Anda di halaman 1dari 28

1

HUBUNGAN TANAH HARA - TANAMAN


Bahan kajian MK. Pemupukan Diabstraksikan oleh Prof Dr Ir Soemarno MS Jur Tanah FP UB September 2 !!

P"#D$%U&U$#
Tanah dapat didefinisikan sebagai material mineral tidak-padu yang berada di permukaan bumi dan yang berfungsi sebagai medium alami bagi pertumbuhan tanaman darat. Akan tetapi kalau dilakukan praktek-praktek pengelolaan tanah dan dengan demikian dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, maka akan banyak terjadi modifikasi pada karakteristik dan kualitas tanah. Efek-efek modifikasi terhadap lengas tanah, temperatur-tranah, oksigen-udara-tanah, karakteristik kimiawi, kekurangan atau keracunan hara, dapat muncul dan terlibat dengan interaksi-interaksi yang terjadi di antara parameter-parameter ini. Selain hal-hal tersebut, uraian berikut ini akan dibatasi pada modifikasi zone perakaran tanaman, terutama yang berkaitan dengan penyembuhan kekurangan unsur hara. Sistem pengolahan tanah seringkali memodifikasi zone perakaran tanaman secara signifikan. Tindakan pengolahan tanah lazimnya dilakukan karena beberapa alasan, misalnya untuk menggemburkan tanah sehingga memudahkan penetrasi akar, mengubur residu panen tanaman sebelumnya, menyediakan lingkungan yang sesuai bagi benih, mengendalikan gulma. Tradisi, estetika, dan manfaat-manfaat tertentu lainnya telah memoti asi petani untuk mempraktekkan berbagai macam tindakan pengolahan tanah dan budidaya tanaman, yang pada akhirnya akan memodifikasi zone perakaran. !raktek-praktek seperti ini dianggap lebih layak kalau sumber enerji, terutama yang berasal dari bahan bakar fosil, cukup tersedia dan lebih ekonomis. "onsep penggunaan enerji telah berubah secara drastis pada akhir-akhir ini, terutama dalam proses produksi pertanian. Semakin terbatasnya enerji fosil dan dengan demikian semakin meningkatnya biaya serta minat terhadap konser asi tanah, telah mendorong semakin banyaknya perhatian terhadap konsep minimum-tillage #Adams et al., $%&'( )ock dan Erbach, $%&&*. Sistem ini mempengaruhi tingkat modifikasi zone perakaran tanaman dan mungkin juga akan berpengaruh terhadap cekaman #kekurangan* hara. +ata yang sahih tentang pengaruh modifikasi zone perakaran terhadap cekaman hara relatif sulit dan mahal diperoleh. ,eterogenitas di antara dan di dalam lokasi serta interaksi yang kompleks di antara faktor-faktor telah mengakibatkan kesulitan interpretasi data terutama kalau replikasi waktu tidak dilakukan. -alaupun demikian masih dimungkinkan untuk mengubah dan mengatasi kekurangan hara yang diakibatkan oleh adanya modifikasi zone perakaran. +alam rangka memperkenalkan teknik-teknik yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan menyembuhkan

kekurangan hara, dianggap perlu untuk terlebih dahulu memahami sifat dan karakteristik dari permasalahan yang dihadapi. .ntuk ini maka harus memahami berbagai pengetahuan tentang fenomena kesetimbangan dalam tanah yang mengendalikan suplai hara ke akar tanaman. "alau pengetahuan ini telah dikuasai, maka perlu menge aluasi presisi dan nilai prognostik dari metode-metode yang ada untuk menjelaskan status kesuburan tanah. ,al ini memungkinkan kita untuk menentukan realibilitas cara-cara yang digunakan untuk mendiagnosa kekurangan hara dalam suatu kasus tertentu. Setelah itu berbagai pendekatan untuk menyembuhkan kekurangan hara dapat dirancang untuk memaksimumkan respon tanaman terhadap perlakuan penyembuhannya.

deoracle.org/learning-objects/phytoremediatio...

Ada banyak kendala dalam diagnosis sifat dan keparahan problematik yang ada dan pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan dalam upaya menyembuhkan sesuatu masalah kekurangan hara. /anyak aturan-aturan dan kaidah-kaidah tertulis tentang kesuburan tanah dan diagnosis kekurangan hara.

1. Hubungan Tanah-Tanaman
+isamping sebagai tempat tegaknya tanaman, tanah juga mensuplai unsur hara esensial yang diperlukan oleh tanaman kecuali 01 2 dan 12 yang berasal dari atmosfer. 2nteraksi antara fase padatan dan cairan dalam mensuplai unsur hara esensialdari tanah ke akar tanaman, diabstraksikan dalam 3ambar $.$. Secara umum telah disepakati

bahwa tanaman menyerap sebagian besar haranya secara langsung dari larutan tanah, maka komponen ini akan menjadi fokus pembahasan. "onsentrasi larutan tanah selalu encer, jarang yang melampaui $4 m) kecuali pada kondisi saline. 5arutan tanah berada dalam kondisi kesetimbangan dinamik dengan fase padatan tanah yang mencerminkan cadangan hara. ,al ini dilukiskan dalam Tabel $.$ yang hanya menunjukkan kecilnya persentase kation tersedia dalam larutan tanah.

deoracle.org/learning-objects/phytoremediatio...

