Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1

Latar Belakang ............................................................................................................ 2

1.2

Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI........................................................................................................... 3


2.1

Resin ............................................................................................................................ 3

2.2

Komposit ..................................................................................................................... 3

2.3

Uji tarik ....................................................................................................................... 4

2.4

Hukum Hooke(Hooke's Law) ..................................................................................... 5

2.5

Istilah dalam Uji Tarik ................................................................................................ 6

2.6

Alat dan Bahan ............................................................................................................ 7

2.7

Langkah kerja .............................................................................................................. 7

BAB III DATA HASIL PENGUJIAN.................................................................................... 9


4.1

Resin Campur Partikel Kaca ....................................................................................... 9

4.2

Resin .......................................................................................................................... 10

4.3

Kayu Balsa ................................................................................................................ 11

4.4

KayuRamin................................................................................................................ 13

4.5

Resin campur serat fiber ............................................................................................ 15

4.5

Analisis ...................................................................................................................... 16

BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................ 17


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala
bidang. Komposit banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material
yang mempunyai dua perpaduan sifat dasar, yaitu kuat dan ringan. Komposit
merupakan paduan dari bahan yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat fisik masingmasing material penyusun untuk menghasilkan material baru dengan sifat yang unik
dibandingkan sifat material dasar sebelum dicampur dan terjadi ikatan permukaan
antara masing-masing material penyusun.
Material dasar pembentuk komposit merupakan material-material konvensional
seperti logam, polimer dan keramik. Material dasar komposit, yang populer dan telah
diaplikasikan dalam kehidupan. Polimer adalah bahan/material yang terbuat dari bahan
baku organik. Bahan organik telah dipakai sejak lama sebagai bahan teknik, misalnya
resin. Secara umum resin adalah bahan yang akan diperkuat dengan serat. Resin
bersifat cair dengan viskositas yang rendah, yang akan mengeras setelah terjadinya
proses polimerisasi. Resin berfungsi sebagi pengikat (bounding) antara serat yang satu
dengan yang lainnya sehingga menghasilkan ikatan yang kuat terbentuk material
komposit yang padu, yaitu material yang memiliki kekuatan pengikat (bound strength)
yang tinggi.
Resin polyester dikenal sebagi resin yang paling sering digunakan untuk
pembuatan komposit, karena mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan, baik dalam
segi kekuatan, maupun bentuknya dan keunggulannya dalam rasio kekuatan terhadap
berat. Oleh karena itu untuk mengetahui kekuatan terhadap berat, perlu dilakukan
pengujian satunya dengan melakukan uji tarik pada bahan atau material tersebut.

1.2

Tujuan
Praktikum ini dilakukan untuk :
Mengetahui karakteristik kekakuan (Youngs Modulus) dan kekuatan (Tensile
Strength) komposit polimer.
Laporan
Untuk mengetahui perbandingan karakteristik kekakuan (Youngs Modulus) dan
kekuatan (Tensile Strength) pada kayu balsa/ ramin dan komposite polimer.
2

BAB II
DASAR TEORI

2.1

Resin
Resin yang biasa digunakan dalam pembuatan komposit sering diidentikkan
sebagai polimer. Semua polimer menampilkan karakterisasi yang umum yaitu tersusun
dari rantai yang sangat panjang yang terbentuk dari unit-unit berulang yang sederhana.
Polimer berdasar kan efek suhu terhadap sifatnya bisa diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu termoplastik dan termoset.
Termoplastik, sifatnya mirip logam, meleleh jika dipanaskan dan mengeras jika
didinginkan. Proses pengerasan dan pelelehan ini bisa berlangsung berulang-ulang
tergantung kebutuhan kita. Contoh dari termoplastik adalah nilon, polipropilen, dan
ABS.
Termoset dibentuk lewat reaksi kimia, dimana resin dan hardener atau resin
dengan katalis dicampur dalam satu tempat kemudian terjadilah proses pengerasan
(polimerisasi). Sekali terjadi pengerasan, termoset ini tidak bisa mencair lagi sekalipun
dilakukan pemanasan. Meskipun begitu, pada temperatur tertentu terjadi perubahan
sifat mekanik yang signifikan.Temperatur saat terjadi perubahan signifikan ini dikenal
sebagai Temperatur Transisi Gelas (Tg). Diatas temperatur gelas tersebut, struktur
molekul dari termoset berubah dari polimer kristal yang keras menjadi polimer yang
lebih flexibel. Selain itu, modulus resin juga turun secara drastis sehingga daya tekan
dan kekuatannya berkurang. Ketahanan terhadap air dan stabilitas warna juga
berkurang pada saat suhu diatas temperatur gelas ini.
Dari sekian banyak resin yang ada di pasaran, ada tiga jenis resin yang banyak
digunakan, yaitu poliester, vinil ester, dan epoxy.

