Anda di halaman 1dari 13

A.

Judul
Youth Center Sebagai Wadah Rekreasi, Bersosialisasi dan Pengembangan Bakat Remaja
Dengan Pendekatan Arsitektur Hijau Di Kabupaten Magelang.

B. Esensi Judul
"Youth Center" merupakan sebuah istilah berbahasa inggris yang berarti
"Youth" : masa muda dan "Center" : pusat, pokok, pangkal, bagian tengah.
Youth Center adalah suatu wadah pemusatan segala kegiatan generasi muda
yang menyangkut kegiatan berekreasi, bersosialisasi, berinovasi, dan pengembangan
bakat. Kegiatan pada youth center merupakan program yang terarah dan diadakan secara
sadar dengan bertolak pada latar pembinaan dan pengembangan yang bersifat mendidik
dan rekreatif secara positif.
Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya
alam, termasuk energi, air dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010). Terkait obyek rancang bangun,
pendekatan tersebut merupakan salah satu cara pembelajaran bagi remaja mengenai
penghematan energi dan sumber daya alam, selain itu pendekatan tersebut dipilih karena
dengan menggunakan arsitektur hijau, kenyamanan termal dan visual sebuah bangunan
dapat diciptakan.

C. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa
dewasa. Pada masa ini ditandai dengan perkembangan fisik yang cepat, terutama
tinggi dan berat badan, perubahan organ-organ seksual, dan perubahan psikis.
Menurut Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Perubahan sosial-emosional pada masa remaja mengakibatkan perubahan pola
pikir dan sifat-sifat yang dimiliki ketika masa anak-anak. Termasuk perubahan cara
bersosialisasi ataupun bergaul, akan terjadi masa dimana para remaja merasa ingin
diakui dan diterima oleh sebuah kelompok. Maka dari itu, para remaja akan mulai
mencari suasana yang baru dengan banyak bergaul bersama teman-temannya. Pada

masa ini lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan bersosialisasi memiliki


peranan penting bagi remaja.
E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang identitas
dalam diri remaja pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup tertentu
sehubungan dengan penempatan diri remaja, yg tetap dapat dikenal oleh lingkungan
walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri mereka maupun kehidupan
sehari-hari.
Salah satu contoh gaya hidup remaja yang saat ini banyak digemari adalah
nongkrong, atapun hanya sekedar jalan-jalan di mall. Mall sendiri dipilih karena mall
merupakan pusat publik dengan fasilitas ruangan yang representatif, yakni bersih,
terang, ber-AC, dan punya aura mewah yang memancarkan gengsi sosial kelas elit.
Dapat dikatakan bahwa mall merupakan salah satu fasilitas publik bagi remaja yang
dapat menampung kegiatan mereka selain berbelanja, seperti jalan-jalan, rekreasi dan,
bersosialisasi dengan teman. Namun, pada dasarnya mall hanyalah sebuah tempat
yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan berekreasi, sehingga unsur pendidikan
yang dapat mengarahkan minat dan bakat remaja kurang terpenuhi. Padahal sebagai
generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang
mempunyai pemikiran jauh ke depan, remaja harus mendapatkan perhatian khusus,
baik oleh dirinya sendiri, orang tua, ataupun masyarakat sekitar dan pemerintah..
Kurangnya sarana yang dapat menampung kegiatan positif remaja
merupakan masalah umum yang dihadapi oleh beberapa daerah di Indonesia. Padahal
jumlah remaja di Indonesia mancapai lebih dari 70 ribu jiwa atau hampir 13 kali
penduduk Singapura (Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
BKKBN, Sudibyo Alimoeso). Salah satu daerah dengan fasilitas remaja yang kurang
terpenuhi

yaitu

Kabupaten

Magelang.

