Ca Mamae 1 PDF
Ca Mamae 1 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data
dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan
bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab
penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8
(Ambarsari, 1998)
2.
3.
Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,
adeno virus, herpes virus), EB virus.
4.
5.
Non-invasif
a. Intraduktal
b. Lobular karsinoma in situ
2.
Invasif
a. Karsinoma invasif duktal
b. Karsinoma invasif duktal dengan komponen
intraduktal yang predominant
c. Karsinoma invasif lobular
d. Karsinoma mucinous
e. Karsinoma medullary
f. Karsinoma papillary
g. Karsinoma tubular
h. Karsinoma adenoid cystic
i. Karsinoma sekretori (juvenile)
j. Karsinoma apocrine
k. Karsinoma dengan metaplasia
i. Tipe squamous
ii. Tipe spindle-cell
iii. Tipe cartilaginous dan osseous
iv. Mixed type
l. Lain-Lain
3.
Pagets disease of
the nipple
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter
saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila
memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali cara untuk
menentukan stadium, namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah stadium
kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC
(International Union Against Cancer dari World Helath Organization) / AJCC
(American Joint Committee On Cancer yang disponsori oleh American Cancer
Society dan American College of Surgeons).
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor, N
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum
dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :
a)
Interpretasi
T0
Tis
T1
T1a
T1b
T2
T2a
T2b
T3
T3a
T3b
T4
T4a
T4b
b)
Palpable Lymph
Interpretasi
Node (N)
N0
N1
N2
N3
c)
Metastase (M) :
Metastase
Interpretasi
M0
M1
Stadium
Ukuran Tumor
Metastase
Tis
T1
T1
Palpable Lymph
Node
N0
N0
N1
0
1
IIA
IIB
T2
T2
N0
N1
M0
M0
IIIA
T3
T1, T2
N0
N2
M0
M0
IIIB
IV
T3
T4
T
N1
N3
N
M0
M0
M1
M0
M0
M0
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan
jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut.
Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal,
pada stadium dini kematian akibat kanker masih dapat di cegah. Tjindarbumi (1982)
mengatakan, bila penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, angka
harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85-95%. Namun,
dikatakannya pula bahwa 70-90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit
parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut.
Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan
itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah
muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu
semakin lama akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri
pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok,
atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul
pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan,
dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit
jeruk.
Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap
harus diwaspadai)
Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal
tidak terasa sakit
Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali degan mengetahui kriteria operabilitas
Heagensen sebagai berikut :
Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
Adanya nodul satelit pada kulit payudara;
Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
Terdapat model parasternal dan nodel supraklavikula;
Adanya edema lengan dan metastase jauh;
Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit,
edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila
berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain.
dan kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai
berkembang pengetahuan yang menganalisa secara mendalam kegagalan terapi
kanker juga tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi
dan pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis, dan metastase.
Pada tahun 1971, Folkam mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor
tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam
kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hypotesis
Folkam ini memperlihatkan bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk
dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter . 21 Angiogenesis ini diatur secara ketat,
melalui proses tahapan yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses
penyembuhan luka serta proliferasi sel kanker. Penghambatan angiogenesis menjadi
target terapi yang mempunyai harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang
dipacu oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat
tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar dan metastase. Sebaliknya,
pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors angiogenesis akan menghambat
pertumbuhan tumor, invasi, dan mencegah metastase.
Tipe kanker
Beratnya gejala
menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil dari
kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray), pada screening mammogram. Atau bisa
juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis
atau pemeriksaan sendiri. Beberapa tes mungkin dilakukan untuk memastikan
diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test
dibawah ini:
IMAGING TEST :
Diagnostic mammography
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak
gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda,
diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada banjo;an baru. Diagnostic
mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan
pada saat screening mammogram.
Ultrasound (USG)
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan
frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang
bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu masa yang padat, yang kemungkinan
kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.
tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam
melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud,
dibantu oleh mammografi. USG atau MRI. Metal klip kecil dapat diletakkan
pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini
apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan
operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh
sekali operasi untuk menentukkan pengobatan dan menentukkan stadium.
Core Biopsy dapat menentukkan jaringan FNAB dapat menentukkan sel dari
suatu masa yang berada dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk
menentukkan adanya sel kanker.
Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu invasif (biasanya menyebar) atau in situ
(biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam
kelenjar susu) Grade (seberapa besar perbedaan kanker itu dari sel sehat) dan
apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembulu getah
bening. Margin dari tumor juga diamati.
Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progestron (PR) tes. Apabila diketahui
positif mengandung receptor ini [ER (+) dan PR (+)], kanker ini
Tes HER2 neu. (C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata
pada 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positif atau
negatif), maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan
menggunakan obat yang disebut trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak.
Genetic Desription of the Tumor. Tes dengan melihat unsur biologi dari
tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype
DX adalah tes untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.
TES DARAH
Tes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tes itu antara
lain :
Level Hemoglobin (HB) : untuk mengtahui jumlah oksigen yang ada di dalam
sel darah merah
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, urin atau
jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses yang tidak normal
di dalam tubuh akibat kanker. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya
dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sampel darah. Pada standar PRODIA
tumor marker tidak boleh melebihi angka 30.
TES-TES LAIN
Tes-tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
Computed Tomography (CT atau CAT) Scan. Untuk melihat secara detail
letak tumor. Pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena,
tetapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama benar dengan infus.
Setelah disuntik CT-Scan dapat segera dilakukan.CT-scan akan membuat
gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut.
Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang di
scan 3 dimensi.
2.1.9
meliputi pembedahaan, kemoterapi, terapi radiasi, dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau
membatasi
perkembangan
penyakit
serta
menghilangkan
gejala-gejalanya.
Pembedahaan
Tumor
primer
biasanya
dihilangkan
dengan
pembedahan.
Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan
penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah
dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagaian payudara yang
mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk
meningkatan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormone, atau kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman
dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium
akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut
penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan
secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine dari Roche,
obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga
hanya menyerang sel kanker saja.
Terapi Imunologi
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab,
antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat
pertumbuhan tumor, dapat menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani
tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Ginjal
Tulang
Kulit
Seluruh tubuh
Efek
Kanker Penyebab
Kedaruratan
Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah :
o
Tamponade jantung
Efusi pleura
Sindroma hiperkalemik
Stadium
100%
100%
IIA
92%
IIB
81%
IIIA
67%
IIIB
54%
IV
20%