Anda di halaman 1dari 25

BAB I

Ilustrasi Kasus
No. Registrasi Forensik

: 126/ SK IV/ II/ 20123

No. Registrasi RSCM

: 0428A0213

Hari/Tanggal Pemeriksaan

: PL : 04 Februari 2013 pukul 05.30 WIB


: PD : 04 Februari 2013 pukul 06.15 WIB

Identitas Korban
Nama

: Muhamad Ryan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 19 tahun

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Tidak diketahui

Alamat

: Jln Komplek Imigrasi no.70 RT 01/04 Cengkareng Jakarta Barat

Riwayat
Mayat diterima di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tanggal 04 Februari 2013, pukul
05.00 WIB, pada surat permintaan visum dijelaskan bahwa korban ditemukan sudah meninggal
dunia dengan keadaan tenggelam di sungai. Menurut keterangan polisi korban tercebur karena
dikejar-kejar oleh beberapa orang.

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTOMANGUNKUSUMO


Jalan Diponegoro no 71 Jakarta 10430 Kotak Pos 1086
Telp. 3918301,31930808 (Hunting), Fax 3148991
Nomor
Perihal
Lampiran

: 126/ SK IV/ II/ 20123


: Hasil pemeriksaan terhadap Sdr. MR
:-

Jakarta, 4 februari 2013

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan dibawah ini,dr. Cyntia Meta, dokter pada Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, atas permintaan tertulis dari
Kepala Kepolisian Sektor Cengkareng Jakarta Barat tertanggal 04 Februari 2013 No. Pol.:
38/VER/II/2013/SC, maka pada tanggal empat Februari tahun dua ribu tiga belas, pukul lima
lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di Ruang bedah mayat Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, telah melakukan
pemeriksaan luar, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan bedah mayat pada pukul enam lewat
lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat dengan keterangan sebagai berikut:---------------Nama
: MR.---------------------------------------------------------------------Jenis kelamin
: Laki-laki.--------------------------------------------------------------Umur
: 19 tahun.--------------------------------------------------------------Warga negara
: Indonesia.-------------------------------------------------------------Agama
: Islam.-------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Tidak diketahui.----------------------------------------------------------Alamat
:Komplek Imigrasi no.70 RT 01/04 Cengkareng Jakarta Barat.-----Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label yang terbuat dari karton berwarna merah muda,
tanpa materai dan terikat pada kantong mayat.-------------------------------------------------------------------------------------------------- HASIL PEMERIKSAAN -----------------------------------PEMERIKSAAN LUAR :--------------------------------------------------------------------------------1. Tutup mayat :-------------------------------------------------------------------------------------a. Satu helai kantong jenasah berwarna orange bahan parasut bertuliskan Dinas
Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta tahun anggaran 2011 berwarna
hitam.------------------------------------------------------------------------------------2. Perhiasan mayat :-------------------------------------------------------------------------------a. Pada pergelangan tangan kiri terpasang dua buah gelang berbahan tali warna
hitam.------------------------------------------------------------------------------------b. Pada leher terpasang satu buah kalung bahan tali warna hitam dengan liontin
bahan logam gambar daun warna hijau.---------------------------------------------c. Pada pergelangan kaki kiri terpasang tiga buah gelang bahan tali warna coklat.
3. Pakaian mayat :-----------------------------------------------------------------------------------a. Satu helai baju kaos lengan pendek warna hitam, pada bagian depan terdapat
sablonan gambar tugu jogja, terdapat tulisan Toegoe Djogja warna putih, merk
Dagadu, tanpa ukuran, baju teraba basah dan terdapat potongan ranting-ranting
daun.-------------------------------------------------------------------------------------b. Satu helai celana pendek----------------

Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012.


