Anda di halaman 1dari 58

Overview Sistem Tenaga Listrik

Elemen Dasar Sistem Tenaga Listrik.


Garis besar proses penyampaian tenaga listrik
ke konsumen :
Pertama sistem pembangkitan,
Kedua dari sistem pembangkitan sampai
gardu induk (sistem transmisi tenaga listrik)
Ketiga adalah dari gardu induk ke pelanggan
(sistem distribusi tenaga listrik).

Bagan Sederhana Sistem Tenaga Listrik


Pembangkit

Trafo Penaik Tegangan


Sistem Transmisi
Tenaga Listruk

Rel Tegangan Tinggi


PMT

Jaringan Tegangan Tinggi

Gardu Induk

Trafo Penurun Tegangan

Rel Tegangan Menengah


Sekering

Jaringan Tegangan Menengah


Sistem Distribusi
Tenaga Listruk

Trafo Distribusi
Sakelar

Pelanggan Tegangan Rendah

Pelanggan Tegangan Menengah

Sistem Pembangkit
Energi listrik komersil untuk kapasitas yang besar
pada pusat pembangkit yang konvensionil dihasilkan
dengan menggunakan teknologi kelistrikan yaitu
hidro dan termis.
Pembangkit hidro energi listrik diperoleh dengan
menggunakan air sebagai energi primer
Pembangkit termis energi listrik yang dihasilkan
diperoleh melelui proses dinamik, yaitu dari energi
mekanik rotasi yang dihasilkan oleh proses konversi
energi primer menjadi kalor/ termis

Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk
perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian
dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan
menggunakan turbin air dan generator
Daya (power) yang dihasilkan :
P 9,8.H .Q (kW)
dimana : P = tenaga yang dikeluarkan secara teoritis.
H = tinggi jatuh air efektif (m)
3
m
Q = debit air (
)
s

Pembangkit Listrik Tenaga Air

Unit PLTA secara operasionil perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :


Beban maksimum.

Beban minimum

Masalah kavitasi dalam turbin untuk beban yang terlalu rendah.


Ada syarat air minimum yang harus keluar dari PLTA untuk keperluan irigasi sehingga hal ini
mensyaratkan beban minimum bagi PLTA.

Kecepatan perubahan beban

Beban maksimum pada unit PLTA pada umumnya dapat mencapai nilai nominal seperti yang
tertulis dalam spesifikasi pabrik (Ada bagian berputar (rotaring part) yang kurang sempurn,
Ada perapat (seal) yang kurang baik sehingga air yang bertekanan tidak melalui rotor turbin
tetapi langsung mengalir kepipa pembuanga, Kurang tingginya permukaan air dalam kolam
tandon )

Unit PLTA masalah kecepatan perubahan beban dapat dilakukan dengan cepat jika
dibandingkan dengan unit pembangkit lainnya. Unit PLTA umumnya dapat diubah bebannya
dari 0% menjadi 100% dalam waktu kurang dari setengah menit.

Perhitungan cadangan berputar.

Untuk unit PLTA, cadangan berputar dapat dianggap sama dengan kemampuan maksimum
dikurangi dengan beban sesaat dari unit.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Siklus Renkien
T

3
2

Beban
Ketel

Turbin

2
4

2
4

Kondensator

1
Pompa

Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Pembangkit tenaga uap secara modern didasarkan
atas siklus Rankine, yang merupakan modifikasi
praktis dari siklus Carnot dengan proses-proses
berikut:

: proses pemompaan reversibel adiabatik dalam pompa

: proses transfer panas dengan tekanan tetap di dalam ketel


: proses ekspansi reversibel adiabatik di dalam turbin
: proses transfer panas pada tekanan tetap di dalam kondensor

Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Untuk keperluan operasional yang perlu diperhatikan untuk setiap unit PLTU adalah:
Beban maksimum
spesifikasi teknis tersebut umumnya disebutkan beberapa beban maksimum untuk
pembebanan yang kontinyu dan berapa beban maksimum untuk waktu tertentu.
Beban minimum

Beban minimum dari unit PLTU berkisar disekitar 25%. Pembatasan ini biasanya berhubungan
dengan masalah kontrol karena pada beban rendah banyak yang hubungannya tidak linear
Kecepatan perubahan beban.
Kecepatan perubahan beban yang mampu dilakukan oleh unit PLTU tergantung pula kepada
posisi beban permulaan dalam kaitannya dengan sistem bahan bakar dan sistem pengisian air
ketel.
Ada PLTU yang didesain apabila bebannya kurang dari 50% harus ada burner, dan pompa
pengisian yang dihentikan.

