Oleh :
Trivera Adeline
Oleh :
Trivera Adeline
(11.2011.239)
Bab 1
Laporan Kunjungan Rumah
Puskesmas
: Cikampek
Tanggal kunjungan
: 22 November 2013
I.
II.
Identitas Pasien :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
III.
IV.
: Ny. S
: 73 tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: SD
: Dusun Wirakarya, Cikampek
bisa tidur
Penyakit keturunan
Penyakit kronis/menular
Kecacatan anggota keluarga
Pola makan
Jumlah anggota keluarga
Psikologis Keluarga :
Kebiasaan buruk
Pengambilan keputusan
Ketergantungan obat
Tempat mencari pelayanan kesehatan
Pola rekreasi
Keadaan Rumah/Lingkungan :
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan
Kebersihan
Ventilasi
: Cukup
: Cukup
: Pusing, leher kaku, badan pegal-pegal tidak
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Bervariasi
: 6 orang
V.
VI.
VII.
Dapur
Jamban keluarga
Sumber air minum
Sumber pencemaran
Sistem pembuangan air limbah
Tempat pembuangan sampah
Sanitasi lingkungan
Pemanfaatan pekarangan
Spiritual Keluarga :
Ketaatan beribadah
Keyakinan tentang kesehatan
: Ada
: Ada
: Air sumur
: Tidak ada
: Ada
: Ada
: Kurang
: Tidak ada
: Cukup
: Cukup
3
4
Keterangan :
1. Suami Os
2. Os
3. Anak sulung Os
4. Anak kedua Os
5. Anak ketiga Os
6. Anak ke empat Os
IX.
Keluhan Utama :
Pusing sejak 7 hari yang lalu
X.
Keluhan Tambahan :
Leher terasa kaku dan malam susah tidur.
XI.
XII.
: Sakit sedang
: Compos Mentis
: 160/100 mmHg
: 22 x/menit
: 90 x/menit
: 36,5C
Status Gizi
= BB (kg) / TB2 (m2)
= 47 / (1, 55)2 = 19,58 kg/m2
IMT normal = 18 24 kg/m2
Status gizi=Normal
IMT
Keadaan Regional
Kulit
Kepala
berwarna
hitam
terdistribusi
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Paru-paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Vesikuler +/+, ronchi -/-, whezzing -/: Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
: Iktus cordis teraba pada ICS IV linea midclvicula sinistra, tidak
kuat angkat
: Tidak dilakukan
: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
: tampak cembung, gambaran vena dan usus tidak tampak
: supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar & lien tidak teraba
membesar, turgor kulit baik
: timpani
: bising usus (+), normal
Extremitas
Extremitas superior et inferior tidak ada edema dan tidak ada deformitas
Refleks fisiologis
:+/+
Refleks patologis
:-/-
Diagnosis Keluarga :
XVI. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit :
a. Promotif : Menjelaskan tentang penyakit Hipertensi
b. Preventif : - Diet rendah garam
- Penurunan berat badan
- Olah raga teratur
- Menghindari faktor resiko: rokok, stress.
c. Kuratif :
Terapi medikamentosa :
- Captopril 2 x 25mg tab/hari
- Vit B Complex 3 x 500mg tab/hari
- CTM 2 x 4mg tab/hari
Terapi nonmedikamentosa :
1. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan
kebiasaan makan penderita hipertensi.
2. Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien
penderita hipertensi.
7
XVIII. Resume
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 22 November 2013,
didapatkan bahwa pasien adalah penderita Hipertensi primer stage II. Pasien kurang
memiliki pengetahuan tentang penyakitnya sehingga melakukan pola hidup yang salah,
kurang tidur, kurang olahraga dan berobat tidak teratur. Rumah pasien tergolong rumah
yang kurang sehat dilihat dari kurangnya ventilasi dan udara dalam ruangan. Pasien
disarankan untuk melakukan pencegahan sekunder untuk mencegah komplikasi yang
dapat timbul dengan minum obat secara teratur, kontrol tekanan darahnya secara rutin
minimal 1 bulan sekali, olahraga secara teratur, memperbaiki pola makan, dan melakukan
hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup sehat.