Halaman ke 2.
b. Satu helai celana pendek bahan kaos, warna hitam motif garis-garis terdapat dua
buah kantong di depan sisi kiri dan kanan isi kosong, tanpa merk, tanpa ukuran,
dan teraba basah.-----------------------------------------------------------------------c. Satu helai celana dalam warna biru, merk PB-Man, ukuran M, dan teraba basah.-4. Benda disamping mayat : ----------------------------------------------------------------------a. Satu helai Koran lampu hijau edisi Sabtu, Dua Februari dua ribu tiga belas tampak
robek samping.--------------------------------------------------------------------------5. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, sukar dilawan dilawan.----------------------Lebam mayat terdapat pada punggung berwarna merah keunguan, hilang pada
penekanan.--------------------------------------------------------------------------------------6. Mayat adalah seorang Laki-laki, bangsa Indonesia, ras Mongoloid, umur kurang lebih
Sembilan belas tahun dengan kulit berwarna sawo matang, gizi sedang, panjang tubuh
seratus tujuh puluh satu sentimeter, berat tubuh lima puluh tiga kilogram.--------------7. Identifikasi khusus :-----------------------------------------------------------------------------a. Pada pipi kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter
diatas sudut bibir terdapat tahi lalat menonjol, berwarna hitam, berambut, ukuran
lima milimeter kali tiga milimeter kali dua milimeter.------------------------------b. Pada pipi kanan dua belas koma lima sentimeter dari garis pertengahan depan
empat senti meter dibawah lubang telinga terdapat tahi lalat menonjol, berambut,
ukuran satu sentimeter kali tujuh milimeter kali tiga milimeter.------------------8. Rambut berwarna hitam, tumbuhnya lurus, dua puluh satu sentimeter.-------------------Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya tebal, panjang satu sentimeter.------------------Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya lentik, panjang tujuh milimeter.-----------------Kumis berwarna hitam, tumbuhnya tipis, panjang lima milimeter.------------------------Jengot berwarna hitam, tumbuhnya tipis, panjang tiga milimeter.-------------------------9. Mata kanan tertutup, mata kiri terbuka tiga milimeter.-------------------------------------Selaput bening mata jernih.--------------------------------------------------------------------Teleng mata bulat, warna hitam, diameter delapan milimeter.-----------------------------Warna tirai mata coklat,-------------------------------------------------------------------------Selaput bola mata, berwarna putih, terdapat pelebaran pembuluh darah.-----------------Selaput kelopak mata berwarna merah, terdapat pelebaran pembuluh darah.------------10. Hidung sedang.----------------------------------------------------------------------------------Daun telinga berbentuk oval.-------------------------------------------------------------------Mulut terbuka dua milimeter dengan lidah tidak terjulur atau tergigit--------------------11. Gigi-geligi:----------------------------------------------------------------------------------------Rahang atas kanan gigi kedelapan tidak ada, jumlah gigi sebanyak tujuh buah.--------Rahang atas kiri gigi kedelapan tidak ada, jumlah gigi sebanyak tujuh buah.-------Rahang bawah kanan gigi kedelapan tidak ada, jumlah gigi sebanyak tujuh buah.-----Rahang bawah kiri gigi kedelapan tidak ada, jumlah gigi sebanyak tujuh buah.--------Jumlah gigi yang ada seluruhnya dua puluh delapan buah.--------------------------------12. Dari lubang mulut keluar darah.----------------------------------------------------------------Dari lubang hidung keluar darah.-------------------------------------------------------------Dari lubang--------------------

Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012.


Halaman ke 3.
Dari lubang telinga kanan dan kiri tidak keluar cairan.-------------------------------------Dari lubang kemaluan tidak keluar cairan.---------------------------------------------------Dari lubang pelepas tidak keluar cairan.------------------------------------------------------13. Luka-luka:-----------------------------------------------------------------------------------------a. Pada dahi kanan enam sentimeter dari garis pertengahan depan, empat sentimeter
di atas alis terdapat luka lecet berbentuk garis sepanjang satu
sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------b. Pada kelopak atas mata kiri lima sentimeter dari garis pertengahan depan terdapat
luka terbuka tepi tidak rata dengan dasar jaringan bawah kulit jika dirapatkan
membentuk garis sepanjang satu koma lima sentimeter dikelilingi memar warna
merah
keunguan
ukuran
selebar
empat
sentimeter
kali
dua
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------------------c. Pada kelopak bawah mata kiri enam sentimeter dari garis pertengahan depan
terdapat dua buah luka terbuka dangkal tepi tidak rata dasar jaringan bawah kulit
jika masing-masing dirapatkan membentuk garis berukuran dua milimeter dan
tiga milimeter.---------------------------------------------------------------------------d. Pada kelopak bawah mata kiri enam sentimeter dari garis pertengahan depan
terdapat tiga buah luka lecet masing-masing berukuran dua milimeter kali tiga
milimeter, empat milimeter kali empat milimeter, lima milimeter kali dua
milimeter, dikelilingi memar warna ungu dengan ukuran empat sentimter kali dua
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------e. Pada pipi kiri enam sentimeter dari garis pertengahan depan, enam sentimeter
dibawah sudut luar mata terdapat luka lecet berukuran dua sentimeter kali satu
koma lima sentimeter.------------------------------------------------------------------f. Pada bibir bawah sisi kiri dua sentimeter dari garis pertengahan depan terdapat
memar berwarna merah berukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.--------g. Pada rahang bawah kanan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, dua
sentimeter dibawah sudut bibir terdapat luka lecet berukuran satu sentimeter kali
nol koma lima sentimeter.-------------------------------------------------------------h. Pada dagu tepat dari garis pertengahan depan, lima sentimeter dibawah sudut bibir
terdapat luka lecet berukuran satu koma lima sentimeter kali satu sentimeter.-----i. Pada dada kiri tepat dari garis pertengahan depan, sebelas sentimeter dibawah
puncak bahu terdapat luka lecet berukuran dua koma lima sentimeter kali dua
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------j. Pada dada kiri lima sentimeter dari garis pertengahan depan, dua puluh delapan
sentimeter dibawah puncak bahu terdapat luka lecet berukuran satu sentimeter
kali nol koma lima sentimeter.--------------------------------------------------------k. Pada dada kanan dua sentimeter dari garis pertengahan depan, tujuh belas
sentimeter dibawah puncak bahu terdapat luka lecet berbentuk bulan sabit
berukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.--------------------------------------

