Kelompok 1:
Iryanti Rina Paramita
Rizka Fitrianingtyas
Rizky Premai Kurniasih
Suci Samudera S
(01)
(02)
(03)
(04)
PENGERTIAN
Pneumonia adalah infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru. (Arif mansjoer,
2001).
Pneumonia adalah peradangan akut
parenkim paru yang biasanya berasal dari
suatu infeksi. ( S. A. Frice. 2005)
Pneumonia adalah kondisi peradangan
akut pada paru-paru dimana alveolus dan
bronkhus yang lebih kecil terisi oleh eksudat
radang. (JM. Gibson, MD, Mikrobiologi dan
Patologi Modern, hal. 111)
ETIOLOGI
Pneumonia adalah Streptococus
pneumonia dan Haemophillus influenzae. Pada
bayi dan anak kecil ditemukan Staphylococcus
aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat
dengan angka mortalitas tinggi. (Arif mansjoer,
dkk)
1. Bakteri: Stapilokokus, Streplokokus, Aeruginosa,
Penyebab
Eneterobacter
2. Virus: virus Influenza, Adenovirus
3. Micoplasma pneumonia
MANIFESTASI KLINIK
Ronchii
Krekel (bunyi paru tambahan)
Cyanosis
Leukositosis
Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
Sakit kepala
Kekakuan dan nyeri otot
Berkeringat
Demam dan menggigil akibat proses peradangan
Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia
apabila infeksinya serius
Nyeri pleura akibat peradangan dan edema
Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan
mucus, yang dapat menyebabkan atelektasis absorpsi
PATOFISIOLOGIS
Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat
adanya serangan agen infeksius yang bertransmisi atau di
tularkan melalui udara. Namun pada kenyataannya tidak
semua penyakit pernapasan di sebabkan oleh agen yang
bertransmisi dengan cara yang sama.
Pada dasarnya agen infeksius memasuki saluran
pernapasan melalui berbagai cara seperti inhalasi (melaui
udara), hematogen (melaui darah), ataupun dengan
aspirasi langsung ke dalam saluran tracheobronchial.
Selain itu masuknya mikroorganisme ke dalam saluran
pernapasan juga dapat di akibatkan oleh adanya perluasan
langsung dari tempat tempat lain di dalam tubuh. Pada
kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk
melalui inhalasi dan aspirasi.
Pasien
yang
berada
di
ruang
perawatan
intensive
(ICU/ICCU=Intensive Coronary Care Unit). Pasien yang dilakukan
tindakan ventilator (alat bantu nafas) endotracheal tube sangat
beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan
mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah
kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke
rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi
dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman
dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi
irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya
mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri
atau virus.
Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar
sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi
merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia,
dimana
dengan
tidur
berbaring
statis
memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi
media berkembangnya bakteri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau
dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen
tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap
pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai
yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
Oksigen 1-2 L/menit.
IVFD (Intravenous Fluid Drop) dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, +
KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan,
kenaikan suhu, dan status hidrasi.
PENCEGAHAN
Tindakan preventif memberikan perawatan antisipatif dan preventif
adalah tindakan perawatan yang penting (Suzanne C. Smeltzer,dkk ).
Setiap kondisi yang menghasilkan lendir atau obstruksi bronkial dan
mengganggu draniase normal paru menahun meningkat, kerentanan
pasien terhadap pneumonia.
Tindakan preventif :ringankan batuk dan pengeluaran sekresi.
Pasien imunosupresif dan pasien dengan jumlah neutrofi rendah
(neutropeni=kekurangan sel darah putih) adalah mereka yang berisiko.
Tindakan preventif : lakukan tindak kewaspadaan khusus terhadap
infeksi.
Individu yang merokok adalah mereka yang beresiko, karena asap
rokok mengganggu baik aktifitas mukosiliari dan makrofag.
Tindakan preventif : anjurkan individu untuk berhenti merokok.
Setiap pasien yang berbaring secara pasif di tempat tidur dalam waktu
yang lama yang secara relatif imobil dan bernafas dangkal berisiko
terhadap bronkopneumonia.
Tindakan preventif : sering mengubah posisi.
MATUR NUWUN