Anda di halaman 1dari 26

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Status
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Puskesmas
Tanggal berobat

: Nn. M
: Perempuan
: 18 tahun
: Belum menikah
: Jl. Cikini Kramat RT 04/ RW 01
: Sales promotion
: SMA
: Islam
: Puskesmas Menteng
: 19 Juni 2013

B. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 19 Juni 2013 :
1. Keluhan Utama
Lemas sejak 5 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan
Pusing dan nafsu makan berkurang
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Menteng dengan keluhan badan terasa
semakin lemas dan kepala pusing. Pasien mengeluh badan lemas dan pusing
sejak 5 hari yang lalu, pusingnya terkadang berputar apabila lama baring
ditempat tidur dan untuk bangun. Badan terasa sakit semua dan sering lelah,
pasien juga mengeluh nafsu makan berkuarang, mual dan terkadang muntah
saat makan. Pasien mengaku jarang mengonsumsi sayur - sayuran karena
pasien tidak menyukai sayuran,. Demam , batuk dan pilek di sangkal pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku sudah sering mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat asma

: disangkal

b. Riwayat alergi obat

: disangkal

c. Riwayat hipertensi

: disangkal
1

d. Riwayat DM

: disangkal

e. Riwayat penyakit jantung

: disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama orangtua pasien. Dalam hal pemenuhan
kebutuhan tersier pasien cukup baik, seperti kepemilikan kendaraan bermotor,
handphone, televisi, kulkas, setrika, kompor gas, dispenser dan kipas angin.
Penghasilan perbulan pasien Rp 1.400.000/bulan dari tempat pasien bekerja
sebagai pelayan toko. Jumlah tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
7. Riwayat Kebiasaan :
Kegiatan pasien sehari hari bekerja di toko sebagai sales di dalam
sebuah mall. Pasien termasuk pekerja yang rajin. sehingga sering kali lupa
untuk menjaga kesehatan dan mengatur pola makananya. Pola makan pasien
terkadang tidak teratur. Pasien jarang sarapan pagi dan makan malam. Pasien
jarang mengkonsumsi sayur sayuran, daging merah dan buah. Pasien
menyangkal memiliki riwayat minum-minuman beralkohol dan penggunaan
obat-obatan tertentu jangka panjang.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Vital sign
Kesadaran

Compos mentis

TD

90/60 mmHg

Nadi

70 x/menit

Suhu

36,8 oC

Pernafasan :

20 x/menit

3. Status Generalis :
BB

: 39 Kg

TB

: 155 cm

BB Ideal

: (155-100) (10 %) = 55 5,5 = 49,5 kg

IMT

: (BB : TB (m2)) = 39 : (1,55) 2 = 16,23 kg/m2


Kesan : gizi kurang

4. Status Generalis :
Kepala

: Normocephal, tidak ada tanda trauma atau benjolan.

Rambut

: Hitam, tidak mudah dicabut

Mata

: Conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+.


Pupil bulat isokor, kelopak mata tidak cekung,

Hidung

: Bentuk normal, septum nasi ditengah, tidak ada devisi, mukosa


tidak hiperemis, tidak ada edema konka. Tidak terdapat sekret
pada kedua lubang hidung.

Telinga

: Bentuk aurikula normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun


perdarahan.

Mulut

: Bibir tampak normal, tidak ada sianosis. Tidak ditemukan


deviasi pada lidah.

Kulit

: Akral hangat, sianosis(-), ikterik(-), turgor baik,


hiperpigmentasi (-).

Leher
Kelenjar getah bening

: Tidak teraba pembesaran KGB

Trakea

: Tidak deviasi
3

Tekanan vena jugularis (JVP) : 5 2 cmH2O


Thoraks
Inspeksi:
-

Bentuk dan pergerakan hemithoraks kanan dan kiri simetris dalam


keadaan statis dan dinamis

Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi:
-

Tidak teraba adanya massa ataupun benjolan

Fremitus taktil dan fremitus vokal kanan dan kiri simetris

Ictus cordis sedikit teraba ICS V linea midclavicula sinistra

Perkusi :
-

Sonor pada seluruh lapang paru

Batas paru-hepar pada ICS VI linea midklavikula dextra, peranjakan paru


(+)

Batas kanan jantung di ICS VI linea midklavikula dextra

Batas paru-lambung pada ICS VII linea axilaris anterior sinistra

Batas kiri jantung di ICS V linea sternalis sinistra

Batas atas jantung (pinggng jantung) di ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi :
-

Vesikuler +/+, Wheezing -/-, rhonki -/-

BJ I-II normal regular. Murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: Perut cekung, simetris

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Perkusi

: Tes shifting dullness (-)

Palpasi

: Tidak teraba pembesaran Hepar, Lien, dan ginjal.


