Anda di halaman 1dari 17

SKENARIO MATERI KELOMPOK B

Seorang perempuan umur 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri di


pinggang bawah kiri, BAK tidak lampias, sebentar-sebentar ingin BAK. Keluhan seperti di
atas pernah dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Dari anamnesa doker menduga
pasien menderita urolitiasis dan membuat surat permohonan pemeriksaan urin lengkap.

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem urinarius merupakan salah satu sistem terpenting dari tubuh kita, system ini
berguna memproses zat-zat serta cairan dalam tubuh dan mereabsorbsi yang masih bisa
digunakan dan membuang yang sudah tidak digunakan agar terjadi keseimbangan dalam
tubuh sehingga tetap dapat hidup dan bekerja, sistem urinarius ini terdapat beberapa organ
terpenting yang mengatur dan saling berkesinambungan yaitu dari ginjal, ureter, vesica
urinaria, uretra.
Dalam skenario ini yang dimunculkan adalah seorang wanita yang mengeluh merasa
nyeri pada pinggang bawah kirinya, sudah sejak 1 bulan yang lalu, wanita ini juga suka BAK
tidak lampias, sehingga sebentar-sebentar ingin BAK, bila dicermati, hal ini tentu berkaitan
dengan system urinarius dari pria tersebut yang memiliki kemungkinan akibat kerusakan pada
sistem ini sehingga ada kemungkinan terjadi pengendapan zat-zat dalam ureter yang membuat
rasa BAK tidak lampias, serta membuat nyeri di bagian tubuh.
Melalui tulisan ini akan dijabarkan tentang hal yang berhubungan dengan urinarius
dan kemungkinan yang menyebabkan wanita tersebut terasa sakit pada pinggangnya.
1.2.

Tujuan
Untuk

mengetahui

segala

hal

tentang

system

urinarius

seperti

secara

makroskopik/anatomi, mikroskopik/histology, serta mekanisme kerja system urinarius


baik itu cara kerjanya maupun pembentukannya dan enzim serta hormon yang ikut bekerja
yang terkait dengan masalah dari scenario yang diberikan.

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Makroskopik Traktus Urinarius
1

Sistem urinarius manusia terdiri dari dari ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra.1
2.1.1.Ginjal
Ginjal merupakan organ pembentuk urin yang berbentuk seperti kacang,
terdapat sepasang yaitu di sebelah kanan dan kiri columna vertebralis bagian lumbal
dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri,
hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Ren sinistra
terletak setinggi costa XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak
setinggi costa XII atau vertebral lumbal 3-4. Jarak antara extremitas superior ren
dextra dan sinistra adalah 7 cm, sedangkan jarak dari extremitas inferior ren dextra
dan ren sinistra adalah 11 cm. Sedangkan jarak dari extremitas inferior ke crista iliaca
adalah 3-5 cm dengan ginjal kanan yaitu 3 cm dan ginjal kiri yaitu 5 cm.1
Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian paling distal ginjal.

Medula, yang terdiri dari bangunan-bangunan berbentuk pyramid.

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid/medula ginjal

Processus renalis/medullary rays, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol


ke arah korteks

Hilus renalis, yaitu area pada ginjal di mana pembuluh darah, serabut saraf dan
ureter memasuki/meninggalkan ginjal.

Papilla renalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah calyx minor pada medulla.

Calix minor, yaitu bagian ginjal estela medulla yang merupakan percabangan
dari calix major.

Calix major, yaitu cliz minor yang menyatu dan meneruskannya menuju pelvis
renalis.

Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian pengumpul urin paling akhir
sebelum masuk ureter.

Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.2

Ren/ginjal di bungkus oleh:

1. Capsula fibrosa
Merupakan pembungkus ginjal pertama. Capsula fibrosa melekat pada ren dan
tidak membungkus glandula supra renalis.
2. Capsula adiposa
Merupakan pembungkus ginjal kedua setelah capsula fibrosa. Capsula adiposa
merupakan jaringan lemak dan membungkus ginjal serta glandula suprarenalis.
Pada bagian depan capsula adiposa lebih tipis daripada lapisan adiposa bagian
belakang ginjal.
Fungs lain dari capsula adiposa adalah mempertahankan posisi ginjal pada
tempatnya. Gangguan dapat terjadi pada capsula adiposa yang disebut
nephroptosis yaitu tipisnya lapisan capsula adiposa sehingga posisi ginjal
menjadi lemah dan turun dari tempat seharusnya..
3. Fascia renalis (Gerota)
Fascia renalis terletak di luar capsula adiposa dan terdiri atas 2 bagian yaitu
fascia prerenalis di bagian anterior dan fascia retrorenalis di bagian posterior.
Kedua lembar fascia renalis ini terbuka dibagian caudal/bawah, dan menyatu di
bagian cranial/atas, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, dan dapat
menyebabkan infeksi dengan mudah masuk dari bawah yang disebut ascending
infection.1
Vascularisasi Ginjal :
-A.Renalis cabang dari aorta abdominalis.
-A.Interlobaris
-A.Arcuata / A.Arciformis.
-A.Interlobularis

2.1.2.Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Menurut letaknya, ureter di bedakan menjadi pars abdominalis ureteris dan pars
pelvina ureteris. Dimana jalannya ureter pars abdominalis pada pria dan wanita sama,
sedangkan pars pelvina ureteris pada pria dan wanita tidaklah sama. Di mana
perbedaan tersebut dipengaruhi oleh alat-alat panggul pada pria dan wanita.
Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat, yaitu
pada:
3

1. Uretero-pelvic junction
2. Saat ureter menyilangi vassa iliaca communis (flexura marginalis)
3. Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria
Ureter dipersarafi oleh plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron simpatis. 1

2.1.3.Vesica Urinaria
Merupakan muara dari ureter yang berfungsi sebagai tempat penampungan urine
sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui urethra dengan kapasitas 200-400 cc. pada
anak-anak vesica urinaria terletak di apertura pelvis superior / Pintu Atas Panggul.
Setelah dewasa, rongga panggul membesar dan vesica urinaria akan turun ke dalam
rongga panggul di bagian dorsal dari symphysis pubis. Vesica urinaria yang terisi oleh
urin akan berbentuk ovoid. Sedangkan vesica urinaria yang kosong akan berbentuk
seperti limas, vesica urinaria dibagi atas:
1.
2.
3.
Pada

Apex
Corpus
Fundus
laki-laki, dinding posterior vesica urinaria dilekati oleh vesikula seminalis dan

ampulla ductus deferens, sedangkan di antara vesica urinaria dan rectum dapat
dijumpai lekukan preitoneum yang disebut excavatio recto vesicalis. Pada wanita,
fundus vesica urinaria dipisahkan dari rectum oleh fornix posterior dan portio
vaginalis carvisis uteri.1
Lapisan dinding vesica urinaria dapat dibedakan menjadi:
1. Lapisan mukosa
Pada saat kosong, permukaan mukosa tampak berlipat-lipat. Saat terisi penuh,
lapisan mukosa menjadi tipis dan lipatan-lipatan mukosa menghilang. Di
dalam vesica urinaria bagian caudal dapat di jumpai trigonum vesica
(liutaudi) yang dibentuk oleh orificium urethrae internum.
2. Lapisan otot
Terdiri dari 3 lapisan otot:
- Musculus detrusor, di lapisan dalam, untuk mengeluarkan isi vesica
-

urinaria.
Musculus trigonal, di dalam segitiga liutadi, ikut membentuk uvula,
untuk membuka orificium irethrae interna.

Musculus sphincter vesica, di daerah collum vesica urinaria, untuk


menahan urine.

