Pembimbing
dr. Eko Budi Prasetyo Sp.An
Penyusun :
Az Adibah binti Zubairi 03007287
Hernita Perliyani 03007107
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya
penulis dapat menyelesaikan referat berjudul Hipoksia Lama tepat pada
waktunya.
Referat ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di
bagian
Anestesi
RSAL
dr.Mintohardjo.
Pada
kesempatan
ini
penulis
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
Penegakan Diagnosis
Patofisiologi
Penatalaksanaan
BAB II
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di
bawah tingkat fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memedai yang
terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat
berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah
beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kondisi tubuh
normal kembali.Hipoksia akut akan menyebabkan gangguan judgement,
inkoordinasi motorik dan gambaran klinis yang mempunyai gambaran pada
alkoholisme akut. Kalau keadaan hipoksia berlangsung lama mengakibatkan
gejala keletihan, pusing, apatis, gangguan daya konsentrasi, kelambatan waktu
reaksi dan penurunan kapasitas kerja.
BAB II
HIPOKSIA
DEFINISI
Hipoksia merupakan suatu kondisi penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di
bawah tingkat fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai. Dahulu keadaan ini
disebut anoksia dimana tidak ada oksigen yang tersisa sama sekali yang ternyata setelah dipelajari
pemakaian istilah anoksia ini tidak tepat. Tanpa oksigen sel terutama otak akan mati dalam beberapa
menit. Sedangkan hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam darah arteri. Hipoksia dibagi menjadi hipoksia akut dan hipoksia kronis. Hipoksia akut
adalah berkurangnya pasokan oksigen secara mendadak atau cepat dalam durasi menit ke jam yang
disebabkan oleh asfiksia, obstruksi jalan napas, perdarahan akut, penyumbatan alveoli oleh edema
atau eksudat infeksius, atau kegagalan kardiorespirasi mendadak. Sedangkan hipoksia kronik
berkurangnya pasokan oksigen secara lambat dengan durasi jam ke hari.
ETIOLOGI
Berhubungan dengan anestesi
- Airway
- Breathing
Pernapasan yang tidak adekuat menghalang oksigen yang cukup
ke alveoli akibat bronkospasme yang kronik, pneumotoraks dan
spinal anestesi yang terlalu tertinggi.
Bronkospasme akan menghalang oksigen yang cukup ke paru-paru
dan
menghalang
pengeluaran
karbon
dioksida
dari
paru.
- Circulation
Kegagalan sirkulasi menghalangi oksigen masuk ke jaringan yang
biasanya disebabkan oleh hipovolemia, gangguan irama jantung
dan gagal jantung.
- Drugs
Anestesi yang terlalu dalam akan menekan pernapasan dan
sirkulasi. Banyak obat-obat anestesi yang bisa menyebabkan
penurunan
tekanan
darah.
Obat
pelemas
otot
juga
bisa
- Equipment
Masalah pada mesin dan alat anestesi seperti mesin ventilasi yang
tidak tersambung atau terhalang atau sumber oksigen sendiri
seperti alat konsentrasi oksigen yang tidak berfungsi. Juga masalah
dari mesin monitor akibat daripada kehabisan bateraipada alat
oksimeter atau salah probe
KLASIFIKASI
Terjadi apabila PO2 darah arteri berkurang. Hipoksia hipoksik adalah keadaan hipoksia yang
disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk paru-paru sehingga oksigen tidak dapat
mencapai darah dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan
adanya sumbatan atau obstruksi di saluran pernapasan, baik oleh sebab alamiah (misalnya penyakit
yang disertai dengan penyumbatan saluran pernafasan seperti laringitis difteri, status asmatikus,
karsinoma bronchonenik, dan sebagainya) atau oleh trauma atau kekerasan yang bersifat mekanik,
seperti sumbatan jalan nafas, tercekik, penggantungan, tenggelam dan sebagainya
Hipoksia anemik
Adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau
membawa oksigen yang cukup untuk metabolisme seluler, seperti pada keracunan karbon
monoksida karena afinitas CO terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi dibandingkan afinitas oksigen
dengan hemaoglobin.
Hipoksia stagnan
Adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak mampu membawa
oksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi seperti pada heart failure atau embolisme, baik
emboli udara vena maupun emboli lemak.
Hipoksia histotoksik
Keadaan hipoksia yang disebabkan karena jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen, salah
satu contohnya pada keracunan sianida. Sinida dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim
oksidatif seluruh jaringan secara radikal terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric
heme group dari oksigen yang dibawa darah. Dengan demikian, proses oksidasi-reduksi dalam sel
tidak dapat berlangsung dan oksihemoglobin tidak dapat berdisosiasi melepaskan oksigen ke sel
jaringan sehingga timbul hipoksia jaringan. Hal ini merupakan keadaaan paradoksal, karena korban
meninggal keracunan sianida mengalami hipoksia meskipun dalam darahnya kaya akan oksigen.