4

Tes undulasi (-), nyeri tekan regio hipogastrium(-)


Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), turgor baik
D. Usulan pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab darah lengkap

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas pasien

: Nn. M

b. Identitas Pasangan

: Belum menikah

c. Struktur Komposisi Keluarga :


Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah
5

No
1
2

Nama
Tn. S
Ny. M

Nn.

Kedudukan

Jenis

dalam Keluarga

Kelamin

Kepala Keluarga
Ibu

Umur Pendidikan

Pekerjaan

48 th

SMA

Pedagang

42 th

MA

Ibu Rumah

Keterangan
Tambahan

tangga

Anak pertama

Sudah meninggal

Nn. M

Anak kedua

18 th

SMA

Sales

An. F

Anak ketiga

13 th

SMP

Pelajar

An. A

Anak keempat

11 th

SD

Pelajar

An. M

Anak kelima

5 th

TK

Pelajar

Pasien

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah : Rumah Orangtua
Daerah perumahan : Padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 4,5 x 8,5 m
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 6
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari : Keramik
Dinding rumah dari : Tembok
Jamban keluarga : Ada
Tempat bermain : Tidak ada
Penerangan listrik : 5 lampu 8 watt = 40 watt,

Kesimpulan
Total penghuni di rumah sebanyak 5
orang. Rumah terdiri dari satu ruang
keluarga, satu kamar tidur 3 m x 3
m, 1 kamar mandi dan dapur.
Tersedia air bersih yaitu

1 televisi 29 = 100 watt, 1 kulkas = 300, 1 menggunakan PAM dan


setrika = 120, 1 kipas angin = 300 watt, 1 pembuangan sampah cukup baik.
dispenser = 190 watt
Total 1050 watt

Rumah keluarga Tn. S terletak

Ketersediaan air bersih : Ada


Tempat pembuangan sampah : Ada

yang terletak di gang.


Kesan :

dilingkungan yang padat penduduk,

Kesehatan lingkungan tempat


tinggal pasien cukup baik.

4,5 m

k. mandi

dapur

ruang keluarga

8,5 m

k. tidur

teras

Gambar 1. Denah Rumah Nn. M

b. Kepemilikan barang-barang berharga :


(Kendaraan, elektronik, peralatan RT)
-

Satu unit motor


Satu buah televisi
Satu buah kulkas
Empat buah handphone
Satu buah setrika
Satu buah kompor gas
Satu buah kipas angin
Satu buah dispenser

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

4.

a. Sebutkan jenis tempat berobat

: Puskesmas

b. Balita

:-

c. Asuransi/Jaminan kesehatan

: Kartu Jakarta Sehat (+)

Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3 Pelayanan Kesehatan
8

Faktor
Cara mencapai pusat

Keterangan
Motor

pelayanan kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan

Terjangkau dan

Kualitas pelayanan

murah
Baik

Kesimpulan
Jarak Puskesmas yang tidak
terlalu jauh dari rumah pasien,

kesehatan

membuat pasien mudah


menjangkaunya dengan motor,
namun kadang kadang
menggunakan angkutan umum.
Biaya pengobatan di Puskesmas
menurut pasien murah dan
kualitas pelayanannya pun
memuaskan.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan :
Keluarga Nn. M mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua sampai
tiga kali sehari. Ny. M bertanggung jawab dalam memasak dan
menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarga. Biasanya mereka
makan pada pagi, siang dan malam hari. Tetapi pola makan pasien
terkadang tidak teratur. Pasien jarang sarapan pagi dan makan malam.
Pasien tidak suka mengkonsumsi sayur sayuran. Terkadang pasien
membeli makanan yang ada di sekitar rumahnya. Keluarga Nn. M jarang
sekali mengkonsumsi buah buahan.
Mereka selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
Menu makanan sehari-hari yang sering dimasak oleh ibunya pasien
Nn. M antara lain nasi, tahu, tempe, telur, dan daging ayam. Sedangkan
menu lainnya seperti daging dan sayur- sayuran jarang sekali dikonsumsi.

