hingga ratusan kilogram. Jalannya sangat lambat, terseok-seok di atas pasir. Ia ke pantai hanya
untuk bertelur. Dalam 1 periode (biasanya 2 minggu), ia bisa naik ke pantai 4-6 kali untuk
bertelur. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa setiap kali ia naik ke pantai, ia pasti bertelur.
Apabila ia tidak menemukan tempat yang bagus untuk bertelur, maka ia akan kembali ke laut.
Dari sekitar 6 kali pendaratan, mungkin hanya 1-2 kali bertelur. Bahkan, mungkin tidak
bertelur sama sekali. Dalam sekali bertelur bisa ratusan butir. Namun, dari ratusan butir telur
yang menetas menjadi tukik (anak penyu), hanya sebagian kecil saja yang dapat dewasa dan
bertelur.
Cerita di atas adalah gambaran proses perkembangbiakan salah satu penyangga
kehidupan laut yang sangat penting yaitu Penyu. Indonesia sendiri selain sebagai tempat
peneluran juga berperan sebagai tempat mencari makan 6 jenis penyu dari 7 jenis penyu laut
yang ada di dunia (Ditjen PHKA). Penyu merupakan satwa laut yang termasuk dalam kelompok
reptilia yang memiliki daerah jelajah yang sangat luas. Penyu mendiami laut tropis dan subtropis di seluruh dunia yang diperkirakan telah mendiami bumi lebih dari 100 juta tahun.
Penyu laut berbeda dengan kura kura, jika dilihat sepintas memang mereka terlihat
sama. Ciri yang paling khas untuk membedakannya yaitu bahwa penyu tidak dapat menarik
kepalanya ke dalam apabila merasa terancam. Di dunia terdapat tujuh spesies penyu, enam
diantaranya ditemukan di perairan Indonesia, yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik
(Eretmochelys imbricata), Penyu Tempayan (Caretta caretta), Penyu Lekang/Abu-abu
(Lepidochelys olivacea), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), dan Penyu Pipih (Natator
deprestus). Spesies yang banyak ditemukan dan memiliki wilayah jelajah yang luas di perairan
Indonesia adalah penyu hijau dan diikuti oleh penyu sisik..
Populasi Penyu kini terancam. Diperkirakan lebih dari 7.700 ekor penyu menjadi
korban penangkapan jaring atau pancing setiap tahunnya. Ini hanya dari penangkapan jaring dan
pemancingan yang tidak disengaja di laut. Jika penangkapan secara sengaja dimasukkan, tentu
angka tersebut akan menjadi jauh lebih besar. Penyu-penyu tersebut ada yang dijadikan santapan
seperti sup penyu, makanan, perhiasan. Kehidupan mereka terancam akibat beberapa perilaku
(jahil) manusia. Ulah segelintir manusia kini tengah mengancam keseluruhan kehidupan
manusia.
Ancaman Terhadap Penyu
Keberlangsungan hidup penyu menghadapi beberapa ancaman yang dapat datang baik
dari perilaku manusia, maupun binatang dan alam. Namun, ancaman terbesar tetap datang dari
tindakan dan perilaku manusia. Tindakan dan perilaku manusia dimaksud selain yang telah
disebutkan di atas adalah mengambil dan memperdagangkan telur penyu, mengkonsumsi daging
penyu, memperdagangkan penyu, membuang sampah di laut seperti gabus putih/ styrofoam yang
jika termakan oleh anak penyu (tukik) akan menyebabkan kematiannya. Selain itu
tindakan membangun tembok pengaman di pantai tempat penyu bertelur, adanya cahaya yang
dapat menghalangi penyu untuk mendarat ke pantai untuk bertelur, adanya aktivitas manusia di
malam hari di pantai tempat penyu bertelur, menyebabkan gangguan terhadap penyu.
Ancaman alami dalam kehidupan penyu berasal dari siklus mata rantai makanan dalam
ekosistem, diantaranya adalah biawak yang sering memakan telur penyu di pantai, kepiting yang
sering memakan anak penyu di pantai. Kemudian, ketika di laut, anak-anak penyu juga harus
bertarung menghadapi maut yang ditebar oleh Ikan Kerapu dan Hiu, dua diantara sekian
pemangsa yang harus dihadapi anak penyu untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila dari 100 butir telur penyu yang menetas, hanya sekitar 2 (dua) ekor saja yang
dapat tumbuh menjadi dewasa. Penyu tersebut harus mampu bertahan hidup hingga umur 25
tahun, karena pada umur itulah penyu dapat bertelur. Itu pun bila penyu yang masih bertahan
hidup tadi adalah penyu betina, karena penyu jantan tidak bertelur! Jadi, betapa kecilnya
peluang penyu untuk dapat menambah jumlah populasinya di alam.