Vesica urinaria di pendarahi oleh cabang-cabang a. iliaca interna, yaitu:


1. Arteriae vesicales superior
Cabang dari a. umbilicalis bagian proximal. A. umbilicalis bagian distal melanjut
sebagai lig. Umbilicalis lateralis. Aa. Vesicalis superior mendarahi fundus dan
akhirnya beranastomosis dengan a. epigastrica inferior.
2. Arteriae vesicales inferior
Mendarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria, serta
glandula prostata.
3. Arteria vesiculodeferentialis
Merupakan cabang dari a. iliaca interna dan mendarahi 1/3 permukaan posterior
vesica urinaria, glandula vesiculosa, dan ductus deferentialis.
Pada wanita, a. vesiculodeferentialis disebut a. vaginalis dan mendarahi ovarium
dan vagina.1
Aliran pembuluh darah balik dari vesica urinaria bermuara ke plexus venosus
vesicales yang berhubungan dengan plexus venosus prostaticus, kemudian ke v. iliaca
interna. Aliran getah bening ke nnll. Iliaca interna dan nnll. Iliaca externa.
Vesica urinaria dipersarafi cabang-cabang plexus hypogastricus inferior 1
2.1.4.Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Uretra pria dan wanita memiliki perbedaan. Uretra pada pria
memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (gl.prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 4cm. selain itu, Pria memiliki dua
otot sphincter yaitu m.sphincter interna (involunter) dan m.sphincter externa
(volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior
dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.

Pars pre-prostatika: merupakan bagian dari collum vesicae. Pars pre-prostatika


dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan pars prostatika.

Pars prostatika: merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat.

Pars membranosa: merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini
menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital.

Pars spongiosa: merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars
membranosa sampai orifisium di ujung penis.1

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (4 cm) dibanding uretra pada
pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya
di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae externa
yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria,
uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.1

2.2.Mikroskopik traktus urinarius


2.2.1.Ginjal
Secara histologi bagian paling penting ginjal yaitu nefron, berada pada korteks dan medula
ginjal

1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu


A. Korpus Malphigi terdiri atas kapsula Bowman (bangunan berbentuk cangkir) dan
glomerulus (jumbai /gulungan kapiler).
B. Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus
distal.
2. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistim tubulus
yaitu pars descendens dan ascendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
ekskretorius (duktus koligens) dan duktus papilaris Bellini.
1. Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler, yang merupakan cabang
dari arteriol aferen. Setelah memasuki korpus renalis, arteriol aferen biasanya
bercabang menjadi 2-5 cabang utama yang masing-masing bercabang lagi menjadi
jala-jala kapiler.
6

2. Kapsula Bowman
Berkas kapiler glomelurus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Kapsula Bowman
merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan dinding sebelah luar disebut lapis
parietal (pars parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars
viseralis) yang melekat erat pada jumbai glomerulus. Antara kapsula bowman dan
glomerulus tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman. Sel-sel podosit, membrana
basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang
berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan
ruang kapsuler. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih
besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi
cairan darah pada glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer).

3. Korpus Renalis
Kesatuan antara glomelurus dengan kapsula Bowman membentuk korpus renalis
(disebut juga badan Malphigi). Korpus renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus
proksimal.

4. Tubulus kontortus proksimal (TKP)


Tubulus kontortus proksimal merupakan saluran panjang yang berkelok-kelok
mulai pada korpus renalis berlanjut menjadi lengkung Henle (ansa Henle). Tubulus
kontortus proksimal biasa ditemukan pada potongan melintang korteks. TKP
dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus
memiliki banyak mikrofili membentuk brush border sehingga lumennya tidak
jelas. Permukaan mikrovili brush border berperan membantu reabsorbsi berbagai
zat yang terdapat dalam cairan ultrafiltrat. Intisel pada TKP terletak berjauhan.
5. Ansa Henle atau Lengkung Henle
Lengkung Henle merupakan saluran panjang berbentuk seperti huruf U yang dapat
dibedakan menjadi segmen tipis dan segmen tebal. Lengkung Henle memiliki
lubang lebih lebar daripada TKD karena dindingnya terdiri dari sel-sel gepeng
dengan inti menjorok ke dalam lumen. Bagian tebal lengkung Henle merupakan
7

lanjutan dari tubulus kontortus proksimal, ada yang berjalan turun (descenden) dan
ada yang berjalan ke atas (ascenden). Bagian tipis lengkung henle berada di antara
kedua bagian tebal ansa henle, dan berlumen kecil dan panjang, sehingga dibilang
tipis.