2. Suplai dan Ketersediaan Hara .ntuk dapat lebih memahami kesetimbangan-kesetimbangan yang dilukiskan dalam 3ambar $.$, kita perlu untuk mengkaji konsep-konsep ketersediaan dan suplai hara kepada tanaman. 2stilah 6ketersediaan6 itu sendiri masih belum terdefinisikan secara baik, tetapi telah diartikan sebagai 7kondisi dimana tanaman mampu mendapatkan hara secukupnya7. )isalnya, ion-ion dalam larutan tanah mudah tersedia tetapi jumlah totalnya sedikit. 1leh karena itu kesinambungan penyerapan hara dari larutan tanah tergantung kepada laju pembaharuan konsentrasinya dari cadangan hara yang berada pada fase padatan-tanah. 1leh karena itu pada umumnya dianggap benar bahwa tambahan pertama dari hara yang diambil akan lebih mudah tersedia dibandingkan dengan tambahan-tambahan berikutnya karena enerji ikatannya kepada fase padatan semakin besar.

www.genetics.uga.edu/.../phyto/Asstrategies.html

www.karnalyte.com/kids/index.html

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN HARA BAGI TANAMAN


"etersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan. Tujuan dari uji-tanah adalah mengukur faktorfaktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks perlakuan penyembuhan yang mungkin diperlukan. /eberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan analisis laboratorium. Sedangkan faktor lainnya seperti kandungan oksigen-udara -tanah, suhu tanah dan lainnya, harus ditentukan di lapangan. +alam menyarankan suatu prosedur untuk mengukur ketersediaan unsur hara atau menginterpretasikan hasil-hasil pengukurannya, pengetahuan tentang berbagai reaksi yang berlangsung dan dialami oleh unsur hara dalam tanah sangat penting. 1leh karena itu dalam pembahasan kali ini akan dipusatkan pada faktor-faktor yang terlibat dengan suplai hara pada permukaan akar tanaman.

www. ao.org/docrep/!1!/ag12!e/A"12!#1!.htm

1. $aktor- aktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah .nsur hara yang larut dalam larutan-tanah berasal dari beberapa sumber seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi pupuk, A28 2823AS2, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya. 2on-ion nitrat dan khlorida sangat mudah larut dan lazimnya tidak membentuk senyawa yang tidak-larut dengan komponen tanah. Akibat-

nya nitrat dan khlorida yang ditambahkan ke tanah akan tetap berbentuk anion dalam larutan tanah hingga diserap oleh akar tanaman atau jasad renik, tercuci, atau mengalami reaksi denitrifikasi nitrat. Anion sulfat dalam tanah-tanah netral dan alkalis mempunyai perilaku yang serupa dengan nitrat, tetapi dalam tanah-tanah masam cenderung untuk dijerap oleh koloid tanah. "ebanyakan unsur hara lainnya membentuk beberapa tipe senyawa yang kurang melarut dan cenderung mempertahankan konsentrasi kesetimbangan dalam larutan tanah. +engan demikian kation-kation larut air akan berkesetimbangan dengan kation tukar( kation-kation seperti 0u dan 9n mempunyai ciri-ciri asam 5ewis #sebagai aseptor elektron* dapt membentuk kompleks dengan bahan organik tanah( ion ferri dan Al membentuk hidroksida atau oksida hidrous yang tidak melarut( fosfor membentuk senyawa :e-fosfat, Al-fosfat dan 0a-fosfat yang tidak melarut.

elkhorn.unl.edu/epublic/pages/publication&.js...

"ondisi p, tanah merupakan faktor penting yang menentukan kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan #Tabel ;.$*. "elarutan oksida-oksida hidrous dari :e dan Al secara langsung tergantung pada konsentrasi hidroksil #1,-* dan menurun kalah p, meningkat. "ation hidrogen #, '* bersaing secara langsung dengan kation-kation asam 5ewis lainnya membentuk tapak kompleksi, dan oleh karenanya kelarutan kation kompleks seperti 0u dan 9n akan meningkat dengan menurunnya p,. "onsentrasi kation hidrogen menentukan besarnya "T" tergantung-muatan #dependent charge * dan dengan demikian akan mempengaruhi akti itas semua kation tukar. "elarutan :e-fosfat, Al-fosfat dan 0a-fosfat sangat tergantung pada p,, demikian juga kelarutan anion molibdat #)o14* dan sulfat yang terjerap.

Anion molibdat dan sulfat yang terjerap, dan fosfat yang terikat 0a kelarutannya akan menurun kalau p, meningkat. Selain itu, p, juga mengendalikan kelarutan karbonat dan silikat, mempengaruhi reaksireaksi redoks, akti itas jasad renik, dan menentukan bentuk-bentuk kimia dari fosfat dan karbonat dalam larutan tanah. !engasaman mineral silikat dapat menggeser 6muatan patahan6 dari negatif menjadi positif. /eberapa reaksi penting yang terpengaruh oleh p, disajikan dalam Tabel ;.;.
)oil p* a ects nutrient a+ailability to plants. ,he width o the band indicates the relati+e a+ailability o each plant nutrient at +arious p* le+els

:aktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah adalah potensial redoks #Eh*. :aktor ini berhubungan dengan keadaan aerasi tanah yang selanjutnya sangat tergantung pada laju respirasi jasad renik dan laju difusi oksigen. 2a mempengaruhi kelarutan unsur hara mineral yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi # alensi*. .nsur-unsur ini adalah 0, ,, 1, <, S, :e, )n, dan 0u. "andungan air yang mendekati atau melebihi kondisi kejenuhan merupakan sebab utama dari buruknya aerasi karena kecepatan difusi oksigen melalui pori yang terisi air jauh lebih lambat daripada pori yang berisi udara. 2khtisar beberapa reaksi redoks yang penting disajikan dalam Tabel ;.'. 2nformasi dalam tabel ini menyatakan bahwa kalau tanah yang semula dalam kondisi oksidasi menjadi lebih reduksi mka akan dapat terjadi reaksi-reaksi berikut ini. Tabel ;.;. !engaruh kemasaman terhadap beberapa berlangsung dalam tanah reaksi yang

< o. $.