Ketiga jenis hipoksia yang terakhir (yakni hipoksia anemik, stagnan dan histotoksik)
disebabkan penyakit atau keracunan sedangkan hipoksia yang pertama (yakni hipoksia hipoksik)
disebabkan kurangnya oksigen atau obstruksi pada jalan nafas baik karena penyakit maupun sebab
yang bersifat mekanik.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Gejala Klinis
Sistem saraf sentral : gangguan mental, gelisah, mudah tersinggung,
berkeringat, apatis
-
mula-mula hipertensi
-
sampai hipotensi
(pernapasan
-
Kulit: Sianosis
Laboratorium
Setiap keluhan atau tanda gangguan respirasi hendaknya mendorong di
lakukannya analisis gas-gas darah arteri. Analisis Gas Darah (AGD) merupakan
gold standart untuk menentukan hipoksia karena bisa menentukan SaO2 dan
secara tidak langsung menentukan PaO2. Hipoksia bisa dideteksi jika saturasi
hemoglobin akan oksigen (SaO2) kurang dari 90%, tegangan oksigen arterial
(PaO2) kurang dari 70 mmHg, pH darah <7,35, bila hiperventilasi PaCO2 < 76
mmHg atau bila hipoventilasi PaCO2 > 44 mmHg.
PATOFISIOLOGI
Gangguan pada jalan napas (airway), pernapasan (breathing), sirkulasi
(circulation) menyebabkan oksigen tidak dapat masuk ke paru-paru secara
adekuat. Maka tidak terjadi difusi dari alveoli ke kapilar mengikut gradient dari
yang bertekanan tinggi ke bertekanan rendah dan oksigen tidak dapat di
hantar ke jaringan, maka terjadilah hipoksia.
Hipoksia akut akan menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh darah
pulmoner tetapi menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah sistemik.
Vasokonstriksi pada pembuluh darah pulmoner akan menyebabkan tensi pada
pasien meningkat. Keadaan hipoksia juga akan merangsang kemoreseptor
perifer
dan
terjadi
peningkatan
ventilasi
sebagai
kompensasi
untuk
Hipoventilasi
(obstruksi jalan napas, volatile gas anastetik, opiod dan sedatif)
P2O2 menurun
(PaO2 merupakan keseimbangan antara oksigen terinspirasi dengan proses
metabolic dalam badan)
PENATALAKSANAAN
atau
muscle
relaksans
yang
menyebabkan
otot
jantung
tidak
berkontraksi atau karena spinal anestesi yang terlalu tinggi yang melumpuhkan
otot diafragma.
Jika hipoksia penyebabnya dari alat-alat anestesi, periksa suplai oksigen,
concentrator dan pada silinder. Periksa juga ada atau tidak bagian yang tidak
tersambung atau yang terhalang pada alat ventilator. Jika masih belum
terkoreksi, matikan ventilator dan gunakan self-inflating bag atau jika tidak ada
paru
(RJP)
dimulai
dengan
melakukan
kompresi
dada
dahulu
berbanding membuka jalan napas dan memberi napas buatan. Basic Life
Support terdiri dari C-A-B sedangkan Advanced Life Support di tambah D-E-F.
Compressions
Letakkan puncak tangan di setengah dari bagian bawah sternum.
Pijat 30x dengan kedalaman 2 inci dan kecepatan 100x/menit dan beri
napas buatan sebanyak 2x. Push hard, push fast! Kompresi ini sangat
penting untuk memberi asupan oksigen pada organ vital terlebih dahulu
sebelum membebaskan jalan napas.
Airway
Membuka jalan napas dengan maneuver head tilt dan chin lift.
Perhatikan ada sumbatan jalan napas akibat lidah, bendasing atau cairan
dan singkirkan jika ada. Look, Listen, Feel pada gerakan dada, suara
napas dan aliran udara untuk mengetahui sama ada pasien bernapas
atau tidak
Breathing
Beri napas buatan secara mouth to mouth tiap 1 detik sampai dada
terangkat
Drugs
Adrenalin di beri 3-5 menit sebanyak 3 kali pemberian.
Atropin 3mg. Di beri secara intravena, intratrakeal atau intraosseus.
Tidak boleh di berikan secara intrakardial
EKG
Di lihat gambaran ventrikel fibrilasi, ventrikel takikardi, asistole,
PEA atau EMD
Fibrillation
Diberi DC shock pada pasien dengan gambaran EKG ventrikel
fibrilasi dan ventrikel takikardi saja dengan kekuatan 360 Joule
pada bagian apex paru dan iktus cordis paru berlawanan. Pastikan
gel secukupnya di beri untuk menghindari kulit terbakar akibat
renjatan elektrik. Instruksikan supaya semua lepas dari pasien.
Atas bebas! Bawah bebas! Samping bebas! Saya bebas! Evaluasi
selama 2 menit adakah irama jantung masih fibrilasi atau takikardi.
Ulang pemberian dan evaluasi lagi. Jika berhasil, CPR tetap
diteruskan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
1.
Management
of
Hypoxia
during
anaesthethic,
Available
at
Pulse
Oximetry,
Available
at:
http://totw.anaesthesiologists.org/2009/03/09/pulse-oximetry-2-124
Accessed on 3th October 2011.
3.
4.
5.
Chronic
Hypoxia
definition
Available
at
http://medical-
and
Clinical
Effect
ofChronic
Hypoxia,
:http://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/04/MT/0452.pdf,
Available
Accessed
at
on
5thOktober 2011.
7.
Hipoksia,
Available
http://safetymountaineering.blogspot.com/2010/07/hipoksia.html,
Accessed on 10 Oktober 2011.
at