Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM KOROSI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL

: Indikator Korosi

PEMBIMBING : Ir. Yunus Tonapa S. MT.

Oleh :
Kelompok

: 2 (dua)

Nama

: 1. Andrian Ronaldo

NIM.121411036

2. Cahya M Rizki

NIM.121411037

3. Delyana Ratnasari

NIM.121411038

4. Dimaz Prasetya

NIM.121411039

Kelas

: 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan indicator dilakukan untuk menerangkan daerah-daerah logam yang


mana bersifat anodik dan mana yang bersifat katodik, serta untuk melihat suatu
keberhasilan untuk dikurangi laju korosinya dengan proteksi katodik. Elektrolit agar-agar
digunakan supaya laju perpindahan produk reaksi yang terbentuk pada permukaan logam
dapat dihambat. Percobaan ini dilaukan untuk menambah penjelasan tentang mekanisme
terbentuknya sel elektrokimia logam homogen.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengidentifikasi korosi logam berdasarkan indicator dengan menunjukkan daerah
yang bersifat anodik dan katodik pada logam yang homogen.
2. Menuliskan reaksi anodik dan katodiknya

BAB II
LANDASAN TEORI
Indikator phenolphthalein akan mengindikasikan pembentukan OH- pada katoda dengan
warna pink, sedangkan ferrocyanida menujukkan pembebasan fe2+ di anoda dengan warna
biru. Logam baja rendah yang mengalami perlakuan mekanik akan terjadi dua fungsi yaitu
sebagai anoda pada daerah Fe yang berwarna biru tua, dan sebagai katoda pada daerah Fe
yang berwarna pink. Daerah yang berwarna biru sebagai anoda terjadi reaksi oksidasi
menurut:

Fe 2++2e- (oksidasi)

Fe
Sedangkan pada daerah yang berwarna pink sebagai katoda terjadi pembentukan OH
(reduksi air) menurut reaksi :
H2O + O2 + 4e-

4OH- (reduksi)

Jadi reaksi keseluruhan yang berlangsung pada hasil percobaan sebagai berikut :
3Fe + K4[Fe(CN)6]

3Fe2[Fe(CN)6] + 4K (warna biru tua)

Indikasi pada dua sebagai logam yang berbedah potensial contoh baja karbon rendah dengan
Zn. Jika kedua logam tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga dan ditempatkan dalam
cawan petri yang berisi larutan yang akan dijelaskan pada bahan dan alat maka terlihat
indikasi-indikasi sebagai berikut.
Pada logam bajakarbon rendah terbentuk warna pink, sehingga pada baja karbon
Menurut reaksi :
2H2O + O2 + 4e-

4OH- (reduksi)

Sedangkan pada logam zeng terbentuk warna putih, artinya terjadi reaksi oksidasi
Zn2+ + 2e- (oksidasi)

Zn
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi pada reaksi percobaan berikut :
2Zn + K2[Fe(CN)6]

Zn2[Fe(CN)6] + 2K
(Warna Pink)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan Kimia


ALAT

BAHAN

Cawan petri

Agar-agar 2 gram

Hot plate

0.06 gram Kalium Ferricyanida

Gelas Kimia 250 ml 2 buah

0.06 gram Kalium Ferrocyanida

Termometer

0.1 gram NaCl

Phenolphatelein 3 cc

3.2 Langkah Kerja


Persiapan Spesimen
Logam Fe dan Al
Mengamplas
specimen Fe
dan Al

Mencuci
spesimen
Fe dan Al

Mengeringkan
spesimen Fe
dan Al

Menutup kabel
sambungan
,dengan lakban

Mengupas
kawat
tembaga
dalam kabel

Menghubungkan
specimen Fe dan
Al dengan
menggunakan
kabel

Logam Cu dan Fe
Mengamplas
specimen Fe
dan Cu

Mencuci
spesimen
Fe dan Cu

Mengeringkan
spesimen Fe
dan Cu

Mengupas
kawat
tembaga
dalam kabel

Menutup kabel
sambungan
,dengan lakban

Menghubungkan
specimen Fe dan
Al dengan
menggunakan
kabel

Persiapan Larutan

Menimbang
bahan
bahan

Melarutkan
bahan hingga
mendidih

Mendinginkan
larutan hingga
60C

Menambahan
4 tetes
Phenolphtalei
n

Pelaksanaan Proses Indikator


Menyiapkan cawan
petri sebanyak 2
buah

Meletakkan masingmasing spesimen


dalam cawan petri

Menuangkan larutan
ke dalam cawan petri
sampai specimen
terendam

Mengamati selama 3
hari

Menunggu larutan
membeku, tutup
cawan

BAB IV
DATA PENGAMATAN
Hari Ke-nol
No
1

Gambar

Keterangan
Spesimen yang digunakan ialah Fe dan
Al yang telah diamplas terlebih dahulu.
Kedua logam disambungkan dengan
kawat lalu diletakkan didalam cawan
petri yang dimasukkan agar-agar yang
mengandung kalium ferrycianida,
kalium ferrocyanida dan NaCl.
Mengering
kan Paku

Spesimen yang digunakan ialah Cu dan


Al yang telah diamplas terlebih dahulu.
Kedua logam disambungkan dengan
kawat lalu diletakkan didalam cawan
petri yang dimasukkan agar-agar yang
mengandung kalium ferrycianida,
kalium ferrocyanida dan NaCl

Hari Ke-1
4

Pada specimen Fe dan Al belum terjadi


perubahan warna pada logam.

Pada specimen Fe sudah mulai terbentuk


sedikit warna biru tua, sedangkan pada
specimen Cu belum terbentuk sama sekali.

Hari Ke-4
6

Pada Specimen Fe sudah terbentuk


sedikit warna biru tua, sedangkan pada
specimen Al belum terjadi apa-apa

Pada specimen Fe warna biru telah


menyebar keseluruh bagian Fe,
sedangkan pada loga Cu tidak terbentuk
apa-apa.

Hari ke-6
8

Pada Specimen Fe terbentuk warna biru tua


sedangkan pada specimen Al tidak terjadi
apa-apa

Pada specimen Fe terbentuk warna biru tua


diseluruh logam Fe sedangkan tidak terjadi
apa-apa pada logam Cu.

BAB V
PEMBAHASAN

Pembahasan oleh Andrian Ronaldo (121411036)


Praktikum ini bertujuan melakukan pengamatan korosi terhadap logam dengan
menggunakan indikator. Indikator menunjukkan daerah mana yang menunjukan logam
bersifat anodik atau katodik. Pada praktikum ini digunakan logam besi (Fe) dan tembaga (Cu)
dan logam besi (Fe) dan logam aluminium (Al) yang dihubungkan dengan kabel teambaga
(Fe-Cu dan Fe-Al) kemudian diletakkan di dalam cawan petri yang berisi larutan agar-agar
yang berfungsi sebagai indikator untuk menghambat terjadinya perpindahan ion secara
bebeas dan elektrolit NaCl, K2[Fe(CN)6], K4[Fe(CN)6], dan indikator phenolphthalein.
Penggunaan indikator phenophtalein akan mengidentifikasi pembentukan OH- pada katodik
dengan warna pink, sedangkan ferrocyanida dan ferricyanida menunjukan pembebasan
Fe2+dan Fe3+di anodik dengan warna biru tua. Penggunaan NaCl bertujuan untuk
mempercepat terjadinya korosi agar pengamatan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
NaCl dapat mempercepat terjadinya korosi karena Cl- memiliki sifat autokatalitik
(menggantikan OH-).
Berdasarkan hasil pengamatan, pada pengamatan awal (hari ke-nol) dapat dilihat
rangkaian logam Fe-Cu dan Fe-Al belum terjadi perubahan warna pada logam. Pada hari ke1, pada rangkaian logam Fe-Cu telah terbentuk warna biru tua pada logam Fe-nya, sedangkan
pada logam Cu belum terbentuk apa-apa. Pada rangkaian logam Fe-Al pada hari ke-1 masih
belum terjadi perubahan terhadap logamnya.
Pada hari ke-4 dan ke-6, pada rangkaian logam Fe-Cu maupun rangkain Fe-Al telah
terbentuk warna biru tua pada logam Fe-nya. Perbedaannya hanya, pada rangkaian logam FeCu warna biru tuanya telah menyebar pada logam Fe, sedangkan pada rangkaian logam Fe-Al

hanya terbentuk sedikit warna biru pada bagian atas logam Fe-nya. Hal ini menunjukkan
bahwa logam Fe mengalami reaksi oksidasi dan bersifat anodik baik itu dirangkaian logam
Fe-Cu maupun dirangkaian logam Fe-Al, tapi pada rangkaian logam Fe-Al reaksi oksidasinya
berjalan lambat karena warna biru tua yang terbentuk pada logam Fe hanya sedikit. Untuk
logam Cu pada rangkaian logam Fe-Cu dan logam Al pada rangkaian logam Fe-Al tidak
terjadi apa-apa. Hal ini dikarenakan pemberian indikator phenophtalein terlalu sedikit yang
menyebabkan tidak terbentuknya ion OH- pada katodik dengan warna pink, sehingga pada
percobaan ini belum bisa dikatakan berhasil karena belum terjadi reaksi reduksinya (katodik).

Anda mungkin juga menyukai