2.2

Komposit
Material komposit merupakan suatu substansi yang tersusun dari kombinasi dua
atau lebih material yang berbeda. Material baru ini diharapkan dapat memberikan sifat
yang lebih baik dibandingkan dengan bahan-bahan penyusunnya. Terdapat dua istilah
material dalam komposit, yaitu matrik dan penguat (reinforcement). Salah satu dari
keduanya atau bisa juga gabungan keduanya dibutuhkan untuk membuat komposit.
Fungsi matrik adalah melindungi komposit dari gangguan luar (berupa tekanan, suhu
dan sebagainya), dan mengikatkan unsur-unsur pembentuk komposit. Sedangkan
3

penguat (reinforcement) merupakan suatu material yang mempunyai sifat fisik khas
yang bisa membuat kekuatan komposit bertambah.
Untuk material matrik, banyak produsen komposit modern menggunakan
thermosetting atau thermosoftening plastik (biasa disebut resin).Resin merupakan salah
satu jenis polimer yang mampu mengikat penguat dan material-material pembentuk lain
dan berguna untuk mempertahankan sifat fisik komposit hingga terbentuk material
yang diharapkan.
Fungsi utama matriks:
1.

Mentransfer beban yang diterima komposit kepada penguat yang digunakan.

2.

Mengikat penguat sehingga arah orientasinya stabil sesuai dengan yang diinginkan.

3.

Melindungi komposit dari lingkungan luar dan dari gesekan atau benturan
mekanik.

2.3

Uji tarik
Kekuatan tarik (tensile strength, ultimate tensile strength) adalah tegangan
maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik,
sebelum bahan tersebut patah. Beberapa bahan dapat patah begitu saja tanpa mengalami
deformasi, yang berarti benda tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya
akan meregang dan mengalami deformasi sebelum patah, yang disebut dengan benda
elastis (ductile).
Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat
perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan terhadap
regangan disebut dengan kekuatan tarik penghabisan (ultimate tensile strength).
Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis bahan.
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi seperti keberadaan zat pengotor dalam bahan,
temperatur dan kelembaban lingkungan pengujian, dan penyiapan spesimen.
Dimensi dari kekuatan tarik adalah gaya per satuan luas. Dalam satuan SI,
digunakan Pascal (Pa) dan kelipatannya (seperti MPa, Megapascal). Pascal ekuivalen
dengan Newton per meter persegi (N/m). Satuan imperial di antaranya pound gaya per
inci persegi (lbf/in atau psi), atau kilopound per inci persegi (ksi, kpsi).
Kekuatan tarik umumnya digunakan dalam mendesain bagian dari suatu struktur
yang bersifat ductile dan brittle yang bersifat tidak statis, dalam arti selalu menerima
gaya dalam jumlah besar, meski benda tersebut tidak bergerak. Kekuatan tarik juga
digunakan dalam mengetahui jenis bahan yang belum diketahui, misal dalam forensik
4

dan paleontologi. Kekerasan bahan memiliki hubungan dengan kekuatan tarik.


Pengujian kekerasan bahan salah satunya adalah metode Rockwell yang bersifat nondestruktif, yang dapat digunakan ketika uji kekuatan tarik tidak dapat dilakukan karena
bersifat destruktif.

2.4

Hukum Hooke(Hooke's Law)


Tahap awal dari uji tarik pada suatu spesimen, hubungan antara beban atau gaya
yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut
daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban
mengikuti aturan Hooke yaitu rasio tegangan (stress : beban dibagi luas penampang
bahan) dan regangan (strain : pertambahan panjang dibagi panjang awal bahan) adalah
konstan, atau dapat dirumuskan :
Stress: = F/A ; di mana F adalah gaya tarikan dan A adalah luas penampang,
Strain: = L/L ; di mana L adalah Pertambahan panjang dan L adakah Panjang
awal
Maka, hubungan antara stress dan strain dirumuskan:
E = /

Gambar 2: Contoh aplikasi kurva tegangan terhadap regangan baja struktural dalam
pengujian kekuatan tarik

2.5

Istilah dalam Uji Tarik


Berikut adalah istilah istilah dalam uji tarik :