3ugusan yang ter-pengaruhi ,idroksida dan 1ksida

8eaksi-reaksi umum =Al3' > '=1,- ??? Al=1,#'=-y*y> > y1,- ??? =Al#1,* 3 =:e3>> '=1,- ??? :e=1,#'=-y*y> > y1, - ???? =:e#1,*3 ??? 4.@=:e213 > '= ,21 0a013 > ;,> ??? 0a>> > 012 > ,21 0u0h > ;,' ??? 0u>> > ,20h :e#1,* 2,2!14 > 1,- ??? :e#1,* 3 > ,2!14Al#1,* 2,2 !14 > 1,- ??? Al#1,* 3 > ,2!140a1!#!1 4*(#1,* 2 >$B,> ??? $40a>> > C,2!14- > ;,21 )g2Si1 B > B ,> ??? ;)g>> > Si#1,* 4 Si1 2 >,21 >1,- ??? 1Si#1,* 3)>D- > ,> ??? )> > ,D #AA*

;. '. B.

"arbonat "ompleksA* :osfat

@. C.

Silikat "T" #tergantung p,* )uatan pada patahan silikat

&.

Si

E.

Sistem redoks

%.

2on dalam larutan

Si > ,> ??? 1, 4.@> Al Al Al-1,4.@- > ,> ???? Al-1, ; 4.@> )n2> > ,21 > 12 ??? ; ,> > )n12 ;:e2> > @ ,21 > 12 ??? B,' > ;:e#1,* 3 ,2S > ;12 ??? ;,' > S14? <,4> > ;12 ??? ; ,> > <13- > ,21 ,!1B? > ,> ??? ,2!14,2013 ??? ,013- > ,' ??? 013? > ; ,> 0u>> > 1,- ???? 0u1,> 1
4.@-

"eteranganF A* 0h adalah khelat, mencerminkan elektron donor. #AA* D merupakan tapak muatan yang tergantung p,, terutama karboksilat dan fenolat, )> merupakan kation tukar. #a*. denitrifikasi nitrat, kombinasi reaksi $ dan B #b*. reduksi )n12 menjadi )n>>, reaksi no. @ #c*. reduksi 0u>> menjadi 0u>, reaksi no. & #d*. reduksi oksida hidrous :e>>> menjadi :e>>, no. E #e*. reduksi S1B? menjadi ,2S, reaksi no. % #f*. produksi 0,B, reaksi no. $4 #g*. produksi ,2, reaksi no. $;

Tabel ;.'. /eberapa reaksi oksidasi-reduksi yang penting dalam tanah


<o. $. ;. '. B. @. C. 4&. E. %. $4. $$. $;. Eh #mG* %CE E$@ &&$ B;$ B4$ 'B@ -$'@ -$E@ -;$B -;B@ -;&E -B$B 8eaksi ;<13- > E,> > Ce 12 > B,> > Be :e3' > e <13- > ;,> > ;e )n12 > B,> > ;e <12- > E,> > Ce 0u'' > e :e#1,*3 > ',> > e S14? > $4,' > Ee 012 > E,> > Ee <2 > E,> > Ce ;,> > ;e ;<,4> ,2 0u' :e '' > ' ,21 ,2S > B,21 0,4 > ; ,21 <2 > B ,21 ;,21 :e '' <1 2- > ,21 )n '' > ; ,21 <,4> > ; ,21

SumberF 3arrels dan 0hrist #$%C@*

8eaksi-reaksi lainnya berhubungan dengan batas atas stabilitas air #reaksi <o.;*, nisbah :e>>> dengan :e>> dalam larutan tanah #reaksi

1!

<o.'*, proses nitrifikasi #reaksi <o.B dan C*, dan proses fiksasi nitrogen #reaksi <o.$$*. +enitrifikasi dan reduksi )n masih dapat berlangsung dalam tanah yang basah tetapi tidak jenuh air. 8eaksi lainnya umumnya memerlukan kondisi jenuh dan tergenang. 8eduksi feri-oksida akan menghasilkan pelepasan fosfat yang terfiksasi oleh oksida, yang dapat memberikan sumbangan kepada nutrisi tanaman seperti padi yang dapat tumbuh pada kondisi tergenang. !otensial baku #Eh* pada Tabel ;.' hanya menjelaskan apa yang mungkin terjadi secara termodinamika. 5aju aktual dari reaksi sangat tergantung pada sistem ensim jasad renik. Akan tetapi pentingnya pengaruh potensial redoks tanah terhadap komposisi larutan tanah sangatlah jelas. :aktor lain, seperti suhu dan kekuatan ionik larutan-tanah, juga dapat mempengaruhi reaksi-reaksi yang mengendalikan konsentrasi hara dalam larutan tanah.

2.

Pergerakan Unsur Hara menuju Permukaan Akar

2.1. 0ntersepsi akar 1root interception2 "alau akar tanaman tumbuh dan berkembang dalam tanah, mereka menempati ruang yang semula ditempati oleh unsur hara yang dapat diserap. 1leh karena itu permukaan akar harus kontak dengan unsur hara ini selama proses penggantian ruang tersebut.

www.tutor+ista.com/.../passi+e-absorption.php

Estimasi sumbangan intersepsi akar terhadap kebutuhan hara tanaman dapat dilakukan atas dasar tiga asumsi berikutF #$*. Humlah maksimum hara yang di-intersep adalah jumlah yang diperkirakan tersedia dalam olume tanah yang ditempati oleh akar #;*. Akar menempati rata-rata $I dari total olume tanah #'*. Sekitar @4I dari total olume tanah terdiri atas pori( oleh karenanya akar menempati sekitar ;I dari total ruang pori.

