saja. Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk
kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini bersifat unik. Keunikan tersebut
dikarenakan pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau
motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut
ketahuan bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut
adalah hasil hubungan gelap. Selain itu, keunikan lainnya adalah saat
dilakukannya tindakan menghilangkan nyawa anaknya, yaitu saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada
tanda-tanda perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat, atau diberikan pakaian.2
Saat dilakukannya kejahatan tersebut, dikaitkan dengan keadaan mental
emosional dari ibu, seperti rasa malu, takut, benci, serta rasa nyeri bercampur

aduk menjadi satu, sehingga perbuatannya dianggap dilakukan tidak dalam


keadaan mental yang tenang, sadar, serta dengan perhitungan yang matang.2
Untuk dapat menuntut seorang ibu telah melakukan tindak pidana
pembunuhan anak sendiri, haruslah terbukti bahwa bayi tersebut hidup pada saat
dilahirkan. Sebagai dokter forensik, tanda-tanda kehidupan sudah tidak ditemukan
lagi pada saat otopsi. Tanda yang masih dapat ditemukan adalah tanda pernah
bernapas di luar rahim. Hal tersebut menjadi sulit bila saat otopsi dilakukan,
jenazah bayi sudah berada dalam keadaan membusuk. Kesulitan juga dijumpai
pada saat menentukan sebab kematian bayi. Pada umumnya tidak terdapat
keterangan apapun mengenai jalannya persalinan dan keadaan bayi setelah
dilahirkan. Bila ditemukan tanda kematian akibat asfiksia, maka penyebabnya
harus ditentukan karena penyebab asfiksia tersebut adalah penyebab kematian
bayi.3

Anda mungkin juga menyukai