l. Pada pinggang kanan sisi luar dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
dua belas sentimeter diatas tepi atas depan tulang usus terdapat memar merah
berukuran delapan-----------Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012.
Halaman ke 4.
berukuran delapan belas sentimter kali satu sentimeter.----------------------------m. Tepat pada tepi atas depan tulang usus kanan terdapat luka lecet berukuran lima
milimeter kali lima milimeter.---------------------------------------------------n. Tepat pada tepi atas depan tulang usus kiri terdapat luka lecet berukuran tiga
milimeter kali dua milimeter dikelilingi memar merah berukuran satu sentimeter
kali satu sentimeter.--------------------------------------------------------o. Pada lengan atas kiri sisi luar, dua puluh sentimeter dibawah puncak bahu terdapat
tiga buah luka lecet berbentuk garis masing-masing berukuran tujuh sentimeter,
lima sentimeter, dan empat sentimeter.---------------------------------p. Pada siku kiri terdapat luka lecet berukuran dua sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------q. Pada tungkai bawah kiri sisi depan, dua puluh sentimeter dibawah lutut terdapat
dua buah luka lecet masing-masing berukuran tiga sentimeter kali nol koma tiga
sentimeter,dan satu sentimeter kali nol koma lima sentimeter yang dikelilingi
memar berwarna merah berukuran dua koma lima sentimeter kali satu koma lima
sentimeter.-------------------------------------------------------------r. Pada tungkai bawah kanan sisi depan dua puluh tiga sentimeter dibawah lutut
terdapat luka lecet berbentuk garis sepanjang satu sentimeter yang berjalan sejajar
seluas sembilan sentimeter kali satu sentimeter.----------------------------14. Patah tulang : tidak tampak dan tidak teraba.-------------------------------------------------15. Lain-lain:----------------------------------------------------------------------------------------a. Urine berhasil diambil 10 cc, dilakukan tes NAPZA, hasil:-----------------------1. Cocaine COC 2070047 hasil negatif.----------------------------------------2. Ecstasy MDM 2020027 hasil negatif.-----------------------------------------3. Morphine MOP 1120012 hasil negatif.--------------------------------------4. Marijuana THC 2060004 hasil negatif.--------------------------------------5. Amphetamine AMP 2080006 hasil negatif.---------------------------------6. Benzodiazepine BZO 1120015 hasil positif.--------------------------------7. Metamphetamine MET 2060004 hasil negatif.-----------------------------8. Barbiturate BAR 2090009 hasil negatif.-------------------------------------9. Phencyclidin PCP 2070015 hasil negatif.-----------------------------------b. Darah berhasil diambil 8,8 cc.---------------------------------------------------------c. Telapak tangan tampak keriput.-------------------------------------------------------d. Jaringan dibawah kuku berwarna biru.-----------------------------------------------e. Pada telapak tangan tampak berkerut.------------------------------------------------f. Pada kulit lutut tampak seperti kulit angsa.------------------------------------------g. Tubuh teraba dingin, basah, dan tampak potongan daun dan ranting.------------PEMERIKSAAN DALAM:--------------------------------------------------------------------------

16. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal tiga milimeter dan
daerah perut satu sentimeter. Otot-otot berwarna merah kecokelatan , tipis.-------------Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga enam dan kiri setinggi sela iga lima.------Tulang dada ---------Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012.
Halaman ke 5.
Tulang dada: utuh.-------------------------------------------------------------------------------Iga-iga:--------------------------------------------------------------------------------------------a. Pada otot dada sisi kanan tiga sentimeter dari garis pertengahan depan setinggi
sela iga terdapat resapan darah berukuran tiga sentimeter kali 3 sentimeter----b. Pada dada kiri enam sentimeter dari garis pertengahan depan setinggi sela iga
lima terdapat resapan darah dua sentimeter kali tiga sentimeter.-----------------Dalam rongga dada kanan dan dada kiri tidak terdapat cairan/darah. ------------------Kandung jantung tampak satu jari diantara kedua paru, berisi cairan jernih berwarna
kuning sebanyak lima puluh sentimeter kubik------------------------------------------------17. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher tidak tampak resapan darah.----------------------Otot leher berwarna merah kecoklatan, tidak terdapat resapan darah.--------------------18. Selaput dinding perut berwarna kelabu mengkilat.------------------------------------------Otot dinding perut berwarna merah kecoklatan.----------------------------------------------Dalam rongga perut tidak terdapat darah/cairan.--------------------------------------------Batang nadi perut tampak bercak bercak warna kuning (bercak arterosklerosis)-----19. Lidah berwarna coklat kelabu, penampang berwarna cokelat kemerahan.---------------Tulang lidah, rawan gondok, rawan cincin utuh.--------------------------------------------Kelenjar gondok berwarna merah keunguan, perabaan kenyal, penampang merah
kecoklatan.--------------------------------------------------------------------------------------Kelenjar kacangan berwarna cokelat,perabaan kenyal ukuran 30 gram.------------------Kerongkongan berisi lendir berwarna cokelat selaput lendir : berwana cokelat
--------Batang tenggorok berisi lendir merah, selaput lendir berwarna cokelat, terdapat
sedikit
pelebaran
pembuluh
darah--------------------------------------------------------------------20. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat, perabaan kenyal. Ukuran
lingkaran katub serambi kanan duabelas sentimeter, kiri sepuluh koma lima sentimeter,
pembuluh nadi paru enam koma lima sentimeter dan batang nadi enam koma lima
sentimeter. Tebal otot bilik kanan tiga milimeter dan kiri dua belas milimeter. Pembuluh
nadi jantung tidak ada penyumbatan dan tidak ada penebalan, sekat jantung berwarna
cokelat homogen, berat dua ratus delapan puluh gram. Diantara ventrikel kiri dan kanan
tampak bintik pendarahan---------------------------------------------------------------------21. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah keunguan, perabaan kenyal spons,
penampang berwarna merah keunguan, pada pemijatan keluar darah dan busa halus, berat
enam ratus tujuh puluh gram. Pada permukaan paru kanan depan tampak selaput
berwarna putih pada bagian bawah, permuakaan bawah, terdapat bintik pendara-------Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah kecokelatan, perabaan kenyal spons,
penampang berwarna merah kecoklatan, pada pemijatan keluar darah dan busa halus,
berat enam ratus gram. Sela baga paru kiri terdapat bintik pendarahan-------------------Paru kanan dan paru kiri seluruh baga tampak perlekatan dengan dinding dada--------

22. Limpa berwarna ungu, permukaan keriput, perabaan kenyal, penampang berwarna ungu
kemerahan, gambaran limpa jelas, pada pengikisan jaringan terikut, berat seratus gram.--23. Hati berwarna cokelat kelabu, permukaan tampak licin, tepi licin, perabaan kenyal,
penampang berwarna cokelat, gambaran hati jelas, berat seribu seratus empat puluh
gram.---------------------------Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012.
Halaman ke 6.
gram.---------------------------------------------------------------------------------------------24. Kelenjar empedu berisi cairan kental berwarna cokelat, selaput lendir seperti beludru,
saluran empedu tidak tersumbat.---------------------------------------------------------------25. Kelenjar liur perut berwarna cokelat, permukaan berbaga-baga, perabaan kenyal,
penampang berwarna cokelat tampak bercak pendarahan, gambaran kelenjar jelas, berat
seratus gram.------------------------------------------------------------------------------------26. Lambung berisi butir butir pasir dan makanan setengah tercerna berupa nasi dan
jagung, selaput lendir warna cokelat tampak bintik bintik perdarahan.------------------Usus dua belas jari berisi cairan lendir kental berwarna putih beserta sisa sisa makanan
berupa jagung.-----------------------------------------------------------------------------------Usus halus massa berwarna kuning kehijauan, selaput lendir terdapat pelebaran pembuluh
darah, berisi tinja padat berwarna cokelar kehijauan.sebagian usus (sepuluh sentimeter
dari ujung ) tampak lumpur kehitaman, lima lima puluh sentimeter dari ujung tampak
lendir berwarna kehitaman dengan panjang empat belas sentimeter, berisi massa lunak
berwarna cokelat kehitaman-------------------------------------------------------------------Usus besar pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah --------------------------27. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk seperti trapesium, warna cokelat kekuningan,
penampang berlapis , dibawah sepuluh gram.-------------------------------------------Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk seperti bulan sabit, warna cokelat kekuningan,
penampang berlapis, berat dibawah sepuluh gram.------------------------------------------28. Ginjal kanan simpai lemak tipis, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin,
warna ungu, penampang berwarn ungu, gambaran ginjal jelas, piala ginjal tampak
pelebaran pembuluh darah, saluran kemih tidak tersumbat, berat seratus dua puluh gram.Ginjal kiri simpai lemak tipis, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin, warna
ungu, penampang berwarna ungu, gambaran ginjal jelas, piala ginjal tampak pelebaran
pembuluh darah, saluran kemih tidak tersumbat, berat seratus dua puluh gram.------------29. Kandung kemih berisi cairan berwarna kuning jernih, selaput lendir cokelat kemerahan,
tampak pelebaran pembuluh darah.------------------------------------------------------------30. Kulit kepala bagian dalam tidak tampak resapan darah.-----------------------------------Tulang tengkorak utuh.-------------------------------------------------------------------------Selaput keras otak utuh.------------------------------------------------------------------------Selaput lunak otak utuh.------------------------------------------------------------------------Otak besar pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, penampang batas antara
daerah putih dan abu-abu tampak jelas.--------------------------------------------------------Otak kecil permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, penampang batas antara daerah
putih dan abu-abu tampak jelas, tampak pelebaran pembuluh darah, tonjolan otak kecil
kanan dan kiri sama tinggi tidak menekan pembuluh darah.-------------------------------Batang otak pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, penampang berwarna

putih tampak pelebaran pembuluh darah.-----------------------------------------------------Bilik otak kosong.--------------------------------------------------------------------------------Berat otak seribu empat ratus sepuluh gram.-------------------------------------------------31. Lain-lain :------------------------------------------------------------------------------------------a. Diatom ditemukan di sediaan getah paru.--------------------------------------------Kesimpulan-------------------------Lanjutan Nomor :970/SK.III/IX/2012.
Halaman ke 7.
KESIMPULAN:-------------------------------------------------------------------------------------------Pada mayat laki-laki usia sembilan belas tahun ini ditemukan luka lecet pada wajah, dada, kedua
tungkai bawah, luka terbuka pada kelopak mata kiri, memar pada wajah, pinggang akibat
kekerasan tumpul yang secara tersendiri tidak menimbulkan kematian--------------------------Selanjutnya ditemukan pasir pada saluran cerna dan saluran napas, pada pemeriksaan getah paru
ditemukan diatom, serta pada urine ditemukan zat benzodiazepine menunjukkan korban
mengkonsumsi zat tersebut sebelum meninggal.------------------------------------------------------Sebab mati orang ini adalah tenggelam, masukknya air kedalam saluran napas sehingga terjadi
mati lemas.------------------------------------------------------------------------------------------------Perkiraan saat kematian dua sampai enam jam sebelum pemeriksaan luar ( tiga februari dua ribu
tiga belas jam dua puluh tiga lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat sampai empat
februari dua ribu tiga belas pukul tiga lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat).-----------Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan
saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.---------------------------Dokter tersebut diatas,
Dr. Cyntia Meta
SIP. 11.2011.217

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur Medikolegal
Penyidik berwenang untuk meminta keterangan ahli berupa Visum et Repertum melalui
surat permintaan visum (SPV) dalam proses penegakan hukum pada suatu kasus yang
merupakan suatu tindak pidana.
Pemeriksaan mayat ini sudah sesuai dengan prosedur medikolegal yaitu dengan adanya
permintaan dari penyidik dalam hal ini IPDA Cengkareng Jakarta Barat atas nama Kepala Polisi
Sektor Metro Cengkareng Jakarta Barat kepada Kepala Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atas
mayat yang merupakan korban yang diduga akibat tenggelam di sebuah sungai akibat dikejar
kejar pelaku (sesuai dengan pasal 2 PP No.27 tahun 1983 dan pasal 133 KUHAP ayat 1).
Permintaan dilakukan secara

tertulis dan disebutkan untuk pemeriksaan autopsi (sesuai

dengan pasal 133 KUHAP ayat 2). Mayat dikirim diberi label yang memuat identitas mayat
sehingga ini sesuai dengan pasal 133 KUHAP ayat 3.
Beberapa komponen yang diajukan oleh penyidik untuk surat permintaan visum adalah
kop surat kepolisian tempat permintaan visum itu dibuat, tujuan surat permintaan itu, identitas
korban pada kasus ini mayat, keterangan yang didapat saat ditemukannya mayat, jenis
pemeriksaan yang diminta dan jabatan polisi yang meminta dibuatkannya.
Sebelum dilakukan autopsi, pihak penyidik bersama dengan bagian forensik RSCM telah
meminta persetujuan dari pihak keluarga akan hal ini. Persetujuan diberikan oleh keluarga secara
tertulis. Hal ini sesuai dengan pasal 134 KUHAP ayat (1) yang berbunyi Dalam hal sangat
diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.

Hukum hukum yang berlaku :


Pasal 180 KUHAP
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang
pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan
bahan baru oleh yang berkepentingan.
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap
hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan agar hal itu
dilakukan penelitian ulang.
(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang
sebagaimana tersebut pada ayat (2).
(4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh instansi
semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai wewenang
untuk itu.
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benarbenar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
Pasal 184 KUHAP
(1) Alat bukti yang sah ialah:
a.keterangan saksi;
b.keterangan ahli;
c.surat;
d.petunjuk;
e.keterangan terdakwa.
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 185 KUHAP
(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.

(2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah
terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan suatu
alat bukti yang sah lainnya.
(4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan
dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada .hubungannya
satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau
keadaan tertentu.
(5) Baik pendapat maupun rekan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan
keterangan saksi.
(6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh
memperhatikan
a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b .persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu;
d. cara hidup dan kesusilan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi
dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.
(7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain tidak
merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang
disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Penjelasan: Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh
penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan ata pekerjaan.
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau

keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas
dan tegas tentang keterangannya itu;
b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat
oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya
dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
c. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya;
d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian
yang lain.
Pasal 65 KUHAP
Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang
yang mempunyai keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi
dirinya.
Pasal 66 KUHAP
Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian
Adapun yang termasuk dalam kategori penyidik menurut KUHAP pasal 6 ayat (1) PP 27
tahun 1983 pasal 2 ayat (1) adalah pejabat Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus oleh
undang undang dengan pangkat serendah rendahnya Pembantu Letnan Dua, sedangkan
penyidik pembantu berpangkat serendah rendahnya Sersan Dua dalam PP yang sama
disebutkan bahwa bila penyidik tersebut adalah pegawai negeri sipil, maka kepangkatannya
adalah serendah rendahnya golongan II/b untuk penyidik dan II/a untuk penyidik pembantu.
Bila disuatu kepolisian sector tidak ada pejabat penyidik seperti diatas, maka Kepala Kepolisian
sector yang berpangkat Bintara dibawah pembantu letnan dua dikategorikan pula sebagai
penyidik karena jabatannya. Permintaan dilakukan

secara tertulis dan disebutkan untuk

pemeriksaan autopsi (sesuai dengan pasal 133 KUHAP ayat 2). Sesuai dengan pasal 133
KUHAP ayat 3 mayat dikirim diberi label yang memuat identitas mayat.
Komponen yang diajukan oleh penyidik adalah surat permintaan visum yang terdiri dari
kop surat kepolisian tempat permintaan visum itu dibuat, tujuan surat permintaan itu, identitas
korban pada kasus ini mayat, keterangan yang didapat saat ditemukannya mayat, jenis
pemeriksaan yang diminta dan jabatan polisi yang meminta dibuatkannya.
Sebelum dilakukan autopsi, pihak penyidik bersama dengan bagian forensik RSCM telah
meminta persetujuan dari pihak keluarga akan hal ini. Persetujuan diberikan oleh keluarga secara

tertulis. Hal ini sesuai dengan pasal 134 KUHAP ayat (1) yang berbunyi Dalam hal sangat
diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
Tanda Kematian
Perubahan yang terjadi setelah kematian yang merupakan tanda pasti kematian dimana
dapat memperkirakan waktu kematiannya. Tanda pasti kematian tersebut antara lain :
1. Lebam Mayat (Livor mortis)
Terjadi akibat adanya gaya gravitasi yang menyebabkan eritrosit akan menempati
tempat terendah, mengisi vena dan venula membentuk bercak berwarna merah ungu pada
bagian bawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Darah tetap cair
karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh darah.
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit paska mati dan menjadi lengkap
dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini lebam mayat masih hilang pada
penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat dirubah. Menetapnya lebam mayat
disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah merah dalam jumlah cukup banyak sehingga
sulit berpindah lagi. Selain itu kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit
perpindahan tersebut.
Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian, memperkirakan sebab
kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO dan CN, warna
kecoklatan pada keracunan aniline, nitrit dan sulfanol, mengetahui perubahan posisi dan
memperkirakan saat kematian.
Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka keadaan
ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi).
Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram dengan air, maka warna
merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak
menghilang.
2. Kaku Mayat (Rigor mortis)
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena masih adanya
metabolism tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang
menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama

masih terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen otot
habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi
kaku.
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak
kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah
dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dan
dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama.
Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktifitas fisik sebelum
mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot-otot kecil dan suhu
lingkungan tinggi.
Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat, antara lain :
a. Cadaveric spasm
b. Heat stiffening
c. Cold stiffening
3. Penurunan Suhu Tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke
benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.
4. Pembusukan (decomposition putrefaction)
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja
bakteri. Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan
steril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pascamati dan
hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
Pembusukan pertama kali tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan
pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan
bakteri serta terletak dekat dinding perut, 24 jam setelah mati.
5. Adiposera
Terbentuknya bahan berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik yang
terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Dulu disebut sebagai saponifikasi, tetapi
istilah adiposera lebih disukai karena menunjukan sifat-sifat diantara lemak dan lilin.
6. Mummifikasi

Adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga
terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan
berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput dan tidak membusuk karena
kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.
Tenggelam
Diagnosis kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit di tegakkan, bila tidak
dijumpai tanda yang khas baik pada pemeriksaan luar atau dalam. Pada mayat yang ditemukan
terbenam dalam air, perlu diingat bahwa mungkin korban sudah meninnggal sebelum massuk ke
dalam air.
Keadaan sekitar individu penting. Tenggelam tidak hanya terbatas didalam air dalam
seperti laut, sungai danau atau kolam renang, tetatpi mungkin pula terbenam dalam kubangan
atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air.
Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas (asfiksia)
disebebkan masuknya cairan kedaam saluran pernapasan. Sebeernya istilah tenggelam harus pula
mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnnya korban dalam air yang menyebabkan
kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa.
Beberapa istilah Drowing:
1. Wet drowing, pada keadaan ini cairan masuk kedalam saluran pernafasan setelah korban
tenggelam.
2. dry drowing, pada keadaan ini ciran tidak masuk kedaan saluran pernafasan, akibat
spasme laring.
3. Secondary drowing, terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan diangkat
dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.
4. Immersion syndrom, korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin
akibat refleks vagal,alkohol, dan makanan terlalu banyak merupakan faktor pencetus
Tenggelam dalam air tawar
Pada keadaan ini terjadi absorpsi cairan yang masif. Karena konsentrasi elektrolit dalam
air tawar lebh rendah di banding konsentrasi dalam darah, maka akan terjadi hemodilusi dara, air

masuk kedalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah merah
(hemolisis).
Akibat pengenceran darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan ini dengan
melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion kalium dalam plasma
meningkat, perubahan keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam serabut otot jantung dapat
mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah, yang kemudian
menyebabkan timbulnya kematan akibat anoksia otak. Kematian terjadi dalam waktu 5 menit.
Tenggelam dalam air asin (hipertonik)
Konsentrasi elektrolit cairan air asin lebih tinggi daripada dalam darah, sehingga air akan
ditarik dari sirkulasi pulmonal kedalam jaringan intersisial paru yang akan menimbulkan edema
pulmoner,hemokonsentrasi, hipovolemi dan kenaikan kadar megnesium dalam darah.
Hemokonsentrasi akan mengakibatkan sirkulasi melambat dan menyebabkan terjadinya payah
jantung. Kematian terjadi kira-kira dalam waktu 8-9menit setelah tenggelam.
Mekanisme kematian pada korban tenggelam:
1. asfiksia akibat spasme laring.
2. asfiksia karena gagging dan choking.
3. refleks vagal.
4. fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
5. edema pulmoner (dalam air asin)
Pada pemeriksaan mayat akibat tenggelam, pemeriksa harus seteliti mungkin agar
mekanisme kematian dapat di tentukan, karena seringkali mayat ditemukan sudah dalam keadaan
membusuk.
Hal penting yang perlu ditentukan pada pemeriksaan adalah:
1. menentukan identitas korban
identitas korban di tentukan dengan memeriksa anatara lain:
a. pakaian dan benda-benda milik korban.
b. Warna dan distribusi rambut dan identitas lain
c. Kelainan atau deformitas dan jaringan parut.

d. Sidik jari
e. Pemeriksaan gigi
f. Tehnik identifikasi lain.
2. apakah korban masih hidup sebelum tenggelam.
Pada mayat masih segar, untuk menentukan apakah korban masih hidup atau sudah
meninggal pada saat tenggelam, dapat diketahui dari hasil pemeriksaan.
a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang itu masih hidup
waktu tenggelam ialah pemeriksaan diatom
b. Untuk membentu menentukan diagnosis, dapat dibandingkan kadar elektrolit
magnesium darah dari bilik jantung kanan dan kiri
c. Beda asing dalam paru dan saluran pernapasan mempunyai nilai yang
menentukan pada mayat yang terbenam selama bebrapa waktu dan mulai
membusuk.
Demikian pula dengan isi lambung dan usus
d. Pada mayat segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik dan
kimia sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam mempunyai nilai
yang bermakna.
e. Pada beberapa kasus, ditemukannya kadar alkohol tinggi dapat menjelaskan
bahwa korban dalam keadaan keracuan alkohol pada saat masuk kedalam air.
3. penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning.
Pada mayat segar, gambaran pasca mati dapat menunjukkan tipe drowing dan juga
penyebab kematian lainnya seperti penyakit, keracunan atau kekerasan lain.
Pada kecelakaan di kolam renang beturan ante mortem (ante mortem impact) pada
tubuh bagian atas, misalnya memar ada muka, perlukaan pada vertebralis servkalis
dan medula spinalis dapat ditemukan.
4. faktor-faktor yang berperan pada proses kematian
faktor-faktor yang berperan pada proses kematian, misalnya kekerasan, alkohol atau
obat-obtan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau melalui bedah jenazah.
5. tempat korban pertama kali tenggelam

bila kematian korban berhubaungan dengan masuknya cairan kedalam saluran


pernapasan, maka pemeriksaan diatom di air ditempat korban ditemukan dapat
membantu menentukan apakan korban tenggelam di temat itu atau ditempat lain.
6. apakah ada penulit alaiah yang mempercepat kematian
a. bila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup saat tenggelam di air, maka
harus ditentukan apakan kematian korban disebabkan karena air masuk ke
saluran pernapasan(tenggelam). Pada immersion kematian terjadi sangat
cepat, hal ini mungkin disebabkan oleh terjadinya sudden cardiac arrrest yang
terjadi pada waktu cairan melalui saluran pernapasan bagian atas.
Beberapa korban yang terjun dengan kaki terlebih dahulu menyebabkan cairan
dengan mudahnya masuk ke hidung. Faktor lain adalah hipersensitivitas dan
kadang-kadang keracunan alkohol.
b. Bila tidak ditemukan air dalam paru-paru dan lambung, berarti kematian
terjadi seketika akibat spasme glotis, yang menyebabkan cairan tidak masuk.
Waktu yang diperlukan untuk terbenam dapat bervariasi terganttung dari keadaan
sekeliling korban, keadaan masing-masing korban, reaksi perorangan yang bersangkutan,
keadaan kesehatan, dan jumlah serta sifat cairanyang dihisap yang masuk ke saluran
pernapasan.
Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah makin lama makin banyak,
kemudian menjadi tida sadar dalam waktu 2-12 menit (fatal period). Dalam periode ini
bila korban dikeluarkan dari air. Ada kemungkinan masih dapat hidup bila upaya
resusitasi berhasil
Pemeriksaan luar jenazah:
1) Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir,lumpur dan benda-benda
asing lain yang terdapat balam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
2) Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah.
3) Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan atau perbendungan.
4) Kutis aserina pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada ekstermitas akibat
kontraksi otot erektor pili yang dapat terjadi karena rangsangan dinginnya air.

Gambaran seperti kutis aserina kadangkala dapat juga akibat rigormortis pada otot
tersebut.
5) Washer womans hand, telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan keriput yang
disebabkan karena imbibisi cairan kkedalam kutis dan biasanya membutuhkan wakt
yang lama.
6) Cedeveric spasme, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu korban
berusaha menyelamatkan diri dengan memegang apa saja seperti rumput dan lain-lain
yang ada di sekitarnya.
7) Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan benda-benda
pada kaki didalam air. Puncak kepala mungkin terbenturpada dasra pada waktu
terbenam, tetapi dapat pula terjadi luka post mortal akibat benda-benda atau binatang
dalm air
Pemeriksaan bedah jeazah
1) Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-tumbbuhan air) dalam saluran pernapsan
(trakhea dan percabangannya)
2) Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi kandung jantung.
Pada pengirisan bangak keluar cairan. Keadaan ini terjadi terutama pada kasus
tenggelam di air lat.
3) Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit di anara septum inter alveolar. Mngkin
terdapat bercak-bercak perdarahan yang disebut bercak paltauf akibat robeknya
penyekat alveoli (polsin)
Petekie subpleural dan bula emfisema jarang terdapat dan ini bukan merupakan tanda
khas tenggelam tetapi mungkin disebabkan oleh usaha respirasi
4) Dapat juga ditemukan pada paru-paru yang biasa karena cairan tidak masuk ke
dalam alveoli atau cairan sudah msuk kedalam aliran darah (melaluui proses
imbibisi), ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar.
5) Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami pembendungan
6) Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainya yang mungkin
pula terdapat dalam usus halus.

Pemeriksaan Laboratorium
1. pemeriksaan diatom. Alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat
(SiO2) yang tahan panas dan asam kuat. Diatom ini di jumpai dalam air tawar, air laut,air
sungai, air sumur, dan udara.
Bila seseorang mati karena tenggelam maka cairan bersama diatom akan masuk kedalam
saluran pernapasan atau pencernaan, kemudian diatom akan masuk kedalam aliran darah
melalui kerusakan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan tersebar keseluruh
jaringan.
Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan mayat segar. Bila mayat telah membusuk,
pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal otot skelet atau sumsum tulang paha.
Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermanfaat sebab dapat berasal dari
penyerapan abnormal dari saluran pencernaan terhadap air minum atau makanan.
Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru. Ambil jaringan perifer paru sebanyak
100 gram, masukkan ke dalam labu kjeldahi dan ditambahkan asam sulfat pekat sampai
jaringan paru terendam, didiamkan lebih kurang setengah hari agar jaringan hancur.
Kemudian dipanaskan dalm lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai ter
bentuk cairan jernih, dinginkan dan cairan di pusingkan dalam centrifuge.
Sedimen yang terbentuk dicairkan dengan aquades, pusigkan kembali dan akhirnya
dilihat denganmikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan
cukup banyak, 4-5/LPB atau 10-20 per satu sediaan; atau pada sumsum tulang cukup
ditemukan hanya satu.
Pemeriksaan getah paru. Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer,
ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek, tutup
dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop.
Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan lainnya
2. Pemeriksaan darah jantung. Pemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit pada darah yang
berasal bilik jantung kanan dan kiri.
Bila tenggelam di air tawar, berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung kiri lebih
rendah dari jantung kanan.
Sedangkan pada tenggelam di air asin terjadi sebaliknya

Perbedaan kadar elektrolit lebih dari 10% dapat menyongkong diagnosis, walaupun
secara tersendiri kurang bermakna.

Diagnosis tenggelam
Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukan), maka diagnosis kematian akibat
tenggeam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari :
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan dan berat jenis
serta kadar elektrolit darah
Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tanggelam dibuat berdasarkan
adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang bila disokong oleh penemuan diatom
pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sumsum tulang, maka diagnosis akan menjadi pasti.

BAB III
PEMBAHASAN KHUSUS
Surat Permintaan Visum
Pada mayat ini surat permintaan visum sudah sesuai dengan pasal 133 ayat 2 yaitu secara tertulis.
Surat ini terdiri dari ;
1. Institusi pengirim

: POLSEK Cengkareng Jakarta Barat

2. Tujuan surat

: Bagian Forensik Rumah Sakit Ciptomangunkusumo

3. Identitas

: Nama, umur, jenis kelamin, warganegara dan alamat.

4. Dugaan sebab kematian

: Tenggelam

5. Permintaan penyidik

: Pemeriksaan luar dan dalam

6. Jabatan pengirim

: IPDA POLSEK Cengkareng Jakarta Barat

Luka-luka dan mekanisme kematian


Pada mayat ini ditemukan tanda-tanda Tanatologis berupa lebam mayat pada bagian
belakang tubuh yang berwarna merah keunguan yang hilang pada penekanan. Kaku mayat
terdapat pada seluruh tubuh dan sukar dilawan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa korban ini telah mati dalam jangka waktu kira-kira dua sampai enam jam sebelum
pemeriksaan dilakukan.
Pada korban ditemukan beberapa luka lecet terutama pada dada kanan yang berbentuk
bulan sabit, beberapa luka memar pada kelopak atas mata kiri, kelopak bawah mata kiri, bibir
bawah sisi kiri, pinggang kanan sisi luar, dan tepi atas depan tulang usus yang menunjukkan
adanya tanda penganiyayaan. Pada pemeriksaan luar ditemukan adanya baju yang teraba basah
dan terdapat ranting dan potongan daun, telapak tangan berkerut, dan kutis anserina, pada
pemeriksaan dalam ditemukan lambung yang berisi butir-butir pasir, pada pemeriksaan
laboratorium sediaan apus getah paru ditemukan diatom yang dapat dijadikan diagnosis mati
tenggelam.

Cara mati korban ini adalah tidak wajar yaitu akibat tenggelam. Pada korban ditemukan
tanda-tanda penganiyayaan seperti luka lecet berbentuk bulan sabit, dan memar-memar, namun
belum dapat menyebabkan kematian pada korban. Sebab mati berupa asfiksia yang disebabkan
masuknya air kedalam alveoli, bronkioli, dan bronkus yang mengakibatkan udara dalam paru
terdesak.
Berdasarkan pasal 359 KUHP maka pelaku penganiayaan pada orang tersebut dapat
dikenai pidana penjara paling lama lima tahun.

DAFTAR PUSAKA
1. Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta :
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.
2. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Edisi pertama, cetakan kedua.
Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994.
3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Teknik Autopsi Forensik. Edisi pertama

MAKALAH UJIAN KASUS


PATOLOGI FORENSIK

Disusun Oleh:
Cyntia Meta
FK UKRIDA 11-2011-217

Penguji:
dr.Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA 2013

Anda mungkin juga menyukai