11

Atas dasar asumsi-asumsi ini, nilai-nilai dalam Tabel ;.B telah dapat dihitung oleh /arber #$%CC* untuk tanah lempung-debu fertil. .nsur hara yang dapat disuplai secara lengkap oleh intersepsi adalah 0a, sedangkan sumbangan yang cukup besar dijumpai pada unsur )g, )n, dan 9n. !erlu diketahui bahwa nilai-nilai ini merupakan batas maksimum yang mungkin bagi intersepsi akar karena beberapa bagian dari akar dapat meningkatkan olumenya tanpa menyerap hara dari olume tanah yang digantikannya, dan sebagian massa tanah yang terdesak akan menyingkir tanpa kontak dengan permukaan akar. -alaupun nilai-nilai absolut tidak dapat ditentukan, tampak bahwa intersepsi akar akan menyediakan lebih banyak kebutuhan hara kalau tanaman mempunyai sistem perakaran yang ekstensif dan kalau konsentrasi hara tersedia dalam zone perakaran cukup tinggi. Tabel ;.B. Estimasi jumlah hara yang disuplai oleh tiga mekanisme kepada akar jagung yang tumbuh dalam tanah lempung-debu yang dipupuk dosis tinggi dan p, tanah C.E.
Total Serapan .......... ;' ;E $'@ '% 4.;' 4.;' 4.$C 4.4& 4.E4 Humlah yang disuplai olehF 2ntersepsi Aliran massa ........... kgJha ....... CC $&@ $C $4@ B '@ $ ; 4.$ 4.4@ 4.$ 4.@' 4.4$ 4.'@ 4.4; 4.&4 4.$4 4.@' +ifusi ......... %C 'C 4.4E 4.$&

.nsur hara 0a )g " ! )n 9n 0u / :e

SumberF /arber #$%CC*. 2.2. Aliran massa 1mass-flow2 Air secara terus-menerus bergerak mendekati atau menjauhi permukaan akar. Sejumlah air kontak dengan permukaan akar kalau ia diserap untuk menggantikan kehilangan transpirasi. Sejumlah air lainnya kontak dengan permukaan akar kalau ia bergerak dalam responnya terhadap gradien potensial air dalam tanah. Air tanah ini mengandung unsur hara terlarut dan jumlah unsur hara tertentu yang diangkut ke prmukaan akar oleh salah satu dari proses ini disebut sebagai hara yang diangkut oleh aliran massa. !ersentase kebutuhan hara yang dapat dipenuhi oleh aliran massa tergantung pada #a* kebutuhan ta-naman akan unsur hara, #b* konsentrasi hara dalam larutan tanah, #c* jumlah air yang ditranspirasikan per unit bobot jaringan, dan #d* olume efektif air, yang bergerak karena gradien potensial dan yang kontak dengan permukaan akar.

12

www.greenhousecanada.com/index.php3option4com...

"ontribusi proses yang terakhir ini sulit ditentukan, sehingga estimasi kontribusi hara dari aliran massa biasanya didsarkan atas konsentrasi hara dan jumlah air transpirasi per satuan bobot jaringan. Estimasi seperti ini disajikan dalam Tabel ;.B. Tampak bahwa aliran massa dapat menjadi kontributor dominan untuk hara 0a, )g, 9n, 0u, / dan :e. +emikian juga, akurasi hasil estimasi masih dapat dipertanyakan karena asumsi-asumsi yang terlibat. 2.3. &i usi 1diffusion2 +ari estimasi dalam Tabel ;.B tampak bahwa kebutuhan ! dan " biasanya tidak dapat dipenuhi dari intersepsi dan aliran massa. 1leh karena itu harus dipenuhi oleh proses difusi. !ersamaan berikut ini melukiskan faktor-faktor penting yang menentukan kecepatan difusi unsur hara menuju ke permukaan akarF dKJdt ? +A!#0$ - 0;* J 5 dimanaF dKJdt?mencerminkan laju difusi ke permukaan akar + ? koefisien difusi unsur hara dalam air A ? luas penampang yang diasumsikan mencerminkan total permukaan penyerapan dari akar tanaman untuk maksud difusi ini. ! ? fraksi dari olume tanah yang ditempati oleh air #juga termasuk faktor tortuosity* 0$? konsentrasi hara terlarut pada suatu titik yang berjarak 5 dari permukaan akar 0; ? konsentrasi hara terlarut pada permukaan akar 5 ? jarak dari permukaan akar ke titik tertentu 0$. !ersamaan ini tidak akan berlaku secara tepat untuk sistem tanah, akan tetapi ia mampu menunjukkan faktor-faktor apa saja yang

13

mempengaruhi kecepatan difusi unsur hara seperti ! dan " ke permukaan akar, yaituF #$*. :aktor !. 2ni mencerminkan fraksi dari total olume tanah yang mengandung air. 5aju difusi akan tergantung pada kadar air tanah, dan tanah yang bertekstur halus diharapkan akan memungkinkan difusi yang lebih cepat pada kondisi konsentrasi larutan yang sama dibandingkan dengan tanah yang teksturnya kasar karena ia mempunya kapasitas menahan air yang lebih besar pada potensial air tanah yang setara. #;*. /esarnya gradien konsentrasi #0$-0;*J5. "onsentrasi yang tidak sama akan menyediakan gaya dorong bagi difusi. "alau 0$ merupakan konsentrasi larutan tanah dan 0; konsentrasi pada permukaan akar, laju difusi akan lebih tinggi kalau 0$ semakin besar dan 0; semakin kecil dan 5 konstan. Sehingga kemampuan tanaman untuk menyerap hara menurunkan konsentrasi 0; hingga sangat rendah dan hal ini akan meningkatkan laju difusi yang tinggi karena konsentrasi hara dalam larutan #0$* menjadi tinggi. :aktor jarak 5 akan dipengaruhi oleh adanya faktor kapasitas dalam kesetimbangan dengan larutan tanah karena reaksi kesetimbangan akan cenderung mempertahankan konsentrasi yang relatif tinggi di dekat permukaan akar.

)umber5 www.tutor+ista.com/search/what-is-transported...

#'*. :aktor A. )encerminkan total luas permukaan akar yang tersedia untuk penyerapan dan menjadi fakor yang sangat penting. Sejumlah hara yang sama dapat diserap dengan laju yang lebih lambat per satuan luas permukaan kalau total luas permukaan penyerapan lebih besar. 1leh karena itu, luasnya sistem perakaran merupakan faktor penting yang mempengaruhi serapan yang dikendalikan oleh difusi.

