Obs-Gin, PEB
Obs-Gin, PEB
Katz
dan
kawan-kawan
menganjurkan
penggunaan
bagian
dunia,
frekuensi
seksio
sesarea
mengalami
syndrome
(Hemolisis,
Elevated liver
syndrome,
Low
platelet count).6,9,10
Penanganan pre-eklampsi berat terbagi dua yaitu perawatan
aktif dan pengelolaan konservatif. Pemilihan penanganan dan
tindakan yang dilakukan tergantung pada usia kehamilan serta
keadaan ibu dan janin.6
Berikut ini akan kami sajikan sebuah laporan kasus tentang
seksio sesarea atas indikasi Pre-eklampsia berat.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. FY
Umur
: 44 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Aertembaga, Bitung
Suku
: Gorontalo
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Nama suami
: Tn. BK
Pekerjaan
: Pelaut
MRS
: 28 April 2014
ANAMNESIS
Anamnesis Utama
Anamnesis diberikan oleh penderita.
Keluhan utama:
Pasien dikirim dari PKM Likupang dengan diagnosa G4P3A0 44
tahun hamil aterm inpartu kala I. Janin intra uterin tunggal hidup
letak kepala.
Riwayat penyakit sekarang:
Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan sejak jam
13.00, pelepasan lendir campur darah (+), pelepasan air dari jalan
lahir (+) sejak jam 13.00, pergerakan janin masih dirasakan sampai
saat masuk rumah sakit. Nyeri kepala (+), nyeri ulu hati (-),
pandangan kabur (-).
Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) biasa.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu, tidak terkontrol
Riwayat
Penyakit
jantung,
paru,
hati,
ginjal,
kencing
manis
disangkal
Anamnesis Kebidanan
Riwayat Kehamilan Sekarang
Pemeriksaan Ante Natal (PAN)
PAN dilakukan sebanyak 5 kali di PKM Likupang
Riwayat Haid
Haid pertama pada usia 12 tahun dengan siklus teratur dan
lamanya haid tiap siklus 2-3 hari.
1.
2.
3.
4.
5.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
Keadaan Umum
: Cukup.
Kesadaran
: Compos mentis.
Tekanan darah
: 180/110 mmHg
Nadi
: 88x/m.
Pernapasan
: 24x/m.
Suhu badan
: 36,8 0C.
Berat badan
: 64 kg.
Tinggi badan
: 147 cm.
Gizi
: Cukup.
Kepala
Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidak anemis, kedua
sklera tidak ikterik. Telinga berbentuk normal dan tidak ada sekret
yang keluar dari liang telinga. Hidung berbentuk normal dengan
kedua septum intak, tidak ada sekret yang keluar dari hidung. Pada
gigi tidak ditemukan adanya karies dentis. Tonsil T1/T1 tidak
hiperemis, faring tidak hiperemis.
Leher
Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening leher.
Dada
Bentuk simetris normal.
Jantung
Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising dan suara
tambahan jantung.
Paru-paru
Tidak ditemukan adanya ronki dan wheezing di kedua lapangan
paru.
Abdomen
Hepar dan lien sukar dievaluasi
Anggota gerak
Ada edema pada kedua tungkai bawah. Varises tidak ada.
Refleks
Refleks fisiologis positif normal, tidak terdapat refleks patologis.
Kulit
Turgor normal.
Status Obstetri
Pemeriksaan luar
: 135-140 kali/menit.
His
TBBA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb
: 12,2 gr %.
Leukosit
: 20.600/mm3.
Trombosit
: 231.000/mm3.
Hematokrit
: 35,7 %
Eritrosit
: 4,19 x 106/L
Urinalisis
Leukosit
: ++
Protein
: +++
RESUME MASUK
G5P3A1, 44 tahun MRS tanggal 28 April 2014 dikirim dari PKM
Likupang dengan G4P3A0 45 tahun hamil aterm inpartu kala I, janin
intra uterin tunggal hidup. Tanda-tanda inpartu (+), gerak janin .
RPD: Hipertensi sejak 1 tahun, tidak terkontrol
Riwayat Gemelli (-), BAB/ BAK biasa
Status Praesens : KU: Cukup; Kes: CM;
T: 180/110 mmHg; N: 88 x/m; R: 24x/m; SB:
36.8 0C
Status Obstetri
detik
TBBA: 3000 - 3100 gram
DIAGNOSIS KERJA
G5P3A1, 44 tahun, hamil aterm, inpartu kala I + superimposed preeklampsi
Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala
SIKAP/ TERAPI/ RENCANA
-
Metildopa 3 x 500 mg
Admission test
Konseling sterilisasi
Lapor konsulen
OBSERVASI
Tanggal 14 Desember 2004
Jam 14.00
Diagnosis:
G3P1A1, 39 tahun, hamil aterm, belum inpartu + superimposed
pre-eklampsi
Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala punggung kiri
Sikap:
- IVFD Dekstrosa 5 %
- MgSO4 sesuai protokol
- Kateterisasi, urin albumin +++
- Konsul mata, konsul interna
- EKG
- Terminasi kehamilan dengan seksio sesarea
- Sedia donor setuju operasi
- Konseling sterilisasi
- Lapor konsulen
- Observasi T, N, R, S, BJA
Jam 16.00
Jam 18.00
Jam 20.00
Jam 22.00
Jam 23.00
Jam 23.45
Laporan Operasi:
usus di bawahnya,
digunting dan
: Operasi selesai
KU post Operasi: T: 140/90, N: 92 x/m, R: 24 x/m
10
tertutup kain
gaas.
Lokia: Rubra
Vulva: edema (-)
BAB (-)/ BAK (+) diuresis 600 cc
Diagnosis:
P2A1 39 tahun post SCTP Hr I a.i. Superimposed PEB + sterilisasi
pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2900 gr, PBL 46 cm, AS 910
Sikap:
- Aff infus, aff kateter, obat ganti oral
- Cefadroksil 3 x 500 mg
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Becomzet 1 x 1 tab
- Periksa HB post OP ( HB: 12,0 mg%)
17 Desember 2004
Keluhan: (-)
11
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/80 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,6 0C
Status Puerpuralis:
TFU: 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik,
tertutup kain
gaas.
Lokia: Rubra
Vulva: edema (-)
BAB (-)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A1 39 tahun post SCTP Hr II a.i. Superimposed PEB + sterilisasi
pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2900 gr, PBL 46 cm, AS 910
Sikap:
- Cefadroksil 3 x 500 mg
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Becomzet 1 x 1 tab
- Nifedipin 3 x 10 mg
18 Desember 2004
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 24 x/mnt
Status Puerpuralis:
12
tertutup kain
gaas.
Lokia: Sanguinolenta
Vulva: edema (-)
BAB (-)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A1 39 tahun post SCTP Hr III a.i. Superimposed PEB + sterilisasi
pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2900 gr, PBL 46 cm, AS 910
Sikap:
- Cefadroksil 3 x 500 mg
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Becomzet 1 x 1 tab
- Nifedipin 3 x 10 mg
19 Desember 2004
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 110/70 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 24 x/mnt
Status Puerpuralis:
TFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik,
gaas.
Lokia: Sanguinolenta
Vulva: edema (-)
13
tertutup kain
tertutup kain
gaas.
Lokia: Sanguinolenta
Vulva: edema (-)
Diagnosis:
P2A1 39 tahun post SCTP Hr V a.i. Superimposed PEB + sterilisasi
pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2900 gr, PBL 46 cm, AS 910
14
Sikap:
- Cefadroksil 3 x 500 mg
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Becomzet 1 x 1 tab
- Nifedipin 3 x 10 mg
- Ganti gaas
21 Desember 2004
Keluhan: (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Cukup; Kes: CM
Status Praesens:
T: 120/80 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt.
Status Puerpuralis:
TFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik,
tertutup kain
gaas.
Lokia: Sanguinolenta
Vulva: edema (-)
BAB (+)/ BAK (+)
Diagnosis:
P2A1 39 tahun post SCTP Hr VI a.i. Superimposed PEB + sterilisasi
pomeroy
Lahir bayi laki-laki, BBL 2900 gr, PBL 46 cm, AS 910
Sikap:
- Cefadroksil 3 x 500 mg
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Becomzet 1 x 1 tab
Rencana Pulang
15
DISKUSI
Dalam diskusi ini akan dibahas mengenai:
1. Diagnosis
2. Penanganan
3. Komplikasi
4. Prognosis
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
kebidanan serta pemeriksaan laboratorium, penderita didiagnosis
dengan G3P1A1, 39 tahun, hamil aterm, belum inpartu dengan
superimposed pre-eklampsia.
Dari anamnesis didapatkan bahwa penderita hamil yang
ketiga, pernah melahirkan 1 kali dan abortus 1 kali, hari pertama
haid terakhir tidak diketahui pasti oleh penderita, kira-kira awal
bulan februari 2004. Saat datang, belum terlihat adanya tandatanda inpartu seperti his tidak ada juga pelepasan lendir dan air
tidak ada. Dari riwayat penyakit dahulu didapatkan penderita
mengalami hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, tidak terkontrol.
Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah penderita 170/110
mmHg, edema pada kedua tungkai bawah dan pada pemeriksaan
laboratorium urin kualitatif didapatkan proteinuria (albumin +++).
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa
diagnosis pre-eklampsia berat ditegakkan jika didapatkan satu atau
lebih gejala dan tanda: tekanan darah 160/110 mmHg diukur
dalam keadaan rileks, proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam atau
plus 3 pada pemeriksaan kualitatif, oliguria yaitu urine < 500 ml/ 24
jam disertai kenaikan kreatinin plasma, gangguan visus dan
cerebral, nyeri epigastrium, edema paru dan sianosis, gangguan
16
sudah
berlangsung
sebelum
kehamilan
maka
ini
EKG
Konseling sterilisasi
Lapor konsulen
Observasi T, N, R, S, BJA
ditangani
dengan
pemberian
MgSO4,
hal
ini
17
Cara pemberian:6
Dosis awal 4 gram MgSO4 20 % (20 cc) IV, kecepatan 1 gram
permenit disusul 8 gram MgSO4 40 % (20 cc) IM diberikan pada
bokong kiri dan kanan masing-masing 4 gram.
Dosis
pemeliharaan
diberikan
gram IM
setelah 6
jam
18
belum
terjadi
pembukaan
lengkap,
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, MacDonad PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC.
Caesarean section and caesarean hysterectomy. In: Williams
obstetrics. 19th ed. New Jersey: Prentice Hall International Inc,
1993.p. 591-604
2. Hanskins GDV, Clark SL, Cunningham FG, Gilstrap LC. Caesarean
section in operative obstetrics. 1st ed. Connecticut: Appleton and
Lange, 1995.p. 308-28
3. Wiknjosastro GH, Baslamah A. Iatrogenic obstetrics intervention
and high caecarea section tare. In: Saifuddin AB, Afandi B,
Wiknjosastro GH, editors. Womens health. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1995.p. 391-4
4. Quilingan EJ. Caesarean section: modern prospective in
management of high risk pregnancy. 3th ed. Boston: Blackwell
Scientific Publication, 1994.p. 520-3
5. Saifuddin AB, Afandi B, Wiknjosastro GH. Kehamilan dan
persalinan dengan parut uterus. Dalam: Buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002; 76-7
6. Tim Pengajar Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT. Pedoman
diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi. Manado:
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT, 1996
7. Pritchard JA, McDonald PC, Gant NF. Williams Obstetri, edisi 17.
Surabaya: Airlangga University Press, 1991
8. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 1999
9. Pengurus Besar POGI. Gestosis. Dalam: Standar pelayanan medik
obstetri dan ginekologi, bagian I. Jakarta: Balai penerbit FKUI,
2000; 1-8.
10. Rachimhadi T. Pre-eklampsia dan eklampsia. Dalam: Ilmu
kebidanan, edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 1997: 281300
11. Hipertensi selama kehamilan. Dalam: Kapita selekta
kedaruratan obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC, 1994: 235-45.
20