Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004, menyatakan
bahwa 5 besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara,
kanker

usus

besar,

kanker

lambung,

dan

kanker

hati.

WHO

mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam


rentang waktu 2005-2015. Survei yang dilakukan WHO dinyatakan 8-9
persen wanita mengalami kanker payudara. Hal itu membuat kanker
payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita
setelah kanker leher rahim (American Cancer Society, 2014)
Kanker payudara merupakan masalah besar di Indonesia maupun di
negara lain. Jumlah kasus baru di Amerika Serikat pada tahun 2003
mencapai 211.300 orang dan 39.800 pasien meninggal akibat kanker
payudara pada tahun yang sama. Kanker payudara di Indonesia berada di
urutan kedua sebagai kanker yang paling sering ditemukan pada
perempuan, setelah kanker mulut rahim. Penelitian di Jakarta Breast
Cancer pada April 2001 sampai April 2003 menunjukan bahwa dari 2.834
orang memeriksakan benjolan di payudaranya, 2.229 diantaranya (78%)
merupakan tumor jinak, 368 orang (13%) terdiagnosis kanker payudara
dan sisanya merupakan infeksi dan kelainan bawaan payudara (Djoerban
dkk, 2003).
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum
diderita oleh wanita saat ini. Penyakit ini terjadi dimana sel-sel tidak
normal (kanker) terbentuk pada jaringan payudara. Kanker payudara
adalah penyebab kematian kedua setelah kanker serviks dengan penderita
sebanyak 8.328 kasus dan pada tahun 2007 (deherba, 2014). Kanker
payudara juga terjadi pada pria, meskipun sangat jarang ditemukan. Usia
rata-rata wanita ketika terdiagnosis mengidap kanker payudara adalah 64
tahun, sementara sepertiga dari seluruh wanita terdiagnosis menderita
penyakit ini saat berusia dibawah 50 tahun.

II.

Tujuan Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan tentang kanker payudara dan SADARI yang
kami lakukan memliki beberapa tujuan :
1. Sebagai aplikasi nyata dari teori perilaku sehat, dalam hal ini
Protection Motivation Theory (PMT),
2. Memberikan informasi mengenai kanker payudara dan SADARI,
3. Meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan kewaspadaan terhadap
kanker payudara,
4. Mengajak peserta untuk melakukan perilaku yang dapat mengurangi
resiko terkena kanker.

III.

Manfaat
1.

Untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah psikologi kesehatan dalam


pengaplikasian teori PMT

2.

Untuk mengetahui apa itu kanker payudara dan SADARI

3.

Untuk memberikan wawasan dan kepedulian akan kanker payudara


dan SADARI

LITERATURE REVIEW

I.

Protection Motivation Theory (PMT)


Awalnya dikembangkan oleh Roger (1975, dalam Conner &
Norman, 2005) untuk memahami pengaruh dari fear arrousal terhadap
perilaku seseorang. Roger mengembangkan PMT berdasarkan penelitian
yang dilakukan Hovland et al. (1953, dalam Conner & Norman, 2005).
Pada tahun 1983, Roger merevisi teorinya menjadi teori komunikasi
persuasif dan proses kognitif yang lebih umum dan cakupannya lebih luas
(Conner & Norman, 2005).
Menurut Roger bahwa berbagai macam sumber informasi baik dari
eksternal maupun internal dapat memunculkan dua proses appraisal
(penilaian) yang independen, yaitu threat appraisal dan coping appraisal.
Threat appraisal berfokus pada sumber ancaman (threat) serta faktor yang
dapat meningkatkan ataupun menurunkan kemungkinan munculnya respon
yang maladaptif, misalnya penghindaran. Persepsi individual terhadap
severity (keparahan) dan vulnerability (kerentanan) dapat menghalangi
respon maladaptive. Meski begitu, adanya penghargaan (reward) intrinsik
(missal : kenikmatan) dan ekstrinsik (missal : social approval) dapat
meningkatkan munculnya perilaku yang maladaptif. Misalnya adalah,
seorang perokok tidak mau berhenti merokok karena tidak ingin berbeda
dengan teman-temannya (Conner & Norman, 2005).
Coping appraisal berfokus pada pada respon untuk mengatasi
ancaman dan faktor yang mempengaruhi meningkat atau menurunnya
kemungkinan individu memunculkan perilaku yang adaptif. Kepercayaan
(belief) bahwa perilaku yang dilakukan akan efektif dalam mengurangi
resiko terhadap ancaman (response efficacy) dan kepercayaan bahwa
individu mampu melakukan perilaku yang direkomendasikan (selfefficacy), keduanya akan meningkatkan muculnya respon individu yang
adaptif. Meski begitu, adanya response cost (misal: ketersedian fasilitas,
biaya, waktu) dapat menghambat munculnya perilaku adaptif. Hasil dari
kedua appraisal tersebut berupa motivation protection (keinginan untuk
melakukan perilaku yang disarankan) (Conner & Norman, 2005)