Gambar 3: Kurva hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang


1. Batas Elastis E (Elastic Limit)
Batas elastis Adalah bila sebuah bahan diberi beban kemudian bebannya
dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula (tepatnya
hampir kembali ke kondisi semula) yaitu regangan nol.
2. Batas Proporsional p (Proportional Limit)
Titik di mana penerapan hukum Hooke masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi
tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas
elastis.
3. Deformasi Plastis (Plastic Deformation)
Perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Yaitu bila bahan ditarik
sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing.
4. Tegangan Luluh Atas uy (Upper Yield Stress)
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan
deformasi elastis ke plastis.
5. Tegangan Luluh Bawah ly (Lower Yield Stress)
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi
plastis. Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud
adalah tegangan mekanis pada titik ini.
6. Regangan Luluh y (Yield Strain)
Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.
7. Regangan Elastis e (Elastic Strain)
6

Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan
regangan ini akan kembali ke posisi semula.
8. Regangan Plastis p (Plastic Strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan
regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan permanen bahan.
9. Regangan Total (Total Strain)
Gabungan regangan plastis dan regangan elastis (T = e+p).
10. Tegangan Tarik Maksimum (UTS, Ultimate Tensile Strength)
Besar tegangan maksimum yang didapatkan dalam uji tarik.
11. Kekuatan Patah (Breaking Strength)
Besar tegangan di mana bahan yang diuji putus atau patah.

2.6

Alat dan Bahan


Alat
1. Mesin Uji Tarik
2. Jangka Sorong
3. Cetakan (triplek)
4. Cutter
5. Sandpaper / amplas
6. Gergaji mesin
Bahan
1. Resin Polyester
2. Katalis
3. Wax
4. Partikel Kaca

2.7

Langkah kerja
1.

Pembuatan spesimen
a.

Bersihkan cetakan spesimen dari kotoran yang mengganggu menggunakan


cutter dan sandpaper / amplas.

b.

Oleskan permukaan cetakan dengan wax.

c.

Campurkan resin polyester, partikel kaca sebanyak 10% dari volume resin.,
dan katalis sebanyak 5% dari volume resin.

d.

Masukkan campuran ke dalam cetakan dengan merata dan biarkan campuran


7

mengeras.

2.

e.

Setelah mengeras, maka lepaskan spesimen dari cetakan

f.

Potong spesimen menggunakan gergaji mesin.

Pengujian spesimen
a. Menyiapkan alat yang akan digunakan.
b. Mengukur tebal dan lebar komposit yang akan diuji tarik dengan
menggunakan jangka sorong digital.
c. Menghitung Gauge Length dengan data tebal dan lebar dari komposit yang
akan diuji. Menggunakan rumus : Lo = k
so = luas komposit
k = 5.65
d. Membuat garis Lo pada permukaan batang

e. Memasangkan spesimen yang akan diuji pada mesin uji tarik, cekam spesimen
antara ukuran

dari kedua ujung batang.

f. Menyiapkan mesin uji tarik yang akan digunakan.


g. Menghidupkan komputer yang akan menampilkan hasil dari pengujian.
h. Memasukan input, tebal, lebar dan gauge length spesimen pada komputer.
i. Klik start pada komputer untuk memulai uji tarik.
j. Setelah spesimen patah, simpan data output berupa tensile strength, modulus
young, dan grafik ke dalam file.
k. Lakukan uji tarik pada setiap 8 spesimen komposit.

BAB III
DATA HASIL PENGUJIAN

4.1

Resin Campur Partikel Kaca


Table 1 Data Hasil Uji Tarik Komposit Polimer (Resin + Partikel Kaca)
No
.

Nama

Force @
Peak
(N)

Young'smodulus
(Pa)

TensileStrength
(Pa)

Strength @
break
(Pa)

Fahmi

1024.968

689602186

14163465.7

12775124.2

Habieb

970.555

584947510

13266201.8

13012094.8

Hana

789.383

577780820

11456610.1

11182031.9

Ibrahim 838.914

565455087

11935037.7

9099270.9

Lion

1349.895

697619927

18988538.2

17364529.9

M
Rizki

859.826

697958796

12380689.1

11829136.5

Maya

828.407

538422674

11767812.8

11391809.5

Meilka

1135.35

718498854

16680396.3

16680396.3

Maximum

1349.895

718498853.6

18988538.2

17364529.9

Minimum

789.383

538422673.9

11456610.1

9099270.9

Mean

974.662

633785731.8

13829844

12916799.3

Grafik 1Data Hasil Uji Tarik Komposit Polimer (Resin+Partikel Kaca)


4.2

Resin
Table 2 Data Hasil Uji Tarik Komposit Polimer (Resin+Partikel Kaca)
No
.