Pola gizi seimbang belum diterapkan pada keluarga Nn. M


dikarenakan kurangnya pengetahuan setiap anggota keluarga mengenai gizi
seimbang.

c. Food recall pasien :

HARI

WAKTU
Pagi

MAKANAN
Mie instan

18 Maret Siang
2013
Malam

Nasi + tempe + 1 butir telur (mata sapi)

17 Maret Pagi

Roti

2013

Siang

Nasi + ikan

Malam

Nasi goreng

Pagi

Minum susu (1 gelas)

16 Maret Siang
2013
Malam

Tidak makan

Nasi + 1 butir telur (dadar)


Mie instan

Berikut adalah contoh beberapa daftar satuan penukar yang digunakan.


GOLONGAN I
Sumber Karbohidrat
1 satuan penukar = 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidrat.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Nasi 1 gelas 200
Roti putih 3 potong kecil 70
Singkong 1 potong 120
Kentang 2 buah sedang 210

10

Makaroni gelas 50
GOLONGAN II
Sumber Protein Hewani
1.

Rendah Lemak
1 satuan penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemak.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Ikan 1 potong sedang 40
Ayam tanpa kulit 1 potong sedang 40
Udang segar 5 ekor sedang 35

2.

Lemak Sedang
1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Bakso 10 biji sedang 170
Daging kambing 1 potong sedang 40
Daging sapi 1 potong sedang 35
Telur ayam 1 butir 55

3.

Tinggi Lemak
1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 13 g lemak.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Ayam dengan kulit 1 potong sedang 55
Bebek 1 potong sedang 45
Sosis potong sedang 50
Daging babi 1 potong sedang 50
Kuning telur ayam 4 butir 45

GOLONGAN III
Sumber Protein Nabati
1 satuan penukar = 75 kalori, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidrat.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
11

Kacang hijau 2 sendok makan 20


Kacang kedelai 2 sendok makan 25
Tahu 1 biji besar 110
Tempe 2 potong sedang 50
Kacang tanah 2 sendok makan 15

Menentukan status gizi ada dua cara yaitu dengan menghitung IMT (Indeks Massa
Tubuh) untuk orang dewasa ( > 18 tahun) dan dengan menggunakan Tabel CDC.
IMT = BB (kg)/TB2 (m)
Dengan Kriteria

Depkes RI tahun 1994


KRITERIA
Kurus
Kekurangan BB tingkat berat
Kekurangan BB tingkat ringan
Normal
Gemuk
Kelebihan BB tingkat ringan
Kelebihan BB tingkat berat

IMT

NILAI IMT
< 17
17 18,5
18,5 - 25
25 27
> 27

: (BB : TB (m2)) = 40 : (160) 2 = 15,62 kg/m2

Dari hitung IMT pasien ini termasuk criteria kekurangan berat badan tingkat
berat

12

Interprestasi food recall pasien :


Dengan melihat pola makan pasien tiga hari yang lalu, pola makan
yang tidak teratur dan menu makanan dengan kandungan karbohidrat,
protein dan lemak yang tidak seimbang dan sesuai dengan kebutuhan gizi
pasien, dapat menyebabkan timbulnya keluhan lemas, pusing, cepat lelah
seperti yang dialami oleh pasien.

6.

Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Ibu pasien merupakan orang yang cukup peduli
masalah

terhadap

kesehatan anak dan kesehatan keluarganya. Apabila sudah

melihat pasien sakit maka ibu pasien sering langsung membawanya ke


puskesmas karena biaya pengobatan murah jarak puskesmas tidak terlalu
jauh dari rumah. Ibu pasien juga sering menyuruh pasien untuk makan
karena pasien sangat sulit untuk makan.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Pola makan yang tidak teratur dan terlalu banyaknya aktifitas
yang dilakukan oleh pasien di luar rumah. Pasien juga tidak suka
mengkonsumsi sayur-sayuran dan tidak ada yang mengingatkan pasien
untuk makan yang teratur dikarenakan sibuknya orang tua, ayah bekerja
dan ibu mengurus rumah tangga dan ketiga adik pasien.
13

B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Keluarga pasien terdiri dari ayah pasein sebangai kepala keluarga
bernama Tn. S yang berusia 48 tahun dan ibu pasienya Ny. M berusia 42
tahun. Pasien mempunyai 3 bersaudara yang terdiri dari dua orang adik laki
laki dan seorang adik perempuan. Bentuk Keluarga ini adalah Nuclear Family
yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung yang tinggal dalam satu rumah.
2. Tahapan siklus keluarga :
Tahapan siklus keluarga Nn. M termasuk ke dalam tahap keluarga
dengan anak-anak yang dewasa (The Family with Adolescent). Karena di
dalam keluarga ini Nn. M masih tinggal bersama dengan orangtuanya.

