Anda di halaman 1dari 32

ANOCA VENDIK S

FAHMI FIRMANSYAH

CANDRA DWI

POPPI EKA SAPUTRI

CICI PARAMITHA

RONI WAHYUN

ENIK SUSIANI

URIYA KHOIRINA

EYLA RAHAJENG

WENDA S

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang


ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal (
kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi,
yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis
dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th
1991. FKUI ).

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim


biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan,
ruam serupa dengan campak ringan atau demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu
Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang
ditandai dengan 3 stadium yaitu : stadium inkubasi,
stadium prodromal dan stadium erupsi (Rampengan,
1997: 90).

ETIOLOGI
O Penyebabnya adalah virus morbili yang

terdapat dalam sekret nasofaring dan


darah selama masa prodormal sampai 24
jam setelah timbul bercak-bercak.
O Cara penularannya adalah dengan droplet
infeksi.

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih


dari 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang
dibagi dalam 3 stadium :
Stadium kataral (prodormal).
Stadium erupsi.
Stadium konvalesensi.

MANIFESTASI KLINIS

A. STADIUM KATARAL
Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala sebagai
berikut:
Panas
Malaise

Batuk
Fotofobia
Konjungtivitis

Koriza

Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum


timbul enantema, timbul bercak koplik berwarna putih
kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema
tapi itu sangat jarang dijumpai. Diagnosa perkiraan yang
besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita
pernah kotak dengan penderita morbili dalam waktu 2
minggu terakhir.

B. STADIUM ERUPSI
Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah:
o Koriza dan Batuk bertambah
o Timbul enantema dipalatum durum dan palatum
mole
o Kadang terlehat bercak koplik
o Adanya eritema, makula, papula yang disertai
kenaikan suhu badan
o Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
o Splenomegali
o Diare dan muntah

oVariasi dari morbili disebut Black


Measles yaitu morbili yang
disertai pendarahan pada kulit,
mulut, hidung dan traktus
digestivus.

C. STADIUM KONVALESENSI
Erupsi berkurang sampai dengan
meninggalkan bekas (hiperpigmentasi).
Suhu menurun sampai menjadi normal
kecuali bila ada komplikasi.

KOMPLIKASI
Otitis

media akut
Pneumonia / bronkopneumoni
Encefalitis
Bronkiolitis
Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a.
Gambaran klinis yang khas
b.
Pemeriksaan laboratorium
c.
Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan
leukopeni
d.
Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine
dapat ditemukan adanya multinucleated giant cells yang
khas
e.
Pada pemeriksaan serologis dengan cara
hemagglutination inhibition test dan complemen fixation
test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik
dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai
puncaknya pada 2-4 minggu kemudian. (Rampengan,
1997 : 94)

f.
Dalam sputum, sekresi nasal, sediment
urine dapat ditemukan adanya multinucleated
giant sel yang khas.
g.
Pada pemeriksaan serologi dengan cara
hemaglutination inhibition test dan complement
fiksatior test akan ditemukan adanya antibody
yang spesifik dalam 1 3 hari setelah
timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2
4 minggu kemudian.

PENATALAKSANAAN
Medis
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila
suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan
memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain
ialah pengobatan segera terhadap komplikasi
yang timbul.

Penatalaksanaan Teraupetik :
Pemberian vitamin A
Istirahat baring selama suhu meningkat,
pemberian antipiretik
Pemberian antibiotik pada anak-anak yang
beresiko tinggi
Pemberian obat batuk dan sedativum

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1) Pengkajian Data Dasar
Biodata
Terdiri dari biodata pasien dan biodata penanggung
jawab.
2) Proses keperawatan
a.
Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien dengan morbili yaitu
demam terus-menerus berlangsung 2 4 hari.
(Pusponegoro, 2004 : 96)

Riwayat keperawatan sekarang :


Anamnesa adanya demam terus-menerus
berlangsung 2 4 hari, batuk, pilek, nyeri
menelan, mata merah, silau bila kena cahaya
(fotofobia), diare, ruam kulit, adanya nafsu
makan menurun, lemah, lesu.
Riwayat keperawatan dahulu :
Anamnesa pada pengkajian apakah klien pernah
dirawat di Rumah Sakit atau pernah mengalami
operasi, riwayat penyakit yang pernah diderita
pada masa lalu, riwayat imunisasi campak dan
riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi
campak.

