Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI PRAKTIKUM APLIKATIF BERORIENTASI

CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL


BELAJAR KIMIA MATERI POKOK KOLOID
Fina Haziratul Qudsiyah
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Paradigma pembelajaran students centered menuntut dan menantang guru untuk
dapat memberdayakan siswa agar memperoleh hasil belajar yang baik. Di SMA Negeri
4 Magelang, pembelajaran kimia yang dilakukan cenderung text book oriented, dan
kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya pengaruh implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP terhadap
peningkatan hasil belajar kimia materi pokok koloid siswa kelas XI. Populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Magelang tahun pelajaran 2012/2013.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah PretestPosttest Control Group
Design. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling, diperoleh kelas XI
IPA 3 sebagai kelas eksperimen menggunakan metode praktikum aplikatif berorientasi
CEP dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol menggunakan metode praktikum. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh implementasi praktikum aplikatif
berorientasi CEP terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa. Besarnya pengaruh
implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP terhadap peningkatan hasil belajar
kimia siswa yaitu 64%. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen termasuk
dalam kategori tinggi dengan nilai N-Gain sebesar 0,8 lebih besar dari kelas kontrol
dengan nilai N-Gain sebesar 0,5 yang termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh implementasi praktikum aplikatif
berorientasi CEP terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 4
Magelang.
Kata kunci: Metode Praktikum Aplikatif, Chemoentrepreneurship, Hasil Belajar

ABSTRACT
Paradigm centered learning requires students and teachers to be able to empower
challenging students to obtain better learning results. In SMA 4 Magelang, learning
chemistry text book that has a tendency oriented, and less associated with daily life. This
study aims to investigate the influence of applied lab-oriented implementation of CEP to
the improvement of learning achievment subject matter colloid chemistry class XI. The
study population was all students of class XI Science SMAN 4 Magelang academic year
2012/2013. The design used in this study is a pretest-posttest control group design. The
sampling technique used was purposive sampling, was obtained as a grade 3 class XI
Science experiments using CEP-oriented and applicative practicum class XI Science 2
as the control class using the lab. The results show that there is an influence of applied
lab-oriented implementation of CEP to increase chemistry student learning outcomes.
The amount of influence the practical implementation of the CEP applicative oriented
towards improvement of student learning achievement chemistry is 64%. Improved
student learning outcomes in the experimental class in the high category by the N-Gain
value of 0.8 is larger than the control class N-Gain value of 0.5 were included in the
medium category. Based on the results of this study concluded that there was the

influence of the practical implementation of the CEP applicative oriented toward


chemistry learning achievement of students in SMAN 4 Magelang.
Keywords: Practical Methods Applicative, Chemoentrepreneurship, Learning
Achievement

PENDAHULUAN
Ilmu kimia dipandang sebagai basic science yang perlu dipahami siswa untuk
mengoptimalkan penerapan konsep-konsep dasar kimia dalam menjelaskan gejala
materi yang ada di alam semesta. Banyak industri, bidang-bidang kehidupan, dan
kegiatan keseharian yang menerapkan konsep kimia. Ilmu kimia sebagai dasar
penguasaan teknologi harus benar-benar dikuasai oleh siswa apalagi mata pelajaran
kimia merupakan mata pelajaran yang penting dan salah satu mata 2 pelajaran yang
ada dalam ujian nasional di SMA. Hal itulah yang menjadi alasan dibutuhkannya
pendekatan yang tepat dan efektif dalam mempelajari ilmu kimia agar siswa memperoleh
gambaran yang jelas dan detail terkait materi yang sedang dipelajari.
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini diantaranya: Berman et al.
(2007), membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode praktikum berpengaruh
positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai
postes kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu 8,9 untuk kelas
eksperimen dan 6,3 untuk kelas kontrol. Morgil et al. (2009), yang menemukan bahwa
rata-rata ranah afektif sebelum diberikan pembelajaran kimia dengan praktikum di
laboratorium sebesar 2,86 dan rata-rata ranah afektif setelah pembelajaran dilakukan
dengan praktikum di laboratorium sebesar 3,62. Terlihat adanya peningkatan rata-rata
skor afektif antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hal itu menunjukkan bahwa
pembelajaran kimia yang dilakukan dengan praktikum di laboratorium dapat
meningkatkan dan berpengaruh positif terhadap hasil belajar afektif siswa. Demikian
juga penelitian dari Supartono dkk. (2009), yang menemukan bahwa bahwa rata-rata
hasil belajar siswa kelas 5 eksperimen dengan metode pembelajaran berorientasi CEP
sebesar 72,41 dengan ketuntasan mencapai 78,38%, sedangkan rata-rata kelas kontrol
sebesar 68,68 dengan ketuntasan 56,76%.
Observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 4 Magelang memberikan
hasil bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan cenderung text book oriented, dan
kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga terjadi kesulitan dalam
memahami konsep materi yang diajarkan. Sementara itu metode dan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru juga kurang bervariasi sehingga motivasi
belajar dan kreativitas siswa menjadi kurang. Motivasi siswa yang kurang tersebut
membuat pembelajaran yang dilakukan tidak bermakna dan hasil belajar yang diperoleh
siswa menjadi tidak maksimal. Kondisi seperti inilah yang menjadi salah satu faktor
penyebab kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia rendah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah implementasi praktikum
aplikatif berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Magelang. Berdasarkan rumusan masalah,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi praktikum aplikatif
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) terhadap peningkatan hasil belajar kimia
siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Magelang.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, antara lain melatih siswa
agar lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah
kimia, sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru dan calon guru kimia dalam
melaksanakan praktikum aplikatif berorientasi chemoenterpreneurship (CEP) yang
sesuai, efektif dan efisien dalam kegiatan belajar-mengajar kimia, membantu penciptaan

panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan juga sebagai bahan pertimbangan
dalam memilih pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan dimasa
yang akan datang, seta dapat digunakan peneliti untuk menambah wawasan dan
sebagai pengalaman untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen sebenarnya (true experimental
design) dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Penelitian
ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Magelang pada semester genap. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA. Teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling sehingga diperoleh dua sampel, yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen
dengan implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP, dan kelas XI IPA 2 sebagai
kelas kontrol dengan metode praktikum.
Data penelitian dikumpulkan melalui metode tes, dokumentasi, observasi, dan
angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian antara lain silabus, rencana
pembelajaran, LKS, angket, lembar observasi hasil belajar afektif dan psikomotorik,
serta soal pretest dan postest. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif.
HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pada Tabel 4.6 ditunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas
eksperimen termasuk dalam kategori tinggi sedangkan pada kelas kontrol termasuk
dalam kategori sedang.

Hasil analisis pengaruh antar variabel dari hasil belajar kognitif siswa materi pokok
koloid dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Perhitungan analisis pengaruh antar variabel menghasilkan koefisien korelasi


beserial hasil belajar kognitif siswa (rb) sebesar 0,80. Harga koefisien korelasi biserial
yang diperoleh bertanda positif sehingga menunjukkan adanya pengaruh implementasi
praktikum aplikatif berorientasi CEP terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi
pokok koloid.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan siswa pada kelas ekperimen
menyukai pembelajaran dengan implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP
karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah
memahami konsep materi, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa yang meningkat
dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar baik individu
maupun kelompok.
PEMBAHASAN
Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif setelah diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh rata-rata
nilai postest kelas eksperimen yang menerapkan metode praktikum aplikatif berorientasi
CEP sebesar 92 sedangkan kelas kontrol yang menggunakan metode praktikum
sebesar 82. Besarnya kontribusi variabel dihitung menggunakan koefisien determinasi
(KD) adalah 64% sehingga implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP
berkontribusi cukup besar terhadap hasil belajar kognitif. Penelitian ini menunjukkan
pencapaian rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan metode
praktikum aplikatif berorientasi CEP lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang
menggunakan metode praktikum sehingga dapat dikatakan perlakuan dengan metode
praktikum aplikatif berorientasi CEP meningkatkan hasil belajar kognitif.
Penyebab kemampuan kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol
yaitu pada proses pembelajaran kelas eksperimen siswa lebih tertarik dalam
pembelajaran dan lebih mudah memahami materi karena dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari. Perlakuan ini yang membuat siswa mudah dalam mengerjakan soal kognitif.
Walaupun pada kelas kontrol juga diterapkan metode praktikum tetapi praktikum yang
dilakukan tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan tidak menciptakan suatu
produk yang berkaitan dengan materi sehingga siswa menjadi kurang tertarik untuk
belajar dan lebih susah memahami materi. Oleh karena itu, rata-rata postest hasil belajar
kognitif siswa kelas kontrol lebih rendah dari pada kelas eksperimen.
Implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa pada materi pokok koloid. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
selisih rata-rata hasil pretes dan postes hasil belajar kognitif dan harga N- gain yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Sesuai penelitian dan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa rata-rata
hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, adanya
pengaruh yang positif setelah pemberian perlakuan dalam pembelajaran, adanya
kontribusi variabel yang cukup tinggi, adanya peningkatan dengan kategori tinggi
berdasarkan nilai pretes dan postes kelas eksperimen, dan ketuntasan belajar kelas
eksperimen yang lebih besar daripada kelas kontrol. Hal tersebut membenarkan
hipotesis yang diberikan peneliti yaitu ada pengaruh implementasi praktikum aplikatif
berorientasi chemoentrepreneurship (CEP) terhadap peningkatan hasil belajar kimia
siswa di SMA Negeri 4 Magelang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Supartono dkk. (2009), yang
menemukan bahwa bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan
metode pembelajaran berorientasi CEP sebesar 72,41 dengan ketuntasan mencapai
78,38%, sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 68,68 dengan ketuntasan 56,76%.
Selain meningkatkan hasil belajar kognitif, dengan praktikum aplikatif berorientasi CEP
siswa dapat termotivasi untuk berwirausaha. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Mansor & Othman (2011) yang menyatakan bahwa kelompok
eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan bekal entrepreneurship menyatakan
tertarik dan ingin menjadi seorang pengusaha.

