Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


CONGESTIF HEART FAILURE (CHF)
DI ICU RSUD KOTA SEMARANG

Disusun oleh :
TRI WIDYANINGRUM
12.1147

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
2014

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrien dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri
(Braundwald).
B. PENYEBAB GAGAL JANTUNG
Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit degeneratif atau inflamasi
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara
langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban
kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load
Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (missal : demam, tirotoksikosis).

Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung.
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan
fungsional :
I. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
C. GEJALA
Tanda tanda dan gejala gejala kegagalan yang disebabkan oleh

penurunan cardiac out put :


-

Lelah

Angina

cemas
bunyi jantung S3
oliguri
kulit dingin, pucat

Tanda tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari

ventrikel kiri
-

Dyspneu

- Rales paru- paru

Hasil X- ray memperlihatkan

- Batuk

kongesti paru- paru

- Orthopneu

Tanda- tanda dan gejala gejala yang disebabkan oleh kongesti balik

ventrikel kanan :
-

Edema perifer

Hati membesar

Distensi vena leher

Peningkatan central venous pressure (CVP)


Gejala gagal jantung kiri

Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak napas,
batuk, anoreksia, dan keringat dingin, batuk dan atau batuk berdarah, fungsi
ginjal menurun.
Gejala jantung kanan

Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut


E.

PATOFISIOLOGI
Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat.
Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi
yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital.
Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua
pengaruh utama :
1.

Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.

2.

Vasokontriksi perifer
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang

kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital,
seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung.
Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put,
namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium,

meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan


kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk
memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan
kegagalan komponen- komponen.
Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin
angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun
afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.
Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur
micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal
atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak
peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium.
Kegagalan ventrikel kiri
Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen
guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
1. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output.
2. Kongesti paru- paru.
Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan
ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam
alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki
tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan
peningkatan oksigen.
Orthopnea
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus
tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila
orang tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada
pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat.
Kegagalan ventrikel kanan

Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa
melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel
kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas.
Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler,
tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong
melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan
mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernafas.

GAGAL JANTUNG

Gagal ventrikel kiri

Gagal ventrikel kanan

Curah jantung

Curah jantung

Tekanan akhir diastole

Tekanan akhir diastole

Tekanan atrium kiri

Tekanan atrium kanan

Tekanan vena pulmonalis

Vena sistemik

Asites

Hepatomegali

Edema paru, terjadi karena


peningkatan tekanan Arteri

Tanda-tanda klinis :

pulmonalis

Edema di kedua tungkai

Asites

Hepato/splenomegali

JVP

Perfusi jaringan

Sistolik overload pada ventrikel


kanan.
tanda-tanda klinis:

F.

Takikardi

Dispnea/sesak napas

sianosis

Perfusi jaringan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosis gagal jantung
(T. Santoso, Gagal jantung 1989). Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk
mengetahui sejauh mana gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ
lain seperti : hati, ginjal dan lain-lain.

G.

PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN


Radiologi:

Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir
berkurang

Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru

Distensi vena paru

Hidrothorak

Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat


EKG :
Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel,
gangguan

irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark

miokard, emboli paru)

Ekokardiografi :
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal
jantung

Kateterisasi Jantung:
Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP ) 10 mmHg atau Pulmonary
arterial wedge Pressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung
lebih rendah dari 2,7 lt/mnt/m2 luas permukaan tubuh.

H.

PENATALAKSANAAN
Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik

Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler

Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan

Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot

jantung
2. Menurunkan volume cairan yang berlebihan

Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan

Mencatat intake dan output

Menimbang berat badan

Restriksi garam/diet rendah garam

3. Mencegah terjadinya komplikasi Post Op.

Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien

Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring

Merubah posisi tidur

pencegahan kekambuhan

Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan


digitalis

Memeriksa atau memonitor EKG

4. Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)


Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat
dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya
umumnya harus diganti dengan katup artifisial. Indikasi pada keluhan sesak
napas yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila
ekhokardiografi menunjukkan sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional
shortning 25% dipertimbangkan untuk tindakan operasi sebelum timbul gagal
jantung.
5

Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian obat-obatan


serta

mencegah

kekambuhan

Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya

Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan


jadwal pemberian obat

Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat,
minum alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol

Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya


gagal jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai,
berdebar-debar, sesak napas, anoreksia, keringat dingin

Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala

Memberikan dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara


nyata/realitas akan dirinya baik

.
I.

PENGKAJIAN DATA

Pengkajian Primer
Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan,
oksigen, dll
Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal
Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia,
syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi
apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan
dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku
pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau
ronchi, oedema

Pengkajian Sekunder
Aktifitas/istirahat

Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat


istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat
beraktifitas.

Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah


tersinggung

Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam
hari, diare / konstipasi
Makanana/cairan

Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.


Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic
distensi abdomen, oedema umum, dll
Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
Neurosensori
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
Nyeri/kenyamanan

Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
J.

DIAGNOSA
Untuk memperkuat diagnosa maka dlm pemeriksaan fisik akan menunjukkan :
Denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi jantung abnormal,
pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di dalam paru, pembesaran
hati, penambahan berat badan yang cepat, pembengkakan perut dan tungkai.

K.

PENGOBATAN
Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan
berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan
harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu :
1. mengobati penyakit penyebab gagal jantung.
a. Pembedahan bisa dilakukan untuk :

Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung


Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung
Memperbaiki penyumpatan arteri koroner yang kesemuanya bisa
menyebabkan gagal jantung.
b.
c.

Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.


Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap
kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

d. Pemberian obat anti-hipertensi.


2. Menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung.
Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk
gagal jantung. Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola
makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga secara teratur untuk
memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk penderita gagal jantung
yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari
pengobatan. Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa
menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis.

Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian


garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.
Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan
terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.
Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan
cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari.
Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh
penimbunan cairan.
Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk
dari memburuknya gagal jantung.
Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya
setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah berkemih dan
sebelum sarapan.
Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan
relatif sama dan dibuat catatan tertulis.
3. Mengobati gagal jantung.
Prinsipnya

adalah

pencegahan

atau

pengobatan

dini

terhadap

penyebabnya.pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan oleh


dokter.
L.

PRIORITAS PERAWATAN
1. Meningkatkan kontraktilitas miokard/ perfusi jaringan sistemik
2. Menurunkan kelebihan volume cairan
3. Mencegah komplikasi Post op.
4. Memberikan informasi mengenai penjahit, prognosa , terapi dan pencegahan
terhadap pengulangan penyakit

M.

DIAGNOSA PERAWATAN YANG SERING TIMBUL :


1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium sekunder
penurunan GFR.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan
kedalam alveoli sekunder Oedem paru.

3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.


4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah menurun.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

Fokus intervensi keperawatan


Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kelebihan volume Setelah dilakukan Pantau
haluaran Haluaran
urine
cairan berhubungan tindakan
dengan
natrium

urin,

jumlah

dan mungkin sedikit dan

retensi keperawatan selama warna saat terjadi pekat


sekunder 2 x 24 jam dengan diuresis

penurunan GFR.

penurunan

kriteria hasil :
- cairan

karena

ginjal.
dalam

keadaan

Hitung

seimbang.

dan keluaran cairan kehilangan

- TTV

masukan Menentukan

dalam selama 24 jam.

rentang normal
- Tidak
oedem.

perfusi

cairan

tiba-

tiba

/berlebihan

ada Ukur
abdomen

lingkar
sesuai Pada gagal jantung

indikasi

kanan cairan dapat


berpindah kedalam
area

peritoneal,

menyebabkan asites
Kolaborasi
pemberian diuretik

Meningkatkan laju
urine

dan

menghambat
reabsorbsi

natrium

pada tubulus ginjal


gangguan
pertukaran

Setelah
gas tindakan

dilakukan Auskultasi
nafas

bunyi
Menyatakan adanya

berhubungan
dengan

keperawatan selama

kongesti paru.

adanya 2 x 24 jam dengan Ajarkan

pasien

perpindahan cairan kriteria hasil :

batuk efektif, nafas Membersihkan jalan

kedalam

alveoli - Oksigenasi

dalam.

sekunder

Oedem

paru.

nafas

adekuat.
- Bebas

dan

memudahkan aliran
gejala

oksigen.

distres

Dorong perubahan

pernafasan

posisi sering

Membantu
mencegah
atelektasis

dan

pneumonia.
Kolaborasi
pemberian oksigen

Meningkatkan
konsentrasi oksigen
alveolar, yang dapat
memperbaiki/
menurunkan
hipoksemia jaringan

Cemas

Setelah

berhubungan

tindakan

dengan

jantung.

kesehatan

tentang Pasien

kurangnya keperawatan selama penyakitnya.

pengetahuan
tentang

dilakukan Berikan pendidikan


memahami

1 x 24 jam dengan

kondisinya

penyakit kriteria hasil :

dan

mengurangi stress.

- Pasien mengetahui Kuatkan


penyakitnya.

akan

rasional

pengobatan

Pemahaman
program,

obat,

dapat meningkatkan
kerjasama
melaksanakan
tindakan
keperawatan.
Setelah
tindakan

dilakukan Pijat
kemerahan

area
atau Meningkatkan

dalam

gangguan

perfusi keperawatan selama memutih

aliran

darah,

jaringan

3 x 24 jam dengan

meminimalkan

berhubungan

kriteria hasil :

hipoksia jaringan.

dengan suplai darah - Tidak

terjadi Ubah posisi sering

menurun.

perfusi ditempat tidur.

gangguan

Memperbaiki

jaringan.

sirkulasi,
menurunkan
tekanan pada satu

Setelah

dilakukan Periksa tanda vital area

tindakan

sebelum

dan Hipotensi ortostatik

intoleransi aktivitas keperawatan selama sesudah aktivitas.

dapat terjadi dengan

berhubungan

peningkatan

3 x 24 jam dengan

dengan kelemahan kriteria hasil :


tubuh

- Dapat

aktivitas

memenuhi Evaluasi

kebutuhan

peningkatan

Dapat menunjukan

perawatan sendiri.

intoleran aktivitas

peningkatan

- Menurunnya
kelemahan

dekompensasi
dan

kelelahan
- Tanda vital dalam
rentang normal.

jantung dari pada


kelebihan aktivitas.

CONGESTIF HEART FAILURE


(CHF)
Disfungsi
miocardium
Kontraktilitas
berkurang

Beban tekanan
berlebihan

Beban sistole
berlebihan

Beban sistole
meningkat

Preload
meningkat

Beban volume
berlebihan
Gagal jantung kanan

Hambatan pengosongan
ventrikel
Beban jantung meningkat
Gagal jantung kiri

Gagal jantung kongestif


Gagal pompa ventrikel kiri

Forward failure

Nutrisi

LVED naik

Renal flow
turun
Suplai O2
otak menurun
Metabolisme
an aerob

GFR

Retensi Na + H2O

Tekanan kapiler
paru naik
Oedema paru

Metabolisme sel

Lemah

Cemas
Backward failure

COP
Suplai darah
jaringan turun

Kurang
pengetahuan

Timbunan asam
laktat meningkat

Kelebihan volume
cairan

Fatique
Intoleransi aktivitas

Cairan masuk
dalam alveoli

Gangguan
pertukaran gas
Gangguan perfusi
jaringan

Tekanan vena
pulmo naik

Daftar pustaka
APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth Edition. Mosby
Year Book. Michigan
Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I
Made Kariasa. Jakarta. EGC.
Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. 1991. Medical Surgical Nursing A nursing
proces Aproach Edisi I. WB Saunders Company. Philadhelpia.
Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai
Penerbit FKUI.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
1987.
Doenges, Marylyn E., Nursing Care Plans, Edisi III, 1999

Anda mungkin juga menyukai

  • Asuhan Keperawatan
    Asuhan Keperawatan
    Dokumen17 halaman
    Asuhan Keperawatan
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Edisi V PDF
    Jurnal Edisi V PDF
    Dokumen74 halaman
    Jurnal Edisi V PDF
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal
    Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal
    Dokumen1 halaman
    Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Cara Penulisan Pendahuluan Dan Tujuan Penelitian
    Cara Penulisan Pendahuluan Dan Tujuan Penelitian
    Dokumen4 halaman
    Cara Penulisan Pendahuluan Dan Tujuan Penelitian
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Askep Tetanus Widya
    Askep Tetanus Widya
    Dokumen19 halaman
    Askep Tetanus Widya
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Askep
    Askep
    Dokumen12 halaman
    Askep
    Juliana Limbong
    Belum ada peringkat
  • SARAF
    SARAF
    Dokumen17 halaman
    SARAF
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Kuli TTT
    Kuli TTT
    Dokumen4 halaman
    Kuli TTT
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Ovary
    Ovary
    Dokumen10 halaman
    Ovary
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Saraf 2
    Saraf 2
    Dokumen18 halaman
    Saraf 2
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Drug and Defib
    Drug and Defib
    Dokumen11 halaman
    Drug and Defib
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Anak
    Pengkajian Anak
    Dokumen19 halaman
    Pengkajian Anak
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Interpreuner
    Interpreuner
    Dokumen5 halaman
    Interpreuner
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Resume Materi Membaca Kritis New
    Resume Materi Membaca Kritis New
    Dokumen5 halaman
    Resume Materi Membaca Kritis New
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat
  • Kuli TTT
    Kuli TTT
    Dokumen4 halaman
    Kuli TTT
    Tri Widya Ceuchi Aidyarrieshaky
    Belum ada peringkat