6. Tubulus Kontortus Distal


Tubulus Kontortus Distal merupakan saluran dengan epitel selapis kubis rendah.
TKD ini mempunyai inti yang berdekatan dengan sifat basofil atau tampak
kebiruan. Karena tidak mempunyai brush border, maka lumennya tampak jelas.

2.2.2.Ureter
Ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis pada ginjal. Ureter memiliki epitel
transisional dan memiliki ciri khas sel yang tampak paling permukaan disebut
sebagai sel payung serta otot polos dengan susunan dari dalam longitudinalsirkular-longitudinal.

2.2.3.Vesika Urinaria
Vesika Urinaria merupakan tempat penampungan urin yang disalurkan melalui
ureter. Vesika urinaria memiliki 3 lapisan yaitu tunika mukosa yang memiliki sel
payung juga seperti ureter dengan epitel transisional dan lamina proria, tunika
muskular dengan susunan yang sama dengan ureter (long-sir-long), dan tunika
adventitia dengan jaringan ikat fibroelastis. Saat vesika urinaria penuh, epitelnya
lebih gepeng. Sedangkan saat kosong, epitelnya tampak menggembung dan
membesar.

2.2.4.Uretra
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi atas 3
bagian yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari awal uretra pada kandung kemih
hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2
8

saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.


B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot
rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus
kavernosus uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glands penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya
epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa
navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat
lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar.
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya
bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis silindris
atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri
atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter.3

2.3.Fisiologi traktus urinarius


2.3.1.Fungsi dan kerja ginjal
1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na +, Cl-, K+,
HCO3-, Ca++,Mg++,SO4, PO4 , dan H+.
3. Meningkatkan volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran
ginjal sebagai pengatur keseimbangan garam dan H2O.
4. Membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan
pengeluaran H+ dan HCO3- dalam urin.
5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama
melalui pengaturan keseimbangan H2O.
6. Mengekskresi produk-produk sisa dari metabolism tubuh, misalnya urea , asam urat
dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat-zat sisa tersebut bersifat toksik, terutama
bagi otak.
7. Mengeksresi banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan,
pestisida dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk ke dalam
tubuh.
9

8. Mengekskresi eritropoetin, suatu hormon yang dapat merangsang pembentukan sel


darah merah.
9. Mengekresi renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang penting
dalam konversi garam oleh ginjal.
10. Mengubah vitamin D dalam bentuk aktifnya.

2.3.2.Proses pembentukan urine


Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
1. Proses Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah
dalam glomelorus yang mengandung air, garam, gula, urea kecuali zat bermolekul
besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomelorus (urine primer). Di
dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa, asam
amino, elektrolit maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal urea, kreatinin,
asam urat.
2. Proses Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat
dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang menghasilkan filtrat
tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. prosesnya terjadi secara pasif
yang disebut reabsorbsi obligatori, reabsorbsi yang terjadi pada tubulus proximal,
sedangkan pada tubulus distal penyerapannya sesuai kebutuhan tubuh dan
menggunakan transport aktif disebut reabsorbsi fakultatif
3. Proses sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah
menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan
Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang
tidak terdapat glukosa dan asam amino lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus
kolektifus ke pelvis renalis.
Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung kemih (vesika urinaria)
kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
2.3.3.Faktor yang mempengaruhi pembentukan urine
-Vasopresin (ADH)

10

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.
-Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin renin.
-Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
-Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
-Renin
Selain

itu

ginjal

menghasilkan

Renin;

yang

dihasilkan

oleh

sel-sel

apparatus

jukstaglomerularis pada :
1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
4. Innervasi ginjal dihilangkan
5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan
mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan
aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim ACE diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.4
2.3.4.Mekanisme Counter Current
11

