Anda di halaman 1dari 122

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG IBU HAMIL

RISIKO TINGGI DI DESA SAMBIREJO


KECAMATAN JOGOROTO
KABUPATEN JOMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
ZULMI EVIANI
NIM : 08.098

AKADEMI KEBIDANAN DARULULUM


JOMBANG
2011

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG IBU HAMIL


RISIKO TINGGI DI DESA SAMBIREJO
KECAMATAN JOGOROTO
KABUPATEN JOMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Tinggi Diploma III Kebidanan

Oleh:
ZULMI EVIANI
NIM : 08.098

AKADEMI KEBIDANAN DARULULUM


JOMBANG
2011

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Zulmi Eviani
Nim : 08.098
Tempat, tanggal lahir : Tegal, 18 Juni 1990
Program Studi : Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul : Tingkat Pengetahuan
Kader tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. Ini adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan apabila surat pernyataan
ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi.

Jombang, Mei 2011


Yang menyatakan,

ZULMI EVIANI

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang.

Pembimbing I Pembimbing II

(Dian Puspita Yani, SST) (Murfi Hidamansyah, SST)

Jombang, Mei 2011


Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang

(Hj. Sabrina Dwi Prihatini, M.Kes)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang.

Muzayyaroh, SST (...) 01 Juni 2011


Penguji I

Dr.H. Suparyanto, M. Kes (...) 01 Juni 2011


Penguji II

Dian Puspita Yani, SST (...) 01 Juni 2011


Penguji III

Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang

(Hj. Sabrina Dwi Prihatini, M. Kes)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Sujud syukurku kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, dan
kemudahan dalam perjalanan hidupku. Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW pembawa petunjuk dari jalan kegelapan menuju terang benderang yakni addinul islam.
Sebagai baktiku, aku persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada :
1. Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas kasih sayang yang telah dicurahkan selama

ini, doa, nasihat, dukungan serta tetesan keringat yang telah bapak dan ibu korbankan
demi kesuksesan putrimu ini.
2. Adikku tersayang, yang dengan ikhlasnya menyebutkan namaku di setiap untaian

doanya, mbak sayang Eko. Jadikan bapak dan ibu bangga padamu.
3. Keluargaku, mbah sakmad, mbah nani, lik jannah, um topa, ade uli, Mas Teguh terima

kasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan padaku.


4. Seluruh dosen dan staf Akbid Darul Ulum, terima kasih atas ilmu dan kesabaran dalam

membimbing kami. Khususnya Ibu Dian Puspita Yani SST dan Murfi Hidamansyah SST
selaku pembimbing KTI.
5. Pengasuh asrama putri III Nusantara KH. Asad Umar (alm) dan Ibu Nyai Hj. Azzah

Asad, terima kasih atas kesabaran, perhatian, dan bimbingannya selama 3 tahun saya di
asrama putri III Nusantara.
6. Sahabat sahabatku kamar F11 & F13 ( Annur, Desintrong, Feny, Marivatul,

Munawaroh, Mbak Rahma Nuris, Noermala, Rohimah, Silfin, Siti Robi, Trisari, Yuyun)
yang telah mendampingiku dikala susah maupun senang, serta

7. kenangan selama 3 tahun ini jangan pernah kita lupakan. Terima kasih atas

kebersamaannya selama 3 tahun ini di Asrama Putri III Nusantara.


8. Teman-teman senasib seperjuangan Akbid Darul Ulum Angkatan 2008. Semoga kita

menjadi bidan profesional, amin...


9. Almamaterku Akademi Kebidanan Darul Ulum yang aku banggakan dan akan selalu

melekat di hati bersama kenangan yang telah aku lalui di sini.


10. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, Cak Kholis, Cak

Indra dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
jasanya.

MOTTO

Waktu adalah modal termahal yang Allah berikan kepada manusia, barang siapa yang mampu

memanfaatkan dengan baik ia akan meraih kebahagiaan dalam hidupnya, namun barang siapa
yang menyia-nyiakannya niscahya ia akan sengsara.
Jika kita diberi cobaan oleh-Nya, ingatlah....inna maal usri yusran (bahwa sesungguhnya

setiap kesulitan akan ada kemudahan).


Selama mendapat cobaan-Nya, jangan pernah takut, karena laa takhaf laa tahzan, innallaha
maana(bahwa Allah selalu bersama kita).
Dengan berusah semaksimal mungkin untuk melewati cobaan dan ujian dari-Nya karena ... man
jadda wa jadda(barang siapa yang bersungguh dalam suatu hal, maka ia akan mendapatkan apa
yang telah diusahakannya).

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah dengan judul Tingkat
Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Resiko Tinggi Di Desa Sambirejo Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang.
Karya Tulis Ilmiah ini di tulis sebagai persyaratan kelulusan dalam menempuh program
pendidikan Diploma III Kebidanan Darul Ulum.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H.M. Zaimuddin Widjaja Asad, MS, selaku Ketua Yayasan Universitas Pesantren

Darul Ulum Jombang.


2. Prof. Dr. H. Ahmad Zahro. MA selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi DarulUlum

Jombang.
3. Dr. H. M. Zulfikar Asad, M.MR selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Pesantren Tinggi DarulUlum Jombang.


4. Hj. Sabrina Dwi Prihartini, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Darul Ulum

Jombang.
5. Muzayyaroh, SST selaku wali kelas III B Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang.
6. Dian Puspitayani, SST selaku pembimbing I penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Murfi Hidamansyah, SST selaku pembimbing II penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Siti Rofiatun, Amd.Keb selaku Bidan Desa Sambirejo Jogoroto Jombang.
9. Zainul Arifin selaku Kepala Desa Sambirejo Jogoroto Jombang
10. Kedua orang tua tercinta dan tersayang yang telah melimpahkan kasih sayang serta

memberikan doa dan dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Hj. Azzah Asad selaku pengasuh Asrama Putri III Nusantara
12. Teman senasib dan seperjuangan angkatan ke-7 Akademi Kebidanan Darul Ulum

Jombang yang telah memberikan bantuan dan saran atas terselesaikannya Karya Tulis
Ilmiah ini.
13. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu.


Penulis menyadari bahwa pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Demikianlah Karya Tulis Ilmiah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca umumnya.

Jombang, Mei 2011

Penulis

ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG IBU HAMIL


RISIKO TINGGI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN JOGOROTO
KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011

ZULMI EVIANI
NIM: 08.098

Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011 di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang dengan menggunakan kuesioner dari 10
kader terdapat 70 % pengetahuan kader cukup tentang deteksi dini dan penanganan ibu hamil
risiko tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang
ibu hamil risiko tinggi di desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto kabupaten Jombang.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan survey
dengan variabel tingkat pengetahuan kader. Jumlah populasi 30 responden dengan menggunakan
teknik total sampling atau sampling jenuh dan Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
tertutup dengan kategori baik, cukup, kuran yang bertempat di desa Sambirejo Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret s/d bulan Mei 2011
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa tingkat pengetahuan kader tentang ibu hamil
risiko tinggi di desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang hampir seluruhnya
berpengetahuan baik (90%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup (10%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disebutkan tingkat pengetahuan kader
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor umur, pendidikan dan pekerjaan. Dengan
demikian diharapkan bagi tenaga kesehatan tetap aktif dalam memberi informasi kepada kader
melalui penyuluhan dan selalu mengikuti perkembangan informasi terbaru tentang ibu hamil
risiko tinggi dengan mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah.

Kata kunci : pengetahuan, kader, ibu hamil risiko tinggi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR i


HALAMAN SAMPUL DALAM ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
LEMBAR PERSETUJUAN iv
LEMBAR PENGESAHAN v
LEMBAR PERSEMBAHAN vi
MOTTO viii
KATA PENGANTAR ix
ABSTRAK xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR SINGKATAN xviii
DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan Penelitian 5
4. Manfaat Penelitian 5
1. Bagi Responden 5
2. Bagi Lahan Penelitian 5

3. Bagi Institusi 6
4. Bagi Peneliti 6
5. Sistematika Penulisan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Pengetahuan 8


1. Pengertian 8
2. Tingkat Pengetahuan 9
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 11
4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan 13
2. Konsep Dasar Kader 14
1. Pengertian 14
2. Tujuan Pembentukan Kader 14
3. Dasar Pemikiran 15
4. Persyaratan Menjadi Kader 16
5. Peran Fungsi Kader 17
3. Konsep Dasar Ibu Hamil Risiko Tinggi 20
1. Pengertian 20
2. Faktor-faktor Risiko Ibu Hamil 29
3. Skor Poedji Rochjati 34
4. Kerangka Konseptual 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian 42
2. Populasi Sampel dan Sampling 43
1. Populasi 43
2. Sampel 43
3. Sampling 43
3. Kriteria Sampel 44
4. Identifikasi Variabel 44
5. Definisi Operasional 44
6. Lokasi dan Waktu Penelitian 45
1. Lokasi Penelitian 45
2. Waktu Penelitian 45
7. Tehnik Pengumpulan Data dan Analisa Data 45
1. Tehnik Pengumpulan Data 45
2. Alat Ukur 46
3. Analisa Data 47
8. Tehnik Pengolahan Data 47
1. Editing 48
2. Coding 48
3. Skoring 49
4. Tabulasi 50
9. Etika Penelitian 51
1. Informed Consent 51

2. Anonimity 51
3. Confidentiality 52
10. Keterbatasan 52
1. Alat Ukur dan Instrument 52
2. Peneliti 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian 53
1. Data Umum 53
2. Data Khusus 54
2. Pembahasan 56

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan 59
2. Saran 59
1. Bagi Lahan Penelitian 59
2. Bagi Institusi Pendidikan 59
3. Bagi Peneliti Selanjutnya 60

DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skor Poedji Rochjati 37
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko
Tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang 44
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Golongan Umur Kader Di
Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. 53
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Kader Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. 54
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Kader Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. 54
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. 54
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden dengan Umur Responden
Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. 55
Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden dengan Pendidikan Responden
Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. 55
Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden dengan Pekerjaan Responden
Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. 56

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko
Tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten jombang 41

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu


ANC : Antenatal Care
DSOG : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
IRT : Ibu Rumah Tangga
IUD : Intra Uterine Device
Kadarzi : Keluarga Sadar Gizi
KB : Keluarga Berencana
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
KMS : Kartu Menuju Sehat
KRR : Kehamilan Risiko Rendah
KRT : Kehamilan Risiko Tinggi
KRST : Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochjati
MDGs : Millenium Development Goals
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PT : Perguruan Tinggi
TT : Tetanus Toxoid
WHO : World Health Organization

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Untuk Mengadakan Penelitian 63


Lampiran 2 : Lembar Balasan Pelaksanaan Penelitian 64
Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi Peneliti 65
Lampiran 4 : Lembar Pernyataan Menjadi Responden 66
Lampiran 5 : Lembar Kisi-Kisi Kuesioner 67
Lampiran 6 : Lembar Kuesioner 68
Lampiran 7 : Lembar Jawaban Kuesioner 72
Lampiran 8 : Lembar Uji Validitas Kuesioner 73
Lampiran 9 : Tabulasi Data Penelitian 79
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi 81
Lampiran 11 : Jadwal Kegiatan Penelitian 83
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup 84

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan terdiri atas ovulasi
migrasi spermatozoa dan ovum, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta serta pertumbuhan
dan perkembangan hasil konsepsi sampai aterm (Hidayati Ratna, 2008: 9). Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam
keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem
penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilannya (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001: 89).
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat.
Kader yang ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih oleh puskesmas. Kader dan
dukun bayi merupakan bagian dari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari bidan. Bidan
harus mempunyai hubungan yang baik dan terus membina hubungan tersebut. Mereka perlu
diberikan pembinaan secara berkala tentang kesehatan khususnya ibu dan anak (Meilani
Niken, dkk, 2009: 129 dan 140).
Menurut definisi WHO kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu
hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh penyebab apapun yang
berkaitan dengan atau diperburuk oleh kehamilan itu sendiri atau penatalaksanaannya, tetapi
bukan akibat kecelakaan atau penyebab yang tidak disengaja (Helen Varney, dkk, 2006: 55).

Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa
per tahun dan kematian neonatus sebesar 100.000.000 jiwa per tahun. Indonesia, di antara
negara ASEAN merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi dengan
perkiraan persalinan 5.000.000 jiwa setiap tahunnya. Penyebab angka kematian ibu adalah
perdarahan 30,5%, infeksi 22,5 %, gestosis 17,5 % dan anestesia 2,0 % (Manuaba, 2010: 4
dan 38). Upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh masyarakat meskipun dapat
dilihat beberapa trobosan dalam upaya pembangunan dalam bidang kesehatan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi, yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup
(SDKI 2002-2003) dan angka kematian ibu, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI
2002-2003). Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007
sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002
sebesar 307 per 100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari
target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 (102 per 100.000 KH) sehingga
memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Tetapi, jika
melihat AKI berdasarkan data yang dikirimkan oleh puskesmas, maka target MDGs tersebut
sedikit lagi akan tercapai. Berdasarkan laporan dari puskesmas pada tahun 2005 diperoleh
AKI sebesar 151 per 100.000 KH, pada tahun 2006 sebesar 127 per 100.000 KH, dan pada
tahun 2007 sebesar 119 per 100.000 KH (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 9 dan 205).
Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan penyimpangan
dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Faktor risiko ibu hamil diantaranya : primi gravid kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, anak lebih dari 4, jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan
atas < 23,5 cm, kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul,
riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini, sedang atau
pernah menderita penyakit kronis, antara lain: tuberculosis, kelainan jantung-ginjal-hati,

psikosis, kelainan endokrin (diabetes melitus, sistemik lupus dll) tumor dan keganasan,
riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, ketuban pecah
dini dll, riwayat persalinan berisiko: persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi
vakum/forceps, riwayat nifas berisiko: perdarahan pasca partum, infeksi masa nifas, psikosis
postpartum, riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
congenital (Meilani Niken, dkk, 2009: 94).
Kader perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas yaitu tanda
atau gejala yang menunjukkan ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya.
Mereka harus benar-benar menyadari tentang keterbatasan yang mereka miliki (Syafrudin
dan hamidah, 2009: 177-178). Jika kondisi ini tidak diatasi, kemungkinan terjadi hal-hal
risiko kandungan. Semisal bayi lahir premature atau memiliki gangguan lain yang tentu saja
siapapun tak menginginkannya. Sedangkan ibu juga berpeluang mendapatkan penyakit serius
yang sebetulnya dapat diobati agar tidak mengganggu kehamilan (Purwanto, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011 di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang dari 54 ibu hamil terdapat 30% ibu
hamil yang berisiko tinggi.
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya
ditemuka sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan, dan kenyataannya
banyak dari faktor risiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi. Jadi
semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi
ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai
dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian. Oleh karenanya sangat penting untuk
melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat
diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat

(hindari rokok, alkohol, dll), serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan anda
selama kehamilan (Suririnah, 2008).
Berdasarkan fenomena diatas masih terdapat ibu hamil resiko tinggi sehingga perlu
adanya peran serta kader dalam upaya pencegahan terjadinya komplikasi lebih lanjut
sehingga peneliti perlu mengadakan penelitian dengan judul tingkat pengetahuan kader
tentang ibu hamil risiko tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Tahun 2011?

3. Tujuan Penelitian
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Tahun 2011.

4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Sebagai masukan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kader tentang
pentingnya deteksi dini pada ibu hamil risiko tinggi dan cara menangani bila terbapat ibu
hamil dengan risiko tinggi.

2. Bagi Lahan Penelitian


Hasil penelitian dapat meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang
masalah kesehatan antara perangkat masyarakat, kader dan tenaga kesehatan khususnya
masalah ibu hamil risiko tinggi.

3. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan khasanah wacana
pustaka, juga dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di bidang pendidikan dan pelayanan.

4. Bagi Peneliti
Hasil studi ini akan menambah pengetahuan serta memperluas wawasan bagi
peneliti dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah yang berkaitan
dengan penelitian tingkat pengetahuan kader tentang ibu hamil risiko tinggi di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

5. Sistematika Penulisan
Uraian dalam karya tulis ilmiah ini di bagi menjadi 5 bab. Adapun yang terkandung
dalam masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat penelitian,
Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi : Konsep dasar pengetahuan, konsep dasar kader, konsep dasar ibu hamil risiko
tinggi, kerangka konseptual.

BAB III : METODE PENELITIAN


Meliputi : Desain penelitian, populasi, sampel, sampling, kriteria sampel, identifikasi
variabel, definisi operasional, lokasi dan waktu penelitian, pengumpulan data dan
analisa data, teknik pengolahan data, alat ukur, etika penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Meliputi : hasil dan pembahasan yang menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilaksanakan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Meliputi : penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut
diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun orang lain (Notoatmodjo Soekidjo,
2005:3).
Pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar
untuk meningkatkan pengetahuan, agar meningkat pula pencapaian usaha mereka
(Arikunto, 2006: 27).
Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu,
untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsurunsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu
akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu
konsistensi (Azwar Syaifuddin, 2007).
Menurut Hidayat (2002 : 12) pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu
yang diketahui berdasarkan stimulus .

2. Tingkat Pengetahuan

Di dalam domain kognitif menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007:144), pengetahuan


yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
1. Tahu ( know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara


benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah


dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip, dan menggunakan
rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cyclel) di dalam


pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu stuktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau


penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada (Notoatmodjo Soekidjo, 2007: 145).

1. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


1. Pendidikan

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi


orang lain, baik individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan
apa-apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Unsur-unsur pendidikan yakni :
1. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) pendidik (pelaku

pendidikan)
2. Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
3. Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau prilaku

(Notoatmodjo Soekidjo, 2003 : 16).


2. Kebudayaan dan lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar


dalam pembentukan sikap kita. Apabila disuatu wilayah mempunyai budaya untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Maka sangatlah
mungkin berpengaruh alam pembentukan sikap pribadi seseorang (Syaifudin, 2007:
33).

2. Informasi

Informasi adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang juga dipengaruhi


oleh informasi. Semakin banyak orang menggali informasi baik dari media cetak
maupun media elektronik maka pengetahuan yang dimiliki semakin meningkat
(Notoatmodjo Soekidjo, 2003 : 126).
2. Pengalaman

Pengalaman adalah studi peristiwa yang pernah dialami seseorang. Middle


Brook (1974) yang dikutip Syaifudin Azwar MA, mengatakan bahwa tidak adanya
suatu pengalaman sama sekali dengan mengatakan suatu obyek psikologis cenderung
akan bersikap negative terhadap obyek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar
pembentukan sikap pengalaman prinsip haruslah meninggalkan kesan yang kuat,
karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional (Azwar Syaifudin, 2008 : 30).
2. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi


terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi dan didukung minat yang
cukup sehingga seseorang sangatlah mungkin berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan (Azwar Syaifuddin, 2008: 36).

2. Usia

Usia adalah masa perjalanan hidup semakin cukup umur tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Semakin tua
seseorang makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang
dihadapi (Nursalam, 2008).
2. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dibandingkan dengan


seseorang yang tidak bekerja karena dengan bekerja seseorang akan mempunyai
banyak informasi dan pengalaman (Saifudin Azwar, 2002: 42).

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang


menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek penelitian atau responden
(Notoatmodjo Soekidjo, 2007: 145).Menurut Arikunto (2005: 342) tingkat pengetahuan
dikategorikan menjadi 3 kriteria yaitu :
Pengetahuan baik : nilai 76 - 100 %
Pengetahuan cukup : nilai 56 - 75 %
Pengetahuan kurang : nilai < 56 %

2. Konsep Dasar Kader


1. Pengertian

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan
maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan
tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin dan Hamidah, 2009: 177 ).
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat (Meilani Niken, dkk, 2009: 129).
Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas
mengembangkan masyarakat

(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 287).


Kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh
masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelenggara
posyandu (R. fallen dan R. Budi, 2010: 58).

2. Tujuan Pembentukan Kader

Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang


kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat
bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada
hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan
bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan
adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya dan dana dalam operasional
pelayanan kesehatan akan mendorong masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ada
seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama
yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam
bidang kesehatan. Menurut K. Santoso (1979), kader yang dinamis dengan pendidikan
rata-rata tingkat desa ternyata mampu melaksanakan beberapa kegiatan yang sederhana
tetapi tetap berguna bagi masyarakat kelompoknya (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009:
288).

1. Dasar Pemikiran
1. Dari segi kemampuan masyarakat

Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya dibidang


kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat
bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri.
2. Dari segi kemasyarakatan

Perilaku kesehatan pada mesyarakat tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat


itu sendiri. Dalam upaya menumbuhkan partisipasi masyarakat perlu memperhatikan
keadaan sosial budaya masyarakat, sehingga untuk mengikutsertakan masyarakat
dalam upaya dibidang kesehatan, harus berusaha menumbuhkan kesadaran untuk
dapat memecahkan permasalahan sendiri dengan memperhitungkan sosial budaya
setempat (R. fallen dan R. Budi, 2010: 59).
4. Persyaratan Menjadi Kader

Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang


pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan
menghitung secara sederhana (Meilani Niken, dkk, 2009: 129). Proses pemilihan kader
hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, dan para pamong desa harus juga
mendukung (R. fallen dan R. Budi, 2010: 59). Hal ini disebabkan karena kader yang akan
dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan
kepada para calon kader di desa yang telah ditetapkan (Meilani Niken, dkk, 2009: 131).
Persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan kader antara
lain:
1. Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia
2. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
3. Mempunyai penghasilan sendiri
4. Tinggal tetap di desa yang bersangkutan dan tidak sering meninggalkan tempat untuk

waktu yang lama.

5. Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan desanya


6. Dikenal masyarakat, diterima masyarakat dan dapat bekerja sama dengan masyarakat
7. Berwibawa
8. Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga

(R. Fallen dan R. Budi, 2010: 59-60).


Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli di atas, dapatlah
disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain sanggup bekerja secara
sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai kredibilitas yang baik
dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi,
mempunyai penghasilan tetap, pandai membaca dan menulis, serta sanggup membina
masyarakat sekitarnya
(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 290).

5. Peran Fungsi Kader

Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader


bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah
maupun jenis pelayanan (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 289). Tugas-tugas kader
meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada
bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka. Mereka harus
benar-benar menyadari tentang keterbatasan yang mereka miliki. Mereka tidak
diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya. Namun, mereka
diharapkan mampu dalam menyelesaikan masalah umum yang terjadi di masyarakat dan
mendesak untuk diselesaikan. Perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan masyarakat
itu tidak bekerja dalam sistem yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai

seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta
didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman (Syafrudin dan Hamidah,
2009: 177).
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Pengamanan terhadap masalah kesehatan di desa
3. Upaya penyehatan lingkungan
4. Peningkatan kesehatan ibu,bayi dan anak balita
5. Pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

(Meilani Niken, dkk, 2009: 130).


Untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi, bidan haruslah
dapat bekerja sama denga masyarakat. Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang
berisi tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan meliputi
faktor risiko ibu hamil diantaranya:
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm.
5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas < 23,5 cm.
6. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang atau pernah menderita penyakit kronis, antara lain: tuberculosis, kelainan

jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (diabetes mellitus, sistemik lupus dll)


tumor dan keganasan.

9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, ketuban

pecah dini dll.


10. Riwayat persalinan berisiko: persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi vakum/forceps.
11. Riwayat nifas berisiko: perdarahan pascapartum, infeksi masa nifas, psikosis postpartum.
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat

congenital.
13. Perdarahan lewat jalan lahir (hamil muda dan tua).
14. Bengkak di kaki, tangan , wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang.
15. Demam tinggi atau demam lebih dari 2 hari.
16. Keluar cairan berbau dari jalan lahir .
17. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
18. Ibu muntah terus dan tidak mau makan.
19. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
20. Mengalami gangguan jiwa.

(Meilani Niken, dkk, 2009: 94 dan 134)


2. Konsep Dasar Kehamilan Normal dan Risiko Tinggi
1. Pengertian
1. Kehamilan Normal

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai


sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba, 2008).
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoa) (saminem, 2000).
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester:
Trimester pertama : hari pertama haid terakhir sampai minggu ke -12

Trimester kedua : minggu ke- 13 sampai ke- 27


Trimester ketiga : minggu ke- 28 sampai ke- 40 (13 minggu) (Varney Helen, dkk,
2006: 492).
2. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda dugaan (presumptive signs) kehamilan


1. Amenore (terlambat datang bulan)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid
lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan perkiraan persalinan.

2. Nause (mual) dan vomiting (muntah)

Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-kadang


disertai muntah. Sering terjadi pada pagi hari yang biasa disebut morning sicknes.
3. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang


dengan makin tuanya kehamilan.
4. Sering miksi

Hal ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan uterus yang mulai membesar.
5. Pigmentasi kulit

Keluarnya MSH (Melanophore Stimulating Hormone) hipofisis anterior


menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding
perut (striae livide, albican, nigra) sekitar mamae. Hal ini terjadi pada
kehamilan12 minggu ke atas.
6. Mamae menjadi tegang dan membesar

Pengaruh estrogen progesterone dan somatomamotrofin menimbulkan deposit


lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
7. Obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan


kesulitan untuk buang air besar.

8. Anoreksia(tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan timbul
lagi (Sarwono, 2007: 125).
3. Perubahan Anatomik Dan Fisiologi Pada Wanita Hamil

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita. Pengetahuan


tentang kondisi fisiologis pada awal kehamilan penting dimiliki untuk memahami
tanda dugaan dan tanda kemungkinan kehamilan. Pengetahuan ini juga penting untuk

mengetahui adanya kelainan pada kehamilan. Tanda dugaan kehamilan mencakup


perubahan-perubahan fisiologis yang dialami oleh wanita dan pada sebagian besar
kasus mengindikasikan bahwa wanita sedang hamil. Tanda kemungkinan kehamilan
meliputi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi, selain tanda-tanda dugaan
kehamilan, yang terdeteksi pada saat pemeriksaan dan didokumentasi oleh pemeriksa.
Tanda-tanda positif adalah tanda-tanda yang secara langsung berhubungan dengan
janin sebagaimana dideteksi dan didokumentasi oleh pemeriksa (Varney Helen, 2007:
493).
Pada wanita hamil atau ibu yang sedang hamil penjelasan mengenai
perubahan alat kandungan sangatlah penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu
atau wanita yang sedang hamil belum mengetahui tentang perubahan-perubahan yang
ada pada diri mereka, baik alat kandungan yang berada di dalam ataupun di luar.
Maka dari itu peran dari bidan sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menjelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada tubuh ibu atau wanita yang sedang hamil dan
juga memberikan pelayanan kesehatan bio psikologis, sosial dan spiritual tanpa
membedakan suku, ras, agama terutama pada ibu hamil yang belum mengetahui
tentang perubahan fisiologis alat kandungan serta ibu hamil yang mengalami kelainan
pada alat kandungannya. Perubahan wanita hamil antara lain meliputi perubahan pada
uterus, perubahan pada kulit, perubahan payudara, perubahan sirkulasi darah,
paerubahan system respirasi, perubahan tractus digestivus, dan perubahan traktus
urinarius (Sarwono, 2007).
Perubahan sistem reproduksi meliputi:
1. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh


estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus normal lebih
kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak
gepeng. Padakehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir
kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur (Sarwono, 2007:
89).
Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak,
sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling
sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar.
(Hidayati Ratnai, 2008: 22)
2. Serviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon


estrogen. Kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak.kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi
lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.kadang -kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadan
ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologik.
3. Vagina dan vulva

Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena


pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiruan disebut tanda
Chadwick (Hidayati Ratna, 2008: 22).Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia

interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat-alat genetalia tersebut meningkat.
4. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis


sampai terbentuknya plasenta kira-kira 16 minggu. Korpus luteum graviditasis
berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Diperkirakan
korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kehamilan (Sarwono,
2007: 95).
5. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan


memberikan ASI pada saat laktasi. perkembangan payudara dipengaruhi oleh
hormone estrogen, progesterone dan somatomammotropin. Fungsi hormon :
1. Hormon estrogen
1. Menimbulkan hypertrofi system saluran payudara
2. Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga payudara

tampak makin besar


2. Hormon progesterone
1. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
2. Menambah jumlah sel asinus
3. Hormon somatomammotropin

1. Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan laktaglobulin


2. Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
3. Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

(Hidayati Ratna, 2008: 22-23)


6. Perubahan sistem sirkulasi

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor berikut ini :


1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi perkembangan dan

pertumbuhan janin dalam rahim


2. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter
3. Pengaruh hormone estrogen dan progesterone
7. Perubahan peredaran darah antara lain :
1. Volume darah

Volume darah semakin meningkat, dimana jumlah serum sel darah


lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32
minggu. Curah jantung akan bertambah sekitar
30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur kehamilan
16 minggu.
2. Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat


mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi pertambahan sel darah
tidak seimbang dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis (Hidayati Ratna, 2008: 24).

8. Perubahan system respirasi

Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan. Hal ini


dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan O2 yang semakin meningkat. Disamping
itu juga terjadi desakan diafragma karena dongan rahim. Ibu hamil akan bernafas
lebih dalam sekitar 20 -25 % dari biasanya.
9. Perubahan sistem pencernaan

Perubahan metabolism pada kehamilanantara lain :


1. Metabolism basal naik sebesar 15%sampai 20% dari semula, terutama

trimester ketiga.
2. Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, perkembangan organ kehamilan, serta persiapan laktasi.


3. Kebutuhan kalori bisa didapatkan dari karbohidrat, lemak, dan protein
4. Kebutuhan zat mineral (kalsium, fosfor, zat besi, air).
5. Berat badan ibu bertambah.

Sebab pengeluaran asam lambung


1. Hipersaliva
2. Daerah lambung terasa panas
3. Morning sicknes
4. Hiperemesis gravidarum
5. Obstipasi
10. Perubahan traktus urinalis

Pengaruh desakan pembesaran rahim seiring dangan bertambahnya usia


kehamilan yang menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada hamil
tua akan menyebabkan gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
11. Perubahan kulit

Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi
akan meningkatkan sekresi hormone
MSH (Melanophore Stimulating Hormone). Pigmentasi yang lebih gelap terjadi
pada :
1. Putting dan areola mamae
2. Wajah (kloasma gravidarum)
3. Linea nigra

(Hidayati Ratna, 2008: 25-28).


4. Kehamilan Risiko Tinggi

Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang,
yaitu kemungkinan terjadi komplikasi obstetrik pada saat persalinan yang dapat
menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau ketidak puasan pada ibu atau bayi
(Poedji Rochjati, 2003: 26).
Definisi yang erat hubungannya dengan risiko tinggi (high risk):
1. Wanita risiko tinggi (High Risk Women)

Adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan


dan jiwanya oleh karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan
nifas.
2. Ibu risiko tinggi (High Risk Mother)

Adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian neonatal atau
maternal.
3. Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies)

Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi


optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Manuaba, 2010:
241).
Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan
keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Untuk menurunkan angka kematian ibu
secara bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko atau
komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan KIA
maupun di masyarakat (Niken Meilani, dkk, 2009: 94).

2. Faktor-faktor Risiko Ibu Hamil

Beberapa keadaan yang menambah risiko kehamilan, tetapi tidak secara langsung
meningkatkan risiko kematian ibu. Keadaan tersebut dinamakan faktor risiko. Semakin
banyak ditemukan faktor risiko pada ibu hamil, semakin tinggi risiko kehamilannya
(Syafrudin dan Hamidah, 2009: 223-224). Bebarapa peneliti menetapkan kehamilan
dengan risiko tinggi sebagai berikut :

1. Puji Rochayati: primipara mudaberusia < 16 tahun, primipara tua berusia > 35 tahun,

primipara skunder dangan usia anak terkecil diatas 5 tahun, tinggi badan < 145 cm,
riwayat kehamilan yang buruk (pernah keguguran, pernah persalinan premature, lahir
mati, riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, operasi
sesar), pre-eklamsi-eklamsia, gravid serotinus, kehamilan dengan perdarahan antepartum,
kehamilan dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi
kehamilan.
2. Gastelazo Ayala: faktor antenatal, faktor intrapartum, faktor obstetri dan neonatal, faktor

umum serta pendidikan.


3. Ida Bagus Gde Manuaba
1. Berdasarkan anamnesis
1. Usia ibu (< 19 tahun, > 35 tahun, perkawinan lebih dari 5 tahun).
2. Riwayat operasi (operasi plastik pada vagina-fistel atau tumor vagina, operasi persalinan

atau operasi pada rahim).


3. Riwayat kehamilan (keguguran berulang, kematian intrauterin, sering mengalami

perdarahan saat hamil, terjadi infeksi saat hamil, anak terkecil berusia lebih dari 5 tahun
tanpa KB, riwayat molahidatidosa atau korio karsinoma).
4. Riwayat persalinan (persalinan prematur, persalinan dengan berat bayi rendah, persalinan

lahir mati, persalinan dengan induksi, persalinan dengan plasenta manual, persalinan
dengan perdarahan postpartum, persalinan dengan tindakan [ekstrasi vakum, ekstraksi
forsep, letak sungsang, ekstraksi versi, operasi sesar]).
2. Hasil pemeriksaan fisik
1. Hasil pemeriksaan fisik umum (tinggi badan kurang dari 145 cm, deformitas pada tulang

panggul, kehamilan disertai: anemia, penyakit jantung, diabetes mellitus, paru-paru atau
ginjal).

2. Hasil pemeriksaan kehamilan (kehamilan trimester satu: hiperemesis gravidarum berat,

perdarahan, infeksi intrauterin, nyeri abdomen, servik inkompeten, kista ovarium atau
mioma uteri, kehamilan trimester dua dan tiga: preeklamsia-eklamsia, perdarahan,
kehamilan kembar, hidrmnion, dismaturitas atau gangguan pertumbuhan, kehamilan
dengan kelainan letak: sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada
primigravida, hamil dengan dugaan disproporsi sefalo-pelfik, kehamilan lewat waktu
diatas 42 minggu).
3. Saat inpartu

Pada persalinan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian serius, karena


pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonatus
(perinatal):
1. Keadaan risiko tinggi dari sudut ibu (ketuban pecah dini, infeksi intrauterin, persalinan

lama melewati batas waktu perhitungan partograf WHO, persalinan terlantar, rupture
uteri iminens, ruptur uteri, persalinan dengan kelainan letak janin: [sungsang, kelainan
posisi kepala, letak lintang], distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu bayi, bayi
yang besar, perdarahan antepartum [plasenta previa, solusio plasenta, ruptur sinus
marginalis, ruptur vasa previa]).
2. Keadaan risiko tinggi ditinjau dari sudut janin (pecah ketuban disertai perdarahan

[pecahnya vasa previa], air ketuban warna hijau, atau prolapsus funikuli, dismaturitas,
makrosomia, infeksi intrauterin, distress janin, pembentukan kaput besar, retensio
plasenta).
3. Keadaan risiko tinggi postpartum (perslinan dengan retensio plasenta, atonia uteri

postpartum, persalinan dengan robekan perineum yang luas, robekan serviks, vagina, dan
ruptur uteri).
4. Hebert Hutabarat, membagi faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan:

1. Komplikasi obstetri (usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun), paritas

(primigravida primer atau skunder, grandemultipara), riwayat persalinan (abortus lebih


dari 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca-persalinan,
riwayat pre-eklamsi, riwayat kehamilan mola hidatidosa, riwayat persalinan dengan
tindakan operasi [ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, ekstraksi versi, atau plasenta
manual], terdapat disproporsi sefalopelfik, perdarahan antepartum, kehamilan ganda atau
hidramnion, hamil dengan kelainan letak, dugaan dismaturitas, serviks inkompeten, hamil
disertai mioma uteri atau kista ovarium).
2. Komplikasi medis, kehamilan yang disertai dengan anemia, hipertensi, penyakit jantung,

hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas, hamil dengan penyakit hati, hamil
disertai penyakit paru, hamil disertai penyakit lainnya.
5. J.S. Lesinki mengelompokkan faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan waktu

kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan.


1. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan: faktor genetika dan Faktor lingkungan. Faktor

genetika yaitu, penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan, perlu dilakukan pemeriksaan kelainan
bawaan. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan sosial ekonomi.
2. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil: keadaan umum menjelang kehamilan,

kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat), penyakit yang mempengaruhi


kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum).
3. Faktor risiko yang bekerja saat persalinan
4. Faktor yang bekerja langsung pada neonates

(Manuaba, 2010: 241-244).


Risiko tinggi pada kehamilan meliputi: hb kurang dari 8 g%, tekanan darah tinggi
(systole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg), edema yang nyata, eklamsi, perdarahan
per vagina, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 mianggu,

letak sungsang pada primigrafida, infeksi berat atau sepsis, persalinan premature,
kehamilan ganda, janin yang besar, penyakit kronis pada ibu (jantung, paru, ginjal, dll),
riwayat obstetri buruk, riwayat seksio sesarea, dan komplikasi kehamilan (Syafrudin dan
Hamidah, 2009: 224).

3. Skor Poedji Rochjati

Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang
memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Dian, 2007). Ukuran risiko
dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari
berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat
risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi
tiga kelompok:
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12

(Rochjati Poedji, 2003: 27-28).

1. Tujuan Sistem Skor


1. Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang

perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil.

2. Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan

memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk
melakukan rujukan terencana.
2. Fungsi Skor
1. Alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE bagi klien/ibu hamil, suami, keluarga dan

masyarakat.
Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, diingat,
dimengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya
kebutuhan pertolongan untuk rujukkan. Dengan demikian berkembang perilaku
untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke Rumah Sakit untuk
mendapatkan penanganan yang adekuat.
2. Alat peringatan-bagi petugas kesehatan.

Agar lebih waspada. Lebih tinggi jumlah skor dibutuhkan lebih kritis
penilaian/pertimbangan klinis pada ibu Risiko Tinggi dan lebih intensif
penanganannya.

3. Cara Pemberian Skor

Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2,4 dan
8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor
risiko skornya 4 kecuali bekas sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat
dilihat pada gambar yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yang telah

disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Rochjati Poedji, 2003:
126).

Table 2.1 Skor Poedji Rochjati

Keterangan :
1. Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga

kesehatan.
2. Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG

4. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan


persalinan aman.
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di rumah maupun

di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas
bagi ibu dan bayinya.
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK membeti penyuluhan agar pertolongan

persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau puskesmas (PKM), atau
langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama
(primi) dengan tinggi badan rendah.
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk untuk melahirkan di

Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter spesialis (Rochjati
Poedji, 2003: 132).
Pengawasan antenatal, memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat

persalinan, dank ala nifas.


2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dank ala nifas.
3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala

nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.


4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

(Manuaba, 2010: 109 dan 111)

Pendidikan kesehatan
1. Diet dan pengawasan berat badan, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan

kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan (anemia, partus prematur, abortus, dll), sedangkan kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan (pre-eklamsia, bayi terlalu besar, dll) (Sarwono, 2007: 161).
2. Hubungan seksual, hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual

(Manuaba, 2010: 120). Pada umumnya hubungan seksual diperbolehkan pada masa
kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati (Sarwono, 2007: 160).
3. Kebersihan dan pakaian, kebersihan harus selelu dijaga pada masa hamil. Pakaian harus

longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu
tinggi, memakai kutang yang menyokong payudara, pakaian dalam yang selalu bersih
(Sarwono, 2007: 160).
4. Perawatan gigi, pada triwulan pwrtama wanita hamil mengalami enek dan muntah

(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi yang tidak diperhatikan
dengan baik, sehingga timbul karies gigi, gingivitis, dan sebagainya (Sarwono, 2007:
161).
5. Perawatan payudara, bertujuan memeliha hygiene payudara, melenturkan/menguatkan

puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam (Manuaba,
2010: 121).
6. Imunisasi TT, untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorum

(Sarwono, 2007: 161).


7. Wanita pekerja, wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat. Lakukanlah

istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan, wanita hamil berhak


mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum bersalin atau satu setengah bulan
setelah bersalin (Sarwono, 2007: 162).
8. Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik, ketiga kebiasaan ini secara langsung

dapat mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan menimbulkan kelahirkan


dangan berat badan lebih rendah, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus,

dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental
(Manuaba, 2010: 122).
9. Obat-obatan, pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan apakah obat tersebut

tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin (Manuaba, 2010: 122).

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati
atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo Soekidjo, 2003: 96).

Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tingkat Pengrtahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko
Tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Penjelasan kerangka konseptual :


Faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri meliputi pendidikan, kebudayaan dan
lingkungan, informasi, pengalaman, minat dan usia. Faktor tersebut tidak diteliti dan akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan kader tentang ibu hamil risiko tinggi dalam tingkat tahu,
paham, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Disini peneliti hanya meneliti dalam tingkat
tahu saja yang akan dikategorikan menjadi pengetahuan baik, cukup, dan kurang.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah menurut metode keilmuan (Notoatmodjo, 2005:19). Dalam bab ini
akan disajikan mengenai (1) desain penelitian, (2) populasi, sampel dan sampling, (3) kriteria
sampel, (4) identifikasi variabel, (5) definisi operasional, (6) lokasi dan waktu penelitian, (7)
teknik pengumpulan data dan analisa data, (8) teknik pengolahan data, (9) instrumen penelitian,
(10) etika penelitian, (11) keterbatasan.
1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang memungkinkan
memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validiti suatu hasil.
Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk
mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2008 :
77).
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambar
atau mendeskriptifkan atau memaparkan peristiwa-peristiwa urgen yang terjadi pada masa
kini (Nursalam, 2008 : 80).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan survey.

2. Populasi, Sampel dan Sampling


1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Aziz Alimul, 2007:68). Pada penelitian
ini populasinya adalah semua kader di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten
Jombang sebanyak 30 orang tahun 2011.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Aziz Alimul, 2007). Pada penelitian ini
sampelnya adalah semua kader yang ada di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang sebanyak 30 orang tahun 2011.

3. Sampling

Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan


dalam penelitian (Alimul, 2007: 81). Pada penelitian ini pengambilan sampel secara
sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel
(Alimul, 2007 : 83). Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampling jenuh. Dengan
cara menggunakan semua populasi menjadi sampel.

3. Kriteria Sampel

Kriteria adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).
Kriteria sampel :
1. Kader yang bersedia menjadi responden
2. Kader di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

4. Identifikasi Variable

Variable adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu
(Notoatmodjo, 2005: 70). Variable dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan kader
tentang ibu hamil risiko tinggi.

5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang
didefinisikan tersebut (Nursalam, 2008: 101).

Table 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko
Tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

Definisi
Variable

Parameter

Alat ukur

Skala

Kriteria

Tingkat
pengetahuan kader
tentang:

Kuesioner

Ordinal

Baik : 76-100
%

operasional
Tingkat
pengetahuan
kader
tentang ibu
hamil risiko
tinggi

Pengetahuan
adalah hasil
tahu dari
manusia, yang
sekadar
menjawab
pertanyaan,
pengetahuan
adalah dasar
semua tindakan
dan usaha.

Pengertian ibu
hamil risiko
tinggi
Faktor risiko
ibu hamil
Skor Poedji
Rochjati

Cukup : 56-75
%
Kurang : <
56%
Dengan kriteria
Benar = 1
Salah = 0

6. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto


Kabupaten Jombang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dihitung sejak pembentukan proposal hingga laporan akhir


penelitian selesai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d bulan Mei 2011.

7. Tehnik Pengumpulan Data dan Analisa Data


1. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2008: 111). Pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data secara
formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2008:
109). Data primer adalah data yang langsung berasal dari yang mempunyai wewenang
dan bertanggung jawab terhadap data-data tersebut serta didapatkan dari kuesioner dan
wawancara (Nursalam, 2003: 116). Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung antara
peneliti dan responden.

2. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006
: 225). Pertanyaan dalam angket/kuesioner sebaiknya tidak terlalau panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Disarankan empirik jumlah pertanyaan
yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan (Sugiyono, 2007: 144). Pada penelitian
ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan setelah

telah dilakukan uji validitas dan rehabilitasnya dengan menggunakan product moment
person correlation diketahui 20 soal valid. Jadi, pertanyaan yang disebar kepada
responden berjumlah 20 pertanyaan.
3. Analisa Data

Setelah dikumpulkan melalui angket kuesioner, dilakukan pemberian skor dalam


penelitian dengan nilai jika benar 1 dan 0 jika salah, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :

P=
Keterangan :
P : Prosentase jawaban responden
f : Jumlah jawaban responden
N: Jumlah skor maksimal jika semua jawaban benar
(Budiarto, 2002).
Setelah sampai pada hasil prosentase, kemudian diinterpretasikan dengan kriteria
kualitatif sebagai berikut :
1. Tingkat penetahuan baik 76-100 %
2. Tingkat pengetahuan cukup 56-75 %
3. Tingkat pengetahuan kurang < 56 % (Arikunto, 2005: 342).

Sehingga dapat disimpulkan tingkat pengetahuan kader tentang ibu hamil risiko
tinggi di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

8. Tehnik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses pendekatan subjek dan proses pengolahan
karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003: 125).
Setelah kuesioner yang disebarkan terkumpul kemudian angket yang disebarkan
terkumpul kemudian angket tersebut mengalami proses antara lain :
1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan (Aziz Alimul, 2007: 121). Kegiatan dalam editing ini antara lain:
mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data
instrument pengumpulan data tersebut pula kelengkapan lembaran instrument jika
mengkin ada yang terlepas/sobek, mengecek macam isian data, mengecek keseragaman
jawaban responden sesuai dengan soal variable bebas dengan pilihan jawaban sejenis
atau seragam (a, b, c ).

2. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori (Aziz Alimul, 2007: 121). Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa
data dengan mengklasifikasi jawaban dari responden macam-macamnya dengan memberi
kode masing-masing jawaban meliputi data umum :

1. Responden

R1 : Responden 1
R2 : Responden 2
2. Pendidikan

Kode 1 : SD
Kode 2 : SMP
Kode 3 : SMA
Kode 4 : Perguruan tinggi
3. Pekerjaan

Kode 1 : PNS
Kode 2 : wiraswasta
Kode 3 : swasta
Kode 4 : tidak bekerja/ IRT
4. Umur

Kode 1 : 20-30 tahun


Kode 2 : 20-35 tahun
Kode 3 : > 35 tahun

3. Scoring

Scoring berfungsi untuk menentukan nilai pada jawaban kuesioner yaitu jawaban
benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0 (Arikunto, 2006: 236). Penilaian pada
jawaban kuesioner yang dikerjakan oleh kader dengan skor 1 pada jawaban benar dan
jawaban salah diberi skor 0.
4. Tabulasi

Menyusun data dalam bentuk table-tabel (Dummy tabel) untuk mengetahui


pengetahuan dihitung dengan menggunakan table distribusi, frekuensi dalam bentuk
prosentase (Alimul, 2007 : 121). Tabulasi adalah pengorganisasian data sedemikian rupa
agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
Jawaban responden yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan table distribusi.
Setelah prosentase diketahui hasilnya diinterpretasikan dengan kriteria :
Baik : Hasil prosentase 76- 100 %
Cukup : Hasil prosentase 56-75 %
Kurang : Hasil prosentase < 56 %
Kemudian setelah diprosentase hasilnya dapat ditafsirkan secara kualitatif dengan kriteria
sebagai berikut :
Seluruhnya : 100 %
Hampir seluruhnya : 76 % - 99 %
Sebagian besar : 51 % - 75 %
Setengahnya : 50 %

Hampir setengahnya : 26 % - 49 %
Sebagian kecil : 1 % - 25 %
Tidak satupun : 0 %
(Sugiyono, 2002 )

9. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian kebidanan adalah masalah sangat penting dalam


penelitian,mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka
segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain adalah :
1. Informed Consent

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden


penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.
Mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak
pasien.

2. Anonimity

Masalah etika kebidanan adalah masalah yang memberikan jaminan dalam


penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan


hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset (Aziz Alimul, 2007).

10. Keterbatasan
1. Alat Ukur atau Instrument

Pada rancangan alat ukur atau instrument penelitian yang digunakan adalah
kuesioner, sehingga jawaban responden cenderung bersifat objektif daripada bersifat
subjektif sehingga kurang dapat mewakili data kualitatif atau keseluruhan.

2. Peneliti

Terbatasanya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman dari peneliti karena


peneliti baru pertama kali melakukan penelitian dan masih kurangnya pengalaman,
sehingga penelitian ini kurang sempurna.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
kuesioner tentang Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa
sambirejo Kecamatan JogorotoKabupaten Jombang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret s/d bulan Mei 2011, dengan jumlah sampel 30 responden. Teknik sampling yang
digunakan peneliti adalah total sampling atau sampling jenuh. Hasil penelitian ini akan
menguraikan mulai dari data umum yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan
data khusus meliputi pengetahuan kader tentang pengertian ibu hamil risiko tinggi, faktor risiko
ibu hamil, skor poedji rochjati.

1. Hasil Penelitian
1. Data Umum
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Golongan
Umur Kader Di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang.

Frekuensi
No

Golongan Umur (Tahun)


(Responden)

Prosentase
(%)

20 30 tahun

20

30 35 tahun

15

50

>35 tahun

30

30

100

Jumlah

Sumber : Data primer, Mei 2011

Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat diketahui bahwa setengahnya 15 responden


(50%) berumur 30-35 tahun.

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Kader Di Desa


Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Frekuensi
No

Pendidikan
(Responden)

Prosentase
(%)

SD

20

SMP

14

47

SMA

10

33

Perguruan tinggi

30

100

Jumlah
Sumber : Data primer, Mei 2011

Berdasarkan hasil tabel 4.2 pendidikan terakhir kader didapatkan hampir


setengahnya 14 responden (47%) berpendidikan SMP.
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Kader Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

No

Pekerjaan

Frekuensi

Prosentase
(%)

(Responden)
1

PNS

Wiraswasta

30

Swasta

16

53

Tidak bekerja/IRT

17

30

100

Jumlah
Sumber : Data primer, Mei 2011

Berdasarkan hasil tabel 4.3 pekerjaan yang didapatkan sebagian besar 16


responden (53%) yaitu swasta.

2. Data Khusus
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
No

Kriteia Kualitatif

Frekuensi

Prosentase
(%)

Baik

27

90

Cukup

10

Kurang

30

100

Jumlah
Sumber : Data primer, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hampir


seluruhnya pengetahuan kader tentang ibu hamil risiko tinggi sebanyak 27 responden
(90%) yaitu baik.
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden Dengan
Umur Responden Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Pengetahuan kader tentang

No

Umur
(tahun)

ibu hamil risiko tinggi


Baik

Cukup

Komulatif

Kurang

20-30

13

16

30-35

15

50

15

50

>35

27

10

34

27

90

10

30

100

Jumlah

Sumber: data primer, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa setengahnya 15 responden (50%) yang


berumur 30-35 tahun berpengetahuan baik.
Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden Dengan
Pendidikan Responden Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

No

Pendidikan

Pengetahuan kader tentang

Komulatif

ibu hamil risiko tinggi


Baik
N

Cukup

Kurang

SD

13

13

SMP

12

40

14

47

SMA

11

37

12

40

Perguruan tinggi

10

30

100

Jumlah

27

90

Sumber: data primer, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa hampir setengahnya 12 responden (40%)


berpendidikan terakhir SMP berpengetahuan baik.

Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden Dengan


Pekerjaan Responden Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Desa
Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

Pengetahuan kader tentang


ibu hamil risiko tinggi
No

Pekerjaan
Baik
N

Cukup
N

Kurang
N

Komulatif

PNS

Wiraswasta

27

30

Swasta

16

53

16

53

IRT

10

17

27

90

10

30

100

Jumlah

Sumber : data primer, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar 16 responden (53%)


bermata pencaharian swasta memiliki pengetahuan baik.

2. Pembahasan

Berdasarkan umur kader yang mendapat pengetahuan tentang ibu hamil risiko
tinggi setengahnya 15 responden (50%) berumur 20-35 tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik, matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa juga akan lebih
dipercaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat
dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Nursalam dan Siti Pariani : 2001). Dari hasil
penelitian, yaitu semakin cukup umur akan lebih matang dan lebih dewasa dalam berfikir,
sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan juga.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu pendidikan berdasarkan
distribusi karakteristik responden, didapatkan hampir setengahnya 14 responden (47%)
mempunyai pendidikan terakhir SMP, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai

yang akan diperkenalkan (Nursalam, 2001). Berdasarkan paparan diatas didapatkan dari
hasil penelitian dan teori terdapat kesamaan, kebanyakan responden yang berpendidikan
terakhir SMP cenderung memiliki pengetahuan yang cukup, hal ini bisa terjadi karena
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, orang yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima informasi yang datang dari
luar. Mereka cenderung akan mencari informasi yang banyak tentang berbagai hal daripada
mereka yang berpendidikan rendah.
Berdasarkan pekerjaan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian
besar kader di desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang bermata
pencaharian swasta, hal itu terbukti dengan adanya prosentase yang ada yaitu
sebesar 53 % dari 16 responden. Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas
dibandingkan dengan seseorang yang tidak bekerja karena dengan bekerja seseorang akan
mempunyai banyak informasi dan pengalaman (Saifudin Azwar, 2002: 42).
Berdasarkan data yang diambil tingkat pengetahuan kader tentang ibu hamil risiko tinggi
di desa Sambirejo kecamatan Jogoroto Kabupaten jombang hampir seluruhnya 27 responden
(90%) berpengetahuan baik. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah
(Notoatmodjo, 2003: 128). Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar
menjawab pertanyaan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun orang lain
(Notoatmodjo Soekidjo, 2005: 3). Dengan demikian jelas bahwa pengetahuan seseorang
diperoleh dari sebuah proses belajar, baik melalui pengindraan maupun melalui media massa
dan media cetak.

BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dalam bab
sebelumnya mengenai pengetahuan didapatkan kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan
kader tentang ibu hamil risiko tinggi di desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten
Jombang hampir seluruhnya berpengetahuan baik.

2. Saran
1. Bagi Lahan Penelitian

Bagi tenaga kesehatan hendaknya tetap aktif dalam memberikan informasi pada
kader melalui penyuluhan dan selalu mengikuti perkembangan tentang informasi ibu hamil
risiko tinggi yang terbaru dengan cara mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah yang lain
dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini memerlukan berbagai sumber kepustakaan.
Oleh karena itu hendaknya institusi pendidikan menyediakan lebih banyak kepustakaan
untuk lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang ibu hamil risiko tinggi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai pengalaman dan wawasan baru untuk mengembangkan potensi diri sebagai
bekal dalam memberikan pelayanan di bidang kesehatan. Peneliti selanjutnya hendaknya
dapat mengembangkan penelitiannya dengan menggunakan metode yang lebih luas.
Sehingga penelitian dapat lebih baik dan mencapai hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Surabaya :
Salemba Medika
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar. 2007. Sikap Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Provinsi Jawa Timur. Jakarta
: Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency)
Dian. 2007. Risiko Tinggi. http:// www.info-wikipedia.com diakses tanggal 29 Maret 2011
Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Fallen, R dan R. Budi Dwi K. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Nuha Medika
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, Sedarmayanti. 2002. Metodologi Penelitian Perilaku Kualitatif dan Kuantitatif.
Bandung: ALFABETA
Maimunah, Siti. 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC
Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya
Notoatmodjo, Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan. Jakarta :
Salemba medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga University
Press
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA
Suririnah. 2008. Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi. http//www. Info-wikipedia.com.
diakses tanggal 11 Maret 2011
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC

SURAT PERMOHONAN MENJADI PENELITI


Lampiran 3

Kepada
Yth : Calon Responden
Di
Tempat
Dengan Hormat,

Saya mahasiswa Akademi Darul Ulum Jombang bermaksud akan mengadakan


penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di
Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini yang bersifat sukarela, kami akan menjamin kerahasiaan jawaban yang di
berikan dan hasilnya akan di pergunakan untuk meningkatkan suatu pelayanan kesehatan.
Demikian surat permohonan ini atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima
kasih.

Jombang, Mei 2011


Peneliti

ZULMI EVIANI

08.098

P
Lampiran 4
ERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa Sambirejo
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
Peneliti : Zulmi Eviani
NIM : 08.098
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam Karya Tulis Ilmiah ini sebagai
responden.
Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan Karya Tulis Ilmiah ini dan saya
telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang saya
berikan. Apabila ada pernyataan yang diajukan menimbulkan ketidaknyamanan bagi saya,
peneliti akan menghentikan pada saat ini dan saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada unsur paksaan
dari siapapun, saya menyatakan :

Setuju

Menjadi responden dalam Karya Tulis Ilmiah


Jombang, Mei 2011

Peneliti Responden

(ZULMI EVIANI) (.................................)

KISI-KISI KUESIONER
Lampiran 5

No

Kisi-kisi

Jumlah
Soal

Nomor Soal

Pengertian Risiko Tinggi

1-3

Faktor-faktor Risiko Tinggi Ibu


Hamil

4, 5, 6, 8, 10

Skor Poedji Rochjati

12

7, 9, 11, 12, 13, 14,


15, 16, 17, 18, 19,
20

Jumlah Soal

20

KUESIONER
Lampiran 6

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG IBU HAMIL


RISIKO TINGGIDI DESA SAMBIREJO KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN
JOMBANG
TAHUN 2011

Isilah sesuai data yang sebenarnya !

1. Data umum
Tanggal :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

2. Petunjuk pengisian
1. Mohon kuesioner ini dijawab sejujurnya sesuai dengan
pengetahuan anda
2. Beri jawaban dangan tanda silang (X) pada salah satu jawaban
yang dianggap benar

3. Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang ibu hamil ?


1. Perempuan yang perutnya membesar
2. Perempuan yang sedang mengandung janin dalam rahim
3. Perempuan yang mempunyai suami
2. Apa yang anda ketahui tentang ibu hamil risiko tinggi ?
1. Ibu yang mengalami gangguan
2. Ibu hamil yang menderita penyakit kronis
3. Keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi

3. Dibawah ini salah satu kriteria dari ibu hamil risiko tinggi adalah
1. Riwayat operasi seasar
2. Usia kurang dari 35 tahun
3. Mempunyai cacat indra

4. Dibawah ini yang merupakan kehamilan risiko tinggi adalah...?


1. Usia ibu < 15 tahun dan > 35 tahun
2. Ibu mengalami sakit demam selama hamil
3. Wanita yang sudah pernah melahirkan seorang anak
5. Deteksi dini faktor ibu hamil risiko tinggi berdasarkan riwayat kehamilan yaitu
1. Pernah mengalami keguguran
2. Tinggi badan 150 cm
3. Berat badan bayi terdahulu 2600 gram
6. Salah satu penyebab dari kehamilan berisiko tinggi adalah
1. Ibu hamil dengan hipertensi
2. Ibu hamil dengan cacat indra
3. Ibu hamil dengan gangguan jiwa
7. Menurut anda, bagaimana cara deteksi dini pada ibu hamil risiko tinggi ?
1. Penilaian dengan skor Poedji Rochjati
2. Melihat ibu hamil
3. Melakukan posyandu
8. Apa yang anda ketahui tentang tanda-tanda behaya pada ibu hamil ?
1. Mual muntah diawal kehamilan
2. Bengkak di kaki, tangan dan wajah disertai sakit kepala
3. Menstruasi
9. Apa yang anda lakukan untuk mencegah kehamilan risiko tinggi ?
1. Menganjurkan ibu untuk istirahat
2. Menganjurkan ibu memeriksakan kehamilannya tiap bulan
3. Menganjurkan ibu untuk makan yang banyak
10. Dibawah ini komplikasi yang terjadi pada kehamilan, kecuali ?

1. Kehamilan kembar
2. Kehamilan lewat waktu
3. Kehamilan kedua

11. Apa tindakan yang anda lakukan bila terdapat ibu hamil risiko tinggi ?
1. Merujuk ibu ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih baik
2. Melaksanakan posyandu
3. Melakukan penyuluhan
12. Apa yang anda lakukan bila ibu hamil datang ke posyandu ?
1. Melakukan penimbangan berat badan
2. Memberikan obat
3. Melakukan pemeriksaan kehamilan
13. Bagaimana cara pencegahan risiko tinggi pada ibu hamil ?
1. Menganjurkan ibu hamil untuk jalan-jalan
2. Menganjurkan ibu hamil untuk ANC di bidan
3. Menganjurkan ibu untuk tidur terlentang
14. Apa yang anda ketahui tentang skor poedji rochjati ?
1. Skor untuk mengetahui kehamilan seorang wanita
2. Skor untuk mengetahui risiko pada wanita
3. Skor untuk mengetahui tinggi rendahnya risiko atau bahaya pada ibu hamil
15. Yang termasuk ke dalam golongan risiko tinggi pada skor Poedji Rochjati adalah
1. Ibu sering kencing
2. Ibu hamil terlalu tua umur > 35 tahun
3. Ibu hamil suka tidur
16. Dibawah ini faktor resiko yang mempengaruhi kehamilan berdasarkan skor Poedji
Rochjati adalah... ?

1. Tinggi badan ibu 150 cm


2. Ibu hamil dengan letak sungsang
3. Ibu hamil dengan nafsu makan meningkat

17. Apa yang anda lakukan jika saat penilaian skor Poedji Rochjati ada ibu hamil yang
termasuk risiko tinggi ?

1. Menganjurkan ibu untuk periksa kehamilan ke BKIA bila sempat


2. Menganjurkan ibu untuk periksa ke bidan atau puskesmas
3. Diam saja
18. Skor tertinggi pada penilaian skor poedji rochjati adalah
1. Kehamilan kembar
2. Skor awal ibu hamil
3. Perdarahan pada kehamilan
19. Termasuk kehamilan apa, bila pada saat penilaian jumlah skor 6-10 ?
1. Kehamilan normal atau sehat
2. Kehamilan risiko rendah
3. Kehamilan risiko tinggi
20. Berapakah skor awal pada penilaian skor poedji rochjati ?
1. 1
2. 2
3. 3

J
Lampiran 7
AWABAN

1. B
2. C
3. A
4. A
5. A
6. A
7. A
8. B
9. B
10. C

11. A
12. A
13. B
14. C
15. B
16. B
17. B
18. C
19. C
20. B

L
Lampiran 10
EMBAR KONSULTASI

Nama : Zulmi Eviani


Nim : 08.098
Judul KTI : Tingkat pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa Sambirejo
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang
Pembimbing I : Dian Puspita Yani, SST.

Tanggal

Rekomendasi

03 Maret 2011

ACC judul + lanjut BAB I

17 Maret 2011

Refisi BAB I
Latar belakang, manfaat perbaiki
BAB II
Tambah materi, kerangka konseptual
perbaiki.
BAB III
Definisi operasional perbaiki, tabulasi
tambah materi.

21 Maret 2011

ACC Proposal

Tanda Tangan

25 Mei 20011

Refisi BAB IV
Hasil penelitian data khusus
Pembahasan

26 Mei 2011

ACC KTI

LEMBAR
KONSULTASI

Nama : Zulmi Eviani


Nim : 08.098
Judul KTI : Tingkat pengetahuan Kader Tentang Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa Sambirejo
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang
Pembimbing I : Murfi Hidamansyah, SST.

Tanggal

Rekomendasi

03 Maret
2011

ACC judul + lanjut BAB I

09 Maret
2011

Refisi BAB I (latar belakang)

15 Maret
2011

Refisi BAB II
tambah tabel skor Poedji Rochjati,
kerangka konseptual perbaiki.
BAB III
desain penelitian, sampling, waktu, tehnik
pengumpulan data, tehnik pengolahan

Tanda Tangan

data, alat ukur, keterbatasan perbaiki.


19 Maret
2011

Refisi BAB I
penempatan studi pendahuluan perbaiki.
BAB II
kerangka konsep perbaiki.
BAB III
definisi operasional perbaiki.

20 Maret
2011

Refisi BAB I
Studi pendahuluan, manfaat penelitian
perbaiki.
BAB III
Definisi operasional, tehnik pengumpulan
data , editing lengkapi, coding perbaiki.

21 Maret
2011

ACC Proposal

25 Mei 2011

Refisi abstrak
Refisi BAB IV
Hasil penelitian data khusus

26 Mei 2011

ACC KTI

D
Lampiran 12
AFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Zulmi Eviani


Tempat, tanggal lahir : Tegal 18 Juni 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : I
Alamat : Jl.Raya Sesetan no.130 Banjar Tengah Denpasar Selatan
Daftar Riwayat Pendidikan
1. TK Muhammadiyah : 1995-1996
2. SD Kartika II Denpasar : 1996-2002
3. MTsN Rejoso : 2002-2005
4. SMA DU I : 2005-2008
5.

Akademi Kebidanan Darul Ulum Jombang : Tahun 2008-sekarang

Anda mungkin juga menyukai