3. Family map
14

Tn.

Tn.

Ny.

Tn.

Tn.

Ny.

Tn. S

Ny. M

Ny.

Nn. M

An. F An. A An. M

Keterangan gambar:
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
: Perempuan

----

: Laki- laki
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Dalam satu rumah

Ny. M merupakan anak pertama dua bersaudara, mempunyai seorang adik


perempuan sedangkan Tn. S merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara
mempunyai dua orang kakak laki laki. Kakek dan nenek dari kedua orang
tua Nn. M meninggal pada saat mereka usia tua. Dan anak pertama Tn. S dan
Ny. M meninggal setelah dilahirkan dikarenakan lahir dalam kondisi prematur.
Didalam keluarga Nn. M tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
seperti pasien.
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:

15

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien merupakan anak pertama di


keluarganya, sedang pasein masih mempunyai tiga orang adik sehingga pasien
kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya.
2. Masalah dalam fungsi biologis : pasien merasa lemas, pusing dan cepat lelah,
keadaan pasien seperti ini menyebabkan aktivitas sehari harinya terganggu.
3. Masalah dalam fungsi psikologis: karena pasien adalah pertama, pasien merasa
sering tidak diperhatikan sehingga jarang makan dirumah.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi : pasien bekerja sebagai sales di sebuah toko
dengan gaji 1.400.000/ bulan. Dari hasil yang didapat, menurut pasien cukup
untuk memenuhi kebutuhan pribadi pasien sehari hari.
5. Masalah lingkungan : Lingkungan tempat pasien bekerja tidak menjual makan
yang sehat dan pasien bosan memakan makanan dengan menu yang sama
setiap harinya ditempat pasien bekerja.
6. Masalah perilaku kesehatan : Pasien dan keluarga cukup mengerti akan
pentingnya kesehatan sehingga apabila pasien atau keluarga ada yang sakit
langsung pergi untuk berobat. Keluarga pasien juga selalu menjaga kebersihan,
dengan cuci tangan sebelum makan.
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien datang berobat ke puskesmas karena keinginan dari diri sendiri
yang menginginkan kesembuhan. Pasien datang berobat ke puskesmas karena
jarak yang dekat dan biaya yang murah serta kualitas pelayanan kesehatan
yang di rasa cukup memuaskan . Pasien khawatir dengan penyakitnya akan
lebih parah semakin hari sehingga dapat menganggu aktivitas pasien seharihari. Dengan datangnya pasien ke puskesmas, pasien berharap pasien dapat
mengatasi penyakitnya.
2. Aspek Klinik ( diagnosis dan diagnosis banding)
Berdasarkan hasil anamnesa, pasien datang dengan keluhan merasa
lemas, nafsu makan berkurang dan seringkali pusing.

16

Sedangkan dari Pemeriksaan Fisik didapatkan konjungtiva terlihat


anemis. Sedangkan dari hasil IMT pasien 16,23 kg/m 2 yang berarti pasien
mengalami kekurangan berat badan tingkat berat.
Maka berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dapat disimpulkan bahwa :
Diagnosis kerja : Kekurangan BB tingkat berat dengan susp. anemia.

Menentukan status gizi ada dua cara yaitu dengan menghitung IMT (Indeks
Massa Tubuh) untuk orang dewasa ( > 18 tahun) dan dengan menggunakan Tabel
CDC.
IMT = BB (kg)/TB2 (m)
Dengan Kriteria

Depkes RI tahun 1994


KRITERIA
Kurus
Kekurangan BB tingkat berat
Kekurangan BB tingkat ringan
Normal
Gemuk
Kelebihan BB tingkat ringan
Kelebihan BB tingkat berat

IMT

NILAI IMT
< 17
17 18,5
18,5 25
25 27
> 27

: (BB : TB (m2)) = 40 : (160) 2 = 15,62 kg/m2

Dari hitung IMT pasien ini termasuk criteria kekurangan berat badan tingkat
berat
3. Aspek Resiko Internal
Penyakit Anemia pada remaja dapat dipengaruhi oleh faktor internal antara
lain adalah pola makan Nn. M yang kurang baik, pasien malas untuk makan
karena sibuk bekerja. Nn. M juga memiliki kebiasaan bila makan tidak suka
mengkonsumsi sayur dan tidak teraturnya pola makan. Karena sudah terbiasa