Hasil Belajar Afektif


Perbandingan hasil belajar afektif pada kelas eksperimen yang menggunakan
pembelajaran dengan praktikum aplikatif berorientasi CEP dan kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran menggunakan metode praktikum setelah penelitian dimuat
pada Gambar 4.2.
Keterangan aspek penilaian :
1 = kehadiran
2 = perhatian dalam mengikuti pelajaran
3 = kejujuran
4 = tanggung jawab
5 = kerajinan membawa buku referensi
6 = partisipasi dalam kegiatan diskusi
7 = kelengkapan dan kerapian catatan
8 = menghargai pendapat teman
9 = sopan santun dalam berkomunikasi
10 = sikap dan tingkah laku terhadap guru

Berdasarkan grafik, hasil belajar afektif kelas eksperimen lebih baik daripada hasil
belajar afektif kelas kontrol. Kemampuan aspek afektif antara kelas eksperimen dengan
kontrol menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap penggunaan pembelajaran
dengan metode praktikum aplikatif berorientasi CEP pada kelas eksperimen dan metode
praktikum pada kelas kontrol. Rata-rata kemampuan afektif kelas eksperimen sebesar 4
dengan kategori sangat tinggi dan kelas control sebesar 3 dengan kategori tinggi. Pada
Gambar 4.2 terlihat adanya perbedaan rata-rata pada setiap aspek antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Secara keseluruhan, kelas eksperimen memiliki ratarata skor afektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Morgil et al.
(2009), yang menemukan bahwa rata-rata pretes ranah afektif sebelum diberikan
pembelajaran kimia dengan praktikum di laboratorium sebesar 2,86 dan rata-rata ranah
afektif postes setelah pembelajaran dilakukan dengan praktikum di laboratorium sebesar
3,62. Terlihat adanya peningkatan rata-rata skor afektif antara pretes dan postes. Hal itu
menunjukkan bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan dengan praktikum di
laboratorium berpengaruh positif terhadap hasil belajar afektif siswa.
Hasil Belajar Psikomotorik
Penilaian psikomotorik ini dilaksanakan ketika siswa melaksanakan praktikum.
Hasil analisis terhadap rata-rata kedua kelas termasuk dalam kategori baik. Nilai ratarata kelas eksperimen adalah 82 dan kelas kontrol 77. Perbandingan hasil belajar ranah
psikomotorik pada kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan
praktikum aplikatif berorientasi CEP dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
menggunakan metode praktikum setelah penelitian dimuat pada Gambar 4.3.
Keterangan aspek penilaian :
1 = persiapan alat dan bahan
2 = keterampilan menggunakan alat
3 = ketepatan prosedur praktikum
4 = kerjasama
5 = mengamati hasil praktikum
6 = Kebersihan alat dan ruang
7 = menyampaikan hasil praktikum
8 = pembuatan laporan

Rata-rata nilai semua indikator dalam kemampuan psikomotor antara kelas


eksperimen dengan kontrol menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap
penggunaan pembelajaran dengan metode praktikum aplikatif berorientasi CEP pada
kelas eksperimen dan metode praktikum pada kelas kontrol. Pada semua aspek terlihat

kelas eksperimen memiliki rata-rata psikomotorik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen menggunakan metode
pembelajaran praktikum aplikatif berorientasi CEP. Metode tersebut dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya akan menghasilkan produk yang bermanfaat
dan bernilai ekonomis sehingga siswa akan cenderung lebih tertarik mengikuti pelajaran.
Ketertarikan siswa tersebut ditunjukkan dengan melakukan praktikum secara sungguhsungguh dan semua siswa ikut berpartisipasi aktif dalam praktikum.
Hasil Angket Tanggapan Siswa
Berdasarkan hasil analisis angket tanggapan siswa dalam penelitian ini dapat
disimpulkan pada kelas eksperimen siswa menyukai pembelajaran dengan
implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP. Hasil angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dengan implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP dapat
dilihat pada Gambar 4.4.

Hasil angket menyatakan bahwa hampir semua pertanyaan dari 15 pertanyaan,


siswa memilih kategori sangat setuju dan setuju. Hal ini mendukung hipotesis bahwa
implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP berpengaruh terhadap hasil belajar
kimia materi pokok koloid siswa kelas XI. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan
positif dengan memilih kategori sangat setuju dan setuju terhadap masing-masing
indikator yang terdapat dalam angket.
Metode pembelajaran yang diberikan oleh peneliti merupakan metode yang
menarik bagi siswa sehingga siswa selalu hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran dan
membuat siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Hasil ini didukung dengan ratarata skor afektif siswa aspek kehadiran kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Begitu juga rata-rata skor afektif aspek perhatian dalam mengikuti
pelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dengan kategori sangat tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol dengan kategori tinggi.
Hasil tanggapan siswa secara keseluruhan menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP pada kelas eksperimen
membuat siswa memahami materi koloid dengan lebih baik, sehingga hasil belajarnya
lebih maksimal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat kelebihan pembelajaran
kimia dengan implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP, yaitu sebagai berikut:
(1) lebih tercipta suasana pembelajaran kimia yang menyenangkan dan menarik karena
siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bagi siswa adalah hal yang
baru, (2) siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah, (3) guru lebih sebagai fasilitator
sehingga siswa dapat mengembangkan aktivitas dan lebih memahami materi, (4) terjadi
kerjasama antar kelompok dalam kegiatan praktikum maupun pembelajaran di kelas, (5)
siswa dapat lebih kreatif dan inovatif, dan (6) dapat menumbuhkan motivasi untuk
berwirausaha.
Selain keunggulan, pada pembelajaran dengan implementasi praktikum aplikatif
berorientasi CEP dalam pembelajaran kimia juga terdapat kekurangan yaitu

memerlukan peralatan dan bahan praktikum yang tidak biasa ada di laboratorium dan
membutuhkan biaya yang cukup karena adanya produk.
Solusi untuk mengatasi kekurangan pada pembelajaran dengan implementasi
praktikum aplikatif berorientasi CEP agar proses pembelajaran berjalan lancar yaitu
peralatan dan bahan praktikum yang tidak biasa ada di laboratorium dibawa sendiri oleh
siswa maupun guru, dan merancang praktikum aplikatif berorientasi CEP dengan lebih
kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan bahan disekitar yang mudah didapatkan
untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif, afektif,
dan psikomotorik kimia siswa yang diberi pembelajaran dengan implementasi praktikum
aplikatif berorientasi CEP lebih baik daripada hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik kimia siswa yang diberi pembelajaran dengan metode praktikum, serta
adanya tanggapan yang baik dari siswa terhadap implementasi praktikum aplikatif
berorientasi CEP pada materi koloid yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik kimia siswa di SMA Negeri 4 Magelang yaitu
sebesar 64%.
Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini antara lain
guru kimia yang melaksanakan pembelajaran dengan metode praktikum aplikatif
berorientasi CEP sebagai salah satu variasi metode pembelajaran dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam
merencanakan kegiatan praktikum serta siswa lebih dimotivasi untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode
praktikum aplikatif berorientasi CEP terhadap materi pokok yang berbeda agar dapat
mengetahui keefektifan metode pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mulyati.1994. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.
Surabaya: Airlangga University Press.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
_________________. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
_________________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
_________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta.
Berman, A., I.M. Verner, & S. Aroshas. 2007. The Teaching Calculus with Applications
Experiment Succeeded-Why and What Else?. Israel : Faculty of Mathematics
Department of Education in Technology and Science Technion Israel Institute
of Technology.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2, Kimia
Koloid (143-152). Jakarta: Erlangga.
Depdiknas, 1999. Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Menengah Umum
1994 Suplemen 1999. Jakarta.
Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Erwina, A. J. A. 2012. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium
Real Terhadap Sikap Ilmiah Siswa dan Hasil Belajar Kimia SMA Pada Pokok
Bahasan Larutan Penyangga. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.

Hananta, Ari. 2009. Kimia 2 untuk SMA/ MA Kelas XI, Bab 10 Sistem Koloid (92-120).
Jakarta: Setiaaji.
Haniatun. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Students Teams Achievement Divisions (STAD) Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Menggunakan Praktikum Aplikatif Berbasis Life
Skill. Skripsi. Semarang : FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Hofstein, Avi. 2004. The Laboratory in Chemistry Education: Thirty Years of Experience
with Developments, Implementation, and Research. Chemistry Education:
Research and Practice 2004, Vol. 5, No. 3, pp. 247-264. Israel: The Weizmann
Institute of Science, Department of Science Teaching.
Mansor, M. & N. Othman. 2011. Consulting-Based Entrepreneurship Education in
Malaysian Higher Education Institutions. 2011 International Conference on Social
Science and Humanity IPEDR vol.5 (2011) (2011) IACSIT Press, Singapore.
Morgil, I., H.G. Seyhan, & N. Secken. 2009. Investigating the Effects of Project-Oriented
Chemistry Experiments on Some Affective and Cognitive Field Components.
Journal of TURKISH SCIENCE EDUCATION v.6, n.1, April 2009, pp.89-107.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mursiti, S., T. Wahyukaeni, & Sudarmin. 2008. Pembelajaran dengan Pendekatan
Chemoentrepreneurship dan Penggunaan Game Simulation sebagai Media
Chemoedutainment untuk Meningkatkan Hasil Belajar, Kreativitas, dan Life Skill.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008. Semarang : Jurusan Kimia
FMIPA UNNES.
Purba, Michael. 2006. Kimia Jilid 2 untuk SMA Kelas XI, Bab 10 Koloid (281-302).
Jakarta: Erlangga.
Roestiyah N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ruseffendi, E.T. 1994. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sudjana, Nana . 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. 92 .
2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.
. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sukarja. 2006. Peningkatan Mutu Pembelajaran Kimia SMA dengan Menggunakan
Teaching Guide Berbantuan Komputer. VIII (2): 256-273.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta, Bab 13 Larutan dan
Sistem Koloid (489-561). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supardi, K. I. & G. Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II, Bab 2 Kimia Koloid (25-28).
Semarang: UPT UNNES Press.
Supartono. 2006. Peningkatan Kreativitas Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kimia
dengan Pendekatan Chemoentrpreuneurship (CEP). Usulan Research GrantProgram Hibah A2. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Supartono, N. Wijayati, & A.H. Sari. 2009. Kajian Prestasi Belajar Siswa SMA dengan
Metode Student Teams Achievement Divisions melalui Pendekatan
Chemoentrepreneurship. Jurnal Inovasi Pendidkan Kimia, Vol. 3 No. 1, 2009.
Semarang : Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Supartono, Saptorini, & D.S. Asmorowati. 2009. Pembelajaran Kimia Menggunakan
Kolaborasi Konstruktif dan Inkuiri Berorientasi Chemoentrepreneurship. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No. 2, 2009. Semarang : Jurusan Kimia FMIPA
UNNES.
Sutadi, Rusda Koto. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 93 Tobin,
K.G. (1990). Research on science laboratory activities: In pursuit of better
questions and answers to improve learning. School Science and Mathematics,
90, 403-418.
Utomo, M. Pranjoto. 2010. Penerapan Praktikum Berorientasi Aplikasi Pada Mata Kuliah
Praktikum Kimia Anorganik I dan II. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia 2010. Yogyakarta : Jurusan Kimia FMIPA UNY.
Winarti, W. dkk. 2006. Kimia untuk SMA/MA XI, Bab 10 Koloid (188-203). Surakarta:
Mefi Caraka.
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press.

Anda mungkin juga menyukai