Anda di halaman 1dari 5

CARA MENANGANI GANGGUAN JIWA

Penanganan gangguan jiwa harus dilakukan dengan tepat dan tepat serta
terencana terutama keluarga. Menurut Prof. Sasanto dalam Bali Post (2005),
salah satu titik penting untuk memulai pengobatan adalah keberanian keluarga
untuk menerima kenyataan. Mereka juga harus menyadari bahwa gangguan jiwa
itu memerlukan pengobatan sehingga tidak perlu dihubungkan kepercayaan
yang macam-macam. Terapi bagi penderita gangguan jiwa bukan hanya
pemberian obat dan rehabilitasi medik, namun diperlukan peran keluarga dan
masyarakat dibutuhkan guna resosialisasi dan pencegahan kekambuhan.
Beberapa diantaranya untuk menangani keluarga yang menderita gangguan
jiwa:
Psikofarmakologi
Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan
memberikan terapi obat-obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi
neuro-transmitter sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat dihilangkan. Terapi
obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama, berbulan bahkan bertahun.
Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas
sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacammacam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa
putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang

maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi


rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif
(daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan
nilai- nilai moral etika. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan
gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan
diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan
keluarganya (Maramis, 1990)
Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita
selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi
obat psikofarmaka( Hawari, 2007).
Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang,
berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian
kitab suci. Menurut Ramachandran dalam Yosep( 2007), telah mengatakan
serangkaian penenelitian terhadap pasien pasca epilepsi sebagian besar
mengungkapkan pengalaman spiritualnya sehingga semua yang dirasa menjadi
sirna dan menemukan kebenaran tertinggi yang tidak dialami pikiran biasa
merasa berdekatan dengan cahaya illahi.
Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali

kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga


(institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program
rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; dengan terapi kelompok
yang bertujuan membebaskan penderita dari stress dan dapat membantu agar
dapat mengerti jelas sebab dari kesukaran dan membantu terbentuknya
mekanisme pembelaan yang lebih baik dan dapt diterima oleh keluarga dan
masyarakat, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi
fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam,
rekreasi (Maramis, 1990). Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung
antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu
evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada
saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat (Hawari,
2007). Selain itu peran keluarga juga penting, keluarga adalah orang-orang yang
sangat dekat dengan pasien dan dianggap paling banyak tahu kondisi pasien
serta dianggap paling banyak memberi pengaruh pada pasien. Sehingga
keluarga sangat penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien.
(Yosep, 2007).
Alasan utama pentingnya keluarga dalam perawatan jiwa adalah:
Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan
penderita
Keluarga dianggap paling mengetahui kondisi penderita.
Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanya cara asuh
yang kurang sesuai bagi penderita.
Penderita yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam

masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga.


Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi penderita.
Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga
pengertian dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan.
Menurut Harmoko (2011), hal-hal yang perlu diketahui oleh keluarga dalam
perawatan Gangguan Jiwa:
Penderita yang mengalami gangguan jiwa adalah manusia yang sama dengan
orang lainnya; mempunyai martabat dan memerlukan perlakuan manusiawi.
Penderita yang mengalami gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke
masyarakat dan berperan dengan optimal apabila mendapatkan dukungan yang
memadai dari seluruh unsur masyarakat. Pasien gangguan jiwa bukan berarti
tidak dapat sembuh.
Penderita dengan gangguan jiwa tidak dapat dikatakan sembuh secara utuh,
tetapi memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang lain dan keluarga
keluarga dapat meningkatkan kemandirian dan pengoptimalan peran dalam
masyarakat bagi penderita.
Penderita memerlukan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti
makan, minum dan berpakaian serta kebersihan diri dengan optimal. Keluarga
berperan untuk membantu pemenuhan kebutuhan ini sesuai tahap-tahap
kemandirian pasien.
Kegiatan sehari-hari seperti melakukan pekerjaan rumah (ringan), membantu
usaha keluarga atau bekerja (seperti orang normal lainnya) merupakan salah

satu bentuk terapi pengobatan yang mungkin berguna bagi pasien.


Berperan secukupnya pada penderita sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimiliki. Pemberian peran yang sesuai dapat meningkatkan harga diri klien
gangguan jiwa.
Berilah motivasi sesuai dengan kebutuhan dalam rangka meningkatkan moral
dan harga diri.
Kembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh penderita pada waktu yang
lalu. Kemampuan masa lalu berguna untuk menstimulasi dan meningkatkan
fungsi penderita sedapat mungkin

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Anak
    Soal Anak
    Dokumen11 halaman
    Soal Anak
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Proposal Terapi Okupasi
    Proposal Terapi Okupasi
    Dokumen8 halaman
    Proposal Terapi Okupasi
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Pemenuhan Kebutuhan Cairan
    Pemenuhan Kebutuhan Cairan
    Dokumen20 halaman
    Pemenuhan Kebutuhan Cairan
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Asertif
    Asertif
    Dokumen4 halaman
    Asertif
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat