Anda di halaman 1dari 5

Tablet sustained release

Teofilin memiliki waktu paruh yang relatif pendek sekitar 6-12 jam dan indeks terapetik yang
sempit yaitu 10-12 g/ml. Formulasi teofilin dalam sediaan tablet lepas lambat diharapkan dapat
menghasilkan konsentrasi teofilin dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak
fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan kompresi dan kombinasi
matrik HPMC, dan EC terhadap sifat fisik tablet teofilin dan profil pelepasan teofilin serta
mendapatkan forrmula yang optimum dengan optimasi factorial design. Pembuatan formulasi
tablet lepas lambat teofilin dilakukan dengan metode granulasi basah yaitu dengan desain
optimasi dengan tekanan kompresi, HPMC dan EC level bawah berturut-turut 5 kg, 20 mg dan
20 mg dan level atas berturut-turut 15 kg, 180 mg dan 180 mg. Granul diuji sifat fisik meliputi:
distribusi ukuran partikel, waktu alir dan sudut diam. Sedangkan tablet diuji sifat-sifatnya
meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, keseragaman kandungan, dan
disolusi. Data-data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan optimasi factorial design.
Kombinasi tekanan kompresi dengan matrik HPMC dan EC dapat mempengaruhi sifat fisik
tablet dan pola pelepasan teofilin. Kombinasi ketiganya memberikan interaksi pada masingmasing respon uji. Formula optimum sediaan tablet matrik sustained release teofilin berupa area
wilayah yang cukup luas. Sebagai contoh pada tekanan kompresi 10 kg, EC 100 mg dan HPMC
100 mg menghasilkan prediksi respon fluiditas, sudut diam, keseragaman bobot (CV), kekerasan,
kerapuhan, keseragaman kandungan, kecepatan pelepasan dan harga DE berturut-turut 8,23 dt;
34,25 o ; 1,15%; 10,43 kg; 0,60 %; 272,39 mg; 33,10 mg/dt dan 32,12 %. Formula 5 merupakan
formula yang memenuhi semua persyaratan sifat fisik tablet dan yang menghasilkan kecepatan
pelepasan mendekati teori dan pola pelepasan teofilin yang mendekati orde nol.

Teofilin merupakan obat yang sering digunakan dalam terapi asma. Teofilin memiliki waktu
paruh yang relatif pendek dan indeks terapetik yang sempit yaitu 5 20 g/ml. Formulasi sediaan
lepas lambatdiharapkan dapat menghasilkan konsentrasi obat dalam darah yang lebih
seragam, kadar puncak yang tidak fluktuatif. Bentuk sediaan lepas lambat dapat menjamin
kepuasan pasien terutama jika pasien kesulitan untuk mengkonsumsi obat secara berulang
selama serangan asma akut (Bayomi et al, 2001).Polimer hidrofilik secara luas digunakan dalam
formulasi bentuk sediaan lepas lambat (modified-release) peroral. Berbagai macam polimer

sintetik turunan selulosa diantaranya: etilselulosa (EC), hidroksiprofil metilselulose (HPMC),


sodium-carboxymetilsellulose (NaCMC), polimetilmetakrilat dan bahanbahan alam seperti
xanthan gum (XG), guar gum, chitosan; telah banyak digunakan dalam berbagai
penelitian.Dalam hal ini matrik hidrofilik akan mengembang (swelling) dan mengalami erosi,
kedua proses ini akan mengontrol kecepatan pelepasan obat (Gohel & Panchal, 2002).
Hasilp n litian optimasi ari a n

-Lafuente (2002) diperoleh dapat diprediksikan profil

pelepasan didanosin dari tabletmatrik, Huang(2005) pelepasan teofilin mengikuti kinetika orde
nol dengan matrik HPMC-Na alginate. Hasil penelitian Raoet al(2001) menunjukkan bahwa
perbandingan Na diklofenak : HPMC: NaCMC = 1 : 2 : 1 memberikan pola pelepasan yang
mendekati orde nol (near zero-order release).
Sedangkan perbandingan Na diklofenak : HPMC: Carbopol 934 = 1 : 2 : 1 memberikan pola
pelepasan yang lebih cepat. Sedangkan hasil penelitian Peh dan Wong (2000)
menunjukkan bahwa perbandingan diltiazem HCl : HPMC atau xanthan gum : mikrokristalin
selulosa = 3 : 3 : 4 memberikan pola pelepasan yang mendekati produk reference (Herbesser 90
SR).
Tekanan kompresi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas fisik maupun
pelapasan zat aktif dari sediaan tablet. Pada umumnya semakin besar tekanan kompresi
maka tablet semakin mampat, kekerasan tablet naik sehingga porositas tablet turun, akhibatnya
penetrasi air semakin sulit dan pelepasan zat aktif semakin sulit; menurut persamaan Higuchi
porositas berpengaruh terhadap pelepasan obat (Martin, dkk., 1993).
Dengan demikian, pada penelitian ini diteliti pengaruh tekanan kompressi terhadap kualitas fisik
dan pola pelepasan teofilin dari sediaan tabletmatriksustained release.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan kompresi dan masingmasing
bahan (ECdanHPMC)serta interaksinya terhadap sifat fisik tabletmatriksustained releaseteofilin
dan pola pelepasannya dan untuk endapatkan formula sediaan tabletmatriksustained release
teofilin yang optimum pada tekanan kompresi serta perbandingan ECdan
HPMC tertentu yang menghasilkan pola pelepasan teofilin yang mendekati orde nol.Pembuatan
formulasi tablet lepas lambat teofilin dilakukan dengan metode granulasi basah
yaitu dengan desain optimasi dengan tekanan kompresi, HPMC dan EC level bawah berturutturut 5 kg, 20 mg dan 20 mg dan level atas berturut-turut 15 kg, 180 mg dan 180 mg. Granul

diuji sifat fisik meliputi: distribusi ukuran partikel, waktu alir dan sudut diam. Sedangkan tablet
diuji sifat-sifatnya meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur,
keseragaman kandungan, dan disolusi.
Data-data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan optimasi factorial design.Kombinasi
tekanan kompresi dengan matrik HPMC dan EC dapat mempengaruhi sifat fisik tablet dan pola
pelepasan teofilin. Kombinasi ketiganya memberikan interaksi pada masing-masing respon uji.
Formula optimum sediaan tabletmatriksustained releaseteofilin berupa area wilayah yang cukup
luas, sebagai contoh pada tekanan kompresi 10 kg, EC 100 mg dan HPMC
100 mg menghasilkan prediksi respon fluiditas, sudut diam, keseragaman bobot (CV), kekerasan,
kerapuhan, keseragaman kandungan, kecepatan pelepasan dan harga DE berturut-turut 8,23
dt;34,25o; 1,15%; 10,43 kg; 0,60 %; 272,39 mg; 33,10 mg/dt dan 32,12 %. Formula 5merupakan
formula yang memenuhi semua persyaratan sifat fisik tablet dan yang menghasilkan kecepatan
pelepasan mendekati teori dan pola pelepasan teofilin yang mendekati orde nol.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 7
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 783 784, 175

TIPE PRODUK-PRODUK CONTROLLED RELEASE


Seluruh produk yang pelepasannya diperpanjang dianggap sama sebagai produk yang
pelepasannya dikontrol tanpa dibedakan ketelitian mekanisme pelepasannya.
Sebagian besar preparasi pelepasan obat yang dikontrol merupakan hasil kombinasi dari proses
disolusi, permeasi, dan difusi. Faktor yang terpenting adalah permeasi air, tanpa faktor tersebut
mekanisme pelepasan produk tidak akan dapat terlaksana. Pengontrolan kecepatan masuknya air
ke dalam produk akan menentukan kecepatan keterlarutan obat. Ketika obat trerlarut, maka
kecepatan difusi obat lebih lanjut akan dikontrol menjadi kecepatan sesuai yang dikehendaki.
Preparasi Sustained-release Tipe Pellet
Preparasi sediaan sustained release tipe pellet disebut juga preparasi tipe butiran. Butiran-butiran

disiapkan dengan menyelimuti serbuk obat dengan non-pareil seeds. Non-pareil seeds dibuat dari
starch, sukrosa, dan laktosa. Inti granul kasar dibulatkan di dalam panci berisi penyalut/pelapis,
lalu dikelompokkan sesuai ukurannya.
Penggunaan berbagai variasi larutan penyalut dapat menghasilkan butiran dengan berbagai
variasi proteksi penyalutan. Proses pencampuran butiran yang hati-hati akan meningkatkan profil
pelepasan. Bentuk sediaan pellet dapat dipreparasi menjadi tablet atau kapsul. Ketika pellet
dipreparasi menjadi tablet, butiran-butiran harus dikempa dengan ringan sehingga tidak akan
pecah. Biasanya, bahan penghancur pada tablet akan menyebabkan pelepasan yang cepat setelah
pemberian. Formulasi obat menjadi bentuk pellet akan mereduksi iritasi lambung, karena obat
dilepas lambat selama berada di lambung.
Ada beberapa contoh penggunaan bentuk sediaan pellet. Contohnya penilpropanolamin, obat
pengurang berat badan kadang diformulasikan menjadi produk kapsul pellet sustained release
untuk mengontrol nafsu makan selama 12 jam. Beberapa produk obat long acting juga
mengambil konsep butiran.
Keuntungan utama bentuk sediaan pellet adalah pellet memiliki kesensitifan lebih rendah
terhadap waktu pengosongan lambung. Karena ada beberapa pellet di dalam kapsul, beberapa
pellet akan berangsur-angsur mencapai usus halus dan melepaskan obatnya. Waktu pengosongan
lambung penting dalam formulasi produk salut enterik. Tablet salut enterik akan dilepas selama
berjam-jam, sesuai jumlah makanan di lambung, pellet salut enterik relatif tidak begitu
dipengaruhi oleh jumlah makanan di lambung.
Tablet Prolonged-action
Cara utama untuk memperlama aksi obat adalah dengan mengurangi solubilitas obat, sehingga
obat larut lambat selama beberapa waktu. Solubilitas obat tergantung dari bentuk garam yang
ditambahkan. Pada umumnya sifat asam basa dari obat lebih kurang larut dibandingkan dalam
bentuk garamnya. Contohnya sodium fenobarbital lebih mudah larut dibandingkan fenobarbital.
Pada kasus yang sulit untuk mempersiapkan keterlarutan yang rendah dari bentuk obat, obat
mungkin digranulasi dengan suatu eksipien, untuk memperoleh disolusi yang lambat. Kadang
material lipofilik waxy/fatty digunakan dalam formulasi. Asam stearat, castorwax, carbowax,
gliseril monostearat, white wax, dan spermaceti oil adalah bahan tambahan yang sangat berguna
untuk memberikan barrier minyak agar penetrasi air dan disolusi tablet berjalan lambat.

Beberapa lubrikan yang digunakan dalam penabletan juga digunakan sebagai agen lipofilik
untuk memperlambat disolusi. Kerugian utama dari preparasi ini adalah kesulitan untuk
memperoleh pelepasan obat yang reprodusibel dari satu pasien ke pasien yang lain.

Anda mungkin juga menyukai