14

+istribusi akar dalam kaitannya dengan distribusi spasial unsur hara tersedia dan air tersedia sangat penting. .nsur hara, baik alami maupun yang ditambahkan, cenderung terkonsentrasi dalam tanah lapisan olah. Akan tetapi lapisan tanah ini cenderung untuk mengering selma periode kekeringan dan ketersediaan hara tersebut menurun secara drastis. Sehingga ketersediaan hara pada tahun-tahun kering akan banyak ditingkatkan kalau ada suplai hara dan air dalam subsoil dan kalau distribusi akar dalam subsoil memadai jumlahnya. 1perasi pengolahan tanah dapat mempengaruhi distribusi spasial dan ketersediaan hara #Siemens, -alker dan !eck, $%&$*.

3. Pembaharuan Hara dalam Larutan Tanah


"alau unsur hara diambil dari larutan tanah, akan terjadi kecenderungan untuk menggantikan defisit hara dari fase padatan tanah. "onsentrasi hara dalam larutan tanah sering disebut sebagai faktor intensitas dan sumber hara pada fase padatan tanah yang mensuplai kembali larutan tanah disebut sebagai faktor kapasitas. :aktor kapasitas dapat dibagi-bagi secara sembarangan menjadi tiga kategori, yaituF #$*. bentuk-bentuk yang berkesetimbangan secara cepat dengan larutan tanah. #;*. bentuk-bentuk yang berkesetimbangan secara lambat hingga agak lambat #kesetimbangan semu* dengan larutan tanah #'*. bentuk-bentuk yang tidak berkesetimbangan dengan larutan tanah, karena tidak ada reaksi balik #unsur hara dibebaskan tetapi tidak dijerap kembali*. Teladan bentuk-bentuk yang kerkesetimbanagn secara cepat dengan larutan tanah akan berupa "-tukar, 0a-tukar atau )g-tukar dan !-permukaan. Teladan bentuk-bentuk yang lambat berkesetimbangan dengan larutan tanah adalah "-terfiksasi dan ! yang terdifuse ke bawah permukaan mineral penyerap atau ke dalam interior agregat tetapi masih dapat terdifusi kembali ke permukaan dalam jangka waktu yang cukup panjang kalau gradien akti itasnya menjadi sesuai. Teladan bentuk yang tidak berkesetimbangan atau reaksi satu arah adalah pelepasan hara seperti <, !, dan S oleh dekomposisi bahan organik, dekomposisi mineral yang semula dibentuk dalam sistem bersuhu tinggi, dan input dari atmosfer. /eberapa mineral primer dapat menunjukkan kecenderungan untuk mengalami reaksi balik kalau laju dekomposisinya dikendalikan oleh konsentrasi produk dekomposisi dalam larutan tanah. . !akt"r-#akt"r $ang %en$erap Hara %empengaruhi Kemampuan Tanaman

:aktor-faktor tanah yang mempengaruhi kemampuan tanaman menyerap hara adalahF #$*. "onsentrasi oksigen dalam udara tanah. Energi yang diperlukan untuk serapan hara berasal dari proses respirasi dalam akar

1%

tanaman. .ntuk semua tanaman akuatik ternyata proses respirasi ini tergantung pada suplai oksigen dalam udara tanah. 1leh karena itu aerasi yang buruk akan menghambat proses penyerapan unsur hara #3rable, $%CC* disamping mempengaruhi tingkat oksidasi beberapa macam unsur hara. #;*. Temperatur tanah. !enyerapan unsur hara berhubungan dengan akti itas metabolik yang selanjutnya sangat tergantung pada suhu. "onsentrasi hara dalam larutan tanah yang lebih besar seringkali diperlukan untuk mencapai laju pertumbuhan maksimum dalam kondisi tanah dingin dibandingkan dengan tanah-tanah yang hangat. ,al ini telah terbukti dengan unsur hara ! #Sutton, $%C%*. #'*. 8eaksi-reaksi antagonistik yang mempengaruhi serapan hara. -alaupun konsentrasi hara pada permukaan akar dapat menjadi faktor paling kritis yang mempengaruhi laju serapan hara pada kondisi lingkungan normal, reaksi-reaksi antagonistik di antara ionion juga dapat menjadi penting. "ur a baku respon hasil tanaman terhadap penambahan unsur hara tunggal mula-mula menunjukkan daerah respon pertumbuhan, kemudian daerah hasil maksimum yang mendatar, dan akhirnya zone depresi hasil kalau konsentrasi mendekati tingkat toksik. "isaran hasil maksimum di daerah yang mendatar tergantung pada hara #sempit untuk unsur mikro, lebar untuk unsur makro* dan pada konsentrasi relatif unsur hara lainnya. Suatu teladan kondisi yang terakhir ini adalah terjadinya depresi hasil akibat penambahan " pada tanah-tanah yang miskin )g. Efek antagonistik " terhadap serapan )g dapat mengakibatkan depresi hasil karena defisiensi )g. #B*. Substansi toksik. Suatu substansi yang mengganggu proses metabolisme tanaman juga dapat mempengaruhi serapan hara. Substansi toksik seperti ini di antaranya adalah konsentrasi )n atau Al yang tinggi dalam tanah masam, konsentrasi garam terlarut yang sangat tinggi, jumlah / yang berlebihan, dan lainnya.

1(

www.ul.ie/6childsp/7inA/0ssue41/editorial41.html

%.