Mekanisme Countercurrent terbagi menjadi 2 bagian, yaitu countercurrent exchanger dan


countercurrent multiplier.
Mekanisme countercurrent multiplier:
Countercurrent multiplier terjadi pada ansa henle, dimana saat masih di tubulus
proksimal konsentrasi dalam tubulus masih isotonik, namun saat di ansa henle pars
descenden, dimana hanya permeabel terhadap air, sehingga air keluar menuju jaringan
interstisial, dan membuat konsentrasi dalam tubulus meningkat terus menerus, sampai
mencapai puncaknya sehingga filtratnya menjadi hipertonik, namun saat filtrat mencapai ansa
henle pars ascenden dimana permeable terhadap zat selain air, sehingga NaCl keluar dari
tubulus ke jaringan interstisial terus menerus, bahkan sampai kadarnya dibawah dari kadar air
dalam tubulus, sehingga filtratnya menjadi hipotonik, dan dilanjutkan ke tubulus distal.
Multiplier disini dimaksudkan bahwa konsentrasi dalam tubulus pada ansa henle yang terus
meningkat sampai berlipat-lipat sehingga disebut multiplier.
Mekanisme countercurrent exchanger:
Countercurrent exchanger terjadi pada vasa recta / pembuluh darah disekitar ansa
henle, dimana konsentrasi interstisial naik sangat tinggi akibat difusi air dan NaCl dari ansa
henle, yang bila dibiarkan akan mengganggu kinerja ginjal dan tubuh, maka air dan NaCl di
transport masuk ke vasa recta sehingga konsentrasi interstisial dan ansa henle tidak terlampau
tinggi. Berpindahnya air dan NaCl dari interstisial menuju vasa recta disebut exchanger.

2.3.5.Keseimbangan asam basa.


Pada proses pembuatan urin, ginjal melakukan pula proses pengasam urin yang
berawal di tubulus kontortus proksimal. CO2 dan H2O dari dalam darah, berdifusi
ke sel di tubulus kontortus proksimal dan dengan bantuan enzim carbonic
anhidrase mengkatalisis pembentukan H2CO3. H2CO3 ini akan berionisasi
menjadi H+ dan HCO3-. H+ hasil ionisasi, masuk secara difusi ke dalam lumen
tubulus sebaliknya HCO3- berdifusi ke dalam darah. H+ yang masuk ke lumen
akan bergabung dengan HCO3- yang ada dalam lumen sebagai hasil filtrasi,
menjadi H2CO3 yang kemudian tetap akan diuraikan menjadi CO2 dan H2O
kembali. Di lain sisi, ion Na+ juga berdifusi dari lumen tubulus melalui sel tubulus
ke dalam darah. Sekresi H+ ini berlangsung sampai 80-85% HCO3- hasil filtrasi
habis dipakai, maka sekresi H+ ini akan berlanjut terjadi dalam tubulus distal.

12

Sekresi H+ di tubulus distal diimbangi dengan HCO3- sampai seluruh HCO3 yang
tersisa (sekitar 15-20%) habis terpakai dengan mekanisme yang serupa dengan di
tubulus kontortus proksimal. Ketika sisa HCO3- sudah habis, sekresi H+ ini
berganti diimbangi oleh fosfat. H+ hasil sekresi yang berdifusi ke lumen tubulus
bergabung dengan Na2HPO4 yang merupakan hasil filtrasi menjadi NaH2PO4 dan
Na+. Na+ yang dihasilkan ini nantinya direabsorpsi. Proses ini menyebabkan pH
filtrat menurun.
Setelah fosfat habis terpakai, sekresi H+ diimbangi oleh NH3. NH3 ini berasal dari
hasil deamidasi asam amino glutamin. (glutamin mengalami deamidasi menjadi
glutamin dan NH3 ). NH3 tersebut bersatu dengan H+ hasil sekresi menjadi
NH4+. Dalam filtrat tubular terdapat kandungan NaCl yang terionisasi menjadi
Na+ dan Cl-. NH4+ yang dihasilkan tadi akan berikatan dengan Cl- dalam filtrat
tubular menjadi NH4Cl. Dengan ditukarnya NaCl menjadi NH4Cl, maka urin
menjadi semakin asam (pH menurun).
Pembentukan NH4+ akan meningkat pada keadaan asidosis, dan sebaliknya akan
menurun pada keadaan alkalosis.
2.3.5.Komposisi urin
Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat
yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun
kelektrolitanya, diantaranya adalah :
Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ besar,
didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4 N4O3, dan
subtansi lainya seperti hormon.1
Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+). Dalam
Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-).1

a) Normal
1. Urea
2. Kreatinin dan keratin
3. Amoniak dan garam ammonium
4. Asam urat
5. Asam amino
6. Allantoin
13