Fasilitas

yang

diperuntukan

untuk

pengembangan minat dan bakat remaja di Kabupaten Magelang masih kurang,


fasilitas tersebut belum terpusat sehingga pengelolaannya sulit dan kurang
diperhatikan.
Remaja di Kabupaten Magelang yang berusia 13 sampai 21 tahun terdiri
dari siswa SMP, SMA, dan mahasiswa yang usianya kurang dari 21 tahun ataupun
mereka yang berusia seperti yang disebutkan namun sudah tidak menempuh bangku
sekolah. Menurut sensus tahun 2010, jumlah remaja yang masih bersekolah kurang
lebih 82.498 jiwa. Berikut merupakan data siswa SMP dan SMA pada tahun 2012,
yang merupakan salah satu tolok ukur jumlah remaja di Kabupaten Magelang.

Tabel 1: Jumlah Siswa SMP dan SMA di Kabupaten Magelang th. 2012
No.

Jenis Sekolah

Jumlah Siswa

1.

SMP Negeri

25.398

2.

SMP Swasta

42.847

3.

SMA Negeri

6.335

4.

SMA Swasta

7.318

5.

SMK Negeri

1.859

6.

SMK Swasta

11.218

7.

Pondok Pesantren

37.205

Jumlah

132.180

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Magelang


Tingkat remaja yang putus sekolah di Kabupaten Magelang sekitar
1.8% pada tahun 2008, menurut Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten
Magelang.
Organisasi kepemudaan yang terdapat di Kabupaten Magelang pada tahun
2008 berjumlah 21 organisasi, sedangkan jumlah karang taruna pada tahun 2004
berjumlah 13 meningkat menjadi 23 unit pada tahun 2008. Selain kegiatan organisasi,
kegiiatan remaja yang ada di Kabupaten Magelang di antaranya yaitu dalam bidang
olahraga dan kesenian.
Dalam bidang olahraga Kabupaten Magelang mengalami kemajuan, namun masih
kalah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di sekitarnya. Dapat dilihat dari masih
rendahnya event olahraga yang terdapat di Kabupaten Magelang, dikarenakan kurangnya
sarana prasarana yang memadai. (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahhraga Kabupaten
Magelang).
Bidang kesenian yang ada di Kabupaten Magelang dalam kaitannya dengan
remaja sangatlah erat. Sanggar-sanggar kesenian, berupa sanggar tari dan juga sanggar
lukis banyak didirikan untuk mengembangkan bakat seni remaja di Kabupaten
Magelang. Dalam hal ini, tarian yang diajarkan berupa tarian daerah ataupun tarian
modern. Sanggar seni tersebut diantaranya Sanggar Tari Puspita Rini Sanggar Tari Dwijo
Langen Bekso. Sanggar Tari SekarwangiKabupaten Magelang sendiri mempunyai beberapa
tarian daerah yang sering dipentaskan dalam acara-acara kesenian, seperti tari jathilan
dan topeng ireng. Peserta ataupun penari biasanya dari kalangan remaja.

Selain itu pemerintah Kabupaten Magelang, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Magelang, sedang gencar-gencarnya ikut berpartisipasi aktif
didalam memajukan industri perfilman dengan menciptakan karya film yang berbudaya,
beriman, berahlak dan berbudi yang luhur yang berdasarkan Pancasila ( Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan, 28 September 2013). Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya
pelatihan dan perlombaan mengenai pembuatan film. Dalam hal ini sasaran pesertanya
adalah para remaja yang ada di Kabupaten Magelang. Prestasi yang telah diraih dalam
bidang perfilman yaitu mendapatkan penghargaan terbaik Harapan II, pada Lomba
Pembuatan Film Dokumenter dan Fiksi se-Jawa Tengah, oleh siswa dari SMA 1
Mertoyudan Pancasila ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 16 November 2013).
Maka dari itu diperlukan wadah yang mampu menampung seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan dunia remaja yang ada di Kabupaten Magelang. yaitu sarana yang
dapat mengakomodasi kegiatan rekreasi, sosialisasi (bergaul), belajar, dan juga
mengembangkan bakat (hobi). Youth Center, merupakan sarana yang difungsikan
sebagai pusat yang dapat memenuhi kebutuhan remaja, yang dapat menampung dan
membina remaja untuk mengembangkan dirinya.
Youth center yang direncanakan diharapkan dapat memberi kenyamanan pada
remaja dalam melakukan aktifitas-aktifitas, terutama aktifitas pembelajaran dan
pengembangan bakat. Sehingga pendekatan arsitektur yang digunakan merupakan
pendekatan arsitektur yang mampu memberikan kenyamanan termal dan kenyamanan
visual. Arsitektur hijau, merupakan salah satu tren arsitektur yang dapat digunakan
sebagai pendekatan untuk menghadapi permasalahan termal dan visual. Selain itu
arsitektur hijau dipilih karena arsitektur hijau merupakan arsitektur yang minim
mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air dan material, serta minim
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono,
2010). Melalui pendekatan yang digunakan diharapkan remaja dapat mempelajari
bagaimana menghemat sumber daya alam dan energi, sehingga mereka akan lebih
menghargai keadaan alam di sekitarnya.
D. Rumusan Permasalahan dan Persoalan
1. Rumusan Permasalahan
Youth center merupakan sebuah wadah pemusatan segala kegiatan generasi
muda yang menyangkut kegiatan berekreasi, bersosialisasi, dan pengembangan bakat.
Rumusan masalah yang timbul dari hal tersebut yaitu, bagaimana menciptakan sebuah
konsep perancangan youth center yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan

remaja terkait dengan pengembangan minat dan bakat, yang bersifat rekreatif dan
menarik dengan pendekatan arsitektur hijau, sehingga akan memberikan kenyamanan
dalam proses berlajar ataupun bersosialisasi.
2. Rumusan Persoalan
Menentukan berapa besar presentase ruang yang dibutuhkan berdasarkan minat
kegiatan remaja Kabupaten Magelang yang akan diwadahi.
Pemilihan site berdasarkan pada persyaratan penentuan lokasi dengan fungsi
sebagai tempat edukasi dan rekreasi bagi remaja yang sesuai dengan RUTRK
Kabupaten Magelang.
Menciptakan ruang-ruang yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan remaja yang
bersifat rekreatif dan menunjang perkembangan minat dan bakat, dengan karakter
yang sesuai dengan kepribadian remaja
Membuat pola hubungan ruang yang mampu mengarahkan remaja agar dapat
saling berkomunikasi dan bersosialisasi dengan remaja lain dalam satu lingkungan.
Membuat perancangan youth center yang dapat mengoptimalkan minat belajar dan
berekreasi bagi remaja dengan menggunakan arsitektur hijau, yang sesuai dengan
karakter remaja, yang dinamis sehingga dapat menarik minat remaja untuk
berkunjung.
Membuat ketentuan struktur dan utilitas bangunan berdasarkan bentuk dan
tampilan bangunan.

E. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Tujuan dari perencanaan dan perancangan youth center di Kabupaten Magelang
adalah untuk menciptakan suatu wadah baru bagi remaja di Kabupaten Magelang
yang dapat mengakomodasi kegiatan berekreasi, bersosialisasi, berinovasi, dan
pengembangan bakat, sehingga diharapkan remaja di Kabupaten Magelang
mempunyai tempat dengan fungsi rekreasi yang bermanfaat yang dapat menyalurkan
minat dan bakatnya, dan dapat meningkatkan prestasi remaja tersebut.
2. Sasaran
Konsep penentuan lokasi site.
Konsep pengolahan tapak yang meliputi; konsep penzoningan, konsep pencapaian,
konsep orientasi, konsep vegetasi & Landscape.

Konsep perancangan fisik bangunan yang meliputi; konsep peruangan, konsep


besaran ruang, konsep organisasi ruang, dan konsep persyaratan ruang.
Konsep tampilan fisik bangunan yang meliputi; konsep orientasi dan bentuk massa
bangunan, konsep bentuk bangunan.
Konsep struktur dan kontruksi bangunan, penggunaan material serta konsep
perlengkapan bangunan (utilitas bangunan).

F. Lingkup dan Batasan


Ruang lingkup dan batasan pembahasan diorientasikan untuk menjawab
permasalahan dalam disiplin ilmu arsitektur maupun non-arsitektur yang akan terjawab
dalam suatu bentuk desain yang dapat mencerminkan karakter remaja melalui
pendekatan arsitektur hijau, dapat diakomodasi melalui fungsi, estetika serta psikologi
ruang yang sesuai dengan tujuan dan sasaran youth center yang direncanakan.
Pembahasan meliputi perencanaan wadah pendidikan nonformal atau pendidikan di luar
sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat serta sebagai wadah bersosialisasi bagi
remaja.
G. Kajian Pustaka
1. Pengertian Youth Center
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gelanggang remaja
merupakan ruang atau tempat yang biasanya dipakai para remaja untuk memanfaatkan
waktu luang dengan melakukan berbagai kegiatan yang berguna layaknya arena
remaja (W.J.S Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa lndonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1995)
Youth Center
- Youth : Masa muda
- Center : Pusat, Bagian tengah, pokok, pangkal
Youth Center adalah suatu wadah pemusatan segala kegiatan generasi muda yang
menyangkut kegiatan berekreasi, berinovasi, dan pengembangan bakat (Kamus
Inggris-Indonesia John M.Echols dan Hasan Shadily.PT Gramedia Jakarta).
Pada awalnya, di Amerika Serikat, Youth Center merupakan suatu fasilitas
kemasyarakatan (comunity center) yang diperuntukan bagi pemuda dengan usia
dibawah 21 tahun, dan disponsori oleh pihak gereja atau yayasan milik pemerintah,

kegiatan yang ada yaitu melayani pemuda dengan fasilitas sosial dan rekreasi. (time
saver standart for redential development, 1984, hal.208).
Youth Center kemudian diadaptasi ke dalam budaya tanah air, fungsinya sendiri
bertambah, yang tadinya hanya berupa tempat olahraga, konsultasi, bimbingan, dan
pelatihan kesenian dengan tujuan rekreatif, kini bertambah menjadi tempat
pementasan kesenian, kegiatan pelatihan dan kegiatan organisasi (J. Sukmara
Handayatna. Gelanggang Remaja di Kodya Cirebon sebagai Fasilitas Rekreatif dan
Edukatif Bagi Remaja), selain itu juga berkembang sesuai perkembangan jaman.
Terdapat pula tempat-tempat yang dapat digunakan remaja untuk berekreasi, seperti
halnya menambah kafetaria ataupun taman-taman.

2. Fungsi dan Fasilitas pada Youth Center


Youth Center mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu :
o Fungsi pengelolaan prasarana dan sarana dalam menunjang kegiatan generasi
muda untuk kegiaatan Olahraga, Kegiatan pembinaan Mental Spiritual, Ilmu
Pengetahuan dan keterampilan serta kreasi dan rekreasi.
o Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia melalui pengembangan
peningkatan dan penyaluran bakat, minat, kreasi dan aktivitas generasi muda.
o Pelaksanaan pengkoordinasian dengan instansi atau lembaga lain yang
berkaitan dengan masalah-masalah kepemudaan.
Kegiatan yang dapat memenuhi beberapa fungsi yang telah disebutkan tersebut
bermacam-macam. Menurut kantor Menpora, melalui pedoman penyelenggaraan
Youth Center (Gelanggang Remaja), disebutkan fasilitas-fasilitas yang harus ada pada
sebuah youth center (gelanggang remaja) adalah sebagai berikut :
a) Sarana dan prasarana operasional (fasilitas olahraga, kesenian, ilmiah dan
kerohanian)
b) Sarana dan prasarana pengelolaan
c) Fasilitas-fasilitas non fisik berupa jasa: ketrampilan, keahlian, konsultasi,
psikologi, dll.
Fasilitas rekreasi yang khusus diorientasikan bagi remaja dikategorikan sebagai Quasi
Public Organization atau suatu fasilitas yang dibiayai dan dikelola oleh badan swasta
tetapi masih melibatkan peran pemerintah dan dibedakan dalam orientasi kegiatan :

a) Group Program Agencies, yaitu wadah kegiatan rekreasi remaja yang


berorientasi pada program kelompok dengan jenis rekreasi yang cenderung
outdoor seperti hiking, camping, dsb.
b) Fasilitas Based Agencies, yaitu wadah kegiatan rekreasi yang ditekankan pada
penyediaan sarana dan prasarana fisik bagi remaja, dengan jenis fasilitas
berupa:

Fasilitas pelatihan fisik (kolam renang, gymnasium)

Fasilitas rekreasi (ruang permainan)

Fasilitas peningkatan pengetahuan (perpustakaan, ruang ketrampilan)

Fasilitas Sosialisasi (ruang duduk, club room)

3. Tinjauan Mengenai Remaja


Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Serig kali
masa remaja juga diartikan sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada masa tersebut terjadi berbagai macam perubahan baik secara biologis,
psikologis dan kehidupan sosial.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini &
Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa
dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
dewasa.
Pada tahun 1974, WHO me,berikan definisi tentang remaja yag lebih bersifat
konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis,
psikologis dan sosial ekonomi, sehingga dapat dideskripsikan remaja adalah suatu
masa di mana:
1.

Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual


sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2.

Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanakkanak menjadi dewasa.

3.

Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada


keadaan yang relatif lebih mandiri. (Sarlito Wirawan Sarwono, 2012: 12)

Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli,


maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada
pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan
perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
4. Karakteristik Remaja
Karakteristik remaja merupakan suatu hal yang berhubungan dengan
perkembangan yang terjadi pada remaja. Perkembangan tersebut mencakup perubahan
transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial, berikut penjelasannya.
a) Transisi Biologis
Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat
nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta
kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada
perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin
panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai
dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual
sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 52).
Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002: 79)
menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu;
perertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan
menjadi panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di
kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap
tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu
ketiak.
Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi

antara lain;

pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan


yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya
air mani), bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai
tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajaah (kumis,

jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah


bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan
kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat
kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002: 94)
b) Transisi Kognitif
Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial.
Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan
kognitif remaja.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran
opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara
logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk
memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang
terpikirkan.
c) Transisi Sosial
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa
kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga,
khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga
lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis (dalam Rita Eka Izzaty
dkk, (2008: 139).

Gunarsa merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan


berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan

Ketidakstabilan emosi

Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup

Adanya sikap menentang dan menantang orang tua

Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan


dengan orang tua

Kegelisahan karena banyak hal yang diinginkan tetapi remaja tidak sanggung
memenuhi semuanya

Senang bereksperimentasi

Senang bereksplorasi

Mempunyai banyak fantasi, khayalan dan bualan

Kecenderungan
berkelompok.

H. Strategi Desain
I.

Daftar Pustaka

J.

Data dan Lampiran

membentuk

kelompok

dan

kecenderungan

kegiatan

Kajian Pustaka
1. Remaja
a. Pengertian Remaja
b. Karakteristik Remaja
c. Tinjauan Remaja di Magelang
2. Tinjauan Youth Center
a. Pengertian Youth Center
b. Kegiatan pada Youth Center
c. Preseden Youth Center
3. Tinjauan Kabupaten Magelang
a. Kabupaten Magelang secara Umum
b. Remaja di Kabupaten Magelang
c. Kegiatan Remaja di Kabupaten Magelang
d. Tempat Rekreasi dan Sosialisasi Remaja di Magelang
4. Arsitektur Hijau
a. Pengertian
b. Ciri-ciri Arsitektur Hijau
c. Penerapan pada Youth Center yang di Rencanakan

Anda mungkin juga menyukai