$aktor yang 8empengaruhi 9etersedian *ara dan 8etode :ji-tanah

/agan umum ketersediaan unsur hara disajikan dalam 3ambar ;.;. Tujuan dari bagan ini adalah mem isualkan berbagai input hara ke dalam larutan tanah darimana ia dapat diekstraks oleh tanaman. D

www.umass+egetable.org/.../soil;basics;00.html

1)-atmosfer

Penguapan )-pupuk /entuk ) yg 0epat berkesetimbangan )-tanaman

panen )-ternak

)-larutan tanah

)-bahan organik

/entuk ) lambatmedium

) mineral primer

pencucian

"ehilangan erosi

3ambar ;.;. /agan ketersediaan hara secara umum. ) menyatakan unsur hara. !emahaman tentang besaran relatif setiap input untuk setiap unsur hara tertentu dan ariabilitas selama musim pertumbuhan akan sangat berguna dalam mengembangkan atau menge aluasi uji-tanah untuk unsur hara tersebut. )isalnya saja, permasalahan manakah yang terbaik, menganalisis faktor intensitas atau faktor kapasitas. Secara teori penggunaan faktor intensitas lebih sesuai kalau faktor kapasitas mampu mempertahankan konsentrasi larutan tanah secara seragam #konstan* sepanjang musim. "ondisi ini biasanya ditemukan pada unsur hara !, 0a, dan )g dan kadangkala juga ". +alam kasuskasus dimana uji ! tanah telah diperbandingkan pada berbagai tanah, maka ! larut air biasanya berkorelasi lebih baik daripada faktor kapasitasnya dengan serapan tanaman. Tujuan utama mengadopsi metode ini untuk penggunaan rutin uji tanah disebabkan oleh kenyataan bahwa konsentrasi ! sangat rendah #kadangkala kurang dari 4.$ ppm* sehingga mempersulit teknik analitiknya. Tabel ;.@. !enahanan 0a>> dan <,B> dalam bentuk dapat ditukar oleh berbagai material setelah pencucian dengan larutan 4.4@< 0a-asetat dan 4.4@< amonium asetat.

1.

!osisi pertukaran yang ditempati oleh 0a>> <,B> ............... I ............ Asam humat %; E )ontmorilonit C' '& "aolinit @B BC )usko it C %B SumberF Schachtschabel #$%B4*. +alam beberapa situasi dimungkinkan untuk menurunkan faktor kapasitas cukup besar dalam satu musim pertumbuhan sehingga ukuran faktor kapasitas sangat diperlukan untuk mendukung informasi faktor intensitas #misalnya "alium*. "alau pengukuran faktor kapasitas diperlukan maka biasanya akan lebih banyak ditemukan masalah interpretasinya karena hubugan antara kedua faktor ini berbeda-beda di antara indi idu tanah. ,al ini dilukiskan oleh adanya ariasi afinitas relatif berbagai material pertukaran kation terhadap kation 0a>> dan <, 4> #Tabel ;.@*.

)aterial

SumberF www.ag.ohio-state.eduJLprecJsoilJnMcycle.htm

1/

Tapak fiksasi 5iat Alofan, karbonat /ahan organik ",)g,<,B Al, :e-oksida <,S,!,0u

2on tukar pada koloid tanah 0a>>, )g>>,<a>,">,<,B> Al>>>, ,>, )n>>, , ;!1B-,S1 B?

cepat lambat lambat lambat

!upuk cepat

5arutan tanah <13-, S14?, 0l-, ,3/13 lambat ion-ion yang membentuk khelat 0 E ! A T !ermukaan akar tanaman difusi

5apukan mineral

difusi aliran massa pertumbuhan akar

!enyerapan aktif dan pasif 0 E ! A T

Ekskresi ,>, 1,- dan ,01 3-

2nterior akar tanaman

3ambar ;.$. "esetimbangan yang terlibat dalam suplai hara kepada akar tanaman.

2!

Tabel ;.C. !embandingan jumlah kation dalam kompleks jerapan dan larutan tanah pada beberapa order tanah
1rder Tana h 1ksisol .ltiso l Alfisol Gertisol 0a "ation tukar )g " "ation larutan <a #5arutanJTukar*= $44 0a )g " <a

< 0a )g " a ................... meJ$44 g ......... 4.@ 4.' $.4 4.B

........ I .......... 4.% 4.& 4.B 4.C ;.4 $.& $.C 4.E &.4 &.@ $B.4 $'.4

$.' '.E E.& $'. @

$.& '.% @.% $4. B

4.$ 4.44% 4.4$C 4.4$4 4.44& 4.& 4.; 4.4$$ 4.4;E 4.44@ 4.4$@ 4.' 4.$ 4.4$C 4.4;B 4.4$C 4.4$B 4.; 4.; 4.4'C 4.4@& 4.44' 4.4;C 4.'

SumberF 8ou= #$%CC*. Situasi ini analog dengan hubungan antara enerji potensial atau enerji bebas air dalam tanah #ketersediaan* dan jumlah air yang ada #suplai*. Telah diketahui bahwa kalau jumlah air dalam tanah berkurang maka ketersediaannya juga berkurang. ,al yang serupa juga berlaku bagi unsur hara. 1leh karena itu dalam rangka untuk mendeskripsikan secara tepat status hara dalam tanah maka diperlukan karakterisasi hubungan antara potensial kimia atau tingkat enerji bebas dari hara dalam larutan tanah #faktor intensitas* dan jumlah yang ada pada fase padatan #faktor kuantitas*. "emampuan suatu sistem untuk memperbaharui larutan tanah diukur dari faktor kapasitasnya yang merupakan nisbah antara perubahan faktor kuantitas dengan unit perubahan faktor intensitas. "arakterisasi ini seringkali memerlukan banyak kerja dan paling tidak memerlukan dua analisis setiap sampel tanah( diperlukan pengukuran terpisah konsentrasi larutan dan jumlah hara yang labil.

(. <enyerapan unsur hara oleh akar tanaman


)o ement of ions from the outer space of the cell to the inner space is generally against the concentration gradient and hence reKuires energy. This energy is obtained through metabolism either directly or indirectly. Garious e idences indicate the acti e uptake of ions by carrier mechanism 2n carrier mechanism, acti ated ions combine with carrier proteins and from ion carrier comple=. This comple= mo es across the membrane and reaches the inner space by the e=penditure of energy.