II.

Kanker
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal
diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk
klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengakibatkan sinyal
mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. (Brunner &
Suddarth, 2003). Selama rentang kehidupan seseorang, berbagai jaringan
tubuh normalnya mengalami periode pertumbuhan atau proliferatif yang
harus dibedakan dari aktivitas pertumbuhan maligna. Terdapat beberapa
pola pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah hyperplasia, metaplasia,
dysplasia, anaplasia, dan neoplasia. Hiperplasia yaitu peningkatan jumlah
sel-sel jaringan, merupakan proses proliferasi yang umum dijumpai selama
periode pertumbuhan tubuh yang cepat dan selama regenerasi kulit serta
sumsum tulang. Hyperplasia adalah suatu respons seluler yang normal saat
terdapat tuntutan fisiologik, hal ini menjadi suatu respons yang abnormal
apabila pertumbuhan melebihi tuntunan fisiologik seperti yang terjadi pada
iritasi kronis. Metaplasia terjadi apabila salah satu tipe sel matur diubah
menjadi tipe yang lain melalui stimulus yang mempengaruhi sel batang
induk. Iritasi atau inflamasi kronik, defisiensi vitamin, dan pemajanan
terhadap bahan kimiawi mungkin menjadi faktor yang mengarah pada
metaplasia. Perubahan metaplastik mungkin dapat pulih atau berkembang
menjadi dysplasia. Displasia adalah pertumbuhan sel aneh yang
mengakibatkan sel sel lain dari tipe jaringan yang sama. Dysplasia dapat
terjadi akibat bahan kimia, radiasi, atau inflamasi atau iritasi kronik.
Dysplasia dapat pulih atau dapat mendahului perubahan neoplastik yang
tidak dapat pulih. Anaplasia adalah diferensiasi sel-sel displastik pada
derajat yang lebih rendah. Sel-sel anaplastik sulit dibedakan dan bentuknya
tidak beraturan atau tidak selaras dengan pertumbuhan dan pengaturan.
Sel-sel anaplastik tidak mempunyai ciri seluler normal dan hampir selalu
maligna. Neoplasia digambarkan sebagai pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat benigna

atau

maligna.

Pertumbuhan

neoplastik

benigna

dan

maligna

diklasifikasikan dan dinamai sesuai dengan asal jaringannya.


Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan diatas otot
dada, merupakan perubahan dari kelenjar keringat. Dalam keadaan normal
hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa jenis
hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitar lipat paha sampai
dada. Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya
lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar,
mencapai 600 gram dan pada ibu menyusui mencapai 800 gram. Menurut
Luwia (2003), kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Ketika
sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali inilah yang disebut kanker payudara. Kumpulan besar dari
jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi
tidak semua tumor adalah kanker, karena sifatnya yang tidak menyebar ke
seluruh tubuh. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau
menyebar jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas.
Penyebab Kanker Payudara
Penyebab dari kanker payudara tidak diketahui dengan pasti, namun
terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan lingkungan. Penyebab
tersebut yang dapat menunjang terjadinya kanker payudara. Banyak faktor
yang diprediksi mempuyai hubungan kanker payudara (John Cleese,
2010). Genetik merupakan faktor panting karena kejadian kanker payudara
akibat kelainan genetik sebesar 5-10%. Untuk mengenalinya cukup mudah
yaitu dengan mengumpulkan riwayat keluarga yang terkena kanker
payudara dan memetakannya dalam bentuk silsilah. Riwayat keluarga yang
perlu dicatat diantaranya adalah kanker payudara pada ibu atau saudara
perempuan yang terkena kanker payudara pada umur di bawah 50 tahun
atau keponakan dengan jumlah lebih dari dua (Luwia, 2003).