Bab 2
Tinjauan Pustaka
Munculnya penyakit yang meresahkan masyarakat sangat erat kaitannya dengan aktivitas
yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.Untuk mewujudkan keadaan sehat, banyak upaya
yang harus dilaksanakan, diantaranya adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Secara
umum pelayanan kesehatan dibagi 2 yaitu pelayanan kesehatan personal atau pelayanan
kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat.Pelayanan kedokteran keluarga adalah termasuk
dalam pelayanan kedokteran dimana pelayanan dokter keluarga ini memiliki karakteristik
tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga.Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai
faktor. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran mempengaruhi
kesehatan serta berkaitan erat dengan host (pejamu) dan agent (penyebab penularan).1
Dalam Epidemiologi pengertian penyebab timbulnya penyakit adalah suatu proses
interaksi antara:Pejamu (host),Penyebab (agent), dan Lingkungan (environment).Segitiga
epidemiologi (John Gordon) menggambarkan relasi tiga komponen penyebab penyakit seperti
pejamu, agent dan lingkungan.2
10
urgensi, 449 pasien termasuk kriteria krisis hipertensi menurut Joint National Committee dan
memiliki tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmHg.3
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat.Hipertensi yangtidak terkontrol dapat
memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagaljantung congestive, gagal ginjal, dan
penyakit vaskuler.Hipertensi disebutsilent killer karena sifatnya asimptomatik dan telah
beberapa tahunmenimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung.Meskipun tidak
dapatdiobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadianhipertensi dan
penyakit yang menyertainya.
Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang
tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar
kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan
pertambahan penduduk saat ini.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahuihampir seperempat (24,5%) penduduk
Indonesia usia di atas 10 tahunmengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih.
Sementaraprevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia
18tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke.Sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.Pada orangdewasa, peningkatan tekanan
darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkanpeningkatan 60% risiko kematian akibat
penyakit kardiovaskuler.
Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadipeningkatan rata-rata
kematian akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989sampai tahun 1999.Secara
keseluruhan kematian akibat hipertensi mengalamipeningkatan sebesar 46%. Data Riskesdas
menyebutkan hipertensi sebagaipenyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan
tuberkulosis, jumlahnyamencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur
diIndonesia.
11
Definisi Hipertensi
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of
High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International
Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang
tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih
atau sedang memakai obat anti hipertensi.
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat
aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80mmHg.Dalam aktivitas seharihari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil.Tetapi secara umum,
angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas
atau berolahraga.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan
pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam
kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian.Tekanan darah tinggi yang terus
menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.Penyakit
hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.
12
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori
Normal
Stage 1
140-159 mmHg
Stage 2
Pembagian Hipertensi
Pengelompokkan Hipertensi terdiri atas :
Penyakit Hipertensi Menurut Kausanya terbagi atas :
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahuipenyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik.Terdapat sekitar 95% kasus.Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,hiperaktifitas sistem saraf
simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalamekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler dan faktor-faktor yangmeningkatkan resiko seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia.Hipertensi primer biasanya timbul pada usia
30 50 tahun.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit
lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon
tubuh.Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat
kehamilan berusia 20 minggu.Terutama pada wanita yang berat badannya di atas
normal atau gemuk (gendut).
13
Mekanisme Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama.Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
14
antidiuretik (ADH) dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Gejala Hipertensi
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer
karena dua hal, yaitu:
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus.
Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang
berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur
tekanan darah secara teratur.
Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar
untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung,
gagal jantung, dan gagal ginjal.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
15
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal.
Telinga berdenging
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera
Penatalaksanaan Hipertensi
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah modifikasi gaya hidup. Faktor kardiovaskuler
yang bisa dicegah sebaiknya dihindari, misalnya dengan tidak merokok, mengurangi berat badan
bila obesitas, rutin berolahraga, mengontrol kadar lemak dan gula darah serta mengurangi
penggunaan garam.
Khusus untuk konsumsi garam, hendaknya pasien tidak pantang garam sama sekali, karena
ternyata pantang garam akan mengurangi nafsu makan dan membuat badan menjadi lemas. Jadi
cukup dengan mengurangi porsi garam saja.
Penggunaan obat anti hipertensi terbaru dari golongan Angiotensin II Receptor Blocker
(ARB), semisal telmisartan dan irbesartan, juga perlu dipertimbangkan untuk menangani kasus
hipertensi.Sangat baik terutama bila dikombinasikan dengan golongan diuretik (Hct).
16
Target penurunan tekanan darah yaitu di bawah 140/90 untuk pasien tanpa komplikasi dan
dibawah 130/80 untuk pasien yang menderita diabetes atau kelainan ginjal.
Untuk pasien dengan diabetes, obat anti hipertensi yang dianjurkan adalah ACE-Inhibitor
(misalnya captopril atau enalapril). Prof.DR.dr.H.Ahmad H Asdie,SpPD-KEMD juga
menambahkan bahwa pasien diabetes sebaiknya juga menerima dengan ikhlas apa yang terjadi
pada dirinya, karena ternyata faktor hormon stress juga berpengaruh dalam pengendalian tekanan
dan gula darah.
DR.dr.H Munawar Sp.JP(K) menganjurkan penggunaan beta blocker atau calcium
antagonist pada pasien dengan angina pektoris stabil (nyeri dada saat aktivitas). Beliau juga
menganjurkan penggunaan ACE-Inhibitor maupun ARB pada pasien dengan riwayat infark
miokard akut atau gagal jantung.
Penurunan tekanan darah pada stroke harus hati-hati mengingat penurunan tekanan darah
akan menurunkan juga aliran darah otak (cerebral blood flow). Menurut Prof.DR.dr.H Rusdi
Lamsudin,M.Med.Sc,Sp.S (K), penurunan tekanan darah pada stroke akut diijinkan bila
didapatkan tekanan darah lebih dari 220/120 pada stroke iskemik, lebih dari 185/110 pada stroke
yang akan diterapi dengan r-TPA atau lebih dari 180/100 pada stroke perdarahan.
Kadar lemak darah hendaknya juga dikendalikan, misalnya dengan modifikasi gaya hidup
dan penggunaan statin bila perlu. Target penurunan total kolesterol yaitu di bawah 175 mg/dl.
Terapi aspirin dosis rendah juga sangat dianjurkan, walaupun tekanan darah sudah terkontrol.
Bab 3
Pembahasan
Menurut teori Blum, didapatkan bahwa kesehatan manusia terdiri dari beberapa unsur yang
saling berinteraksi dan saling terkait secara hirarkis yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan,
perilaku dan keturunan.
17
Dari hasil kunjungan rumah pada penderita hipertensi grade II, didapat bahwa pasien
memiliki pola hidup yang kurang sehat sehingga memacu meningkatnya tekanan darahnya,
antara lain, memiliki kebiasaan tidur larut malam dan istirahat kurang, tidak mengontrol
makanan yang dikonsumsi, kurangnya olah raga, serta tidak teratur minum obat anti
hipertensinya.
Dilihat dari hasil kunjungan rumah pasien, didapatkan bahwa tempat tinggal pasien,
termasuk dalam kategori tidak sehat, dimanatidak ada cukup ventilasi di dalam rumah,
penerangan yang kurang, kebersihan rumah yang kurang, serta adanya pencemaran dekat sumber
air.
Maka terbukti bahwa kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh beberapa unsur menurut
Teori Blum.Oleh karena itu sebagai dokter keluarga yang bekerja di Puskesmas sebaiknya dapat
memberikan penyuluhan perorangan untuk memperbaiki pola hidup pasien.
18
Bab 4
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 22 November 2013, didapatkan
bahwa pasien adalah penderita Hipertensi primer stage II. Pasien kurang memiliki pengetahuan
tentang penyakitnya sehingga melakukan pola hidup yang salah, kurang tidur, kurang olahraga
dan berobat tidak teraturbahwa pasien memiliki pola hidup yang kurang sehat sehingga memacu
meningkatnya tekanan darahnya, antara lain, memiliki kebiasaan tidur larut malam dan istirahat
kurang, tidak mengontrol makanan yang dikonsumsi, kurangnya olah raga, serta tidak teratur
minum obat anti hipertensinya. Pasien disarankan untuk melakukan pencegahan sekunder untuk
mencegah komplikasi yang dapat timbul dengan minum obat secara teratur, kontrol tekanan
darahnya secara rutin minimal 1 bulan sekali, olahraga secara teratur, memperbaiki pola makan,
dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup sehat. Dilihat dari hasil kunjungan
rumah pasien, didapatkan bahwa tempat tinggal pasien, termasuk dalam kategori kurang sehat,
dimana tidak ada cukup ventilasi di dalam rumah, penerangan yang kurang, kebersihan rumah
yang kurang serta terdapat sumber pencemaran dekat dengan sumber air.
3.2 Saran
Pada penderita Hipertensi, untuk melakukan pola hidup yang sehat, agar tekanan darah tetap
stabil yaitu dengan cara mengontrol makanan yang dikonsumsi, istirahat yang cukup dan teratur
minum obat antihipertensinya dan selalu di kontrol tekanan darahnya dengan datang ke
Puskesmas terdekat. Pada keluarga pasien sebagai kelompok risiko tinggi, untuk berperilaku
hidup sehat dengan cara mengontrol makanan, istirahat cukup dan olah raga teratur.
Bab 5
Daftar Pustaka
1. Anonym. 2009. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). www.CerminDuniaKedokteran.com.
19
20
Lampiran
21
22
3. Jamban Keluarga
5. Dapur Pasien
24