17

dengan keadaan ini, menyebabkan berkurangnya nafsu makan Selain itu, Nn.
M jarang mengonsumsi sayur sayuran karena tidak menyukainya.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Faktor yang menghambat kesembuhan pasien, Nn. M kurang perhatian dari
keluarganya karena dengan kesibukan keluarganya dan masih mempunyai tiga
orang adik. Sedangkan faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien
yaitu, adanya usaha dari pasien dan keluarga pasien baik secara moral dan
materi untuk kesembuhan Nn. M.
5. Aspek Fungsional
Secara aspek fungsional, pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 5
berdasarkan urutan Ecog, yaitu pasien masih dapat melakukan aktivitas sehariharinya tanpa bantuan orang lain.

18

E. Rencana Pelaksanaan
Aspek

Kegiatan
Mengedukasi pasien dan

Sasaran
Pasien dan

Waktu
Pada saat

Hasil yang diharapkan


Pasien dapat

keluarga tentang penyakit

keluarga

kunjungan

memahami dengan

pasien

ke rumah

baik tentang penyakit

(satu kali)

yang sedang

yang dideritanya yakni


Anemia defisiensi besi

Aspek
Personal

(definisi, penyebab,

dideritanya sehingga

gejala,serta cara

di kemudian hari ia

penanganannya)
Mengedukasi pasien dan

dapat mengupayakan

keluarga tentang bahan

penyakitnya tersebut.

Biaya

Keterangan
Pasien bersedia

pencegahan untuk

bahan makanan yang

banyak mengandung zat

Pasien menjaga pola


makan.

besi dan pola makan yang


benar serta gizi seimbang
Aspek

Klinik

Pemberian suplemen zat

Pasien

Puskesmas

Pasien dapat minum

besi sebanyak satu tablet

suplemen dengan

setiap harinya. (terapi

teratur dan kontrol

anemia)
Pemberian analgetik 3 x 1

kembali ke

Pasien bersedia

19

(bila perlu)
Pemberian vitamin (terapi

tambahan)
Memberi edukasi tentang

dapat berubah dengan

menu makanan gizi

makan

puskesmas.
Status gizi pasien
mengubah cara pola

seimbang
Kebutuhan kalori
BBI : 49,5 kg
Kebutuhan kalori basal :
25 kkal x 49,5 kg = 1237,5
Derajat aktivitas :
10 % x 1237,5 = 123,75
Koreksi usia :
Total :
1237,5 + 123,75 = 1361,25
Edukasi menu sesuai kebutuhan
kalori pasien :
Makan pagi
Susu 1 gelas
Roti putih 3 potong kecil 70 gr
Sosis 1 potong sedang 100 gr
Kacang hijau 2 sendok makan
20 gr

20

Makan siang
Nasi 1 gelas 200 gr
Ayam dengan kulit 1 potong
sedang 55 gr
Tempe 4 potong sedang 100 gr
Makan malam
Nasi 1 gelas 200 gr
Bebek 1 potong sedang 45 gr
Tahu 1 biji besar 110 gr

21

Aspek
Risiko
Internal

Memberi tahu pasien bahwa

Pasien

Pada saat

Pasien dapat

salah satu penyebab dari

kunjungan

mengkonsumsi

penyakit yang dideritanya

ke rumah

makanan-makanan

saat ini adalah asupan gizi

(satu kali)

yang bergizi yaitu

yang kurang.
Pasien harus mengetahui

karbohidrat, protein

tentang makanan bergizi

sayuran, buah dan

dan menganjurkan untuk

susu. Terlebih lagi

selalu mengkonsumsi nya.

mulai mengonsumsi

Pasien
bersedia

hewani dan nabati,

daging dan sayuran


yang menurut
pengakuan pasien,
pasien jarang
mengonsumsi.

22

Aspek
Psikososial
Keluarga

Pasien dan

Pada saat

selalu memperhatikan

keluarga

kunjungan

perhatian lebih

keluarga

pasien

ke rumah

kepada pasien.
Ibu pasien lebih

bersedia

pasien dalam makanannya.


Ibu pasien harus lebih

Fungsional

(satu kali)

Keluarga memberi

bervariasi menyusun dan

meluangkan waktu

menyiapkan menu makan

untuk mengingatkan

gizi seimbang untuk pasien.

pasien untuk makan.