21

)umber5 www.tutor+ista.com/.../acti+e-absorption.php

-ithin the cytoplasm, the comple= breaks to release the ions. The carrier mo es out of the cytoplasm and is again ready to attach another ion to from a comple= 0on tra ic into the root )ineral nutrients absorbed from the root has to be carried to the =ylem. This transport follows two pathways namely apoplastic pathway and symplastic pathway. 2n apoplastic pathway, mineral nutrients along with water mo es from cell to cell through spaces between cell wall by diffusion. The ions, which enter the cell wall of the epidermis mo e across cell wall of corte=, cytoplasm of endodermis, cell walls of pericycle and finally reach the =ylem 2n symplastic pathway, mineral nutrients entering the cytoplasm of the epidermis mo e across the cytoplasm of the corte=, endodermis of pericycle through plasmodesmata and finally reach the =ylem.

22

)umber5 www.tutor+ista.com/.../acti+e-absorption.php

,ranslocation o solutes !.8. Stout and +r. ,oagland ha e pro ed that mineral nutrients absorbed by the roots are translocated through the =ylem essel. )ineral salts dissol ed in water mo es up along the =ylem essel to be transported to all the parts of the plant body. Translocation is aided, by transpiration. As water is continuously lost by transpiration on the upper surfaces of the plant, it creates a transpirational pull, by which water along with mineral salts is pulled up along the =ylem essel. Acti e absorption of energy can be achie ed only by an input of energy. :ollowing e idences show the in ol ement of metabolic energy in the absorption of mineral salts. ,igher rate of respiration increases the salt accumulation inside the cell. 8espiratory inhibitors check the process of salt uptake. /y decreasing o=ygen content in the medium, the salt absorption is also decreased. These e idences indicate that salt absorption is directly connected with respiratory rate and energy le el in the plant body, as acti e absorption reKuires utilization of energy. "oldacre=s ,heory 0ontractile proteins of membrane show their e=istence in folded or unfolded condition. !roteins in unfolded conditions are able to bind ions by free alencies e=posed at membrane surface. !roteins in folded #contracted* condition release ions as free alencies of proteins get satisfied in folded condition. 2n this theory role of carrier has been emphasised with utilisation of AT! energy. This theory howe er has not been pro ed.

23

&iagrammatic >epresentation o the "oldacre 7oncept

7ytochrome <ump )alt >espiration or #lectron ,ransport ,heory This theory was proposed by ,. 5undegardh, who suggested that anions could be transported across the membrane by cytochrome system. Energy is supplied by direct o=idation of respiratory intermediates.

+iagrammatic representation of cytochrome pump hypothesis 1n salt absorption, anions #A-* are acti ely absorbed ia a cytochrome pump and cations #)>* are passi ely absorbed.

24

The rate of respiration, which is solely due to anion absorption, is called as anion respiration or salt respiration. The original rate of respiration #without anion respiration* can be obser ed in distilled water and is called ground respiration. Total respiration #8$* ? 3round respiration #8g* > Salt or anion respiration #8a*.

)umber5 click4biology.in o/c4b///plant/.2.htm

2%

)umber5 click4biology.in o/c4b///plant/.2.htm

2(

?A*A@ ?A7AA@

Barber, S.A., 1966. Soil plant relationships determining phosphorus uptake. Plant Nutrition. 1982. vol. 1 !9" ##. Barber, S.A., 1966. $he role o% root inter&eption, mass %lo' and di%%usion in regulating the uptake o% ioions b( plants %rom soils. )n *imiting Steps in )on uptake b( Plant %rom Soils. ).A.+.A. $e&h. ,ept. Ser. 6 Barber, S.A., 19... Appli&ation o% phosphate %ertili/er 0ethods, rates and time o% appli&ation in relation to the phosphorus status o% soils. Phosphorus in Agri&. .1 119"11-.
Barber, S.A., ,.2. Bra(, A.3. 3ald'ell, ,.*. 4o5, 0. 4ried, 2.2. 6an'a(, 7. 6ovland, 2.8. 9et&heson, 8.0. *aughton, 9. *a'ton, ,.3. *ipps, ,.A.. :lson, 2.$. Pesek, 9. Prett(, 0. ,eed, 4.8. Smith, and +.0. Sti&kne(. 1961. North 3entral ,egional potassium studies )). greenhouse e5periments 'ith millet. North 3entral ,egional Publi&ation No. 12!. )ndiana Agr. +5p. Stn. ,es. Bul. ,B .1.. Barro', 2.2. 1961. Studies on the minerali/ation o% sul%ur %rom soil organi& matter. Aust. 2. Agr. ,es. 12 !16"!19. Burns, A.*., and S.A. Barber. 1961. $he e%%e&t o% temperature and moisture on e5&hangeable potassium. Soil S&i. So&. Amer. Pro&. 2- !#9"!-2. 7o'd(, ,.2., and $.B. 6ut&heson, 2r. 196!. +%%e&ts o% e5&hangeable potassium level and dr(ing on release and %i5ation o% potassium b( soils as related to &la( mineralog(. Soil S&i. So&. Amer. Pro&. 2. !1"!#. ;ee, ;.8., and 0.+. 7odson. 1981. Soil 'ater &ontent b( mi&ro'ave dr(ing A routine pro&edure. Soil S&i. So&. Amer. 2. #- 12!#"12!.. ;ogan, 8.;. 19.-. <in& availabilit( in some )o'a soils as measured b( soil and plant anal(ses and &rop response. =npublished Ph.7. $hesis. Ames, )o'a. *ibrar(, )o'a State =niversit( o% S&ien&e and $e&hnolog(. 6an'a(, 2.2., S.A. Barber, ,.2. Bra(, A.3. 3ald'ell, *.+. +ngelbert, ,.*. 4o5, 0. 4ried, 7. 6ovland, 2.8. 9et&heson, 8.0. *aughton, 9. *a'ton, ,.3. *ipps, ,.A. :lson, 2.$. Pesek, 9. Prett(, 4.8. Smith, and +.0. Sti&kne(. 1961. North 3entral ,egional potassium studies ). 4ield studies 'ith al%al%a. North 3entral ,egional Publi&ation No. 12#. )o'a Agr. 6ome +&on. +5p. Sta. ,es. Bul. #9#. 6an'a(, 2.2., S.A. Barber, ,.2. Bra(, A.3. 3ald'ell, ,.*. 4o5, 0. 4ried, *.$. 9urt/, 9. *a'ton, 2.$. Pesek, 9. Prett(, 0. ,eed, and 4.8. Smith. 1962. North 3entral ,egional potassium studies ))). 4ield studies 'ith &orn. North 3entral ,egional