Hormon estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses


tumbuh kembang organ seksual wanita. Hormon estrogen justru sebagai
penyebab awal kanker pada sebagian wanita. Hal ini disebabkan adanya
reseptor estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar susu. Hormon
estrogen yang menempel pada saluran ini, lambat laun akan mengubah selsel epitel tersebutmenjadi kanker (Luwia, 2003). Pengunaan KB hormonal
seperti pil, suntik KB dan susuk yang mengandung banyak dosis estrogen
meningkatkan risiko kanker payudara (John Cleese, 2010). Faktor
lingkungnan juga dapat menjadi pemicu kanker payudara. Lingkungan
tersebut berupa paparan radiasi bahan-bahan radioaktif, sinar X dan
pencemaran bahan kimia. Luwia (2003) mengatakan bahwa risiko kanker
payudara meningkat apabila radiasi terjadi sebelum umur 40 tahun.
Faktor Resiko Kanker Payudara
Faktor-faktor yang memiliki risiko dan berhubungan dengan terjadinya
kanker payudara diantaranya adalah:
a. Umur
Wanita yang berumur lebih dari 40 tahun mempuyai risiko kanker
payudara lebih besar dibandingkan umur kurang dari 40 tahun. Hal ini
di karenakan pada umur ini kebanyakan wanita melakukan mamografi
pada program pemeriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker
payudara yang ditemukan terjadi pada wanita berumur antara 40-64
tahun (Wilensky dan Lincoln, 2008).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh untuk terjadinya kanker payudara,
wanita mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut
penelitian di Inggris 99% dari semua kasus kanker payudara terjadi
pada wanita dan pada pria hanya 1% saja (John Cleese, 2010).
c. Umur Menarche

Pada wanita yang riwayat menarchenya lambat insedensinya lebih


rendah akan tetapi menarche awal (dibawah 12 tahun) termasuk dalam
faktor risiko terjadinya kanker payudara (Luwia, 2003).
d. Umur Menopause
Wanita yang umur menopausnya terlambat atau lebih dari 50 tahun
mempuyai resiko terkena kanker payudara lebih besrar dibandingkan
wanita yang umur menopausnya normal yaitu umur kurang dari 50
tahun (Luwia, 2003).
e. Riwayat keluarga dengan kanker payudara (genetik)
Risiko terkena kanker payudara meningkat pada wanita yang
mempunyai ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker
payudara. Semua saudara dari penderita kanker payudara memiliki
peningkatan risiko mengalami kanker payudara (Wilensky dan
Lincoln, 2008).
f. Paritas
Paritas merupakan keadaan yang menunjukan jumlah anak yang
pernah dilahirkan. Wanita yang tidak mempunyai anak (nullipara)
mempuyai risiko insiden 1,5 kali lebih tinggi dari pada wanita yang
mempunyai anak (multipara) (Wilensky dan Lincoln, 2008).
g. Tidak menyusui anak
Menyusui merupakan salah satu faktor penting yang memberikan
proteksi terhadap risiko kanker payudara. Wanita yang tidak menyusui
bayinya, mempunyai risiko yang tinggi terkena kanker payudara
dibandingkan dengan wanita yang menyusui bayinya (Bustan, 2007).
Menurut Luwia (2003), proses jangka panjang terjadinya kanker
ada 4 fase, yaitu :
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahuntahun sampai dapat merubah jaringan dysplasia menjadi tumor
ganas.
b. Fase insitu: 5-10 tahun

Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre cancerous yang


bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran
cerna, kulit dan akhirnya juga di payudara.
c. Fase invasi: 1-5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang baik dan menginfiltrasi melalui
membran sel jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh darah
serta saluran limfa.
d. Fase desiminasi: 1-5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.
Tanda dan Gejala
Penemuan dini kanker payudara masih sulit, kebanyakan
ditemukan jika sudah teraba oleh pasien atau sudah stadium lanjut
(Wilensky dan Lincoln, 2008). Berikut ini tanda dan gejala pada kanker
payudara stadium lanjut :
a. Tanda dan gejala kanker payudara :
Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwardan atas bagian
dalam, di bawah ketiak, bentuknya tak beraturan,terfiksasi
dan sakit jika digerakan,
Nyeri di daerah massa,
Adanya lekukan ke dalam, tarikan pada area mammae
Edema dengan peaut d orange(keriput seperti kulit jeruk)
Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar
cairan spontan, kadang disertai darah
Pengelupasan papilla mammae
Ditemukan lesi pada pemeriksaan mamografi
Penentuan ukuran dan penyebaran tumor berdasarkan 3
kategori yaitu tumor size (T), regional limpho nodus (N)
dan metastase jauh (M).
b. Stadium Kanker Payudara

Kanker Payudara dapat didiagnosis pada stadium yang


berbeda-beda. Kanker payudara yang lebih dini ditemukan,
kemungkinan sembuh akan lebih besar. Luwia (2003)
menyebutkan bahwa stadium kanker payudara terdiri atas
beberapa stadium, antara lain :
Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak
terdapat penyebaran (metastasis) pada kelenjar getah
bening ketiak. Pada stadium ini kemungkinan kesembuhan
sempurna adalah 70%. Pemeriksaan ada atau tidaknya
metastasis ke bagian tubuh yang lain harus dilakukan di

laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih dari 2,25 cm dan sudah terjadi
mestastasis pada kelenjar getah bening di ketiak.
Kemungkinan untuk sembuh pada stadium ini hanya 3040 % tergantung pada luasnya penyebaran sel kanker.
Tindakan operasi biasanya dilakukan pada sadium I dan II
untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh
bagian

penyebaran

dan

setelah

operasi

dilakukan

penyinaran untuk memastikan tidak adanya sel-sel kanker


yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar 3-5 cm, sel kanker hampir
menyebar keseluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh
tinggal sedikit. Biasanya pengobatan hanya dilakukan
penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat yang dapat
membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan
operasi untuk mengangkat payudara bagian yang parah.
Benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit dan
pecah/berdarah.
Stadium IV

Tumor sudah berukuran besar >5 cm, sel kanker telah


menyebar/bermestastase ke seluruh organ tubuh, dan
biasanya penderita mulai lemah. Pengobatan payudara
sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan
dilakukan dengan terapi hormonal dengan syarat Estrogen
Reseptor (ER) atau Progesteron Reseptor (PR) positif
karena

penderita

mempertimbangkan

terlalu

lemah

kemoterapi

yang

dengan

syarat

sudah

didapat

sebelumnya.
Pemeriksaan Kanker Payudara
Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk
mendeteksi kanker payudara atau tumor sedini mungkin. Sering kali
penderita mengetahui dirinya terkeana kanker payudara sesudah stadium
lanjut sehingga sulit disembuhkan. Lebih dini kanker ditemukan dan
mendapatkan penanganan yang tepat, akan memberikan kesembuhan dan
harapan hidup yang lebih besar. Beberapa pemeriksaan payudara sendiri
(Sadari) yaitu merupakan cara sederhana untuk mengetahui setiap
perubahan yang terjadi pada payudara. Sadari harus dilakukan setiap bulan
oleh wanita setelah berumur 20 tahun. Meskipun sadari merupakan suatu
teknik penyaringan yang sederhana, dan tidak mahal, tetapi sadari sangat
efektif untuk mengetahui adanya kanker secara dini, tidak berbahaya,
aman dan tidak menimbulkan nyeri (Luwia,
2003).
Cara pemeriksaan Sadari menurut Bustan (2007) adalah sebagai
berikut:
a.
Pada saat mandi
Angkat sebelah tangan dengan menggunakan satu jari gerakkan
secara mendatar perlahan-lahan ke semua tempat bagi setiap payudara.
Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri, dan tangan kiri

untuk payudara kanan. Periksa dan cari apabila terdapat gumpalan atau
kebetulan keras, menebal di payudara.
b.
Posisi berdiri di depan cermin
Mengankat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh perlahanlahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Pinggang dicekak, tekan turun perlahanlahan kebawah untuk menegakan otot dada dan membuat payudara
condong ke depan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan seperti besar,
bentuk, dan kontur payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan
atau putting masuk ke dalam. Perlahan-lahan, pijit kedua kedua puting dan
perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lebih lanjut apakah cairan
itu jernih atau mengandung darah.
c.
Posisi berbaring
Cara memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah
bahu kanan dan tangan kanan diletakan di belakang kepala. Jari menekan
payudara dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula
dari bagian pangkal payudara. Selepas satu putaran, jari digerakan I inci
(2,5 cm) kearah putting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri di belakang
kepala. Coba rasakan apakah ada benjolan di payudara.

INTERVENSI

I.

Gambaran Responden
Peserta promosi kesehatan mengenai SADARI adalah mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Kami mengambil peserta dari
tingkatan usai yang acak dengan rentang usia peserta dari 19 tahun-22
tahun. Peserta berasal dari angkatan 2013-2011. Peserta berasal dari jenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Kami tidak membatasi pada peserta tetapi
peserta perempuan yang hadir sebanyak 20 peserta, dan sisanya peserta lakilaki.

II.

Pre-test
Kami memberikan sebuah kusioner berisi lima butir pernyataan
dengan jawaban setuju/tidak setuju kepada peserta. Kuisioner untuk pretest ini dibagikan setelah peserta melakukan registrasi dan sebelum
presentasi dimulai.
Isi dari kuesioner Pre-test dan juga Post-Test berupa pertanyaan sebanyak

lima butir pernyataan seperti di bawah ini :


1. Saya mengerti apa itu kanker dan tumor.

(Setuju/Tidak

Setuju)
2. Saya mengetahui penyebab dan faktor resiko dari kanker.

(Setuju/Tidak

Setuju)
3. Saya sadar akan isu dan ancaman kanker payudara.

(Setuju/Tidak

Setuju)
4. Saya tahu apa itu SADARI.

(Setuju/Tidak

Setuju)
5. Saya mengerti bagaimana cara melakukan SADARI.

(Setuju/Tidak

Setuju)
III.

Gambaran Pelaksanaan Promosi Kesehatan


Dalam promosi kesehatan ini kami lakukan di ruang yang sudah
kami tentukan sebelumnya yakni ruang 310 Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga pada hari kamis, tanggal 18 Desember 2014. Dari rundown
yang sudah kami susun sebelumnya, acara akan dimulai pada pukul 08.00
untuk registrasi peserta. Setelah beberapa peserta yang hadir kami

memulai kegiatan awal yaitu registrasi untuk mendata siapa saja peserta
yang telah hadir serta membagikan kuesioner pre-test serta snack untuk
peserta. Setelah itu dimulai dengan presentasi mengenai kanker pada
umumnya, seperti pengertian kanker, penyebabnya, dan macam-macam
kanker. Kemudian oleh pemateri, isi dari sesi ini mulai difokuskan dan
dikerucutkan pada kanker payudara. Dalam presentasi ini, kami
menyisipkan gambar-gambar organ-organ yang terkena kanker, sebagai
fear arrousal. Tujuannya adalah agar peserta mampu menilai rasa takut
tersebut sebagai sebuah ancaman dan melakukan perilaku adaptif dalam
menghadapi ancaman tersebut.
Sesi kedua dilanjutkan dengan presentasi mengenai SADARI dan
bagaimana cara melakukannya. Setelah presentasi, peserta diberi waktu
untuk istirahat dan dilanjutkan dengan materi sharing. Materi ini diisi oleh
dua orang anggota kami. Kedua orang ini sebelumnya pernah menjalani
operasi tumor pada kanker payudara dan terdeteksi dini akibat SADARI.
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta mendapatkan gambaran
lebih nyata mengenai SADARI. Peserta cukup antusias dan memberikan
beberapa pertanyaan kepada pemateri.
Setelah itu diberikan sebuah games, dimana peserta diminta untuk
berpasangan dan oleh kami diberikan sebuah kertas yang berisi soal
mengenai materi yang telah dipresentasikan. Peserta dapat mencari
jawaban dari pertanyaan di dalam balon-balon. Balon-balon tersebut harus
dipecahkan dengan diduduki. Peserta terlihat antusias terlibat dalam sesi
ini. Ketika games berakhir dan pemenang telah diumumkan, peserta
kembali diberikan sebuah kuisioner yang sama untuk post-test dan diminta
untuk mengisinya. Kemudian teman yang bertindak sebagai pembawa
acara menutup acara sebagai penanda bahwa promosi kesehatan telah
selesai.
IV.

Post-test

Peserta mendapatkan kuisioner yang sama dengan kuisioner yang


dibagikan pada saat di awal (pre-test) dan diminta untuk mengisinya
dengan lima butir pernyataan seperti :
1. Saya mengerti apa itu kanker dan tumor.
(Setuju/Tidak Setuju)
2. Saya mengetahui penyebab dan faktor resiko dari kanker. (Setuju/Tidak
Setuju)
3. Saya sadar akan isu dan ancaman kanker payudara.

(Setuju/Tidak

Setuju)
4. Saya tahu apa itu SADARI.

(Setuju/Tidak

Setuju)
5. Saya mengerti bagaimana cara melakukan SADARI.

(Setuju/Tidak

Setuju)
V.

Diskusi
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test diperoleh data sebagai
berikut:
Pre-test (untuk jawaban setuju)
1. 54.1%
2. 37.5%
3. 45.8%
4. 33.3%
5. 29.1%
Post-test (untuk jawaban setuju)
1. 100%
2. 91.6%
3. 100%
4. 100%
5. 91.6%

EPILOG
I. Evaluasi singkat
Sejauh mana anda menyukai tugas ini?
Saya sangat menyukai tugas ini, karena dengan adanya promosi
kesehatan seperti ini saya dapat bertindak langsung dalam menerapkan
materi perkuliahan yang sudah dipresentasikan dan kami pelajari dalam
kelas. Jika ada rentang seberapa banyak saya menyukainya maka saya
akan memberikan nilai 8 untuk rentang angka 1-10. Dalam pelaksanaan
tugas ini juga terdapat banyak tantangan yang menurut saya hal itu
menjadikan saya lebih mengerti seberapa pentingnya suatu acara yang
akan kami manfaatkan dalam menyalurkan ilmu dan segala hal yang sudah

kami dapatkan dalam kelas. Beberapa kali saya juga banyak menanyakan
kepada teman-teman lainnya atau bahkan kakak angkatan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan yang baik agar promosi yang kelompok
kami lakukan juga berjalan baik dan lancar sesuai yang kami rencanakan.
Meskipun banyak kendala yang kami temui saat hari pelaksanaan tetapi
saya merasa cukup puas oleh acara yang sudah kami laksanaan berkat
kerjasama yang baik dan partisipasi aktif dari seluruh anggota kelompok.
Bagaimana peran anda sebagai tim pembuat promosi kesehatan?
Peran saya sebagai tim pembuat promosi kesehatan adalah dalam
penyusunan materi yang dipresentasikan saat acara, saya mengumpulkan
materi tersebut dari beberapa sumber referensi, saya juga membandingkan
teori satu dengan teori lainnya, serta membandingkan bagaiamana PMT
yang seharusnya untuk acara dan penyusunan laporan. Kemudian saya
juga memberikan ide tentang sesi games yang disetujui dan dimodifikasi
oleh anggota kelompok yang lain. Saya juga bertugas mencari partisipan
untuk acara ini. Awalnya saya sudah menghubungi dan mengajak kurang
lebih sekitar 50 orang melalui sosial media dan ajakan secara langsung,
tetapi yang bisa hanya sekitar 30 orang. Saat hari H pelaksanaan peserta
yang datang malah kurang dari 30 karena ada banyak dari mereka yang
mengatakan tidak bisa dengan mendadak dan beberapa peserta yang lain
juga terlambat sehingga estimasi waktu dalam rundown yang kami buat
menjadi molor. Untuk mengatasi itu saya sebagai penanggung jawab
jumlah partisipan segera mencari peserta pengganti, saya mengajak semua
orang dari semua angkatan yang saya temui tetapi karena waktu kami
mengadakan promosi kesehatan ini adalah diminggu pengganti pada
kalender akademik maka orang yang ada di fakultaspun jumlahnya tidak
begitu banyak sehingga itu tidak cukup membantu, akhirnya kami
melakukan acara ini hanya dengan 24 peserta.
Pada saat acara, saya berperan sebagai pihak dibelakang layar yang
bertugas dalam menangani snack dan minuman untuk peserta, pada saat itu

ketika saya membeli minuman dan akan kembali ke kampus saya terkena
musibah karena saya mendapatkan kecelakaan kecil dikampus sehingga
sepanjang acara selanjutnya saya tidak bisa mengikuti tetapi saya
memantau karena seharusnya saya yang mengisi sesi game. Karena saya
tidak dapat mengisi sesi tersebut maka digantikan oleh teman saya yang
lain.

Anda mungkin juga menyukai