Manfaat Nyata Penyu
Penyu merupakan satwa yang tidak cuma unik dan lucu, tetapi sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Hanya dengan membiarkannya saja hidup bebas di habitatnya, tanpa
melakukan sesuatu yang dapat menganggu kehidupannya, maka penyu akan memberikan banyak
manfaat. Manfaat tersebut mencakup aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor
perikanan (beserta efek penggandanya), menjaga keseimbangan mata rantai ekosistem, ilmu
pengetahuan, pengembangan ekowisata.
penting dalam menyebar nutrisi ke laut melalui kotorannya. Kotoran ini menjadi pupuk atau
pakan bagi tumbuhan dan hewan laut lainnya.
Berbeda lagi halnya dengan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu jenis ini
adalah pemakan terumbu karang yang tidak sehat sehingga terumbu karang menjadi sehat
kembali. Sehatnya terumbu karang menjadi sumber makanan yang baik dan menjadi tempat
hidup (habitat) ikan berkembang biak. Pada akhirnya, ini akan menjadikan daerah tersebut
menjadi sumber perikanan (lebih banyak ikan untuk ditangkap).
bagi
pengembangan
ekowisata. Snorkeling,
menyelam (diving),
bermain
UPAYA PENYELAMATAN
Penyu telah terdaftar dalam daftar Apendiks I Konvensi Perdagangan Internasional
Flora dan Fauna Spesies Terancam (Convention on International Trade of Endangered Species CITES). Konvensi tersebut melarang semua perdagangan internasional atas semua produk/hasil
yang datang dari penyu, baik itu telur, daging, maupun cangkangnya. Kita sendiri dapat
menolong untuk melestarikan spesies penyu laut, yaitu dengan beberapa cara yaitu:
1.
2.
Tidak menggunakan barang-barang yang terbuat dari cangkang penyu (mis: bingkai
kacamata, dll)
3.
Tidak membuang sampah plastik danbenda-benda lain yang berbahaya ke dalam laut.
Penyu tertentu dapat salah mengartikan plastik sebagai makanan mereka yaitu ubur-ubur,
sehingga menyebabkan sakit atau kematian penyu yang memakannya.
4.
Tidak mengganggu penyu yang sedang bertelur karena mereka dapat menghentikan proses
bertelur apabila merasa terancam.
5.
6.
Menjaga kesehatan terumbu karang kita. Terumbu karang yang sehat merupakan tempat
makan dan tempat tinggal yang baik untuk penyu.
7.
Penutup
Penyu merupakan satwa laut yang seharusnya dilindungi tidak hanya oleh pemerintah,
tetapi juga regulasi dan perjanjian internasional seperti yang telah dilakukan negara ini dengan
menandatangai kesepakatan (Memorandum of Understanding) dalam Indian Ocean and South
East Asian on Turtle Conservation and Convention on Migratory Species pada Agustus 2008
lalu dan penetapan peraturan lainnya. Produk hukum ini diperlukan, tetapi tidak
cukup (necessary but not sufficient). Masih dibutuhkan tindakan lebih dari sekedar bentuk
pengawasan pelaksanaan regulasi dan penindakan hukum secara tegas yaitu berupa tindakan
penyadaran terhadap mereka yang masih menangkap, memperdagangkan (dan mungkin bagi
mereka yang mengkonsumsi) produk penyu. Oleh karena itu setiap warga negara yang tinggal di
negara ini haruslah berperan aktif melindunginya.
Jika kecenderungan penurunan populasi penyu seperti sekarang terus berlanjut, maka
diprediksi Penyu belimbing akan punah dalam 10 tahun mendatang dan Penyu sisik akan hilang
dalam 7 tahun mendatang. Nasib Penyu Hijau juga tidak akan jauh berbeda. Hilangnya penyu
berarti hilangnya manfaat yang ada padanya dan hilangnya fungsi penyangga yang diembannya.
Menghindari konsumsi produk yang dihasilkan dari penyu seperti sup penyu yang kita santap
maupun pembelian cinderamata dan hiasan rumah yang terbuat dari penyu akan sangat
membantu upaya pelestariannya.
Mudah-mudahan kita selalu sadar bahwa keberadaan penyu akan mempengaruhi
sebagian kesejahteraan umat manusia lainnya seperti nelayan yang menggantungkan hidupnya
pada ketersediaan ikan, keanekaragaman hayati yang akan diwariskan kepada anak cucu kita
sehingga kita tidak menjadi makhluk yang terlalu egois yang hanya mengejar hasrat dan fantasi
konsumsi tak-terbatas di dunia sumber dayanya terbatas.