Perhitungan cadangan berputar

Apabila unit pembangkit berbeban 40% maka unit dianggap mempunyai cadangan berputar
sebesar 50%-40%=10%.
Kalau unit dalam keadaan berbeban 60% maka cadangan berputar dianggap =100%-60%=40%.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Kendala operasi yang terdapat pada PLTU adalah :
Starting time (waktu yang diperlukan untuk men-start)
yang relatif lama, bisa mencapai 6 sampai 8 jam apabila
start dilakukan dalam keadaan dingin.
Perubahan daya per satuan waktu ( MW per menit) yang
terbatas, kira-kira 5% per menit.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Udara

Bahan Bakar
Ruang Bakar

Turbin

Kompresor

Generator

Udara Bertekanan

Gas Buang

Pembangkit Listrik Tenaga Gas


P

T
2

S konstan

P konstan

S konstan

2
4
P konstan

1
V

Pembangkit Listrik Tenaga Gas


Siklus Brayton standar udara adalah siklus
untuk gas turbin yang sederhana, yang
ditunjukkan pada gambar (1.4). Urutanurutan prosesnya adalah :

Kompresi isentropik 1-2.


Penambahan panas pada tekanan tetap 2-3.
Ekspansi isentropik 3-4
Pembuangan panas pada tekanan konstan 4-1

Pembangkit Listrik Tenaga Gas


Hal yang diperhatikan dalam operasional l sebagai berikut:
Beban maksimum
Dalam spesifikasi teknisnya unit PLTG umumnya disebutkan dua macam rating
kemampuan yaitu :
Base load rating, yang menggambarkan kemampuan unit untuk melayani beban
secara terus menerus (continue).
Peak load rating, yang menggambarkan kemampuan unit untuk melayani beban
selama dua jam. Peak load rating besarnya kurang lebih 10% diatas base load
rating.
Beban minimum
Batas beban minimum untuk unit PLTG tidak disebabkan karena alasan teknis
melainkan lebih disebabkan oleh alasan ekonomis yaitu efisiensi yang rendah pada
beban rendah.
Kecepatan perubahan beban.
Unit PLTG umumnya dapat dirubah bebannya dari 0% menjadi 100% dalam waktu
kurang dari 15 menit, sehingga bagi unit termis termasuk unit yang dapat dirubah
bebannya secara cepat.
Perhitungan cadangan berputar
Cadangan berputar yang dapat diperhitungkan pada unit PLTG adalah sama dengan
kemampuan maksimum dikurangi dengan beban sesaat dari unit.

PLTGU

PLTP

Uap

Turbin
Separator

Katup Uap
Generator
Kondensor
Air
Kandungan Uap
Dalam perut bumi

Komponen Utama Sistem


Pembangkit
Turbin
Bagian yang mengubah energi primer menjadi
energi kinetik

Generator
Bagian yang menghasilkan energi listrik

Generator sinkron

Generator sinkron

Generator sinkron

Generator sinkron

Mesin sinkron kutub silindris memiliki celah udara yang sama lebarnya
untuk semua sisi.

Rangkaian ekivalen generator sinkron kutub silindris


Persamaan untuk generator kutub silindris :
E = V + jI(Ra +Xs)
E = V + jIXs
E = tegangan jangkar
V = tegangan terminal generator
Xs (reaktansi sinkron ) = X + Xf

Daya
VE

S sin
Xs

VE
V2
j
cos P jQ
Xs
Xs

VE

P sin
Xs

VE
V2
Q cos
Xs
Xs

Generator Kutub Menonjol (Salient Pole)


E
Iq

Id

jXqIq
jXqI
jXdId

Dengan mengabaikan tahanan stator di tegangan terminal , maka tegangan internal generator E dapat ditulis sebagai:
E = jXdId + jXqIq + V
I = Id + Iq
E = jIdXd + jIqXq + jIdXq jIdXq + V
E = V + j(Id+Iq)Xq + jId(Xd Xq)
E = V + jIXq +j Id (Xd-Xq)
Daya Generator :

EV
EV

V 2 sin 2
V2
V 2 cos 2
S
sin
( Xd Xq) j
cos
( Xd Xq)
( Xd Xq)
2 XdXq
2 XdXq
2 XdXq
Xd
Xd

EV
V 2 sin 2
sin
( Xd Xq)
Xd
2 XdXq

EV
V2
V 2 cos 2
cos
( Xd Xq)
( Xd Xq)
Xd
2 XdXq
2 XdXq

Sistem Eksitasi Generator


Sistem eksitasi untuk generator dibagi menjadi 4
tipe dasar, yaitu :
Eksitasi Generator-Komutator DC,
Eksitasi alternator-penyearah dengan sistem
penyearah tetap,
Eksitasi alternator-penyearah dengan sistem
penyearah berputar,
Sistem eksitasi statik.

