BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem urinarius merupakan salah satu sistem terpenting dari tubuh kita, system ini
berguna memproses zat-zat serta cairan dalam tubuh dan mereabsorbsi yang masih bisa
digunakan dan membuang yang sudah tidak digunakan agar terjadi keseimbangan dalam
tubuh sehingga tetap dapat hidup dan bekerja, sistem urinarius ini terdapat beberapa organ
terpenting yang mengatur dan saling berkesinambungan yaitu dari ginjal, ureter, vesica
urinaria, uretra.
Dalam skenario ini yang dimunculkan adalah seorang wanita yang mengeluh merasa
nyeri pada pinggang bawah kirinya, sudah sejak 1 bulan yang lalu, wanita ini juga suka BAK
tidak lampias, sehingga sebentar-sebentar ingin BAK, bila dicermati, hal ini tentu berkaitan
dengan system urinarius dari pria tersebut yang memiliki kemungkinan akibat kerusakan pada
sistem ini sehingga ada kemungkinan terjadi pengendapan zat-zat dalam ureter yang membuat
rasa BAK tidak lampias, serta membuat nyeri di bagian tubuh.
Melalui tulisan ini akan dijabarkan tentang hal yang berhubungan dengan urinarius
dan kemungkinan yang menyebabkan wanita tersebut terasa sakit pada pinggangnya.
1.2.
Tujuan
Untuk
mengetahui
segala
hal
tentang
system
urinarius
seperti
secara
Sistem urinarius manusia terdiri dari dari ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra.1
2.1.1.Ginjal
Ginjal merupakan organ pembentuk urin yang berbentuk seperti kacang,
terdapat sepasang yaitu di sebelah kanan dan kiri columna vertebralis bagian lumbal
dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri,
hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Ren sinistra
terletak setinggi costa XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak
setinggi costa XII atau vertebral lumbal 3-4. Jarak antara extremitas superior ren
dextra dan sinistra adalah 7 cm, sedangkan jarak dari extremitas inferior ren dextra
dan ren sinistra adalah 11 cm. Sedangkan jarak dari extremitas inferior ke crista iliaca
adalah 3-5 cm dengan ginjal kanan yaitu 3 cm dan ginjal kiri yaitu 5 cm.1
Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
Hilus renalis, yaitu area pada ginjal di mana pembuluh darah, serabut saraf dan
ureter memasuki/meninggalkan ginjal.
Papilla renalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah calyx minor pada medulla.
Calix minor, yaitu bagian ginjal estela medulla yang merupakan percabangan
dari calix major.
Calix major, yaitu cliz minor yang menyatu dan meneruskannya menuju pelvis
renalis.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian pengumpul urin paling akhir
sebelum masuk ureter.
1. Capsula fibrosa
Merupakan pembungkus ginjal pertama. Capsula fibrosa melekat pada ren dan
tidak membungkus glandula supra renalis.
2. Capsula adiposa
Merupakan pembungkus ginjal kedua setelah capsula fibrosa. Capsula adiposa
merupakan jaringan lemak dan membungkus ginjal serta glandula suprarenalis.
Pada bagian depan capsula adiposa lebih tipis daripada lapisan adiposa bagian
belakang ginjal.
Fungs lain dari capsula adiposa adalah mempertahankan posisi ginjal pada
tempatnya. Gangguan dapat terjadi pada capsula adiposa yang disebut
nephroptosis yaitu tipisnya lapisan capsula adiposa sehingga posisi ginjal
menjadi lemah dan turun dari tempat seharusnya..
3. Fascia renalis (Gerota)
Fascia renalis terletak di luar capsula adiposa dan terdiri atas 2 bagian yaitu
fascia prerenalis di bagian anterior dan fascia retrorenalis di bagian posterior.
Kedua lembar fascia renalis ini terbuka dibagian caudal/bawah, dan menyatu di
bagian cranial/atas, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, dan dapat
menyebabkan infeksi dengan mudah masuk dari bawah yang disebut ascending
infection.1
Vascularisasi Ginjal :
-A.Renalis cabang dari aorta abdominalis.
-A.Interlobaris
-A.Arcuata / A.Arciformis.
-A.Interlobularis
2.1.2.Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Menurut letaknya, ureter di bedakan menjadi pars abdominalis ureteris dan pars
pelvina ureteris. Dimana jalannya ureter pars abdominalis pada pria dan wanita sama,
sedangkan pars pelvina ureteris pada pria dan wanita tidaklah sama. Di mana
perbedaan tersebut dipengaruhi oleh alat-alat panggul pada pria dan wanita.
Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat, yaitu
pada:
3
1. Uretero-pelvic junction
2. Saat ureter menyilangi vassa iliaca communis (flexura marginalis)
3. Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria
Ureter dipersarafi oleh plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron simpatis. 1
2.1.3.Vesica Urinaria
Merupakan muara dari ureter yang berfungsi sebagai tempat penampungan urine
sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui urethra dengan kapasitas 200-400 cc. pada
anak-anak vesica urinaria terletak di apertura pelvis superior / Pintu Atas Panggul.
Setelah dewasa, rongga panggul membesar dan vesica urinaria akan turun ke dalam
rongga panggul di bagian dorsal dari symphysis pubis. Vesica urinaria yang terisi oleh
urin akan berbentuk ovoid. Sedangkan vesica urinaria yang kosong akan berbentuk
seperti limas, vesica urinaria dibagi atas:
1.
2.
3.
Pada
Apex
Corpus
Fundus
laki-laki, dinding posterior vesica urinaria dilekati oleh vesikula seminalis dan
ampulla ductus deferens, sedangkan di antara vesica urinaria dan rectum dapat
dijumpai lekukan preitoneum yang disebut excavatio recto vesicalis. Pada wanita,
fundus vesica urinaria dipisahkan dari rectum oleh fornix posterior dan portio
vaginalis carvisis uteri.1
Lapisan dinding vesica urinaria dapat dibedakan menjadi:
1. Lapisan mukosa
Pada saat kosong, permukaan mukosa tampak berlipat-lipat. Saat terisi penuh,
lapisan mukosa menjadi tipis dan lipatan-lipatan mukosa menghilang. Di
dalam vesica urinaria bagian caudal dapat di jumpai trigonum vesica
(liutaudi) yang dibentuk oleh orificium urethrae internum.
2. Lapisan otot
Terdiri dari 3 lapisan otot:
- Musculus detrusor, di lapisan dalam, untuk mengeluarkan isi vesica
-
urinaria.
Musculus trigonal, di dalam segitiga liutadi, ikut membentuk uvula,
untuk membuka orificium irethrae interna.
Pars membranosa: merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini
menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital.
Pars spongiosa: merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars
membranosa sampai orifisium di ujung penis.1
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (4 cm) dibanding uretra pada
pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya
di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae externa
yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria,
uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.1
2. Kapsula Bowman
Berkas kapiler glomelurus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Kapsula Bowman
merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan dinding sebelah luar disebut lapis
parietal (pars parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars
viseralis) yang melekat erat pada jumbai glomerulus. Antara kapsula bowman dan
glomerulus tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman. Sel-sel podosit, membrana
basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang
berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan
ruang kapsuler. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih
besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi
cairan darah pada glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer).
3. Korpus Renalis
Kesatuan antara glomelurus dengan kapsula Bowman membentuk korpus renalis
(disebut juga badan Malphigi). Korpus renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus
proksimal.
lanjutan dari tubulus kontortus proksimal, ada yang berjalan turun (descenden) dan
ada yang berjalan ke atas (ascenden). Bagian tipis lengkung henle berada di antara
kedua bagian tebal ansa henle, dan berlumen kecil dan panjang, sehingga dibilang
tipis.
2.2.2.Ureter
Ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis pada ginjal. Ureter memiliki epitel
transisional dan memiliki ciri khas sel yang tampak paling permukaan disebut
sebagai sel payung serta otot polos dengan susunan dari dalam longitudinalsirkular-longitudinal.
2.2.3.Vesika Urinaria
Vesika Urinaria merupakan tempat penampungan urin yang disalurkan melalui
ureter. Vesika urinaria memiliki 3 lapisan yaitu tunika mukosa yang memiliki sel
payung juga seperti ureter dengan epitel transisional dan lamina proria, tunika
muskular dengan susunan yang sama dengan ureter (long-sir-long), dan tunika
adventitia dengan jaringan ikat fibroelastis. Saat vesika urinaria penuh, epitelnya
lebih gepeng. Sedangkan saat kosong, epitelnya tampak menggembung dan
membesar.
2.2.4.Uretra
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi atas 3
bagian yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari awal uretra pada kandung kemih
hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2
8
10
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.
-Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin renin.
-Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
-Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
-Renin
Selain
itu
ginjal
menghasilkan
Renin;
yang
dihasilkan
oleh
sel-sel
apparatus
jukstaglomerularis pada :
1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
4. Innervasi ginjal dihilangkan
5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan
mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan
aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim ACE diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.4
2.3.4.Mekanisme Counter Current
11
12
Sekresi H+ di tubulus distal diimbangi dengan HCO3- sampai seluruh HCO3 yang
tersisa (sekitar 15-20%) habis terpakai dengan mekanisme yang serupa dengan di
tubulus kontortus proksimal. Ketika sisa HCO3- sudah habis, sekresi H+ ini
berganti diimbangi oleh fosfat. H+ hasil sekresi yang berdifusi ke lumen tubulus
bergabung dengan Na2HPO4 yang merupakan hasil filtrasi menjadi NaH2PO4 dan
Na+. Na+ yang dihasilkan ini nantinya direabsorpsi. Proses ini menyebabkan pH
filtrat menurun.
Setelah fosfat habis terpakai, sekresi H+ diimbangi oleh NH3. NH3 ini berasal dari
hasil deamidasi asam amino glutamin. (glutamin mengalami deamidasi menjadi
glutamin dan NH3 ). NH3 tersebut bersatu dengan H+ hasil sekresi menjadi
NH4+. Dalam filtrat tubular terdapat kandungan NaCl yang terionisasi menjadi
Na+ dan Cl-. NH4+ yang dihasilkan tadi akan berikatan dengan Cl- dalam filtrat
tubular menjadi NH4Cl. Dengan ditukarnya NaCl menjadi NH4Cl, maka urin
menjadi semakin asam (pH menurun).
Pembentukan NH4+ akan meningkat pada keadaan asidosis, dan sebaliknya akan
menurun pada keadaan alkalosis.
2.3.5.Komposisi urin
Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat
yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun
kelektrolitanya, diantaranya adalah :
Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ besar,
didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4 N4O3, dan
subtansi lainya seperti hormon.1
Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+). Dalam
Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-).1
a) Normal
1. Urea
2. Kreatinin dan keratin
3. Amoniak dan garam ammonium
4. Asam urat
5. Asam amino
6. Allantoin
13
7. Klorida
8. Sulfat
9. Fosfat
10. Oksalat
11. Mineral
12. Vitamin, hormone dan enzim
b) Abnormal
1. Protein
2. Glukosa
3. Gula lain
4. Keton bodies
5. Bilirubin
6. Darah dan G hemoglobin
7. Porfirin
2.3.6.Tes ginjal
Terdapat banyak macam tes, tetapi beberapa yang sederhana, ialah:
Tes untuk protein (albumin)
Bila ada kerusakan glomeruli atau tubulus, maka protein dapat bocor
masuk urine. Orang dewasa normal dan sehat mengeksresikan sedikit
protein dalam kemih sampai 150 mg/hari yang terutama terdiri dari
albumin dan protein Tamm-Horsfall. Yang terakhir ini dieksresikan oleh
tubulus distal.
Proteinuria dalam jumlah yang lebih besar dari 150 mg/hari dianggap
patologis.
Mengukur konsentrasi urea darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di
atas kadar normal 20-40 miligram per 100 ccm darah. Karena filtrasi
glomerulus harus menurun sampai sebanyak 50 persen sebelum kenaikan
kadar urea darah terjadi, maka tes ini bukan tes yang sangat peka.
Tes konsentrasi.
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi
berat jenis naik. Apabila fungsi ginjal baik, saat kekurangan air maka urin yang
14
keluar pekat dan volumenya sedikit. Namun apabila ginjal tidak berfungsi
sebagaimana semestinya, saat kekurangan air, volumenya tetap banyak
sehingga bisa menyebabkan dehidrasi.
Laju filtrasi glomerulus
Tes ini jarang digunakan dalam klinik, karena melibatkan proses infus
intravena dengan kecepatan yang konstan dan pengumpulan kemih pada saatsaat tertentu dengan kateter. Tes bersihan kreatinin endogen (terbentuk di
dalam tubuh) jauh lebih sederhana pelaksanaannya.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Kasim YI. Traktus urogenitalia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana;
2010.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 2007.
4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2006.
Ginjal merupakan suatu alat yang berperan penting dalam system urogenital karena
mempunya fungsi untuk mensekresikan zat-zat yang tidak digunakan tubuh, regulasi hormone
hormone tubuh serta sebagai fungsi homeostatis dalam system tubuh. Ginjal yang berfungsi
sebagai ekskresi tubuh melalui hasil filtrasi yang akan dibuang melalui system urogentilia
17