7. Klorida
8. Sulfat
9. Fosfat
10. Oksalat
11. Mineral
12. Vitamin, hormone dan enzim
b) Abnormal
1. Protein
2. Glukosa
3. Gula lain
4. Keton bodies
5. Bilirubin
6. Darah dan G hemoglobin
7. Porfirin

2.3.6.Tes ginjal
Terdapat banyak macam tes, tetapi beberapa yang sederhana, ialah:
Tes untuk protein (albumin)
Bila ada kerusakan glomeruli atau tubulus, maka protein dapat bocor
masuk urine. Orang dewasa normal dan sehat mengeksresikan sedikit
protein dalam kemih sampai 150 mg/hari yang terutama terdiri dari
albumin dan protein Tamm-Horsfall. Yang terakhir ini dieksresikan oleh
tubulus distal.
Proteinuria dalam jumlah yang lebih besar dari 150 mg/hari dianggap
patologis.
Mengukur konsentrasi urea darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di
atas kadar normal 20-40 miligram per 100 ccm darah. Karena filtrasi
glomerulus harus menurun sampai sebanyak 50 persen sebelum kenaikan
kadar urea darah terjadi, maka tes ini bukan tes yang sangat peka.
Tes konsentrasi.
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi
berat jenis naik. Apabila fungsi ginjal baik, saat kekurangan air maka urin yang
14

keluar pekat dan volumenya sedikit. Namun apabila ginjal tidak berfungsi
sebagaimana semestinya, saat kekurangan air, volumenya tetap banyak
sehingga bisa menyebabkan dehidrasi.
Laju filtrasi glomerulus
Tes ini jarang digunakan dalam klinik, karena melibatkan proses infus
intravena dengan kecepatan yang konstan dan pengumpulan kemih pada saatsaat tertentu dengan kateter. Tes bersihan kreatinin endogen (terbentuk di
dalam tubuh) jauh lebih sederhana pelaksanaannya.

Keluaran kreatinin (creatinine clearance)


Tes ini menilai kemampuan ginjal untuk menghilangkan senyawa yang disebut
kreatinin dari darah. Kreatinin adalah bahan ampas dari metabolisme tenaga
otot, yang seharusnya disaring oleh ginjal dan dimasukkan pada air seni. Tes
ini mengukur jumlah kreatinin yang dikeluarkan ke air seni selama beberapa
jam. Untuk menghitung keluaran, tingkat kreatinin dalam darah juga harus
diukur.

15

BAB III. PENUTUP


3.1.Kesimpulan
Dari hasil yang didapat pada Bab II, dapat disimpulkan bahwa hasil hipotesis yang
disepakati, yaitu nyeri pada pinggang bawah kiri diakibatkan oleh gangguan pada sistem
traktus urinarius adalah benar, sebab gangguan dari sistem ini dapat mengakibatkan
terbentuknya endapan-endapan benda berbahan dasar calcium menjadi batu yang menumpuk
pada saluran ureter yang disebut urolitiasis.

16

DAFTAR PUSTAKA
1. Kasim YI. Traktus urogenitalia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana;
2010.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 2007.
4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2006.

Ginjal merupakan suatu alat yang berperan penting dalam system urogenital karena
mempunya fungsi untuk mensekresikan zat-zat yang tidak digunakan tubuh, regulasi hormone
hormone tubuh serta sebagai fungsi homeostatis dalam system tubuh. Ginjal yang berfungsi
sebagai ekskresi tubuh melalui hasil filtrasi yang akan dibuang melalui system urogentilia

17

Anda mungkin juga menyukai