Riwayat Keluarga :
Dapatkan data tentang hubungan kekeluargaan
dan hubungan darah, apakah klien beresiko
terhadap penyakit yang bersifat genetik atau
familial.

Pemeriksaan Fisik
Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia
Kepala : sakit kepala
Hidung : Banyak terdapat secret, influenza,
rhinitis/koriza, perdarahan hidung ( pada stad eripsi ).
Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk,
mulut terasa pahit.
Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal,
ruam makuler pada leher,muka, lengan dan, evitema,
panas (demam).
Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas,
wheezing, renchi, sputum
Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang
R/ imunisasi.
Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare
Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertemi b/d adanya proses inflamasi.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d
akumulasi sekret.
Gangguan integritas kulit b/d infeksi primer
virus.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d berkurangnya napsu makan.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx I :
Hipertemi berhubungan dengan
adanya proses inflamasi.
Kriteria standart :
Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai
normal.
Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.
Intervensi keperawatan:
Memberikan kompres dingin / hangat.
R/ : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien.

Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai


indikasi.

R/ : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk


mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.

Pantau hidrasi (misal : turgor kulit, kelembapan


membran mukosa).
R/ : Mengetahui adanya tanda-tanda
dehidrasi.
Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan.
R/ : Mengetahui tanda-tanda vital pasien.
Kolaborasi medis untuk pemberian terapi
antipiretikum.
R/ : antipiretikum bekerja untuk menurunkan
adanya kenaikan suhu tubuh.

DX II : Ketidakefektifan bersihan
jalan napas berhubungan dengan
akumulasi sekret.
Kriteria standart :

Mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas bersih atau jelas.

Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas, misal : batuk efektif dan
mengeluarkan sekret.

Intervensi :

Auskultasi bunyi napas.


R/: beberapa derajat spasma bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas.

Kaji atau pantau frekuensi pernapasan.


R/: takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau
selama stress atau adanya proses infeksi akut.

Catat adanya atau derajat dipsnoe sesak napas.


R/ : disfungsi pernapasan adalah variabel yang
tergantung pada tahap proses kronis selain
proses akut yang menimbulkan perawatan di
rumah sakit.
Pertahankan polusi lingkungan minimun, misal ;
debu, asap, dan bulu bantal yang berhubungan
dengan kondisi individu.
R/ : pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang
dapat menjadi episode akut.
Observasi karakteristik batuk.
R/ : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif,
khususnya bila pasien lansia, sakit akut, atau
kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi
duduk tinggi atau kepala di bawah setelah

DX III Gangguan integritas kulit b/d


infeksi primer virus.

Kaji gangguan integritas kulit klien


Rasional: Sebagai dasar dalam menentukan
intervensi selanjutnya
Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau
lainnya atas resep dokter.
Rasional : Bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa
gatal pada tubuh anak.
Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan
dan sering-sering dibedaki.
Rasional : Tubuh yang dibedaki akan membuat rasa
nyaman pasa pasien

Anjurkan keluarga untuk mencegah anak


menggaruk rash
Rasional : Menggaruk akan memperparah rasa
gatal dan membuat luka pada kulit klien
Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal
dapat dimandikan dengan PK atau air hangat
atau dapat juga dengan bethadine.
Rasional : Air hangat / PK dapat mengurangi
gatal dan menambah rasa nyaman
Kolaborasi pemberian anti pruritus dan anti
histamine
Rasional: Untuk mengurangi rasa gatal

DX IV Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b/d berkurangnya
napsu makan.

Kaji kebutuhan nutrisi klien


Rasional: Sebagai dasar dalam menentukan intervensi
selanjutnya.
Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang
tidak memakai es).
Rasional : Untuk mengkompensasi adanya peningkatan
suhu tubuh dan merangsang nafsu makan
Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat
encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut
dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui
cairan bernutrisi.

Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang


memakai kuah, sup atau bubur santan memakai
gula dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas
yang sering.
Rasional : Untuk memudahkan mencerna makanan
dan meningkatkan asupan makanan.
Berikan nasi, makanan TKTP, jika suhu tubuh sudah
turun dan nafsu makan mulai membaik.
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh
setelah sakit.
Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika
kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi
kebutuhan gizi anak
Rasional: Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien

Anda mungkin juga menyukai