Nama

Force @
Peak
(N)

Young's
modulus
(Pa)

Tensile Strength
(Pa)

Strength @
break
(Pa)

Fahmi

2311.564

401322911.994

32223203.377

29465896.457

Habieb

2054.944

383309262.936

28260641.429

28260641.429

Hana

2165.779

381131490.363

31254928.842

31252820.159

Ibrahim 1231.400

527245005.186

16463893.448

16086228.466

Lion

2063.858

385192865.428

26667237.930

24191430.389

M
Rizki

2280.521

397112828.889

30219181.709

28147772.823

Maya

2289.529

291954365.549

30816317.911

30571679.639

Meilka

2407.827

380403856.547

33321249.007

30362629.346

Maximum

2407.827

527245005.186

33321249.007

31252820.159

Minimum

1231.400

291954365.549

16463893.448

16086228.466

Mean

2100.678

393459073.362

28653331.707

27292387.339

10

Grafik 2 Tegangan Terhadap Regangan Komposit Polimer (Resin)

4.3

Kayu Balsa
Table 3 Data Hasil Uji Tarik Komposit Polimer (Resin+Partikel Kaca)
No
.

Nama

Force @
Peak
(N)

Young's
modulus
(Pa)

Tensile Strength
(Pa)

Strength @
break
(Pa)

Ibrahim

2006.676

769064019.988

29219890.056

28741431.207

Fahmi

2471.288

448298971.990

37167249.221

35723219.972

Habieb

2725.080

937964619.790

43267596.255

42918208.462

Hana

2131.421

593276317.764

33719687.406

33211901.210

Lion

3013.955

886543970.268

47457882.740

47267781.228

M Rizki

2315.124

731327913.108

34077004.495

32930917.774

Maya

1984.168

754184929.309

29119413.647

28698156.151

Meilka

2298.906

747279086.379

35437573.595

32524058.877

11

Grafik 3 Tegangan Terhadap Regangan Kayu balsa

Grafik 4 Grafik Rata-Rata Tegangan Terhadap Regangan Kayu Balsa

Grafik 5 Grafik Gaya Terhadap Waktu Kayu Balsa

12

4.4

KayuRamin
Table 4 Data Hasil Uji Tarik Komposit Polimer (Resin+Partikel Kaca)
Nama

Force @
Peak
(N)

Young's
modulus
(Pa)

Tensile Strength
(Pa)

Strength @
break
(Pa)

Ibrahim

4895.210

1477801108.604

139703481.653

139703481.653

Fahmi

4844.269

1113735572.256

137037322.594

125691236.606

Habieb

1820.306

1455515869.131

51077682.539

34983857.636

Hana

2611.839

1204707873.000

72874983.755

72874983.755

Lion

4897.141

973770513.171

128872129.645

128872129.645

M Rizki

2385.475

1342168058.702

73437658.400

68020316.767

Maya

4543.444

1581661799.110

123631142.339

114230234.144

Meilka

3441.181

1128352913.640

94537938.012

87863973.860

No
.

Grafik 6 Tegangan Terhadap Regangan Kayu Ramin

13

Grafik 7 Grafik Rata-Rata Tegangan Terhadap Regangan Kayu Ramin

Grafik 8 Grafik Gaya Terhadap Waktu Kayu Ramin

14

4.5 Resin campur serat fiber

Nama

Force @
Peak
(N)

Young's
modulus
(Pa)

Tensile Strength
(Pa)

Strength @
break
(Pa)

Ibrahim

1594.863

512102449.048

23243654.228

17154141.198

Fahmi

1013.798

109845090.795

12981097.438

11801644.919

Habieb

2077.953

806215464.202

30380312.920

29598826.232

Hana

2503.781

497059391.181

32027897.948

31991230.423

Lion

2487.097

296170607.230

34841585.090

31363585.360

M Rizki

1435.754

526584399.822

18383303.174

16088174.653

Maya

1500.800

730446265.853

22614669.239

13799175.953

Meilka

1474.714

235769684.683

18769670.231

16812633.893

No
.

Maximum

2503.781

806215464.202

34841585.090

31991230.423

Minimum

1013.798

109845090.795

12981097.438

11801644.919

Mean

1761.095

464274169.102

24155273.784

21076176.579

15

4.5

Analisis
Pada tabel 1,2, 3,4, dan 5 nilai rata-rata ultimate tensile strength atau nilai
kekuatan pada resin campur partikel kaca adalah 13829843.962Pa, nilai rata-rata
ultimate tensile strength pada resin adalah 28653331.707 Pa dan nilai rata-rata ultimate
Tensile Strength pada kayu balsa 36183287.177 Pa, nilai rata-rata ultimate tensile
strength atau nilai kekuatan pada resin campur serat fiber adalah 24155273.784Pa,
sedangkan pada kayu ramin nilai rata-rata ultimate tensile strength adalah
102646542.367 Pa. Hal ini menandakan bahwa kayu ramin lebih kuat dibandingkan
dengan kayu balsa, resin campur partikel kaca, resin, resin campur serat fiber.
Nilai rata-rata modulus young atau nilai kekakuan pada resin yaitu
633785731.780Pa, nilai rata-rata modulus young pada resin campur partikel
393459073.362Pa, nilai rata-rata modulus young pada resin campur serat fiber
464274169.102Pa dan nilai rata-rata modulus young pada kayu balsa 733492478.574
Pa, sedangkan pada kayu ramin rata-rata modulus young-nya adalah 1284714213.452
Pa. Hal ini membuktikan bahwa kayu ramin lebih kaku dibandingkan dengan kayu
balsa dan resin.

16

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan data praktikum uji tarik kayu balsa, kayu ramin dan Resin dapat kesimpulan :
1.

2.

3.

4.

5.

Resin campur partikel kaca memiliki rata rata :


a.

UltimateTensileStrength (kekuatan)

:13829844Pa

b.

ModulusYoung (kekakuan)

: 633785731.8Pa

c.

Force @ Peak

:974.662N

d.

Strength @ Break

:12916799.3Pa

Resin memiliki rata-rata :


a.

Ultimate Tensile Strength (kekuatan)

:28653331.707 Pa

b.

Modulus Young (kekakuan)

: 393459073.362 Pa

c.

Force @ Peak

:2100.678 N

d.

Strength @ Break

:27292387.339 Pa

Kayu balsa memiliki rata-rata :


a.

Ultimate Tensile Strength (kekuatan)

: 36183287.177Pa

b.

Modulus Young (kekakuan)

: 733492478.574 Pa

c.

Force @ Peak

: 2368.327 N

d.

Strength @ Break

: 35251959.360 Pa

Kayu ramin memiliki rata-rata :


a.

Ultimate Tensile Strength (kekuatan)

: 102646542.367Pa

b.

Modulus Young (kekakuan)

: 1284714213.452Pa

c.

Force @ Peak

: 3679.858N

d.

Strength @ Break

: 96530026.758Pa

Resin campur dengan serat rata-rata :


a.

Ultimate Tensile Strength (kekuatan)

: 24155273.784Pa

b. Modulus Young (kekakuan)

: 464274169.102 Pa

c. Force @ Peak

: 1761.095N

d. Strength @ Break

: 21076176.579 Pa

17

6.

Hasil analisis data pengujian tarik pada kayu balsa, kayu ramin, resin, resin campur
partikel kaca dan resin campur serat fiber dapat disimpulkan bahwa kekuatan dan
kekakuan pada kayu ramin lebih besar dibandingkan dengan kayu balsa, resin, resin
campur partikel kaca dan resin campur serat fiber.

7.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi karakteristik kekakuan (Youngs Modulus) dan
kekuatan (Tensile Strength) pada spesimen diantaranya :
a.

Terdapat gelembung-gelembung udara pada spesimen resin dan resin campuran


yang terbentuk pada proses manufaktur. Gelembung gelembung tersebut
mengakibatkan adanya perbedaan distribusi gaya yang diterima oleh spesimen,
sehingga dapat berpengaruh terhadap kekuatan spesimen.

b.

Terdapat cacat pada kayu balsa maupun ramin. Kecacatan terjadi karena tidak
meratanya serat penyusun kayu, sehingga kekuatannya lebih rendah dari rata rata.

c.

Ketebelan kayu yang tidak sesuai menyebabkan kekuatan kayu melebihi kapasitas
maksimal beban mesin uji tarik sebesar 5000 Newton.

18

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/549/jbptitbpp-gdl-agusrijaln-27415-3-2007ta-2.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17536-Chapter1.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuatan_tarik
http://www.alatuji.com/article/detail/2/uji-tarik-apa-sih-what-is-tensiletest%23.UbUhTm0tpBw#.VIOri9aKjqM

19

Anda mungkin juga menyukai