Pasien melakukan aktivitas


Aspek

Keluarga pasien harus

Pasien

Pada saat

seperti biasanya, namun

kunjungan

tetap menjaga kondisi dan

ke rumah

jangan terlalu lelah.

(satu kali)

Aktivitas tetap dapat


dilakukan.

Pasien dan

Pasien
bersedia

Mengingatkan pasien agar


istirahat yang cukup.

23

F. Analisa Kasus
1.

Aspek Personal
Pasien datang ke Puskesmas dengan keinginan sendiri karena ingin sembuh dari
lemas, pusing dan nafsu makan yang kurang, pasien khawatir jika tidak sembuh pasien tidak
bisa bekerja dengan baik.
Rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien bahwa pasien mengalami anemia
defisiensi besi dengan gizi kurang, menjelaskan pada pasien tentang penyebab, gejala dan
penanganannya. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang bahan bahan makanan yang
banyak mengandung zat besi dan pola makan yang benar serta gizi seimbang
Hasil yang diharapkan setelah dilakukannya penalatalaksanaan adalah pasien dapat
memahai baik penyakit yang sedang diderita sehingga dikemudian hari pasien dapat
mengupayakan pencegahan untuk penyakitnya tersebut.

2.

Aspek Klinik
Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami lemas dan pusing berputar.
Pasien juga mengeluhkan badannya cepat lelah yang sudah dirasakannya kurang lebih lima
hari sebelum datang ke puskesmas
Pada pemeriksaan fisikdi dapatkan adanya kelaianan berupa kunjungtiva anemis
yang mengarah kepada anemia. Didapatkan bahwa BB pasien = 39 kg dengan TB = 155 cm,
sehingga IMT pasien adalah 16,23 kg/m2, dimana IMT pasien tersebut termasuk pada
kekurangan berat badan tingkat berat. Pola makan pasien yang tidak teratur serta kebiasaan
makan pasien yang tidak suka mengkonsumsi buah, sayur dan daging.
Rencana penatalaksanaannya adalah :

Pemberian suplemen zat besi sebanyak satu tablet setiap harinya. (terapi anemia)
Pemberian analgetik (terapi pusing)
Pemberian vitamin (terapi tambahan)
Memberi edukasi tentang menu makanan gizi seimbang
Perhitungan kebutuhan kalori

24

Hasil yang diharapkan adalah pasien dapat minum suplemen dengan teratur dan
kontrol kembali ke puskesmas. Status gizi pasien dapat berubah dengan mengubah cara pola
makan
3.

Aspek Internal
Pasien tidak mengkonsumsi makanan yang sehat dan melengkapi kebutuhan gizinya,
seperti pasien tidak mau mengkonsumsi buah atau sayur. Pasien juga suka mengkonsumsi
mie instan, atau terkadang pasien tidak sarapan pagi. Sehingga pasien tidak memenuhi
kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak untuk tubuhnya.
Rencana penatalaksanaannya adalah :
Mengedukasi pasien bahwa salah satu penyebab dari penyakit yang dideritanya saat
ini adalah asupan gizi yang kurang. Mengedukasi pasien tentang makanan bergizi dan
menganjurkan untuk selalu mengkonsumsi nya.
Hasil yang diharapkan pasien dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi
yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. Terlebih lagi mulai
mengonsumsi daging dan sayuran yang menurut pengakuan pasien, pasien jarang
mengonsumsi.

4.

Aspek Psikososial Keluarga


Hubungan pasein dengan keluarga pasien baik, namun dikarenakan pasien masih
memiliki tiga adik, ibu pasien tidak bisa mengawasi dan mengingatkan pasien untuk
mengikuti pola makan seimbang
Rencana penatalaksanaannya adalah keluarga pasien harus selalu memperhatikan
pasien dalam makanannya. Ibu pasien harus lebih bervariasi dalam menyusun dan
menyiapkan menu makan gizi seimbang untuk pasien.
Hasil yang diharapkan Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien. Ibu pasien
lebih meluangkan waktu untuk mengingatkan pasien untuk makan.

5.

Aspek fungsional
25

Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
Rencana Penatalaksanaan pasien melakukan aktivitas seperti biasanya, namun tetap
menjaga kondisi dan jangan terlalu lelah. Dan mengingatkan pasien agar istirahat yang
cukup.
Hasil yang diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, tidak mudah lemas
dan kelelahan lagi, serta pasien dapat menjalankan tugas sehari-harinya dengan baik
G. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanasionam
3. Ad fungsionam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

26

Anda mungkin juga menyukai