2-

Publi&ation No. 1!-. )o'a Agr. 6ome +&on. +5p. Stn. ,es. Bul. -1!. 9enne(, 7.,., and 2.0. Bremner. 1966. 3omparison and evaluation o% laborator( methods o% obtaining an inde5 o% soil nitrogen availabilit(. Agron. 2. -8 #98"-1!. *uebs, ,.+., ;. Stan%ord, and A.7. S&ott. 19-6. ,elation o% available potassium to soil moisture. Soil S&i. So&. Amer. Pro&. 21 #-"-1. 0o&k,2.2. dan 7.3. +rba&h. 19... )n%luen&e o% &onservation tillage environments on gro'th and produ&tivit( o% &orn. Agron. 2our. 69 !!."!#1 S&ott, A.7., and $.+. Bates. 1962. +%%e&t o% organi& additions on the &hanges in e5&hangeable potassium observed on dr(ing soils. Soil S&i. So&. Amer. Pro&. 26 219"211. Searle, P.*., and ;.P. Sparling. 198.. $he e%%e&t o% air"dr(ing and storage &onditions on the amounts o% sulphate and phosphate e5tra&ted %rom a range o% Ne' <ealand topsoils. 3omm. Soil S&i. Pl. Anal. 18 .2-".!9. $hien, S.2., 7.A. 8hitne(, and 7.*. 9arlen. 19.8. +%%e&t o% mi&ro'ave radiation dr(ing on soil &hemi&al and mineralogi&al anal(sis. 3omm. Soil S&i. Plant Anal. 9 2!1" 2#1. 8iddo'son, 2.P., and 2.2. 6an'a(. 19.1. Available sul%ur status o% some representative )o'a soils. )o'a Agr. 6ome +&on. +5p. Stn. ,es. Bul. -.9.

4o5, ,.2., ;.8. ,oth, 9.>. )versen, and 8.P. Piekielek. 1989. Soil and tissue nitrate tests &ompared %or predi&ting soil nitrogen availabilit( to &orn. Agron. 2. 81 9.1"9.#. ;arrels, , dan 3.*. 3hrist. 196-. Solutions, 0inerals, and +?uilibria @2nd ed. 4reeman 3ooper 3o, 1982 and revised ed 1991A )SBN 1"86.21"1#8". @1991 ed.A ;ra(, 3. 198!. Surve( o% state soil testing laboratories in the =nited States. 0imeo o% Soil and Plant Anal(sis 3omm"S8.., Soil S&i. So&. Amer., $e5as A B 0 =niv., 3ollege Station, $e5as. 6enriksen, 6. and A.,. Selmer":lsen. 19.1. Automati& methods %or determining nitrate and nitrite in 'ater and soil e5tra&ts. Anal(st @*ondonA 9- -1#"-81. 6ergert, ;.8. 198.. Status o% residual nitrate"nitrogen soil tests in the =nited States. p. .!"88. In 2.,. Bro'n @ed.A Soil testing Sampling, &orrelation, &alibration, and interpretation. ASA Spe&ial Publ. 21. ASA, 3SSA, and SSSA, 0adison, 8is. 6u%%man, S.A. and 9.A. Barbari&k. 1981. Soil nitrate anal(sis b( &admium redu&tion. 3omm. Soil S&i. Pl. Anal. 12@1A .9"89.

2.

2okela, 8.+. 1989. $he >ermont nitrogen soil test %or &orn. 4S1!!. =niv. o% >ermont +5t. Serv., Burlington, >t. 9elle(, 8.P. and S.0. Bro'n. 1921. $he solubilit( o% anions in alkali soils. Soil S&i. 12 261"28-. 9eene(, 7.,. 1982. Nitrogen"availabilit( indi&es. p. .11".!#. In A.*. Page et al. @ed.A. 0ethods o% soil anal(sis, Part 2, 2nd ed., Agron. 0onogr. 9. ASA and SSSA, 0adison, 8is. 9eene(, 7.,. and 7.8. Nelson. 1982. Nitrogen"inorgani& %orms. p. 6#!"698. In A.*. Page et al. @ed.A. 0ethods o% soil anal(sis, Part 2, 2nd ed., Agron. 0onogr. 9. ASA and SSSA, 0adison, 8is. 0agdo%%, 4.,., 7. ,oss, and 2. Amadon. 198#. A soil test %or nitrogen availabilit( to &orn. Soil S&i. So&. Am. 2. #8 1!11"1!1#. 0agdo%%, 4.,., 8.+. 2okela, ,.6. 4o5, and ;.4. ;ri%%in. 1991. A soil test %or nitrogen availabilit( in the northeastern =nited States. 3omm. Soil S&i. Pl. Anal. 21 111!"111-. ,oth, ;.8., 7.B. Beegle, and P.2. Bohn. 1992. 4ield evaluation o% a pre"sidedress soil nitrate test and ?ui&k"test %or &orn in Penns(lvania. 2. Prod. Agri&. - #.6"#81.
8ou=, !.-., $%CC. +ie uitwerking an seisoensreNn al en beweiding op 3emengde "aroo eld. ,andl -eiding eren. s. Afr. $ F $4'-$$4.

S&hmitt, 0.A. and ;.8. ,andall. 199#. 7eveloping a soil nitrogen test %or improved re&ommendations %or &orn. 2. Prod. Agri&. . !28"!!#. Siemens, 2.3., 8.0.8alker, dan $.,.Pe&k. 19.1. +%%e&t o% tillage s(stem on soil tests %or a&idit(, phosphorus, and potassium. )llinois ,esear&h . Summer 19.1, 1! @!A.

Anda mungkin juga menyukai