i Kata Pengantar........................................................................................................................
ii Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................
1.2 Pokok Permasalahan...........................................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan............................................................................................
1.4 Landasan Teori....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
2.1 Illegal Logging .................................................................................................................
2.2 Kaitan antara Illegal Logging dengan Etika Lingkungan.................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
lonsor, banjir, dll. Penebangan hutan yang tidak mengikuti prosedur tebang pilih
menjadi hal yang paling mendasar yang menyebabkan daerah hutan kita yang
seharusnya lebat dengan pepohonan menjadi kering kerontang. Dari hal tersebut,
banyak sekali yang merasakan danpaknya baik secara langsung maupun tidak.
Banyak hewan-hewan yang turun ke daerah pemukiman penduduk, hal ini karena
mereka tidak lagi memiliki tempat tinggal yang cocok untuk diri mereka. Mereka
juga kekurangan makanan, sehingga banyak dari mereka yang menyerang pertanian
kita. Jika kita sadar, manusia sering dirugikan karena akibat ulahnya sendiri. Tidah
hanya hewan yang dirugikan, namun di sini yang paling dirugikan adalah alam
semesta ini. Sehingga jangan heran jika banyak sekali benca banjir, longsor, dll yang
terjadi di daerah sekitar kita ini.
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat
langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang nir-etik. Artinya, manusia
melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat
manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli
pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan
norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi
alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan
dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas
sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti
pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya
mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
Kiranya tidak salah jika manusia dipandang sebagai kunci pokok dalam kelestarian
maupun kerusakan lingkungan hidup yang terjadi. Bahkan jika terjadi kerusakan
dalam lingkungan hidup tersebut, YB Mangunwijaya memandangnya sebagai oposisi
atau konflik antara manusia dan alam. Cara pandang dan sikap manusia terhadap
lingkungan
hidupnya
menyangkut
mentalitas
manusia
itu
sendiri
yang
1.3
ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni:
1.
2.
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu
yang telah dilakukan. Sedangkan Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau
aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab
dalam pergaulan
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil
sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya
membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita
lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam
segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
b.
Etika Lingkungan
Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
adalah Peter Singer. Dia beranggapan bahwa menyakiti binatang dapat dianggap
sebagai perbuatan tidak bermoral.
b. Etika lingkungan Zoosentrisme
adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga
disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich.
Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena
mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para
penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar
moral. Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan
senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang
dengan penuh belas kasih.
c. Etika lingkungan Biosentrisme
adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral.
Salah satu tokoh penganutnya adalah Kenneth Goodpaster. Menurut Kenneth rasa
senang atau menderita bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Bukan senang atau
menderita, akhirnya, melainkan kemampuan untuk hidup atau kepentingan untuk
hidup. Kepentingan untuk hidup yang harus dijadikan standar moral. Sehingga bukan
hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga
tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral
dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka
sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
d.
Etika Lingkungan Ekosentrisme
adalah sebutan untuk etika yang menekankan keterkaitan seluruh organisme dan
anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu dalam ekosistem diyakini terkait satu
dengan yang lain secara mutual. Planet bumi menurut pandangan etika ini adalah
semacam pabrik integral, suatu keseluruhan organisme yang saling membutuhkan,
saling menopang dan saling memerlukan. Sehingga proses hidup-mati harus terjadi
dan menjadi bagian dalam tata kehidupan ekosistem. Kematian dan kehidupan
haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling
memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh
memakan unsur-unsur yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan.
Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang-wenang,
Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu
sistem mengambil sambil memelihara.
2.
diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini
memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, Etika ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika antroposentris yang
menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang mengutamakan
kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan
kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark
Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan
manusia, secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang
mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau
konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.
Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup
manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :
manusia,
Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan
etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada
mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika
pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk
kepentingan semua mahluk.
c. Illegal Logging
Penebangan liar atau disebut juga dengan illegal logging. Sedangkan
pengertian Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi lebat oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang
luas di dunia. Dalam definisi lain disebutkan bahwa hutan adalah bentuk kehidupan
yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun daerah beriklim dingin, di
dataran rendah maupun pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Fungsi Hutan
1. Sebagai penampung karbondioksida;
dalam proses fotosintesis tumbuhan mengambil Karbondioksida (Co2) dari atmosfer
dikombinasi dengan air dan dibantu dengan energi cahaya memproduksi materi
organik.
2. Habitat Hewan;
Hewan-hewan penghuni hutan seperti orang utan, harimau, singa, ular, babi hutan,
gajah, dan lainnya merupakan penghuni asli hutan. Habitat mereka di hutan sehingga
ketika hutan menjadi gundul hewan-hewan tersebut akan keluar dari hutan dan
mendatangi pemukiman penduduk desa, serta memangsa hewan dan penduduk. Hal
10
ini disebabkan karena rantai makan mereka terputus dan menyebabkan hewan-hewan
buas tersebut mencari makan di luar hutan.
3. Modulator arus hidrologika
Hutan sebagai penyeimbang arus hidrologika, sebagai tempat penyerapan air,
penahan air sehingga menghindari erosi tanah.
4. Pelestari tanah
Tanah-tanah yang dibiarkan gundul maka akan kehilangan fungsinya sebagai tanah.
Tanah akan kurang berfungsi, sehingga tanah akan menjadi tanah yang tandus.
serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.
Penebangan Liar (Illegal Logging)
Pembalakan liar adalah kegiatan penebangan, pengangkutan, dan penjualan kayu
yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Pembalakan liar
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau pribadi-pribadi yang membutuhkan.
Pohon-pohon ditebang dengan seenaknya untuk keperluan pribadi dan tanpa ijin,
membuka hutan dan menguras habis isinya, dan tanpa menanam kembali hutan untuk
kelestarian selanjutnya.
11
BAB II
PEMBAHASAN
penebangan
dan
perusakan
hutan
semakin
merajalela.
12
panjang rata-rata 6 meter. Setiap hari jumlah truk yang mengangkut kayu ini ke
wilayah Malaysia sekitar 50 60 truk.
Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan Penebangan hutan secara ilegal ini
juga menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan
di sekelilingnya. Secara umum, dampak penebangan hutan menyebabkan:
1.
2.
13
14
15
sebagai
kesatuan
pendukung
kelangsungan
perikehidupan
dan
16
diam, sebagai orang yang bijak khususnya mahasiswa kita harus kritis tentang
masalah yang terjadi ini maka perlu dibangun kesadaran yang tinggi tentang
lingkungan dengan di kenalkan kepada publik tentang etika lingkungan. Maka dari
itu kita harus mengetahui pengertian illegal logging, dampak yang dihasilkan, dan
solusi apa yang harus dilakukan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya hubungan yang kurang baik antara manusia dengan alam
terjadi karena ada faktor keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Namun,
karena sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas maka terjadi eksploitasieksploitasi yang berlebihan yang nantinya berdampak pada kerusakan alam. Adapun
dampak dari pada kegiatan manusia yang merusak lingkungan utamanya hutan
banyak sekali, seperti banjir, longsor, adanya hewan-hewan liar yang menyerang
pemukiman yaitu areal pertanian karena sudah tidak ada lagi makanan yang tersisa di
hutan akibat pembalakan liar, dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ manusia
nantinya
juga
akan
merasa
dirugikan
oleh
perbuatannya
sendiri.
Sesuatu yang dilakukan oleh manusia akan kembali kepada manusia itu sendiri.
Etika lingkungan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi
individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam
menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai
kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia
serta mahluk hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari Samlawi, Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta:
DIKTI, 1997.
Bertens, K. Etika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.
18
19