Eksitasi Generator-Komutator DC
Rotating
Elements

AC
Generator

DC
Exciter
DC
Comutator

Main Generator
Collector
Excitation
Controls

Field
Breaker

Eksitasi alternator-penyearah dengan


sistem penyearah tetap
Rotating
Elements

Exciter
Collector
AC
Exciter

Excitation
Controls

Rectifier

AC
Generator

Main Generator
Collector

Eksitasi alternator-penyearah dengan


sistem penyearah berputar
Rotating
Elements

AC
Exciter

Rectifier

Excitation
Controls

AC
Generator

Sistem eksitasi statik


Main
Generator
Collector

Excitation
Controls

Rotating
Elements
AC
Generator

Pow er
Current
Transformer
Pow er
Voltage
Transformer

Kurva Pembebanan Generator

Dimana terdapat pembagian daerah sebagai berikut:


A-B, kemampuan pembebanan pada eksitasi lebih.
B-C-D-E, kemampuan stator generator.
E F, kemampuan pembebanan pada eksitasi kurang.
C D, batas kemampuan prime mover

Transformator
Konstruksinya trafo dapat
dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :

Jenis inti (core type) yang


belitanya mengelilingi inti,
untuk trafo dengan daya dan
tegangan tinggi.

Jenis cangkang (shell type)


yaitu intinya mengelilingi
belitan, untuk trafo yang
mempunyai daya dan tegangan
rendah.

Sistem Transmisi
Representasi saluran transmisi terbagi
menjadi tiga kelas yaitu :
Saluran transmisi pendek (< 80 km)
Saluran transmisi menengah ( 80 240 km)
Saluran transmisi panjang (> 240 km)

Konstruksi penghantar
saluran Transmisi

Representasi
Saluran Transmisi Pendek
Is

Ir

jX

Z
Vs

Vs
Is
Vr
Ir
Z

Vr

= tegangan pada ujung kirim atau ujung generator


= arus pada ujung kirim atau ujung generator
= tegangan pada ujung terima atau ujung beban
= arus pada ujung terima atau ujung beban
= R + jX = impedansi saluran

Representasi Saluran
Transmisi menengah dan Panjang
Saluran transmisi menengah kapasitansi saluran ke
tanah dipusatkan
Saluran transmisi panjang tersebar sepanjang saluran
Rangkaian pengganti nominal T atau pada dua titik
rangkaian pengganti nominal PI.
Is

jX

Ip

Ir

Z
Vs

y/2

y/2

Vr

Sistem Distribusi
Gardu Induk

Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Sekering T.M.
Trafo Distribusi

Rel T.R.
Sekering T.R.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Gardu Distribusi
Tiang
Sambungan Rumah

Pelanggan

Sistem Distribusi
Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah:
Gardu Induk Distribusi
Transformator daya merupakan komponen utamanya, fungsinya
menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan distribusi primer.
Jaringan Primer (Jaringan Tegangan Menengah) Adalah jaringan yang
berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari Gardu Induk Distribusi
ke transformator distribusi.
Transformator Distribusi (Berfungsi untuk menurunkan tegangan
mengah menjadi tegangan rendah).
Jaringan Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah)
Adalah penghubung antara transformator distribusi dengan
konsumen.Dalam hal ini tegangan menengah sistem distribusi adalah
20 kV dan tegangan rendahnya 380/220 V.

GARDU INDUK

Konfigurasi Jaringan Distribusi


Radial
GI

Konfigurasi Jaringan Distribusi


GI

Loop

Konfigurasi Jaringan Distribusi


Bus1

GI

Loop Radial
Kopel
Inc1

Bus2

Inc2

Kopel

T1

T2

Konfigurasi Jaringan Distribusi


Gride

GI

GI
Tie Feeder

Jaringan Primer

Gardu
Distribusi

Konfigurasi Jaringan Distribusi

Saluran cadangan

Gardu distribusi

Gardu hubung

Gardu induk

Spindel

Sistem Pengetanahan
Langsung
R

Sistem Pengetanahan
Langsung
R

Sistem Pengetanahan
Tidak ditanahkan
R

Sistem Pengetanahan
Dengan
Impedansi

Xs

Xm

S
Xm
T

R
Xs

Rm

Xs
S

Rm
T

Xm
T

Xm

Single line diagram Sistem Tenaga


Listrik
Trafo Step Up

Rel T.T

Trafo Step Down

Saluran Transmisi

Trafo Pemakaian
Sendiri
Pusat Listrik

Gardu Induk

Rel T.M

D
i
s
t
r
i
b
u
s
i

Single line diagram STL Jawa Bali

STL

SISTEM ISOLATED

SISTEM ISOLATED

MULTI AREA
DUA AREA

MULTI AREA
DUA AREA

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai